Keluarga Narendra

"Hush! Kalian ini kalau sudah ngomongin orang, nggak inget waktu sama nggak inget tempat," sahut Pak Harsa.

Obrolan dari kedua orang yang di cintainya itu sedikit mengganggu konsentrasi nya yang sedang membaca berita online.

"Ayah bisa saja. Emang Ayah tidak penasaran dengan kelakuan Dirga belakangan ini?" tanya Bu Ninta kepada suaminya.

"Penasaran sedikit, tapi tidak harus heboh kaya Ibu dan Nancy barusan," ledek nya pada sangat istri.

"Yah, kalau memang Mas Dirga beneran lagi jatuh cinta bagaimana?" kali ini giliran Nancy yang bertanya.

"Ya... nggak gimana-gimana. Bagus malah. Mas mu itu kan memang sudah waktunya untuk memiliki pendamping hidup. Usia nya sudah sangat cukup untuk membina biduk rumah tangga. Dua puluh delapan tahun bukan usia anak-anak remaja lagi. Teman-teman Ayah malah sudah banyak yang menimang cucu," jawabnya sambil menatap buah hatinya.

"Betul sekali Yah. Ibu juga sudah kepingin nimang cucu. Temen-temen Ibu ada yang sudah punya cucu lebih dari satu, sekalinya ngumpul rame. Ibu juga pingin kaya gitu, supaya rumah kita rame dan seru," terlihat mata Bu Ninta berbinar. Sembari bicara tapi pikirannya sudah ke mana-mana.

"Ih, Ibu ko jadi latah gitu sih," jawab Nancy menggoda Ibunya.

"Wajar dong Nancy sayang. Ayah dan Ibu itu sudah tua. Selain cucu apa lagi yang kami inginkan. Tentu saja kebahagian anak-anak beserta keluarganya kelak."

"Apa kamu mau duluan yang kasih kita cucu?" timpal Pak Harsa.

"Ih, Ayah apa sih. Nancy kuliah saja belum beres. Gimana mau mikirin masalah anak," katanya sambil sedikit manyun.

"Hahhaha, ya barangkali saja. Kamu yang sudah lebih dulu punya calon ketimbang Mas mu. Toh, tidak masalah juga walau masih kuliah," seru sang Ayah.

"Nancy masih mau fokus selesaikan kuliah dulu. Menikmati masa-masa pengabdian sebagai calon dokter."

"Yang calon dokter...!" goda Bu Ninta.

"Ih... Ibu.. Emang Ibu tidak bangga kalau anaknya yang cantik ini jadi dokter?"

"Ya tentu saja Ibu sama Ayah bangga dong. Masa tidak bangga..!"

"Oh iya Yah, apa Ayah tidak mau kenalin Mas Dirga dengan anak rekan-rekan kerja Ayah?"

"Maksud kamu, Mas mu kami jodohin begitu?" tanya Pak Harsa.

"Dikenalin Yah, bukan dijodohin. Beda dong," bela Nancy.

"Sama saja," sahut Pak Harsa.

"Ayah tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Dulu saat kita kenalkan Dirga dengan Sisy, kita sudah berharap bahwa perjalanan mereka akan mulus. Kamu juga lihat, betapa Mas mu sangat menyayangi Sisy kala itu. Tapi siapa yang menyangka kalau Tuhan memiliki takdir yang lain. Manusia hanya berencana tapi Tuhan yang menentukan."

"Nancy nggak tega deh saat Mas Dirga terpuruk dulu. Betapa pengkhianatan Mba Sisy membuatnya trauma dan sempat kehilangan arah."

"Yaa, Sisy tidak menyadari betapa Mas mu itu sesungguhnya sangat mencintai dan menyayanginya. Tapi, ya sudah lah, itu cerita masa lalu. Tidak ada yang benar dan yang salah dalam situasi itu, semuanya terjadi karena kehendak yang Maha Pemilik hati," kata Bu Ninta bijak.

"Makanya dari itu, Ayah tidak mau terlalu membebankan masalah pernikahan pada Dirga. Biarkan Ia mencari tambatan hatinya sendiri. Baik buruk nya, biarkan Dia sendiri yang mencari dan mengetahuinya."

"Apa Ayah tidak punya kriteria calon menantu. Maksudnya, apa Ayah akan menerima saja calon istrinya Mas Dirga nanti?"

"Yang akan menjalankan hidup berumah tangga itu kan Mas Dirga, jadi biarkan saja dia memilih dan merasakannya. Ayah dan Ibu tidak akan ikut campur. Yang terpenting perempuan itu dari keluarga baik-baik, itu saja. Dan pastinya Mas Dirga bahagia dengan pilihannya," jelas Harsa pada akhirnya.

"Apa hal itu juga berlaku buat Nancy, Yah?"

"Ya tentu saja. Kamu juga anak Ayah dan Ibu. Semua nya mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dari kami. Termasuk urusan pilihan hati."

