Sebuah chat masuk di hp Gita
"Sayang, malam ini kita dinner, yuk"
Gita kaget dengan SMS yang dikirim Roki padanya. Dinner? biasanya dinner itu identik dengan sesuatu yang romantis. Apakah dia akan dilamar Roki?Pastinya itu yang diharapkan Gita.
"Wah,anak mama harus cantik nih." goda Mama saat Gita mencari gaun untuk dinner nanti malam.
Gita membayangkan kalo dirinya akan di lamar oleh Roki. Ada alunan biola, apalagi kalo tempatnya romantis. Gita makin deg degan.
Gita menepis khayalannya. Tapi Gita tak munafik kalo dia sudah lama menunggu hari ini. Paling tidak, Ronal tidak ada mencoba mendekatinya lagi. Gita mencari hp nya untuk menceritakan pada para sahabatnya.
"Gita." Panggil mama saat Gita masih sibuk mempersiapkan untuk date nanti malam.
"iya,ma." Gita menyahut panggilan dari Mama.
"Besok kami mau pulang!" jawab mama sambil mencuci piring.
Gita kaget. Secepat itukah mereka mau pulang. Gita berharap mereka tetap disini.
"Kok pulang,ma?Disini aja,ma."
"Ya, nggak bisa gitu? Kasihan Siti. Orangtuanya pasti menunggu. Sudah hampir sebulan kita disini."
Gita terdiam. Gita membayangkan rumah opa kembali sepi. Lagi lagi Gita teringat kalo mau mengabari Beta, Ine dan Rere soal undangan dinner dari Roki.
Sementara itu, Ronal yang baru pulang dari Bogor memilih beristirahat di hotel. Ronal merenungkan semua kejadian yang dialaminya selama ini. Termasuk kejadiannya bersama Gita. Sebenarnya Ronal sudah tahu kalo Gita yang sering ditemuinya adalah orang yang dia cari. Hanya saja, Ronal mencari waktu yang tepat untuk menjelaskannya.
kriiiing kriiiing
Hp Ronal berbunyi. Ronal melirik dan tertera nama ibunya di deringan hp. Ronal mencoba mengabaikan telpon Ibunya,tapi deringan hp tidak berhenti, Ronal menyerah dan mengangkat telpon Marni.
"Halo, assalamualaikum,Bu."
"Waalaikumsalam,nak. Kamu sudah sampai di rumah,nak."
"Sudah."
"Bisakah memberikan telponnya ke mas, Spencer."
"Tidak ada orang di rumah,Bu. Cuma ada bibi."
"Ya,udah,nak. kamu pasti capek istirahat dulu."
Mirna menutup telponnya. Ronal sedikit menyesal sudah berbohong pada Ibunya. Tapi tidak mungkin juga kalo dia bilang pada Marni soal dirinya tidak pulang ke rumah.
Ronal mencoba menghubungi Roki, tapi di urungkan mengingat Roki mulai menjauhinya karena masalah Gita.
Ronal tiba-tiba ingat pada Siti yang tinggal bersama Gita. Ronal merasa hanya Siti yang mengenalinya sebagai Alam. Ronal meminta nomor handphone Siti pada Gita.
"Assalamualaikum, Gita."
" Ada apa?" jawab Gita ketus.
"Ketus amat, ntar tambah jelek Lo. Siti ada di rumah."
"Ciyeee! nanyain Siti nih Yee!" ledek Gita
"Kenapa? cemburu!" balas Ronal.
"Idih! ngapain cemburu sama situ!"
"Ya,udah kirim nomor Siti ke hp saya!"
Ronal mematikan hpnya. Di seberang sana Gita mengomel karena menganggap Ronal kurang sopan, mematikan hp tanpa permisi.
"Dasar!" umpat Gita membanting hp nya ke kasur.
Tak lama Ronal mendapat balasan pesan dari Gita. Senyum mengembang di bibir Ronal.
Ada harapan untuk pulang ke Sukasari.
Ronal kembali memainkan ponselnya, dia menghubungi Siti.
"Assalamualaikum, Siti."
