Chup...”
Satu kecupan di bibir menjadi dua, tiga... hingga akhirnya berderet turun ke leher Celestia. Napasnya memburu, jantungnya berdebar saat ciuman Dominic tak berhenti. Tangannya yang besar menelusuri punggungnya dengan penuh rasa, memeluknya lebih erat, seolah takut Celestia akan menghilang.
Celestia memejamkan mata, membiarkan dirinya hanyut. Tapi kemudian, perlahan ia mengambil alih.
Tangannya mendorong bahu Dominic dengan lembut, membuat pria itu berbaring di bawahnya. Kali ini, ia yang memimpin permainan.
Wajah Dominic tercengang, namun matanya dipenuhi kekaguman.
Celestia Aurellia A.V
Aku tahu kamu masih merasa ragu tapi kamu bukan beban, nic kamu adalah laki-laki yang kuinginkan, sepenuhnya
(bisik Celestia seraya menyentuh pipi Dominic)
Dengan lembut, Celestia menunduk dan kembali mencium bibir Dominic, kali ini lebih lama. Ciuman mereka melambat, namun lebih dalam. Tangannya menyentuh dada Dominic, lalu turun menyusuri perut, dengan gerakan yang membuat Dominic menggertakkan rahangnya menahan gejolak.
Di balik pelukan dan ciuman itu, Celestia tidak menyadari sesuatu yang luar biasa tengah terjadi.
Kaki Dominic bergerak.
Pertama, jari-jarinya. Lalu, betisnya perlahan ikut menegang. Dan saat Celestia menyentuhnya lagi, tubuh Dominic secara tak sadar bergerak—menggenggam pinggang Celestia, lalu membalikkan posisi mereka.
Comments