Sudah hampir dua minggu sejak Evelyn terbangun dari komanya. Dan selama itu pula, Leonardo tak pernah sekalipun membiarkannya sendirian. Lelaki itu selalu ada di sisinya, meski keduanya masih terjebak dalam kecanggungan tanpa nama.
Hari itu, dokter yang biasa memeriksa Evelyn sedang cuti, sehingga seorang dokter baru menggantikannya. Namanya dr. Arvino, dokter muda dengan senyum ramah dan gaya bicara yang tenang. Ketika ia masuk ke ruangan, Evelyn menyambutnya dengan anggukan pelan, dan Leonardo hanya berdiri di dekat jendela sambil mengamati
Dr. Arvino
Evelyn, bagaimana perasaanmu hari ini?
(tanyanya sambil mengecek tekanan darah)
Evelyn Anastasia L. A
Lebih baik... terima kasih, Dok
(senyum kecil)
Tatapan dr. Arvino cukup lama tertuju padanya, bukan tatapan biasa, melainkan seperti tatapan seseorang yang tertarik secara pribadi. Leonardo melihat itu. Dan detik itu juga, bola matanya menyipit tajam. Ia berjalan pelan mendekat lalu berdiri di sisi tempat tidur Evelyn.
Leonardo Maximus Alvarez
Kalau sudah selesai, aku ingin bicara berdua dengan istriku
(dingin)
Dr. Arvino sedikit terkejut, namun segera mengangguk dan pamit keluar.
Setelah ruangan kembali hening, Evelyn memutar tubuhnya menatap Leonardo.
Evelyn Anastasia L. A
Kamu nggak suka dokter itu?
(sedikit geli melihat ekspresi tak suka suaminya)
Leonardo Maximus Alvarez
Dia terlalu banyak menatapmu
(melipat tangan di dada)
Evelyn Anastasia L. A
Dia cuma memeriksa pasiennya, bukan wanita yang dia incar
(ujarnya menggoda)
Leonardo tidak menjawab, tapi sorot matanya tetap tajam. Evelyn lalu menyipitkan mata curiga.
Evelyn Anastasia L. A
Apa kamu selalu seperti ini ke aku sebelum aku kehilangan ingatan? (tanyanya dengan nada pelan)
Leonardo terdiam sesaat, menatap Evelyn dalam-dalam sebelum berkat
Leonardo Maximus Alvarez
Kau berbeda sekarang Tapi entah kenapa, aku lebih bisa melihatmu sekarang
Evelyn Anastasia L. A
Melihatku bagaimana?
(mengerutkan kening)
Leonardo Maximus Alvarez
Sebagai seseorang yang… seharusnya tak pernah kulepaskan
(gumam Leonardo)
Hening. Jantung Evelyn berdetak cepat. Ia tidak tahu kenapa kalimat itu menimbulkan gejolak aneh di dadanya. Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, suara ketukan di pintu menyela.
Evelyn Anastasia L. A
Masuk
(ucap Evelyn cepat)
Pintu terbuka dan tiga wanita masuk hampir bersamaan. Clarissa, Isadora, dan seorang wanita dengan jas putih yang sepertinya datang dari lantai atas
Clarissa Knightley
Evelyn!
(seru Clarissa)
Isadora Rose Montgomery
Maaf baru bisa datang sekarang! Kami langsung dari konferensi medis di luar kota
(senyum hangat)
Leonardo mundur selangkah, memberi ruang pada Evelyn dan teman-temannya. Tapi sorot matanya tetap terpaku pada Evelyn. Tatapan yang sebelumnya penuh kebingungan, kini perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam.
Dan Evelyn… meski belum sepenuhnya pulih, hatinya mulai bisa membedakan antara kasih yang berpura-pura dan perhatian yang perlahan tumbuh menjadi nyata.
Comments