"waalaikumsalam, maaf ini siapa,ya?" tanya Siti
"ini ..." suara Ronal tercekat saat ingin mengatakan jati dirinya.
"Ronal."
"Ronal mana,ya?" jawab Siti.
"Ketemuan yuk. biar bisa kenalan."
tuuuuuut tuuuuuut tuuuuuut
***
Pukul 19:00
Macetnya jalanan Jakarta membuat Roki ingin mencari jalan pintas. Roki sudah lama merencanakan dinner ini, tapi baru sekarang ada kesempatan.
Awalnya Papanya menyuruh Roki mencari Ronal. Tapi,ditolak Roki, dia berdalih kalo Ronal sudah dewasa dan bisa pulang sendiri. Roki kesal dengan perlakuan keluarga pada Ronal.
"Istimewa sekali, padahal cuma ponakan istri kedua." gerutu Roki kesal.
Roki melihat beberapa anak lalu lalang mengamen. Rasa iba mendera teringat anak didiknya dulu. Saat zaman SMP dan SMA dulu, Roki termasuk aktif dalam kegiatan sosial bersama teman-temannya. Dari kegiatan PMI sampai buka kelas belajar di pinggiran kali. Tapi sejak tamat SMA semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Roki pun juga sebagai mahasiswa juga termasuk aktif kegiatan di kampusnya. Dia dan Rere selalu bersama Karena satu jurusan dan ikut dengan organisasi yang sama.
Roki adalah mahasiswa komunikasi di universitas Indonesia. Suatu kebanggaan buat Roki bisa lulus di UI. Kenapa bangga? sebab teman-temannya yang sama-sama anak babe tidak ada yang lulus di UI.
tok tok tok tok
Lamunan Roki buyar. Ternyata polantas menegur mobil Roki yang belum berjalan sementara lampu sudah hijau. Roki minta maaf dan langsung melajukan mobilnya.
kriiiing kriiiing kriiiing
Deringan hp Roki berbunyi. Roki melirik hp nya yang ternyata si penelpon adalah Ronal. Roki langsung memasang headset.
"Assalamualaikum, Roki kamu dimana?" Tanya Ronal di seberang
"Lagi di jalan. kakak dimana? Papa dari tadi nyari kakak."
"Di hotel. Kamu kesini ya susul aku."
"Susul? Maaf kak aku mau ke tempat Gita." jawabnya.
"Sama aku mau ke tempat Gita juga." balas Ronal.
"Ngapain? udah jelas dia nolak kakak."
"Ketemu Siti."
"Ya,udah kakak di hotel mana?" jawabnya setengah malas.
"Hotel sehati. Cepetan aku tunggu!"
"Iya, bawel." jawab Roki kesal.
Dari arah sana suara Ronal terdengar tertawa mendengar Omelan Roki.
Sementara Gita yang sudah menunggu Roki dari tadi merasa kesal. Jam semakin menunjukkan kelarutannya tapi yang ditunggu belum juga muncul. Baru Gita mau masuk kamar tiba-tiba suara klakson mobil.
Gita mau keluar di tahan Siti.
"Biar aku omelin tuh kak Roki." Kata Siti
Siti dengan pedenya menuju ke depan. Dengan sepenuh raga dia sudah siap mengomeli Roki. Tapi ternyata Roki tak sendiri, melainkan bersama Ronal. Tapi Siti tetap pede memarahi Roki, walaupun dia mulai grogi melihat Ronal.
"Oh, jadi gini,ya laki laki sejati? datang ngaret?Hedeuh...asal tau saja kak Roki! sekarang sudah jam berapa,heh! Mana ada laki laki sejati ngapel cewek diatas jam 8."
Roki melirik jam tangannya. "ini baru jam 7:50,ti."
Siti semakin nyolot.
"lah, terus kenapa? Contoh,ya, Abang saya namanya alam. Ngapel pacarnya Dinda nggak pernah lebih dari jam 8."
Ronal yang merasa disebut namanya,langsung tersedak padahal tidak sedang minum. Siti menjelit curiga. Sambil mendekati Ronal lalu berkata. "Benarkan, Bang Ronal?"
Ronal yang merasa tidak enak,lalu berkilah.
