hai readers jumpa lagi ya... sementara part segini dulu.
***
Akhirnya Gita pulang ke rumah. Sampai di rumah Gita diinterogasi sama opa, terkait yang buat Gita tidak pulang ke rumah. Mama meminta pada Opa untuk tidak membahasnya. Mama mau Gita istirahat dulu. Opa memilih mengalah, karena dia juga setuju dengan permintaan Mama.
Gita sendirian di kamar memikirkan kejadian kemarin dimana Roki memutuskannya.
"Apa salahku?" Gita masih meratapi
"Gita, sudah jangan dipikirkan. Mending sakit sekarang daripada pas nikah nanti lebih sakit." bujuk Siti
"Maksudnya?" Gita masih belum paham.
"Kamu harus buktikan di depan Roki kalo kamu kuat."
"Caranya?" Gita belum paham juga.
"Aduh, Gita masa mesti aku jelasin juga." Siti kesal Gita masih belum paham dengan penjelasannya.
"Kan ada kak Ronal yang bisa bantu kamu."
"Ronal lagi! Ronal lagi! Bukannya dia sedang mendekatimu?" balas Gita.
Siti terdiam. Dia ingat obrolannya dengan Ronal saat Gita mau berangkat dinner dengan Roki.
FLASHBACK
Setelah Gita dan Roki berangkat, tiba-tiba Ronal memanggil dirinya. Ronal mengajak Siti mengobrol sebentar.
"Edwar apa kabar?" Tanya Ronal.
"Kak Ronal kenal sama abangku?" tanya Siti
"Kenal, dong." jawab Ronal enteng
"Kenal dimana?" Siti masih bingung
"Sejak kecil."
"Se. ....sejak kecil. bentar!"
"Kak Alam!"
Senyum mengembang di bibir Ronal. Tak lama Ronal mengangguk.
"Iya, adikku sayang."
"Ya, Allah. Kakak masih hidup!"
Siti terharu dan memeluk Ronal. Siti menangis.
"Hey! Adik kakak yang satu ini setahuku nggak cengeng."
"Kalo kakak masih hidup, kenapa tidak kembali! Kenapa kakak biarkan Gita yang menanggung semuanya sendirian."
"Bukankah dia sendiri yang buat masalah!Kenapa aku harus ikut menanggungnya?"
"Kak! Karena kejadian di hutan itu yang membuat semuanya jadi runyam! Bahkan Gita sudah menjelaskan semuanya nggak di percaya oleh warga."
"Itu juga salah dia!" Ronal mulai emosi.
"Sssst, kak! Nanti mereka dengar!"
"Sekarang dimana paman Toni dan bibiku!"Tanya Ronal.
"Tidak tahu!"
"Tidak mungkin!" Pekik Ronal memukul dinding.
"sssst!" Siti kembali menempelkan jarinya ke bibir Ronal
Ronal kesal dia tidak mendapat jawaban yang diinginkannya. Ronal pamit pada Siti dan juga Mama Lia.
Setelah Ronal pulang, Mama Lia bertanya kenapa Ronal marah-marah. Siti menjawab seperti Ronal belum ikhlas kalo Gita dan Roki makin serius. Mama menghela nafas, dia juga tidak yakin sama Roki. Malah Mama lebih setuju Gita sama Ronal.
Siti kembali ke kamar Gita. Dia tidak enak berbohong pada Mama Lia kalo sebenernya Ronal adalah Alam. Cuma Siti heran, kalo memang Alam masih marah pada Gita kenapa dia bersikap so sweet pada Gita.
"Entahlah, ruwet jadinya."
Siti memilih berisitirahat.
Flashback selesai
Siti minta pada Gita untuk menggunakan kebaikan Ronal untuk memanasi Roki. Gita tertawa. Karena bagi Gita cara seperti itu terlalu murahan.
**
Seminggu kemudian. click
Sesampainya di kampus,Gita menemukan sebuah undangan reuni dari SMP Gita dulu. Gita membayangkan jika dia datang dan Rere pun akan datang bersama Roki, karena Roki juga alumni SMP Gita.
