Aku Kamu Dan Dia
Namaku Gita Mandasari. saat ini usiaku 15 tahun. Aku anak tunggal dari pasangan Mama Yulia dan papa Abdullah atau biasa dipanggil Dul.
Dari kecil aku terbiasa hidup serba ada, walaupun di rumah tanpa pembantu aku tetap jarang ke dapur, paling ke dapur cuma cari makanan aja. Kata mama belajar yang rajin biar jadi orang sukses, membanggakan orangtua. Kalo soal bisa masak atau bersih bersih rumah ntar bisa sendiri.
Inilah mamaku yang selalu sayang padaku. Kalo kata papa, perempuan jangan hebat di akademik saja, tapi hebat jadi guru untuk suami dan anak-anaknya, bisa masak, bisa nyenengin suami.
Suami!! belum ah. Umurku masih 15 tahun looo!!! masih panjang perjalanan.
Papaku asli dari Jambi, tepatnya desa Sukasari, kalo dari cerita papaku, dia bukan anak yang berprestasi, melainkan Badung Sering bolak balik ruang BP. Pernah hampir di keluarkan dari sekolah karena menggantung sepeda pak Umar di ketinggian, hanya karena kesal dengan nilai yang di berikan Pak Umar.
Dari cerita Papa juga, dia sempat diusir saat terancam di keluarkan dari sekolah tapi berkat kebaikan Pak Umar, Papa bisa kembali sekolah.
Mamaku orang Jakarta, Mamaku itu adalah anak orang kaya. Kakekku seorang pengusaha yang bergerak di property. Tapi,entah kenapa mamaku tidak tertarik bisnis seperti kakek, padahal dia anak tertua. Mamaku bukan wanita manja seperti anak orang kaya yang lain. Mamaku itu mau mencoba belajar dari bawah. Aku punya uncle yang bernama Jody, tapi meninggal muda karena kecelakaan saat balap motor, terbalik dan meledak katanya.
Untungnya papa walaupun bukan anak orang kaya,tapi mau bekerja di kantor kakek, dan disitulah mereka bertemu.
Oh,ya aku punya pacar namanya Roki. Kami dekat sejak dijodohkan oleh kedua orangtua. Maklum namanya juga orang kaya,hehehe sorry nyombong sedikit. Ini Roki pacarku, nama aslinya Rocky Moldian Spencer. Nama bule tapi face Roki tidak bule melainkan mirip orang timur Arab. Ya, Roki memiliki paras yang diturunkan oleh almarhum ibunya, keturunan Pakistan.
Roki usianya 2 tahun diatasku, saat perjodohan itu usiaku masih 14 tahun, masih kecil kan. Banyak teman temanku yang iri dengan pasanganku. Sebab, Roki pernah mengajar menjadi pembina Pramuka di sekolahku, banyak teman-temanku yang naksir sama Roki.
Dulu, sempat tersiar kabar kalo awalnya Roki mau dipasangkan dengan Rere. Tapi entah ada masalah apa, sehingga rencana itu batal. Kulihat respon Rere terhadap Roki biasa saja. Dan waktu aku dijodohkan dengan Roki, Rere lah orang pertama yang mendukung hubungan kami.
**
"Git, kamu dimana?" Mama menelpon
Ya, Gita namaku. Usiaku 15 tahun, sebentar lagi aku masuk SMA, senangnya bisa satu sekolah dengan roki pacarku.
"Gita lagi di jalan pulang, ma." jawabku saat menunggu kereta untuk pulang ke rumah.
Ya, rumahku di daerah Matraman sedangkan sekolahku di daerah Cinere yang juga bekas sekolah mamaku. Sebenarnya itu lebih dekat dengan rumah Opa. Tapi kadang malas disana, soalnya sepi terus. Pada sibuk semua, mana opa jarang di rumah. Tempuh yang paling cepat ya pake kereta cepat, nggak macet. Aku, Rere dan Ine rumah satu arah, beda dengan Beta yang rumah dekat Cilandak.
"Cepetan papa mau kasih surprise buat kita, ntar keduluan papa sampainya."Suara Mama terdengar heboh.
Lah, kan kita yang di kasih surprise, kenapa yang heboh mama, seolah Mama yang mau kasih surprise sama Papa.
