8 tahun kemudian.
Sebentar lagi ujian semester. Gita harus mempersiapkan beberapa soal untuk menguji mahasiswanya. Mahasiswa? Ya, Gita sekarang seorang asisten dosen di salah satu perguruan tinggi di bagian desainer. Cita cita Gita simple, ingin merancang gaun pengantin sendiri.
Gita juga berencana ngambil S2 di Seoul Korea. Kenapa harus Seoul bukan di Paris. Gita juga tidak tahu, dia sudah lama tertarik dengan fashion Korea daripada ke Paris.
Tak lama ada chat dari Roki pacarnya
"Sayang,udah selesai kerjaannya."
"Belum,kak. Maaf,ya kalo membuatmu harus menunggu."
"Its oke. Apa sih yang nggak buat kamu."
"Hahahaha..pinter ya sekarang."
"Iyalah.pacar siapa dulu."
Gita yang baru pulang dari kampus tempat dia mengajar,sudah di tunggu sama Roki. Seperti biasa Roki selalu ada untuk mengantar dan menjemput Gita. Saat ini Gita aja pengajar magang untuk Sebuah kampus yayasan.
"Capek,ya,sayang." Roki membelai rambut Gita
"Nggak, kok." Jawab Gita sambil memberikan senyuman indah pada Roki.
"Oke tuan putri kita mau kemana?"
"Biasa kumpul bareng Ine dan Beta."
"Di cafe makanan Korea kan."
"Iya,kak Roki sayang." Gita menowel pipi Roki.
Mobil mereka melaju memasuki sebuah restoran Korea. Gita dan Roki keluar dari mobil. Dari sudut kafe ada Beta dan Ine sudah menunggu.
"Lama amat. Kami udah jamuran nih." Protes Ine.
"Iya,mana kita laper lagi." Tambah Beta.
"Kita? Elo kali! Saya mah lagi diet." Balas Ine.
"Udah hari ini dietnya libur dulu. Aku yang traktir kalian." Gita menengahi dua sahabatnya.
"Traktir?ada acara apa nih?" Beta mulai kepo
"Aku kan gajian." Jawab Gita lagi.
"Oh, kirain kalian." Goda Beta.
"Hush,nggak usah kepo." Protes Roki pada sepupunya.
"Btw, Rere katanya lusa mau pulang,ya." Gita memulai obrolan.
Semua terdiam saat Gita membahas Rere. Gita merasa aneh saat sikap teman-temannya setiap menyebut nama Rere. Sebenarnya Gita sudah lama penasaran kenapa mereka seperti mengabaikan Rere. Tapi Gita menunggu momen yang tepat untuk membahasnya.
"Git hari Minggu temenin aku,ya."
"Kemana?"
"Jemput kak Ronal di bandara."
"Kak Ronal sepupumu itu."
Roki mengangguk. Sudah lama sekali Ronal tidak pulang ke Jakarta. Terakhir kakaknya itu pulang pas 5 tahun yang lalu. Jauh sebelum Gita kembali ke Jakarta.
Sudah 2 tahun Gita kembali ke Jakarta. Sejak kejadian itu, Gita dipindahkan ke SMA negeri Sarolangun. Kok pindah?karena Gita harus cuci kampung dan di usir dari Sukasari.
Mama dan papa Gita juga menetap di Sarolangun. Mama Yulia dan papa dul berjualan nasi uduk di pasar Sarolangun. Alhamdulillah dari hasil jual bisa bikin Gita jadi sarjana di salah satu PTN negeri di Jambi.
Saat beberapa hari selesai wisuda, Gita di tawari menjadi asdos di PTS Jakarta. Dengan restu kedua orang tuanya, Gita berangkat ke Jakarta dan dijemput oleh staf kakeknya.
Entah kenapa Gita merasa Alam masih hidup. Gita merasa diikuti kenangan tentang Alam. Padahal dulu mereka tak terlalu dekat. Hanya mimpi tentang jatuh di sawah dan jatuh di lobang ranjau masih menerornya.
Gita masih berkomunikasi dengan Siti, Sita dan Edwar. Sejak Alam meninggal, Edwar banyak berubah.
Edwar sekarang sudah rajin ke mesjid. tapi kalo sekolah, Edwar sudah dikeluarkan karena ketahuan bawa obat obat terlarang.
"hey, melamun aja." mbak Winda salah satu staf kampus mengejutkan Gita.
"Kenapa? inget sama pacarmu,ya."