"Ah,kan ada Ine dan Beta."
menyimpan undangan itu, dan melanjutkan pekerjaannya. Tak lama mbak Winda memanggil dirinya.
"Gita, sini deh"
"Ada apa mbak?"
Mbak Winda memperlihatkan sebuah surat kabar yang mengabarkan tentang pernikahan Roki dan Rere.
"Ini bukannya pacarmu?" Tanya Mbak Winda
"Nggak lagi Mbak." Jawab Gita tenang.
"Yang sabar ya, dek."
"Makasih,mbak."
"Mbak" Gita kembali lagi ke hadapan Winda
"Iya, ada apa?"
"Saya mau resign. Saya akan pulang ke Jambi bersama kedua orang tua saya."
"Karena ditinggal nikah?"
"Ya, nggaklah mbak.Saya mau bantu usaha orang tua."
"Yah, sayang banget. Kamu itu berbakat Lo!"
Gita tersenyum kecut. Dia ingin lama di Jakarta. Tapi di tikung sahabat sendiri rasanya sakit. Gita mencoba mengabaikan soal Roki. Tapi soal Rere? dia tidak menyangka kalau sahabatnya itu menusuk dari belakang. Sebenarnya Gita masih menunggu pengumuman beasiswa ke Seoul.
Tak lama hp Gita bergetar. Ternyata telepon dari Beta. Beta mengingatkan pada Gita tentang undangan reuni SMP.
"Gita, sudah dapat undangan reuni SMP."
"Sudah."
"Kamu pergi,kan kesana."
"Insyaallah."
"Kok insyaallah, kamu harus datang, dong."
"Masih lama,kan"
"Hey! sekarang sudah tanggal 15. Undangannya kan tanggal 15 bulan depan."
"Ya,udah sabar. kan aku bilang insyaallah." Gita mulai kesal.
"Iya!"
"Kamu sudah dengar kan kabar itu,Git."
"Kabar apa?"
"Soal rencana pernikahan Rere dan
.."
"Sudah." Gita langsung memotong ucapan Beta.
"Kamu nggak papa,kan."
"Nggak papa,kok. Sudah dulu,ya. Aku sebentar lagi masuk kelas."
Gita menutup telponnya dari Beta. Semakin di bahas semakin sakit rasanya.
***
Roki mengatakan pada ayahnya kalo dia akan menikahi Rere. Bobby Spencer yang mendengar permintaan anaknya mengatakan Roki sudah mengatakan hal ini berkali kali tapi belum ada tindakan.Ronal yang mendengar pembicaraan mereka ikut kaget dan marah.
" Bukankah terlalu cepat kamu melakukan ini." Ronal menanyakan kebenarannya.
"Kenapa? Bukankah ini peluang untukmu. Seharusnya kakak berterimakasih padaku." jawab Roki sinis.
Buggg!
Sebuah bogem menghantam wajah Roki. Ronal emosi melihat Roki yang menganggap Gita seperti barang.
"Kau pikir Gita perempuan seperti apa! Kalau dia mau dari dulu dia menerima perjodohan itu." teriak Ronal
Roki meninggalkan Ronal yang masih emosi. Ronal menarik baju Roki dan kembali menghantam tangannya ke tubuh Roki.
Si bibi yang melihat perkelahian mereka mencoba melerai. Tapi ronal masih emosi.
Plaaak!
Sebuah tamparan mendarat di wajah Ronal. Ternyata tamparan itu berasal dari tangan tuan Spencer.
"Jangan kamu ikut campur dengan urusan keluarga kami!"
Ronal terkejut dengan perkataan Bobby Spencer.
"Keluarga kami?Ya,aku sadar diri kalo memang bukan keluarga mereka."
Bibi yang melihat Ronal di tampar keras oleh tuannya, mengelus pipinya yang ikut merasakan sakitnya Ronal.
"Ya, Allah kasihan den Ronal."
