Saat Gita sedang ke sekolah
Mama Yulia menyiapkan kopi untuk papa Dul. Tak lama mama duduk di samping papa. Mama membahas masalah keluarga mereka, yang mereka sembunyikan dari Gita. Mama ingin belajar menerima keadaan, kalo sebenernya mereka bukan lagi orang kaya.
"Pa,apa kita kasih tau yang sebenarnya pada Gita."
Papa yang tadinya asyik baca berita di hp menghentikan kegiatannya. Papa heran kenapa mama tiba tiba membahas ini.
"Soal apa?" Kata papa sambil menyeruput teh.
"Semuanya."
"Kalo soal keadaan kita yang sebenarnya papa setuju."
"Kalo soal pembatalan perjodohan?"
"Roki maksudnya."
Mama mengangguk. Tadi malam mama chat dengan beberapa teman wali murid di SMP nya Gita dulu. Mereka membahas tentang rencana perjodohan Roki dengan anak gadis yang lain.
Flashback
Tadi malam sehabis sholat isya, mama iseng buka hp dan ternyata grup lagi rame bahas perjodohan Roki dengan salah satu alumni SMP nya Gita.
"Ping!!" Mama mencoba memancing ibu ibu di grup
"Wah ada mamanya Gita."
"Ada apa sih?" Tanya mama
"Emang Bu Yulia nggak tahu kabar terbarunya keluarga Spencer?"
Tiba-tiba ada salah satu ibu ibu yang bertanya
"Gita di SMA mana,Bu."
"Di Jambi."
"Jauhnya,Bu. Emang dijakarta nggak di terima sampai harus ke Jambi."
"Suamiku kan orang Jambi, kebetulan dia ada proyek dan memboyong kami tinggal disana."
"Jambi nya dimana,Bu. Saya asli Jambi" Sahut ibu ibu lainnya.
Mama terdiam, kalo dia cerita dimana lokasinya akan jadi bahan tertawaan mereka nantinya.
"Di kotanya. Terus gimana infonya keluarga Spencer." Mama mengalihkan pembicaraan.
"Ya, seperti bahasan awal si Roki di jodohkan dengan salah satu teman sekelas Gita."
"Siapa?"
"Nah,itu aku nggak tau nama anaknya."
Mama menutup chat dengan alasan mengantuk. Walaupun sebenarnya mama kesal keluarga Spencer memutuskan perjodohan sepihak, walaupun suaminya sudah keluar dari perusahaan mereka, paling tidak konfirmasi dulu.
Mama bingung bagaimana dia menjelaskan pada Gita tentang masalah ini.
"Harus di bicarakan sama papa ini."
Flashback selesai
"Iya, emang pacar Gita ada yang lain."
"Emang ada apa sama Roki."
"Loh,emang papa nggak tahu kalo Roki di jodohin sama orang lain."
"Enggak. Hikmahnya begini,ma. Kalo papa sudah keluar dari perusahaan itu otomatis semua terputus."
Mama setuju dengan pemikiran papa. Menurut mama ya wajar mereka mendekatkan Roki dengan yang lain, Gita aja jauh, entah kapan bisa pulang lagi ke Jakarta.
"Assalamualaikum,ma pa. Gita Pulang." Gita datang dengan wajah pucat.
"Kamu kenapa,git. Sakit?"
"Nggak tahu,ma. Kepala Gita pusing."
"Ya,udah kamu istirahat saja dulu. Mama bikinkan teh dulu"
Gita langsung ke kamar. Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Masih terbayang di ingatannya tentang barang haram tadi.
Gita merinding kalo mengingatnya, dia ingat barang itu juga pernah menangkap teman sekelasnya saat gerebek kelas.
Flashback
"Kamu kenal dengan cowok tadi,ti."
"Dia Abangku."
"Oh, maaf ya."
"Nggak papa"
Siti masih syok dengan barang temuan tadi. Dia sepertinya tidak menyangka Abangnya pake barang haram itu. Gita cuma bisa menyabarkan Siti.
"Eh,ti. Abangmu namanya Edwar bukan."
"Kok tau?"
"Kamu tahu perban di kepalanya."
Gita menceritakan kejadian waktu mengerjai Edwar cs yang kaget dengan ular mainan. Siti tertawa mendengarnya.
"Rasain mereka sok jagoan sih." Ujar siti dengan semangat.
Gita lega melihat temannya ceria seketika.
flashback selesai.
***
Gita menelpon teman temannya yang di Jakarta. Gita rindu celotehan mereka. Awalnya Gita menelpon Rere tapi tidak diangkat. Begitu juga dengan Ine.
"Gila mereka! Ga ada yang angkat telponku."
Gita mencoba menelpon Beta dan diangkat
"Gitaaaa!!!!" Teriakan Beta begitu nyaring membuat Gita sedikit sakit telinganya.
"Assalamualaikum, Beta."
"Waalaikumsalam,git."
"Tumben pake assalamualaikum,non."
"Lah kan wajib sesama muslimah harus mengucapkan salam saat bertemu."
"Keren. Ada hikmahnya kamu pindah ke Jambi."
"Oooo jadi selama ini nggak ada hikmahnya gitu."
"Just kidding,non. Duh gitu aja ngambek."
"Lah siapa yang ngambek."
Gita ngelihat sesuatu bergerak gerak dibelakang Beta.
"Beta... Beta ... Apa tuh yang gerak gerak?"
"Oh,itu. Teman tak kasat mata gue." Beta dengan santai melihat kekepoan Gita.
"Ah, serius Lo." Gita mulai cemas.
Gita tahu Beta punya Indra keenam.
