Seorang pria muda berdiri di depan gerbang Namsan tower. Ada gembok yang ingin di pasangnya disana. Pria itu tidak sendiri. Ada seorang pria lain yang ikut bersamanya. Sambil meneguk Yakult,pria itu menyikut temannya untuk masuk ke gedung yang terkenal menara cinta.
Udara seoul hari ini sangatlah panas. Semua mata menatapnya, tapi yang di tatap masih cuek bebek.
"Kalo kamu lama lama di sini. nanti gedung namsan ini berubah fungsi. Wanita yang tadinya sudah mengikat janji disini langsung berubah haluan" jawab temannya.
"Sehebat itukah?" balasnya sambil tertawa
"Apakah kamu akan membawanya kembali ke sini?" tanya temannya.
"Insyaallah. Sudah 5 tahun,ya. Apa kabarnya sekarang?" tatapannya menerawang.
"Alhamdulillah aku baik-baik saja, sayang." ejek temannya
"Ronal. Hati-hati dijalan ya. kabari juga sudah di indonesia."
"Kamu nggak mau ikut pulang." Ronal masih melirik sahabatnya.
Gilang menggeleng. Percuma dia pulang kalo keluarganya sudah tidak ada lagi di Indonesia. Gilang berasal dari palu. orangtuanya dan adiknya meninggal saat tsunami di palu.
Ronal memeluk sahabatnya Gilang. Gilang dan Ronal berteman sejak satu asrama di Seoul university.
Ronal kembali menatap sahabatnya,seakan memberi sinyal kalo suatu saat dia akan kembali.
kriiiiing kriiiiing kriiiiing
Laki laki itu mengangkat telepon dari asistennya
"gagha, tikes-i junbidoeeossseubnida ( tuan tiketnya sudah siap)
"Appa gamsahabnida.( terimakasih pak)"
"cheonman-eyo(sama-sama)" balas asistennya.
Laki laki itu masuk ke mobil. Di dalam mobil kembali mengutak-atik ponsel.
Sambil menatap Keramaian di sudut kota. Ronal kembali mencoba menghubungi seseorang tapi tetap tidak diangkat.
🙌🙌🙌🙌
Di bandara
Seorang gadis berjalan menuju ruang bagasi. Sembari menunggu,dia terduduk memijat kakinya yang pegal pake high heels. Matanya menatap luar melihat siapakah yang akan menjemputnya.
Tak jauh dari gadis itu ada seorang pria yang juga menuju ruang bagasi. Pria itu memencet ponselnya, lalu menempelkan headset di telinganya.
Gadis itu melirik pria yang berkelang dua kursi darinya. Lalu berdiri di depan pria itu.
"Hai, boleh kenalan." Sapa gadis itu.
"Boleh."
"Aku Rere. Kamu?"
"Al... Ronal."
"Jadi yang benar mana Al apa Ronal."
"Ronal."
Rere melihat cowok itu masih dingin menanggapinya.
"Dia beda dengan kak Roki."
"Ehm...mas Ronal mau pulang ke mana?"
"Ke perumahan pondok indah."
"Itukan perumahan kak Roki." Bisiknya dalam hati
"Re... Rere." Rere melihat ada Gita dan Ine yang menunggu dirinya di depan ruang kedatangan.
Rere kaget kalo yang menjemputnya itu Gita. Mereka berpelukan bertiga. Lalu meninggalkan Bandara. Sebelum naik mobil opa nya Gita, Rere mencari pria tadi.
"Ah, mungkin dia sudah ada yang menjemput."
Setelah Rere pergi tak lama Ronal di jemput oleh sopir dari keluarga Spencer.
🙌🙌🙌🙌
Roki yang baru pulang dari kantor,Ingin merebahkan tubuhnya yang tampak lelah.
"Capek banget adekku ini." Suara Ronal yang mengagetkan Roki.
"Kaakaaak" mereka berpelukan melepaskan rindu
"Katanya mau pulang hari Minggu." Roki sedikit
memukul bahu Ronal. Roki gemes kakaknya tidak mengabari kepulangannya.
"Kan namanya juga suprise. Lagian papamu kan bilang kalo bisa jangan pulang hari Minggu karena hari jumat ada pertemuan."
"Pertemuan?" Roki bingung.
"Iya. Masa kamu nggak tahu."
Roki menggeleng. Roki juga tidak perduli, yang penting tidak kesepian lagi.
"Yuk!" Ajak Roki
"Kemana?"
"Aku mau mengenalkan kakak pada seseorang."
"Pacarmu? emang kamu nggak takut?"
"Takut kenapa?"
"Takut pesonaku mengalihkan bahagiamu."
"Dia beda. Bukan tipe cewek gampang klepek-klepek!"
"Masa!"
Roki menarik Ronal masuk kedalam mobil. Ronal tidak bisa menolak.
Didalam mobil mereka membahas banyak hal dari tentang Korea, tentang kampus, sampai tentang pasangan. Roki sudah lama merindukan momen ini.
Didalam mobil Ronal dan Roki banyak membahas dalam segala hal. Dari musim panas yang akan habis di Korea, sampai masalah teman kencan Ronal.
Roki senang kalo kakaknya ini mau lama di Indonesia. Walaupun umur mereka cuma tua Ronal 5 bulan.