"Ibu dan Ayah percaya, kedua anak kami yang tampan dan cantik ini, akan bersikap dewasa dalam menentukan pilihan hidupnya kelak. Hanya kebahagian dari kalian yang kami harapkan."

Ketiganya nampak tersenyum.

Kehangatan keluarga Narenda selalu membawa angin positif bagi siapapun yang mengenalnya. Termasuk bagi para pegawai rumah tangga di rumah itu. Mereka sangat menyayangi seluruh anggota keluarga itu.

Dari Pak Harsa yang memiliki sifat kearifan dan bijaksananya.

Ibu Ninta, seorang wanita cantik yang sederhana namun elegan. Orang kaya yang tidak menampakkan kekayaannya kapanpun dan dimanapun.

Nancy, gadis dua puluh satu tahun, yang memiliki tubuh tinggi dan langsing. Calon dokter, cita-cita yang diimpikannya sejak kecil. Seorang gadis pada umumnya, memiliki sifat yang menurun dari sang Ibu. Sederhana dan tidak sombong.

Dan Dirga, putra sulung keluarga Narendra. Seorang pria yang patut dijadikan menantu idaman oleh rata-rata orang tua yang memiliki anak gadis. Pria ramah dan baik hati. Yang tak segan mengerjakan sesuatunya sendiri, baik urusan makanan atau pekerjaan rumah tangga.

Kebaikan hati mereka semua membuat para pegawai betah kerja di rumah itu. Seperti Bi Tinah, yang menghabiskan separuh usianya di keluarga Narendra. Dia memulai bekerja sejak awal mula pernikahan Pak Harsa dan Bu Ninta. Hingga Ia kini sudah memiliki suami, yaitu Mang Sasta, sesama pekerja di rumah itu, dan juga sudah memiliki anak dan cucu yang tinggal di kampung.

Bi Tinah dan Mang Sasta sudah di anggap seperti keluarga bagi Pak Harsa dan keluarga. Mereka saksi perjalanan rumah tangga yang dibangun di atas tali perjodohan antara dua keluarga. Dari lahirnya Dirga hingga Nancy, juga peristiwa kegugurannya Bu Ninta saat mengandung buah hati yang ketiga dulu kala.

Jadi tidak aneh jika saat ini Bi Tinah juga tahu kalau ada yang tidak beres dengan Tuan mudanya itu.

"Maaf Bapak, Ibu dan Non Nancy. Makan siangnya sudah siap," kata Bi Tinah yang datang dari arah ruang makan.

"Iya Bi. Makasih," jawab Harsa.

Belum sempat Bi Tinah berbalik, Bu Ninta bersuara.

"Oh iya. Bi Tinah bisa tolong panggil Mas Dirga untuk turun?"

"Baik Bu. Bibi akan panggilkan," katanya seraya melangkahkan kakinya menuju ke tangga.

"Makasih yah Bi."