Aku sampai di rumah, kulihat masih sepi belum ada mobil Papa. Yeeee, aku duluan dari papa. Pasti hadiahnya liburan ke luar kota atau keluar negeri.
"Papa pulang" suara papa terdengar dari luar
Aku berlari melihat papa ke ruang tamu. Papa sepertinya membawa banyak barang.
Papaku bekerja menjadi supervisor di pabrik makanan kemasan, padahal dia seorang arsitektur. Mamaku ibu rumah tangga nyambi bisnis kue rumahan.
"Pah, banyak banget barang. Jangan bilang papa di pecat" tanya Mama melihat Papa banyak bawa barang.
"Nanti, papa jelasin. Sekarang papa mau mandi dan makan. Papa udah laper" ucap Papa sambil mengelus perut seperti itu hamil.
Huft!!!! Semoga bukan surprise yang mengatakan papa kena PHK.
Jam 17:00
Kami berkumpul di meja makan, bagi papa makan bersama wajib dilakukan untuk mempererat hubungan keluarga.
Mama masak udang saos kesukaanku, dan sambal jengkol favorit papa. Papa suka sekali sama jengkol, baginya jengkol harus wajib dimeja makan.
Kulihat mama dan papa saling kode kodean.
"Kamu tau, kan impian papa, apa?" Papa memulai pembicaraan.
"Usaha properti, ya, kan. Papa punya cita cita ingin buka hunian yang adem. Jauh dari polusi, papa udah berkali kali cerita jadi Gita dah hapal."
"Pinter anak papa. Dan cita cita papa akan terwujud sebentar lagi. "
"Papa, udah dapat lokasinya. Wah selamat,pa."
"Udah, di desa kakek."
"Yah, pa. Papa akan sering keluar kota dan kita jarang bertemu."
"Ya, nggak dong. Kita semua akan tinggal disana."
"Kapan berangkatnya,pa" tanya mama
"Dalam beberapa hari ini"
"Pa, Gita kan mau ujian akhir. Apa nggak di tunggu dulu sampai urusan Gita selesai" kata mama
"Okelah papa tunggu sampai Gita selesai ujian. Ya, kan git." Kata papa sambil melirik
"Gita, ke kamar dulu,pah"
"Kok, gitu,Nak. Kamu keberatan."
Aku tetap melaju pergi, kalo pindah gimana dengan hubunganku sama Roki. Aku cinta sama Roki tapi aku nggak mau LDR.
Tok tok tok
"Gita?" Suara Mama.
Pasti mau ngomongin soal pindahan tadi. Aku beranjak membuka pintu. Ku pasang muka jutek di depan mama.
"Kamu tidak terima, ya dengan ajakan Papa."
Aku tidak tahu harus bilang apa, yang pasti aku tidak mau jauh dari Roki. Para sahabatku Rere, Beta dan ine.
"Soal Roki, ya." Sepertinya mama paham kegalauanku. Aku mengangguk.
"Kamu itu masih kecil. Kalo Roki jodoh kamu, pasti nanti beberapa tahun lagi kalian akan di pertemukan kembali."
Aku tidur di pangkuan mama, aku mulai nangis.
"Mama, masalahnya bukan Roki saja, impianku sekolah di SMA favorit, dimana tempat Roki belajar sekarang."
"Belajar, itu bisa di mana saja. Mau sekolah favorit atau sekolah biasa, sama saja. Sudah, ya nak. Istirahat dulu, nanti selesai ujian kita bahas lagi. "
...****...
Gimana,nak. Kamu sudah pamit sama teman-temanmu juga Roki" tanya papa pada Gita
"Sudah,pa?" Jawab Gita
"Besok kita berangkat ke Jambi. Malam ini kita beres beres." Kata mama
"Pa, Gita ngga ikut bolehkah? Biar Gita ngekost aja, sekalian belajar mandiri"
"Ngekost? Yakin kamu bisa? Masak aja masih mama, yang beresin kamar kamu aja masih mama. " Ejek papa
"Jadi? Boleh kah"
"Nggak !!!!" Jawab papa
Gita kembali ke kamar untuk membersihkan kamarnya. Poster poster idolanya yang rata rata Korea di lepaskan dan dibuang.
"Selamat tinggal opa Kyung Soo, selamat tinggal opa Suho"
"Git, ini koleksi kamu bagi bagikan aja sama teman-temanmu."
