"Amelia Sarawijaya?"
Seseorang yang berada di kursi di balik meja kerjanya, memastikan kembali namanya.
"Iya betul Pak," jawabnya berusaha menghilangkan perasaan yang tidak enak saat pertama kali memasuki ruangan.
"Silahkan duduk."
Amelia melangkahkan kakinya ke arah kursi di seberang pria yang Ia duga, sepertinya adalah manajer personalia perusahaan itu.
Sekuat tenaga mengabaikan tatapan dari dua orang yang duduk di sofa yang salah satunya nampak terus menerus menatap tajam ke arahnya. Sebentar saja Ia sedikit mengangguk dan membungkukkan kepalanya ke arah dua orang itu hanya sebagai tanda hormat.
"Mbak Amelia, dilihat dari CV yang Anda kirimkan ke email perusahaan kami, sepertinya anda baru saja menyelesaikan pendidikan kuliah anda. Betul?" Awal pertanyaan basa basi yang di ajukan manajer kepadanya.
"Betul sekali Pak."
"Apa ini pertama kalinya anda melamar pekerjaan?
" Untuk melamar di perusahaan besar, ini merupakan lamaran kerja saya yang pertama kali, Pak."
"Apa anda pernah bekerja sebelumnya?"
"Selama saya kuliah saya bekerja part time di sebuah restoran cepat saji, Pak."
Amelia berusaha memberi jawaban-jawaban yang jujur. Menurutnya untuk mendapatkan keberkahan dari suatu pekerjaan atau tujuan yang baik, haruslah diawali dengan kejujuran, apa pun itu. Nasehat itu yang selalu ia ingat dari kedua orang tuanya.
"Baiklah. Coba bisa anda ceritakan tentang diri anda secara singkat, padat namun jelas."
Tarik nafas, buang. Tenang kan hati. Abaikan sekitar yang memang harus diabaikan. Amelia
Dengan keadaan hati yang mulai bisa dikondisikan, Amelia menjawab seluruh pertanyaan yang di ajukan oleh sang manajer.
Meski dari sudut matanya Ia bisa melihat sosok pria itu masih terus mengamati nya tanpa melepaskan tatapannya sedetik pun, Amelia berusaha tidak peduli, minimal untuk saat ini.
"Apa yang membuat anda tertarik dan melamar ke perusahaan kami?"
"Saya ingin berusaha dan mencoba untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang saya miliki, Pak," jawabnya mantap.
Pria di hadapannya hanya menganggukkan kepalanya sebentar. Kemudian pria itu terlihat menutup berkas yang sebelumnya Ia bolak-balik sepanjang interview itu berlangsung.
"Baiklah Mbak Amelia. Sepertinya hari ini sudah cukup. Kami akan memberi kabar anda paling lambat satu minggu dari sekarang, mengenai hasil hari ini."
Mengatakan hal demikian sembari berdiri dan mengulurkan tangannya, otomatis membuat Amelia turut berdiri pula.
"Terimakasih Mbak Amelia untuk waktunya hari ini."
"Sama-sama, Pak. Terimakasih juga atas kesempatan yang Bapak berikan kepada saya untuk bisa mengikuti tes interview hari ini," berkata sembari menyambut tangan pria di depannya.
"Kalau begitu saya permisi, Pak."
"Selamat siang," pamit Amelia.
"Selamat siang."
Amelia berbalik dan melangkahkan kakinya menuju pintu untuk ke luar dari ruangan yang tiba-tiba saja mengeluarkan hawa yang aneh kembali.
Saat hendak membuka pegangan pintu dan baru saja mengeluarkan kaki kanannya, samar Ia mendengar suara pria yang terdengar hangat dan sedikit seksi.
Oh Tuhan, suara pria itu kenapa terdengar lembut terkesan seksi. Amelia kamu sudah gila.
*Tapi kenapa dia diam saja dan hanya menatapku. Apa kah dia sudah lupa siapa aku ini.
What??? Emang kamu berharap apa? Dia akan menghampirimu dan mengatakan bahwa Ia adalah penolongmu.