"Nggak kok, mbak. Rindu keluarga."
"Sekarang berapa usiamu?"
"23 tahun. Kenapa?"
" Belum mau merid?"
"belum,Mbak."
"loh, Kenapa usiamu sudah cukup,Lo."
"Masih ngejar karir dulu mbak"
Banyak sekali yang mengatakan kalo dirinya dan Roki adalah couple goals. Tapi bagi Gita, tak ada yang wah dalam hubungan mereka, sama saja dengan orang pacaran seperti biasanya. Mama juga selalu bertanya kapan aku dan Roki akan menikah.
"Gita!"Suara opa memanggil.
"Ya, opa."
"Opa mau bicara.Bisa duduk sebentar di samping opa."
Gita duduk disamping opa. laki-laki yang sudah berusia 75 tahun ini adalah ayah mamanya.
"Berapa umur Gita sekarang?"
"23 opa. Kenapa?"
"Tuan Spencer mau mendekatkanmu pada ponakan istrinya."
"Tu...tuan Spencer?opa kan tau aku pacar Roki. Tuan Spencer tau aku dari dulu calon anaknya."
"Sepertinya tuan Spencer tidak setuju dengan kalian. apa kamu pernah dengar kalo Roki sudah punya calon saat kalian pindah ke Jambi."
Gita menggeleng. Yang Gita ingat komunikasi mereka terputus saat dia sudah tinggal di Jambi. Itulah yang membuat dirinya memutuskan kabur dari rumah untuk ke Jakarta. Tapi naas,dia malah menyebabkan seseorang meregang nyawa. Entah kenapa kalo ingat tragedi itu Gita merasa sesak.
Gita membuka ponselnya. Rasanya rindu dengar suara mama dan papa. Terakhir saat papa menelpon Mama sering sakit sakitan, itu pun waktu awal awal Gita meninggalkan kota Jambi. Padahal mereka tahu kalo anaknya tinggal di tempat opa nya.
"Assalamualaikum,ma." Sapa Gita
"Alhamdulillah, nak. Bagaimana kabarmu?" Balas mama.
"Alhamdulillah aku selalu baik berkat doa kalian." jawab Gita.
"Opa apa kabar,nak. Mama kangen."
"Opa sehat wal Afiat,ma. Pulanglah opa sangat merindukan kalian."
"Masa?"
"Ma, opa kesepian. Dia butuh kalian. Apa seperti ini ego kalian sebagai anak. Apa mama mau yang mama lakukan sekarang, akan berbalik kepada."
"Mama malas debat,nak. Keadaan mama papa kayak gini juga karena keegoisan kamu. Seandainya.."
"Apa,ma!mama mau membahas soal kejadian itu." Gita mulai terisak
"Apa mama tau. Gita juga tersiksa,ma. Di hantui rasa bersalah terhadap Alam."bisiknya dalam hati.
"maafkan Gita,ma. maafkan kelakuan Gita yang sudah buat mama papa terusir dari kampung halaman papa." Isaknya semakin jelas.
"Gita.. Gita...maafin mama nak. maafin mama yang sudah mengungkit hal itu lagi."
Gita menutup teleponnya. Padahal tadi cuma menyampaikan pesan dari opa tentang perjodohan baru.
Baru sebentar Gita memejamkan mata hp Gita kembali bergetar. Gita memilih mengabaikannya, dia lelah dan ingin istirahat. Tanpa Gita sadari bahwa ada pesan yang mengirimkan sebuah photo Lelaki.
Keesokan paginya Gita bangun dan mencari hp nya. sayangnya Gita tidak membuka pesan tersebut. Gita menyimpan hp nya di lemari dan bergegas mandi.
Gita langsung bergegas sarapan, opa sampai menegur kalo sarapan itu penting. Tapi sepertinya bagi Gita, lebih penting tugasnya sekarang.
"Gita... ingat hari Minggu ada undangan." kata opa.
"iyaaaa!" suara Gita menyahut dari kejauhan.
Gita kesal opa masih saja mengungkit soal perjodohan itu. "Aku harus cerita sama Roki."
tadinya Gita mau menelpon Roki, tapi di urungkan karena mengejar waktu ke kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Nana
mau dijodohin sm siapa ya Gita
2022-07-04
0
💮Aroe🌸
udah lewat 8th, masih sama si roki?
2022-03-06
0
BELVA
💞💞💞💞💞💞💞😘👍
2021-02-07
0