"Jangan,ma. Limited edition ini." Gita mengambil semua koleksinya berbau Exo.
Besoknya
Saat Gita pamit sama teman temannya
"Rere mana,ne" tanya Gita pada Ine
Hanya Rere yang belum datang, sebentar lagi Gita mau berangkat.
"Kayaknya Rere belum siap ketemu sama kamu"
Nggak lama Beta datang bareng Roki, Beta dan Roki sepupuan. Beta memeluk Gita dan Ine sambil sesenggukan bersama. Roki yang daritadi di cuekin menghindar. Dia juga ngga kuat melepas gadis yang dicintainya dalam 2 tahun ini.
"Ki, om yakin kamu kuat dan bisa menjaga hati untuk Gita. Om harap kamu mau menunggu Gita 5 tahun lagi." Kata papa Gita
"Insyaallah,om" jawab Roki
Perjalanan dari Jakarta ke Jambi menempuh sekitar 20 jam lebih karena banyak berhenti di rumah makan, dan mesjid terdekat. Gita yang selama perjalanan merasa mabuk karena jalan yang banyak kelokan.
Saat memasuki desa Sukasari, Gita kaget ternyata tempat nya sederhana sekali. Apakah di sana ada sinyal internet? Atau di rumah barunya ada WiFi ? Itulah pertanyaan yang ada benaknya.
Sebuah rumah panggung khas belum terjamah oleh renovasi. Saat memasuki rumah harus menaiki tangga dulu.
"Ini tempat tinggal kita" kata papa pada anak dan istrinya
"Ya, ampun pah, mama kira kita bakal tinggal di perumahan dekat proyek papa" mama kaget melihat tempat tinggalnya tidak sesuai ekspektasi.
"Hooh,pa. Ini kayaknya masaknya ngga pake kompor ya." Kata Gita melihat dapur
"Mama nggak bisa dandan lagi kayaknya. Biasanya kan mama dandan dulu baru ke dapur." Ejek Gita
Papa dan Gita tertawa bersama. Melihat suami dan anaknya mengejeknya, mama membalas "Iya disini nggak ada AC, kasihan yang tidur nggak nyenyak karena nggak ada AC" Gita yang di ejek manyun saja.
Papa tiba-tiba turun dan memanggil seseorang.
"Assalamualaikum, pak Umar. Masih ingat saya, Dul pak Abdullah." Sapa Papa
Sosok bapak tua yang memakai ontel dan bersaragam batik. Ia mencoba ingat tapi susah
"Ah, masa bapak lupa sama saya. Yang dulu gantungin ontel bapak di tiang bendera."
Gita tertawa ternyata papa nya dulu bandel juga.
"Oh, Dul, Masya Allah kamu dah sukses,ya sekarang." Kata pak Umar
"Belum sukses pak masih jadi bawahan orang. Doakan ya pak muridmu yang bandel ini bisa sukses."
"Amin " jawab pak Umar
"Kenalkan pak ini istriku, Yulia. Panggilannya ijah pak, eh lia pak." Ralat papa sehabis di pelototin mama.
"Dan ini yang paling langsing adalah anakku ,Gita. Tahun ajaran baru dia jadi murid bapak nanti."
"Kamu ngga berubah masih suka guyon ternyata."
"Biar awet muda,pak"
Pak Umar pamit, usianya yang sudah menginjak 60 tahun tetap semangat bekerja. Pak Umar selain mengajar di sekolah dia juga kerja di kantor pos sebagai pengantar surat.
"Kamu tau nak di usianya yang hampir senja tapi semangatnya nggak kalah sama yang muda. Dan papa harap kamu juga semangat menjadi yang terbaik."
Gita bangga punya papa seperti pak Dul. Selalu memberi motivasi untuk anaknya. Beda sama mama hobinya ngomel Mulu, masih suka bandingin anaknya sama anak orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
💫0m@~ga0eL🔱
kalau jodoh pasti bertemu 😍
2024-09-23
0
🎤ImaEdg🎧
sama kaya mamaku, ngomel terus. tapi itulah yang dikangenin klo lagi jauh.
2022-12-03
0
🎤ImaEdg🎧
dulu aku 15 tahun sibuk belajar. zaman sudah berubah
2022-12-03
0