"Coba bisa kamu ulangi kalimat yang tadi?" Dirga memancing agar Amelia marah-marah lagi.
Kau sungguh manis ketika marah-marah Nona. Wajah merah merona mu membuatku tidak bisa berpaling. Dirga
"Ah..ehm, maaf...kalimat yang mana?" Amelia tergagap. Dia sungguh malu saat ini. Bagaimana tidak, pertanyaan yang merupakan sebuah bentuk perhatian dari pria itu, malah Ia jawab dengan sedikit emosi.
"Bagian dimana, 'seorang pria yang telah membawa seorang gadis ke sebuah kamar hotel, lalu pergi meninggalkannya, tanpa berani mempertanggung jawabkan perbuatannya."
"Ah yang itu.?" seru Amelia.
Dirga hanya mengangguk, menunggu kata-kata apa yang akan dikeluarkan gadis itu lagi.
"Ah yah, apakah pertanyaanku ada yang salah Tuan Dirga?" Amelia balik bertanya.
"Aku pikir tidak," Dirga menimpali.
"Lantas apa yang ingin anda ketahui?"
"Saya ingin tahu apa yang sejujurnya kamu mau tahu tentang kejadian di malam itu," sahut Dirga sambil tersenyum penuh arti.
"Maksud anda Tuan?" Amelia masih belum mengerti.
"Saya pikir kamu memiliki banyak pertanyaan yang masih belum kamu ketahui jawabannya."
Amelia menyadari, bahwa pria itu memancingnya untuk menanyakan hal-hal yang lebih sensitif mengenai kejadian di malam minggu kemarin.
Ehm baiklah Tuan tampan, mungkin ini memang saatnya aku mengetahui tentang seluruh kejadian di malam itu. Dari mulut dan bibir seksimu langsung. Ah, apa aku sudah gila. Amelia
"Ok.. Begini Tuan Dirga. Ada hal yang sejujurnya memang ingin saya tanyakan pada anda tentang kejadian di hotel."
Dirga masih fokus menikmati kalimat-kalimat yang meluncur dari bibir pink menggoda dari gadis itu.
"Tuan Dirga, maaf sebelumnya bila saya menanyakan hal yang agak sensitif dan terkesan negatif."
"Silakan."
"Euh...Apakah malam itu anda berbuat sesuatu yang tidak pantas kepada saya?"
Dirga sudah menduga pertanyaan yang akan diajukan oleh gadis itu.
"Kamu ingin jawaban jujur atau bohong?"
"Tuan ini aneh, tentu saja saya mau jawaban jujur."
"Jawabannya, tidak."
Benarkah. Amelia
"Apa kamu tidak percaya?"
"Ah..tidak Tuan Dirga, saya hanya merasa jawaban anda tidak sinkron dengan keadaan saya saat bangun di pagi hari."
"Bukankah itu artinya kamu ingin mengatakan kalau saya berbohong?"
"Bukan begitu. Hanya saja..." Amelia menggantungkan kalimatnya, Ia tidak berani meneruskan kata-katanya, Ia bingung dan malu untuk bertanya lebih jauh.
Hei, kamu sudah tercebur, kenapa nggak menyelam sekalian. Author
Teori memang mudah Thor, tapi kenyataannya sungguh sulit. Amelia
Dirga masih menunggu gadis itu bicara.
"Hanya saja, kenapa saat saya bangun, saya berada dalam keadaan tidak berpakaian?" berkata sambil menunduk dan memejamkan mata. Ia sungguh malu. Malu seandainya pria itu telah melihat dirinya utuh tanpa busana meski tidak ada hal yang dilakukan.
"Ehm...pakaianmu basah." Itu saja jawaban Dirga.
"Lantas siapa kah yang melepaskan seluruh pakaian saya?"
"Saya meminta tolong petugas hotel wanita untuk membantu saya melepas pakaianmu yang sudah basah."
Benarkah demikian. Lega sekali rasanya. Tapi....
"Apakah Tuan ada di dalam kamar ketika petugas hotel melepaskan pakaian saya?"
"Ya, tapi di ruangan yang lain."
"Syukurlah," seru Amelia tanpa sadar.
Dirga tertawa kecil di depannya demi mendengar kata syukur yang di ucapan secara spontan dari mulut gadis itu.
"Tapi sejujurnya, saya sungguh menyesal, kenapa saya tidak melakukan hal yang kamu maksudkan yah?" pura-pura menampakkan wajah sesal.
"Apa maksud anda?" Amelia terkaget.
"Ya...saya jadi menyesal kenapa saya tidak melakukan hal yang macam-macam sama kamu, minimal sebelum pergi saya seharusnya tidak perlu bantuan orang lain untuk membuka pakaianmu," Dirga tersenyum nakal dengan kerlingan di sebelah matanya.
Tuhan...pria ini sungguh nakal. Tapi kenapa aku menyukai kenakalan nya. Oh Amelia, kau benar-benar sungguh gila.
***
Setelah pertemuan tak terduga dengan Dirga, pria yang telah membuatnya sempat tidak tenang selama dua hari lamanya. Akhirnya gadis dua puluh dua tahun itu bisa tersenyum lega menikmati kehidupan barunya setelah lulus kuliah.
Hari ini Ia berjanji kepada orang tua nya akan pulang untuk mengunjungi mereka. Mungkin menginap beberapa hari di sana, sambil menunggu hasil tes-tes kerja atau panggilan pekerjaan dari lamaran kerja yang sudah Ia masukkan ke banyak perusahaan.
Aku paling agak siang berangkatnya Bun. Isi chatnya dengan Bunda.
Kenapa, apa ada urusan yang belum selesai? balas bunda.
Enggak ada kok Bun, cuma mau beres-beres rumah aja sebelum ditinggal mudik.
Oalah, orang tinggal melangkah beberapa kilo aja kok, dikata mudik. Kamu lebay banget sih Kak.
Hehehe... Mau jauh atau deket, ya tetep aja dibilang nya mudik Bun. Disini ini kan bukan rumah aku. Sahutnya tak mau kalah.
Iya iya, ya sudah. Yang penting kamu hati-hati di jalan. Kabari kalau sudah berangkat.
Siap Bos.
Amelia mulai membersihkan rumah. Dari kamar, dapur juga ruang tamu, tak luput dari perhatiannya.
Ia memang gadis yang selalu rapi dan tidak suka tempat berantakan apalagi kotor. Bukan berarti Ia gadis sok kota, bukan sama sekali, tapi Ia akan tidak tahan bila melihat sesuatu hal yang menurutnya tidak rapi atau berantakan, seketika jiwa "Inem" nya akan keluar begitu saja.
"Ting"
Ada notif pesan WA masuk. Ternyata dari Boby.
Kamu jadi balik hari ini?
Jadi.
Jam berapa?
Sekitar jam sebelas. Kenapa?
Mau aku anter?
Nggak usah, kamu kan ada panggilan kerja hari ini. Tenang aja, aku bisa naik taksi online.
Ya udah kalo gitu, aku mau nitip sesuatu buat Ibuku yah. Tunggu bentar aku meluncur, sekalian berangkat interview.
Ok
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Atik Winarni
kata nya dirga nakal, tapi amel nya suka,,,!!!!, wadaw,,,!!! udah mulai ada percikan2 asmara niiiih,,,!!!
2021-01-04
3