"Kamu lagi sakit?" Dirga menegur Juna saat hendak keluar ruangan direktur.
"Tidak Pak," jawabnya sambil menunduk.
"Lantas kenapa kamu seperti tidak fokus hari ini?"
"Maaf Pak, sebenarnya...tadi saat kita memasuki gedung, saya seperti melihat Mbak Amelia di lobby bawah."
"Sepertinya, Mbak Amelia ada panggilan kerja di sini."
Tiba-tiba langkah Dirga terhenti. Orang-orang di belakangnya tentu saja heran karena melihat bos mereka berhenti mendadak.
Sebaris senyum nampak di wajah Dirga, Juna tahu itu.
"Kamu, hanya karena sosok perempuan bikin kamu jadi kaya orang bo***!"
Euh... Apa? Oh baiklah...suka-suka anda Bos. Padahal jelas-jelas saya lihat anda tersenyum tadi. Juna
"Pak Lutfi, apa hari ini ada jadwal pemanggilan kerja calon karyawan baru di bagian divisi kepegawaian?" Dirga tiba-tiba berbalik dan bertanya.
Juna hanya menatap tak percaya dengan perkataan bosnya barusan.
"Menurut info yang saya dapat tadi, hari ini Pak Rendy memang ada jadwal menginterview para calon pegawai baru."
"Ada apa yah Pak?"
"Bisa Pak Lutfi antar saya ke ruangannya Pak Rendy?"
"Tentu saja, Pak. Silahkan."
See... Benerkan apa yang aku pikirkan. Dasar Bos Munafik.. Hadeuh. Juna
"Juna saya tahu kamu memikirkan apa," bisik Dirga pada asisten di sampingnya.
Yang di bisiki diam saja tak membalas perkataan bos nya. Percuma saja menghadapi orang yang sepertinya sedang menjadi ABG kembali.
***
Oh Tuhan. Orang itu. Amelia
Amelia melihat beberapa pria yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan, ruangan dimana saat ini Ia sedang menunggu panggilan interview.
Matanya seolah terkunci ketika melihat salah seorang pria tampan diantaranya. Pria tampan itu berdiri paling depan.
Amelia tahu siapa dia.
Setelah Boby menceritakan semuanya kemarin, dia langsung mencari informasi mengenai pria itu di internet. Pikirnya informasi seorang pengusaha terkenal pasti mudah Ia dapatkan. Namun bukan data dan informasi tentang Dirga yang Ia cari, Amelia hanya penasaran dengan wajah dari pria itu. Yang Ia klik hanya poto dan gambar saja.
Makanya tidak aneh meski Ia tidak bertemu dengan Dirga ketika itu, tapi sekarang ia dapat dengan mudah mengenali wajahnya.
Dirga Narendra. Orang ini adalah sosok DNr..? Pria yang kata sahabatnya telah menyelamatkan dirinya tapi malah membawanya ke kamar hotel.
Oh.. Bagaimana aku harus bersikap. Sebenarnya bagaimana dengan perasaanku sendiri saat ini. Marah, kesal atau malah malu demi mengingat aku terbangun dalam keadaan na***.
Apa aku pura-pura aja nggak lihat yah? Pura-pura aja aku nggak kenal. Toh, aku kan memang belum pernah bertemu sebelumnya. Cuma dia aja yang melihatku dalam keadaan tidak sadar. Fix, tarik nafas dari hidung, buang lewat mulut. Tenang. Menunduk saja. Amelia
Rombongan itu masuk ke ruangan HRD. Beberapa menit kemudian, beberapa orang dari mereka keluar ruangan.
Kenapa pria itu tidak keluar juga.
Tiba-tiba saja perasaan tenangnya saat memasuki gedung tadi, menguap begitu saja berganti dengan perasaan was was dan grogi.
Kenapa perasaanku nggak enak yah. Bantu aku ya Allah...
"Amelia Sarawijaya."
Sebuah suara mengagetkan nya.
"Ah iya."
Sembari merapalkan segala doa yang Ia tahu, Ia langkahkan kedua kakinya menuju ruangan personalia.
Saat pertama kali masuk, mata nya langsung menatap dua orang pria yang sedang duduk di atas sofa yang terletak di salah sudut ruangan.
Deg! Ada apa dengan diriku. Kenapa ketika mata ini bertemu dengan kedua mata hitam itu, dadaku tiba-tiba bergemuruh. Amelia.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Tuty Kurniawati
wow hehe amel deg2n
2020-11-01
2