Malam itu terasa lebih hangat dari biasanya. Setelah percakapan sebelumnya, suasana di kamar utama menjadi sedikit canggung namun juga penuh ketegangan yang menggantung.
Celestia berdiri di dekat jendela, memandangi langit malam yang bertabur bintang. Dominic, yang kini duduk di kursi roda di belakangnya, memperhatikannya dalam diam.
Celestia Aurellia A.V
Aku selalu suka malam rasanya semua terasa lebih jujur saat gelap menyelimuti dunia
(ucap Celestia pelan)
Dominic mendekat, perlahan. Ia meraih tangan Celestia dan menggenggamnya
Dominic Alastair Varellian
Aku nggak tahu bagaimana awalnya... tapi kamu membuat semua yang gelap di hidupku jadi terasa lebih terang
Celestia menoleh, matanya bertemu dengan mata Dominic. Tatapan itu... membuat jantungnya berdegup sedikit lebih cepat.
Dominic Alastair Varellian
Boleh aku?
(menyentuh pipi Celestia dengan lembut)
Celestia tidak menjawab, hanya mengangguk kecil.
Dominic mendekat dan mengecup bibir Celestia perlahan.
"Chup."
Hanya satu kecupan ringan, tapi cukup membuat dunia berhenti sejenak.
Celestia membalas pelan, bibir mereka bertemu lagi—kali ini lebih lama. Dominic menyentuh tengkuknya, menarik Celestia sedikit lebih dekat, dan mereka terhanyut dalam kehangatan yang tak terucap.
"Chup..."Ciuman mereka tak lagi sekadar menyentuh bibir. Dominic menurunkan ciumannya ke sisi wajah Celestia, lalu turun perlahan ke lehernya, napasnya terasa panas di kulit Celestia yang mulai menggigil bukan karena dingin, melainkan karena degup jantungnya sendiri yang tak terkendali
Celestia Aurellia A.V
Dominic
Dominic berhenti, menatap Celestia dengan mata yang bergetar
Dominic Alastair Varellian
Kalau kamu keberatan... aku bisa berhenti
Celestia Aurellia A.V
Aku nggak keberatan... kalau kamu serius
(menatapnya balik)
Dominic Alastair Varellian
Aku serius. Aku cuma takut... kamu nggak merasakan hal yang sama
(memeluknya, mengubur wajahnya di bahu Celestine)
Celestia Aurellia A.V
Mungkin aku juga takut. Tapi malam ini... aku ingin percaya
(tersenyum lembut.)
Comments