"Maksudnya apa nih? kok nanya ke saya"
Gita yang melihat Siti masih ngomel-ngomel langsung menengahi.
"Sudah!sudah! kapan perginya kalo ngomel-ngomel terus!" Gita langsung masuk ke mobil Roki meninggalkan Siti dan Ronal.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Gita tidak enak dengan Roki atas sikap Siti.
"Maafkan Siti,ya,kak." Gita memulai pembicaraan.
"Soal apa?"
"Ya,soal barusan." jawab Gita masih takut Ronal tersinggung.
"Nggak papa kali. itu tandanya Siti perhatian sama kamu."
Gita tersenyum senang. lega karena Roki tidak tersinggung dengan sikap Siti barusan.
***
POV Gita
Sampai disana, kami turun di sebuah hotel.
hotel mewah dihiasi lampu-lampu yang elegan. Ada air mancur yang bisa berubah warna. Seolah menari nari menyambut kedatangan kami.
"ini bukannya hotel milik Ine,ya." Tanyaku seolah kenal dengan lokasinya.
"iya." Jawab kak Roki.
Dia lalu menggandeng tanganku. Serasa banyak yang melihat, aku pun terasa malu dan keki.
Seorang pelayan restoran menemani kami sampai di meja yang di tentukan. Lokasinya di belakang pantai Ancol. Sayang tempat duduk kami cuma di dalam, akan sayang romantis kalo di dekat laut.
"Mereka romantis sekali." Mataku tertuju pada sepasang kekasih yang duduk di pinggir dermaga.
"Kamu mau disana." Tiba-tiba suara Roki mengejutkanku.
Aku mengangguk. Lalu Roki memanggil pelayan dan membisikkan sesuatu. Entah apa yang mereka bicarakan. Tak lama Roki kembali ke kursinya.
"Kita akan pindah kesana." kata kak Roki.
"Serius!" aku berteriak senang.
"Apa kamu suka. Hari ini khusus kita berdua. Aku sudah pamit pada Tante Lia kalo kita akan pulang malam."
"Tentu saja aku suka. Makasih sayang." Aku memeluk Roki.
"Ehm.. langsung pembicaraan inti." tiba tiba Roki menjadi serius.
Ya, Allah aku jadi deg-degan. Apakah ini waktunya aku akan dilamar.
"Kita...."
"Kita...."
Ayolah sayang bilang kalo mau memintaku untuk menikah denganmu.
"Kita... "
"Putus." Roki menyudahi katanya.
Whaaaat! Putus!
Aku duduk sambil menghela nafas. Ah,ini prank kan. Sekarang lagi musim prank, dibuat nangis dulu baru dilamar.
Oke! Aku akan ikuti permainannya. Walaupun sudah kebaca.
"Maafkan aku, Gita. Mungkin setelah dinner ini kita akan jarang bertemu lagi."
Mengapa perasaanku menjadi tidak karuan ya! apakah aku terjebak dalam prank ini! oh tidak! Semoga ini beneran hanya sekedar prank!
"Salahku apa?"
"Tidak ada. Kamu bahkan terlalu baik buatku. Akan semakin sakit kalo kita meneruskan hubungan ini."
"Sakit?"
"Aku...aku mencintai wanita lain."
"Sudah berapa lama?"
"Jauh sebelum kita di jodohkan."
"Rere?"
Kulihat kak Roki terdiam. Ayolah kak sudahi prank ini. Mana kejutan yang aku tunggu!
"Maafkan aku! Maafkan aku!" Roki mulai menampakkan serius.
Tidak! Tidak! bukan ini yang aku harapkan. Bukan!
Plaaak
Tak sadar tanganku menampar wajah Roki. Tega kamu! Selama ini aku sudah mencoba setia. Inikah endingnya.
Aku meninggalkan resort. Kulihat kak Roki tidak berusaha menahanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Nana
namparnya nanggung Gita kok cuma sekali. 10x donk. apa perlu aq bantuin????
2022-07-04
0
💮Aroe🌸
what?! putus???
2022-03-10
0
✨Cinderella✨
❤❤❤❤
lanjuuuut..
2020-12-25
0