Apa otakmu sudah tidak waras*.
"Saya pamit permisi Pak Rendy. Saya harus kembali ke kantor pusat."
"Oh iya Baik Pak Dirga. Mari saya antar."
Amelia berjalan menuruni gedung lantai tiga menuju lobi menggunakan lift. Baru saja pintu lift akan tertutup, tiba-tiba sebuah tangan menahan pintu itu yang mengakibatkannya terbuka kembali.
Amelia terkaget, ternyata tangan itu milik Dirga Narendra.
Pria itu menatapnya tajam.
Amelia terlihat canggung, Ia bingung dengan sikapnya yang tak bisa terlihat biasa saja. Dadanya seperti merasakan sesuatu yang aneh.
Di belakang pria itu berdiri seseorang yang Amelia duga adalah asistennya.
"Juna, kamu naik lift satu lagi," serunya.
"Baik Pak," dijawab nya dengan tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Eh apa? Bagaimana ini. Aduh... Jantungku tolong kondisikan, kenapa tiba-tiba berdetak lebih cepat seperti ini. Amelia
Pintu lift tertutup. Di dalam ruangan kecil itu, mereka hanya berdua. Dari pantulan bayangan yang gadis itu lihat, sosok pria yang berdiri di sebelahnya saat ini terus saja memandangnya seolah tak pernah bosan.
Apakah mukaku terlihat aneh. Sambil tangan yang tanpa sadar menyentuh permukaan wajahnya.
Tuhan, kenapa gadis ini terlihat selalu menggemaskan dari semenjak aku melihatnya.
Kenapa dengan tingkahnya, apa Ia sudah mengetahui siapa aku sebenarnya?
Lihatlah wajahnya memerah.
Melihatnya seperti itu, membuatku ingin sekali memeluk dan mencium pipinya.
Ah, lama-lama berdiri di dekatnya, bisa membuatku gila. Dirga
"Ting"
Bunyi lift, tanda benda ini berhenti di tujuan.
Amelia melangkahkan kakinya berusaha mendahului Dirga, pria di sebelahnya yang sedari tadi sudah membuat nafasnya tercekat.
Amelia kaget, tangannya tertahan tiba-tiba karena dipegang oleh Dirga.
"Sebentar Nona Amelia," katanya.
Tuhan... tolong buat aku pingsan saja sekarang. Aku bingung harus bagaimana dengan situasi seperti ini. Pria ini sungguh membuatku jadi hilang akal.
Kedua tangan itu saling bersentuhan, menciptakan aliran listrik di keduanya. Tatapan mata yang kembali beradu. Mata tajam berwarna hitam itu menatap kedua bola mata berwarna kecoklatan ditambah bulu mata yang lentik di luarnya. Dirga semakin terpesona.
Cantik. Dirga
Tampan dan hot. Amelia
Amelia yang selama ini adalah sosok gadis yang polos, sekarang Ia merasa seperti memiliki jiwa yang lain di tubuh dan pikirannya.
"Eh Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" sambil berusaha melepaskan pegangan tangan pria di depannya.
"Ada yang ingin saya bicarakan. Apa Nona Amelia punya waktu?"
"Ada apa yah Pak? Maaf, tapi sepertinya kita tidak saling mengenal sebelumnya," masih tetap berusaha pura-pura tidak tahu.
Mau sampai kapan kamu akan bersikap pura-pura. Sejauh apa kamu akan berbohong. Dirga
Senyum menggoda dan penuh arti nampak di bibir Dirga. Membuat gadis itu diam dan menundukkan wajahnya yang semakin merona, enggan untuk bersitatap terus menerus.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Wiwifardan
omoooo,,,,dri polos Dy skarng tau apa itu tampan n hot😅😅😅hmmmm saling memuji tpi sayang cuma dlem hati😁
2021-01-25
1
Atik Winarni
tampan dan hot,,,!!! ya ampuuun, amel,,,,!!! nakal banget sih mikir nya, sampai bawa2 hot segala,,,!!!
2021-01-04
3