Amelia....
Kenapa akhir-akhir ini bayangan wajahmu membuatku sulit tidur. Apa yang ada pada dirimu yang membuat jantungku selalu berdetak tidak karuan ketika berada di dekatmu. Malah terkadang hanya dengan mendengar suaramu saja, hatiku selalu merasakan gelenyar-gelenyar aneh. Apakah aku harus memeriksakan diriku ke dokter spesialis atau psikiater?
Masih teringat jelas di memori ku, saat pertama kali aku melihatmu. Kau dengan rambut panjangmu yang tergerai indah, terlihat tertawa penuh ekspresi ketika bercanda dengan beberapa teman-temanmu.
Dan saat aku perhatikan ternyata ada sesuatu yang terjadi padamu saat itu, dengan spontan aku ingin sekali menghampirimu dan menanyakan 'apa yang terjadi padamu'. Padahal saat itu aku baru saja bertemu dengan Sisy mantan terindah di dalam kehidupanku yang dulu. Namun demi melihat dirimu yang terlihat menderita, aku tidak pedulikan Sisy yang sepertinya kecewa dengan kepergianku yang terkesan tiba-tiba.
Dan kamu mau tahu Nona, betapa aku tersiksa ketika membawamu ke kamar hotel kala itu. Tersiksa karena sifat kelelakian ku yang tiba-tiba muncul sangat kuat. Padahal selama ini aku bisa mempertahankannya ketika menjalin hubungan dengan kekasih-kekasihku terdahulu, termasuk Sisy salah satunya, yang sering kulihat mati-matian menggodaku secara halus.
Namun hal itu tidak berlaku ketika kita hanya berdua saja di dalam kamar.
Saat aku baru saja menurunkanmu di atas tempat tidur, dengan gerakan yang sepertinya tidak berasal dari dirimu, kamu tiba-tiba saja memelukku. Aku terkejut. Namun aneh, ada perasaan bahagia yang aku rasakan.
Dan ketika itu hanya kata-kata 'panas' yang kamu suarakan. Kulihat tubuhmu bergerak-gerak seolah merasakan sesuatu. Saat itu juga aku tahu bahwa ada seseorang yang telah sengaja membuatmu seperti itu. Maka aku perintahkan Juna, untuk kembali ke cafe dan mencari tahu kebenarannya.
Saat aku kembali ke kamar untuk melihatmu, kamu masih belum selesai dengan penderitaanmu. Sungguh aku kasihan dan juga gemas demi melihat tingkahmu saat itu.
Baru saja aku hendak menghampirimu, meski aku tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan agar kamu keluar dari penderitaan itu, kamu kembali memelukku. Aku yang hanya ingin menemani, karena takut kamu semakin tidak terkendali bila tidak ada orang lain di sampingmu, semakin tersiksa dengan perbuatan yang kamu lakukan.
Dan diluar dugaan, tingkahmu semakin menjadi. Dirimu mencoba untuk melepaskan seluruh pakaianmu saat itu. Pakaian yang kamu gunakan yang lambat laun menjadi basah akibat keringat yang keluar dari seluruh tubuhmu.
Aku coba menahan tanganmu. Tapi raut wajahmu terlihat sendu. Aku dilema. Di satu sisi aku tidak tega melihatmu, tapi di sisi yang lain aku tidak bisa bila harus melihatmu dalam kondisi yang sangat sangat tidak aku inginkan.
Aku putuskan untuk membawamu ke dalam toilet, kutaruh tubuhmu yang terus memberontak di dalam bath tub. Kunyalakan kran. Hanya itu yang ada di dalam pikiranku, yaitu menyiram tubuhmu dengan air dingin.
Tubuhmu yang awalnya tidak mau diam, lama-lama terlihat lemas, dan akhirnya terjatuh di dasar bath tub.
Maaf jika aku berbohong saat itu Nona.
Sebenarnya aku juga lah yang membuka seluruh pakaianmu. Aku tidak mau ada orang lain tahu apa yang terjadi denganmu.
Dan perbuatanku itu sukses membuat ku tersiksa luar biasa. Ketika satu demi satu pakaian yang melekat di tubuhmu aku lepaskan, ketika itu juga sifat kejantanan ku muncul tanpa aku niatkan. Keringat mengucur deras di sekitar wajahku. Saat itu aku seperti ingin 'memakanmu' saja.
Selesai dengan acara melepaskan pakaian, ku tarik selimut tebal hingga menutupi seluruh tubuh dan menyisakan kepalamu.
Ketika kulihat kamu sudah terlelap dan nampak tenang, kuperhatikan keseluruhan wajah cantikmu.
Apakah aku sudah jatuh cinta padamu, Nona.
Entahlah.
Tiba-tiba dorongan kuat datang begitu saja ketika mata ini menatap bibir berwarna merah jambu milikmu. Aku yang sedari awal melihatmu merasa tergoda, tanpa sadar mendekati bibir itu dan menempelkan bibirku di sana.
Hanya sebuah kecupan awalnya. Namun hasrat hati ini tidak puas bila hanya sampai di situ. Bibir yang belum aku lepaskan, langsung aku *****, lembut sedikit bernafsu.
Meskipun tidak ada balasan dari dirimu, namun aku seperti menggila ketika mencium bibirmu yang terasa manis itu. Tanpa sadar bibirku mulai menjelajah turun ke area lehermu, tubuhmu sedikit merespon, pelan terdengar suara lenguhan dari mulutmu.
Tapi Tuhan masih menyadarkanku ketika itu. Aku tersadar agar tidak melakukan hal yang lebih jauh, yang akan membuat hidupku menyesal nantinya.
Ku usap wajah dengan kedua telapak tangan. Merutuki perbuatan bodohku.
Maafkan aku Amelia.
Maafkan aku.
Akhirnya setelah aku pastikan kamu berada dalam keadaan yang sudah jauh lebih baik, aku memilih untuk pergi meninggalkanmu.
Aku pergi saat itu setelah Juna kembali dengan membawa pakaian baru untuk kamu pakai dan juga informasi untukku tentang apa yang terjadi padamu.
Andai aku bisa mengatakan semua ini, sudah aku katakan padamu saat kita bicara tempo hari lalu. Sayangnya aku tidak bisa. Bukan aku seorang yang pengecut, tapi aku hanya ingin itu semua menjadi rahasiaku saja.
Sekali lagi, maafkan aku Amelia.
"Maaf."
Lirih Dirga mengatakan satu kata itu, hingga akhirnya Ia terlelap dan pergi ke alam mimpi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Trisnawati Ilyas
Ngga ada yg namanya "mantan terindah" tp yg benar itu namanya mantan kenangan terindah 🤣🤣🤣
2022-10-09
0
Wiwifardan
jdi inget kta" si Bimo,,😁😁trnyta eh trnyta dugaan qta slah Mel,,,bibirmu udh gk suci🤭🤭🤭
2021-01-25
0
Juni Ana
ahhh kak dirga baik baget😊😊
2020-12-19
3