Di kamar Ronal mengompres memar bekas tamparan tuan Spencer. Lalu keluar rumah dengan menggunakan Jeep nya.
Sampai di depan rumah Gita, Ronal disambut Siti.
"Wajah kakak kenapa?" Siti yang kaget melihat wajah kakaknya memar di pipi.
"Biasa laki-laki."
"Hmmmm ... berantem sama kak Roki,ya." Tebak Siti.
"Iya, membela yang harus dibela." Ronal dengan sikap sok cool
"Ciyeee!" goda Siti.
"Apaan sih!"
"Sitiiii! panggil ambulan." Tiba tiba mama Lia berteriak dari dalam.
Siti dan Ronal berlari ke dalam melihat Opa kejang-kejang. Ronal menawarkan diri membawa opa ke rumah sakit. mereka memasukkan Opa ke mobil milik Ronal. Ronal memencet bel untuk menutup Jeepnya agar opa tidak kepanasan.
***
Hp Gita berbunyi. Ternyata dari Siti. Siti mengabarkan kalau opa masuk rumah sakit. Gita langsung pamit dan mengambil tasnya. Saat Gita keluar, Ronal sudah ada di lobby kampus.
Mau tidak mau Gita harus ikut ke mobil Ronal. Dalam mobil mereka cuma diam tanpa sepatah kata pun. Ronal mencoba memegang tangan Gita, tapi Gita mengelak. Gita belum siap untuk membuka hati untuk pria manapun. Gita memalingkan wajahnya ke kaca mobil.
"Gita."
"hmmmm!"
"Maafkan aku."
"Soal?"
"Soal di hotel kemarin."
"Yang mana?"
"Soal... Ranjang kemarin."
Gita menoleh. Apakah terjadi sesuatu malam itu? Gita menunggu jawaban dari Ronal.
"Tidak ada apa-apa."
Gita menghela nafas dengan tenang. Syukurlah yang di takutkan tidak terjadi. Tapi, jujur selama pacaran sama Roki, belum ada Roki seagresif yang dilakukan Ronal.
Tak lama mereka sampai di rumah sakit. Mama langsung menyambut Gita dengan tangisan. Mama menceritakan opa yang mulai drop karena sahamnya di tarik oleh keluarga Spencer.
"Kok bisa?"
Kalo informasi dari pihak perusahaan. Opa memutuskan kerjasamanya dengan keluarga Spencer karena sakit hati atas yang dilakukan Roki terhadap Gita. Gita duduk menangis di kursi.
"Lagi-lagi aku yang merusak semuanya. Dulu kak Alam, sekarang Opa, Kenapa! kenapa harus mereka! kenapa!" Gita membanting badannya ke dinding.
Ronal melerai Gita. Ronal memeluk Gita untuk menenangkan.
"Dulu waktu aku kabur dari rumah itu demi Roki, ada orang yang menyelamatkanku tapi nyawanya tidak selamat. Sekarang aku diputusin sama Roki, Opa juga kena imbasnya."
"Sudah! Jangan menyalahkan diri. Ambil hikmahnya kalo Roki bukan buat kamu." Ronal menenangkan Gita.
Siti mengajak Gita sholat supaya suasana hati Gita tenang. Ronal yang ingin ikut sholat di larang sama Gita.
"Bisa nggak kakak tidak membuntuti aku terus." Gertak gita
Ronal pamit pada orangtuanya Gita. Mama berterimakasih pada Ronal karena mengantarkan Opa ke rumah sakit.
Tak lama Gita bersama Siti selesai sholat. Gita minta sama mama papanya juga sholat. Mama menanyakan apakah Gita sudah merasa tenang. Gita menjawab kalau dia sudah merasa tenang, walaupun sebenarnya masih ada sesak di dada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Memyr 67
gita shalat pas kena musibah, tapi nggak pernah bangun shubuh buat shalat
2022-12-21
1
Nana
Gita jan galak2 sm Ronal
2022-07-04
0
💮Aroe🌸
iya, kata otor juga gituuuu
🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2022-03-10
0