***

Terpopuler

Comments

Yani Yani

Yani Yani

banyak perkenalan tokohnya Thor,,,

2020-10-25

2

lihat semua
Episodes
1 Terbangun Di Kamar Hotel
2 Mencari Informasi
3 Bobby Bercerita
4 Cinta Dirga Pada Pandangan Pertama
5 Cerita Versi Bobby
6 Apakah Aku Telah Ternoda?
7 Panggilan Interview
8 Amelia Gugup
9 Kita Bertemu Lagi, Nona!
10 Cerita Versi Dirga
11 Dirga Masih Bercerita
12 Pulang
13 Kunjungan Mantan
14 Akhir Riwayat Sisy
15 Bercengkrama
16 Memori Indah Dirga Yang Sebenarnya
17 Kegalauan Hati Dirga
18 Keluarga Narendra
19 Aku Sedang Menyukai Seorang Gadis
20 Kunjungan Pertama Dirga
21 Sejujurnya Aku Rindu Kamu
22 Permintaan Maaf Aron
23 Bobby Diterima Bekerja
24 Kenapa Kamu Ada Dimana-mana?
25 Karena Saya Menyukaimu, Amelia
26 Pesonamu Membuatku Tersiksa
27 Hari Pertama Pengawalan
28 Hang Out Bersama Anya
29 Mengunjungi Butik
30 Kedatangan Big Boss
31 Makan Siang Denganmu
32 Kamu Membuatku Tak Berkutik
33 Kecurigaan Anya
34 Bobby! Aku Ingin Cerita
35 Perputaran Staf Divisi
36 Perkenalan Cintya
37 Divisi Keuangan
38 First Kiss
39 Santap Siang Dirga Yang Lezat
40 Kecurigaan Keluarga Narendra
41 Ada Apa Dengan Juna Dan Nancy?
42 Rasa Yang Tersembunyi
43 Ojek Langganan
44 Keseruan Makan Siang
45 Wejangan Ibu Susi
46 Kencan? Di Kantor?
47 Rindu Dirga Yang Tertahan
48 Aku Mencintaimu, Amelia
49 Ruangan Yang Memanas
50 Resmi Berpacaran
51 Bobby, Si Teman Curhat
52 Obrolan Kakak Adik
53 Ikut Ngantor
54 Mantan Atau Wanita Lain Di Hati Kamu?
55 Kesal Atau Cemburu?
56 Cemburu
57 Bad Mood
58 Ada Apa Denganmu?
59 Curhat
60 Salah Paham
61 Dingin Atau Malah Panas?
62 Cerita Mang Sasta
63 Bertemu
64 Bertemu Calon Mertua
65 Gagal Untuk Kesekian Kali
66 Obrolan Hangat
67 Aku Sudah Tak Tahan
68 Datang Berkunjung
69 Berkenalan
70 Sambutan Hangat
71 Candaan Mesra
72 Telepon tiba-tiba Aron
73 Waspada
74 Aku mengkhawatirkan kamu
75 Obrolan pagi hari
76 Seru dibalik pilu
77 Cumbuan menjijikan
78 Kamu mau apa?
79 Aku ingin kamu mencumbuku
80 Puncak Kenikmatan
81 Kehangatan itu belum berakhir
82 Pindah tempat tinggal
83 Gugup
84 Biarkan aku pingsan saja!
85 Ternyata?
86 Menu pembuka makan siang
87 Makan di kantin
88 Pesta ulang tahun pernikahan
89 Aku malu
90 Will You Marry, Me?
91 Meminta ijin
92 Hari bahagia
93 Ekstra Bab 1
94 Ekstra Bab 2
95 Author Notes
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Terbangun Di Kamar Hotel
2
Mencari Informasi
3
Bobby Bercerita
4
Cinta Dirga Pada Pandangan Pertama
5
Cerita Versi Bobby
6
Apakah Aku Telah Ternoda?
7
Panggilan Interview
8
Amelia Gugup
9
Kita Bertemu Lagi, Nona!
10
Cerita Versi Dirga
11
Dirga Masih Bercerita
12
Pulang
13
Kunjungan Mantan
14
Akhir Riwayat Sisy
15
Bercengkrama
16
Memori Indah Dirga Yang Sebenarnya
17
Kegalauan Hati Dirga
18
Keluarga Narendra
19
Aku Sedang Menyukai Seorang Gadis
20
Kunjungan Pertama Dirga
21
Sejujurnya Aku Rindu Kamu
22
Permintaan Maaf Aron
23
Bobby Diterima Bekerja
24
Kenapa Kamu Ada Dimana-mana?
25
Karena Saya Menyukaimu, Amelia
26
Pesonamu Membuatku Tersiksa
27
Hari Pertama Pengawalan
28
Hang Out Bersama Anya
29
Mengunjungi Butik
30
Kedatangan Big Boss
31
Makan Siang Denganmu
32
Kamu Membuatku Tak Berkutik
33
Kecurigaan Anya
34
Bobby! Aku Ingin Cerita
35
Perputaran Staf Divisi
36
Perkenalan Cintya
37
Divisi Keuangan
38
First Kiss
39
Santap Siang Dirga Yang Lezat
40
Kecurigaan Keluarga Narendra
41
Ada Apa Dengan Juna Dan Nancy?
42
Rasa Yang Tersembunyi
43
Ojek Langganan
44
Keseruan Makan Siang
45
Wejangan Ibu Susi
46
Kencan? Di Kantor?
47
Rindu Dirga Yang Tertahan
48
Aku Mencintaimu, Amelia
49
Ruangan Yang Memanas
50
Resmi Berpacaran
51
Bobby, Si Teman Curhat
52
Obrolan Kakak Adik
53
Ikut Ngantor
54
Mantan Atau Wanita Lain Di Hati Kamu?
55
Kesal Atau Cemburu?
56
Cemburu
57
Bad Mood
58
Ada Apa Denganmu?
59
Curhat
60
Salah Paham
61
Dingin Atau Malah Panas?
62
Cerita Mang Sasta
63
Bertemu
64
Bertemu Calon Mertua
65
Gagal Untuk Kesekian Kali
66
Obrolan Hangat
67
Aku Sudah Tak Tahan
68
Datang Berkunjung
69
Berkenalan
70
Sambutan Hangat
71
Candaan Mesra
72
Telepon tiba-tiba Aron
73
Waspada
74
Aku mengkhawatirkan kamu
75
Obrolan pagi hari
76
Seru dibalik pilu
77
Cumbuan menjijikan
78
Kamu mau apa?
79
Aku ingin kamu mencumbuku
80
Puncak Kenikmatan
81
Kehangatan itu belum berakhir
82
Pindah tempat tinggal
83
Gugup
84
Biarkan aku pingsan saja!
85
Ternyata?
86
Menu pembuka makan siang
87
Makan di kantin
88
Pesta ulang tahun pernikahan
89
Aku malu
90
Will You Marry, Me?
91
Meminta ijin
92
Hari bahagia
93
Ekstra Bab 1
94
Ekstra Bab 2
95
Author Notes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!