Pagi hari dimulai dengan cahaya matahari yang menerobos jendela kamar Dominic. Celestia berdiri di dekat meja, menyiapkan secangkir teh hangat. Dominic baru saja selesai sarapan dan sedang bersiap untuk terapi bersama Isabelle, dokter bedah saraf sekaligus sahabat Celestia.
Dominic Alastair Varellian
Hari ini kamu ikut aku ke terapi? (tanya Dominic sambil menatap Celestia yang sedang menuangkan teh)
Celestia Aurellia A.V
Tentu saja. Aku ingin melihat perkembanganmu. Lagipula, aku dan Isabelle sudah lama tidak kerja bareng
(menoleh dan tersenyum)
Celestia Aurellia A.V
Di pusat terapi pribadi milik Isabelle, suasana sangat profesional namun tetap hangat. Isabelle menyambut mereka dengan senyum khasnya.
Isabelle Catriona Maheswari
Dominic, kau terlihat lebih segar hari ini. Ayo, kita mulai. Tapi Celestia juga ikut, ya? Kita butuh penyemangat di ruangan ini
(ucap Isabelle sambil menggoda ringan)
Dominic hanya mengangguk singkat, lalu mereka bertiga masuk ke dalam ruang terapi. Latihan demi latihan dijalani Dominic dengan fokus dan semangat. Sesekali ia melirik Celestia yang terus menyemangatinya dengan senyum dan pandangan lembut.
Dominic Alastair Varellian
Kamu tahu, aku tidak akan sampai di titik ini tanpa dia,
(kata Dominic pelan pada Isabelle saat Celestia meminum air)
Dominic Alastair Varellian
Isabelle Catriona Maheswari
Mungkin bukan hanya fisikmu yang sedang diterapi, Dominic. Tapi juga hatimu.
(Tersenyum)
Setelah sesi selesai, Celestia dan Dominic kembali ke rumah. Dalam perjalanan, suasana hening. Dominic akhirnya membuka suara.
Dominic Alastair Varellian
"Cel... selama ini kamu tulus kan? Menemaniku. Nggak karena kasihan atau paksaan?
Celestia menoleh, menatap mata pria itu
Celestia Aurellia A.V
Aku menemuimu bukan karena paksaan. Dan aku tinggal karena hatiku yang menginginkannya
Dominic terdiam. Angin sore berhembus masuk lewat jendela mobil yang sedikit terbuka. Di balik keheningan itu, ada satu hal yang mereka tahu pasti: hubungan ini perlahan berubah. Dari keterpaksaan... menjadi rasa yang tak bisa dihindari.
Comments