Sampai di rumah Gita, Roki beberapa kali menghubungi Gita tapi tidak diangkat. Akhirnya Roki memberanikan diri mendatangi rumah Gita.
"Assalamualaikum, Gita" Roki mengetuk pintu rumah opa.
"Waalaikumsalam,salam" suara Bi Endah menyambut kedatangan Roki.
"Eh,ada mas Roki. Kebetulan mas."
"Kebetulan apa,bi?"
"Hp non Gita tertinggal. Mas bisa kan antarkan ke tempat kerjanya."
"Apakah Gita yang minta?"
"Nggak,mas. Takut dia nyari hp nya nanti."
"Ya,udah. Disimpan aja,bi. Kecuali kalo Gita yang minta."
"Iya,deh,mas."
"Ya,udah saya permisi dulu,Bi."
"Lo kok pulang, nggak minum dulu mas."
"Yang diapel nggak ada."
"Ngapel sama bibi aja,mas. Itu siapa mas, ganteng banget."
Mata bibi beralih ke sosok Ronal. Roki sudah menebak pasti bibi kepincut sama Ronal.
"Oh,itu kakakku. Udah ya,bik." Roki langsung menggamit Ronal.
"Dapat salam dari Bu Endah." Goda Roki.
"Tuh, kan. Apa kubilang! Pesonaku langsung meluluhkan si bibi apalagi pacarmu."
"Niat banget kayaknya." Mereka pun tertawa bersama.
Mereka kembali melaju untuk pulang ke rumah.
Ronal menanyakan Tante Marni yang sejak dirinya sampai belum ada menyambutnya.
Roki menceritakan kalo Tante marni beda rumah.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu tidak memanggilnya dengan sebutan mama?" Ronal tiba tiba menanyakan hal itu pada Roki.
"Susah,kak. Nggak ada yang bisa menggantikan Mamaku."
Ronal mulai kesal "Lalu kenapa papamu, menikahi tanteku kalo gini endingnya!"
Roki cuma bisa diam. Toh, saat mereka menikah Roki masih berusia 10 tahun. Roki juga tidak terlalu paham dengan kisah ayah dan ibu tirinya itu.
🙌🙌🙌🙌
Suara bel berbunyi. Bi Endah berlari membuka pintu.
"Masya Allah,mbak Yulia dan mas Dul."
Yang disebut cuma tersenyum kecil. Bi Endah membantu mengangkat barang. Bi Endah sudah bekerja di rumah opa sejak mama Yulia masih gadis. Bi Endah yang mama Yulia seumuran,tapi Bi Endah sudah janda tanpa anak. Dulu waktu mama masih kuliah bi Endah sudah bekerja di rumah opa. Bi Endah yang menikah tamat SMA dan di selingkuhi suaminya, hingga akhirnya bekerja di rumah opa. Kala itu, Oma masih ada. Oma meninggal saat Gita masih bayi.
Bi Endah melihat seorang gadis yang ikut bersama mama Yulia dan papa Dul.
"Itu siapa,mbak.?"
"Oh, kenalkan ini Siti. Temennya Gita selama di Jambi."
Bi Endah dan Siti bersalaman. Siti takjub melihat rumah opanya Gita.
"Hati-hati, dek. Kesenggol sedikit susah kamu bayarnya."
"Endah, Gita mana?" Tanya Mama
"Belum pulang,Bu."
"Emang Gita kerja dimana?" Tanya Siti
"Ngajar di kampus swasta, non."
"Jangan panggil saya non,mbak. Geli saya dengarnya. Panggil Siti aja."
"Iya."
Bi Endah meletakkan barang-barang Siti di kamar Gita. Siti takjub kamar Gita 3x lipat dari kamarnya.
Bi Endah juga meletakkan barang barang mama Yulia ke kamar pribadi mama Yulia. Mama Yulia melihat kamarnya tidak berubah sama sekali. Dia salut sama bi Endah yang rajin merapikan kamarnya.
"Non Gita sering di kamar ini mbak."
"Papa mana,ndah?"
"Tuan lagi keluar,mbak. Nanti saya sampaikan sama tuan kalo mbak sudah sampai. Saya permisi dulu,mbak." Bi Endah pamit keluar kamar mama Yulia.
Mama merebah di kamarnya. Kamar yang menghiasi masa mudanya. Dulu kamar Gita adalah kamar masa kecil nya. Tapi beranjak dewasa dia butuh kamar yang lebih privasi. Akhirnya dibuatlah kamar yang lebih sedikit kecil dari kamar sebelumnya.
Tujuan mereka pulang karena sang papa mengabari akan ada rencana perjodohan dengan keluarga Spencer.
"Alhamdulillah ya,pa. Gita beneran jadi sama Roki."
Yang di tanya diam saja. Mama menoleh kearah papa, ternyata papa sudah tidur. Mama melempar guling ke badan papa.
Papa kaget "Kenapa,ma?"
"Papa tuh,ya! Orang lagi ngomong malah tidur!" Omel mama.
"Adem, ma." Papa masih asyik tertidur.
Mama keluar kamar, kesal lihat reaksi suaminya. Tapi mama sadar kalo suaminya capek setelah perjalanan jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Nana
Ronal itu Alam ya.
2022-07-04
0
💮Aroe🌸
aaaiiiih, siapa lagi? soapa lagi???
2022-03-06
0
BELVA
dpt slm dari
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya
2021-02-07
0