"Baaaaaaaah!!!!!!" Ine muncul pake topeng Scream
Anehnya Gita merasa tidak takut saat Ine muncul.
"Ah,kamu. Kurang serem,tau."
"Boong, lu kaget tadi."ledek Ine
"Ya, wajar kaget. Tapi bukan takut."
Gita mulai sendu. "Kangeeen!!!"
"Sama kita kangen juga." Ine dan Beta nyahut barengan.
Gita melirik sekitar ruangan kamar Beta, ada sosok yang dia tunggu.
"Rere mana?"
"Ada dirumahnya." jawab Beta sambil ngemil Sukro
"Kok nggak gabung?"
"Sibuk kayaknya. Maklum dia kan mau ...."
Ine yang ngoceh di towel sama Beta
"Mau apa?" Gita masih bingung
"Rere sekarang sering ikut di klub dance sekolah. Jadi udah jarang ngumpul sama kita." Beta menambahkan.
"OOO.. pantes."
"Pantes kenapa?" Ine sambil nyempilin tangannya ke Sukro nya. Beta yang masih asyik sama video call nggak nyadar Sukro nya di coneng sama Ine.
"Pantes sejak aku sampai, Rere nggak pernah ngangkat teleponku."
"Oh,ya?"
"Udah ah, nggak usah di bahas tuh anak." Beta pasang muka bete saat Gita masih menanyakan tentang Rere.
"Pokoknya kami kaaaangeen."
"Jangan dong, rindu itu berat. Biar aku saja."
"Iye berat, seberat BB mu wkwkwkwkkakw"
"Mulai deh."
"Btw, apa kabar Dilanku?"
"Dilan? Roki maksud kamu? lah,kan kamu pacarnya masa nggak ada kontaknya."
Sampai saat ini Gita belum ada kabar dari Roki. Padahal kalo mau kangenan bisa saja Gita langsung telepon. Roki terakhir mengabari Gita waktu baru sampai di Jambi. Setelah itu, nggak ada lagi.
FLASHBACK
Gita yang menghidupkan kipas angin kecil di kamarnya setelah berberes rumah. Kondisi rumah yang berantakan karena banyak barang barang Kakeknya. Ini pertama kalinya, Gita harus terjun langsung merapikan kamar yang bisa bikin badan Gita kurus.
kriiiiing kriiiiing kriiiiing
Mata Gita berbinar saat mengetahui siapa yang menelepon.
"Assalamualaikum, kak."
"waalaikumsalam, Gita. apa kabar?"
"Alhamdulillah baik. kak Roki apa kabar?"
"Alhamdulillah baik juga. Gimana sekolahnya?"
"Belum masuk,kak. Senen baru MOS."
"masih pake MOS ya. Disini nggak ngadain MOS."
"Masih kayaknya,kak. Kakak kapan maen ke Jambi?"
"Liat sikon dulu,ya.Aku kan sudah mau kelas 3."
"Emang kak Roki nggak kangen sama aku?"
"Kangen dong."
Gita merasa reaksi Roki datar-datar saja. Nggak keliatan dia senang kalo mendengar suara dirinya.
"Entahlah aku tidak mau suudzon sama Roki."
Gita berharap pemikirannya itu salah.
Flashback selesai.
...*******...
Hari kedua sekolah
Gita berjalan menyusuri persawahan bersama Siti, teman barunya. Matanya menatap hamparan padi yang masih hijau .
"Keren, ya." Ucap gita penuh kekaguman.
"Emang kamu belum pernah main kesawah?"
Gita menggeleng.Seumur hidupnya belum pernah menginjak yang sawah ataupun bermain kesana. Ini pertama dalam hidupnya dia main kesawah.
"Ya, maklumlah anak kota seperti kamu belum pernah kesawah." Ejek siti sambil berjalan menyusuri persawahan.
Bagi siti pulang sekolah melewati persawahan adalah kenikmatan tersendiri. Walaupun sebenarnya berjalan di jalan besar lebih cepat sampai. Tapi sejak mempunyai teman baru seperti Gita, Siti jadi lebih sering pulang sekolah lewat sawah.
Mereka berdiri menatap langit yang terik. Siti melirik jam tangannya, menandakan sudah pukul 15:00.
Sementara tak jauh dari mereka adalah seorang pemuda yang bergumul lumpur. Pemuda itu sedang membantu pamannya menyusun bibit padi.
Sang paman menatap ponakannya dengan bangga. Sebandel apapun sang ponakan, tapi tidak membantah perintahnya untuk membantu bekerja.
"Sudah, lam." Teriak paman toni.
"Belum, paman sedikit lagi. Kalau paman capek istirahat saja. Biarkan aku yang menyelesaikan pekerjaan ini."
Paman langsung naik ke pondok tak jauh dari sawahnya. Menatap dua rantang yang ada didepannya.
"Lam, makan dulu. Nanti sambung lagi. Ini ada telor ceplok setengah matang kesukaanmu." Panggil paman mengajak sang keponaka untuk menghentikan aktivitasnya.
"Iyaaaaaaa.." sahutnya.
"Gitaaaa!" Teriak siti yang kesal melihat temannya tidak mau pulang.
"Iyaaaa...aku masih mau disini." Gita memejamkan mata menghirup udara sekitar persawahan.
Masih dalam memejamkan mata, Gita berjalan pelan. Sesaat membuka mata hanya untuk melepaskan sepatunya. Lalu menenteng sepatunya dan kembali berjalan memejamkan mata.
"Gitaaaa!" Teriak Siti yang melihat arah jalan temannya seperti akan jatuh.
"Awaaaaaas!!!! Ada orang disana!"
Tapi terlambat! Tubuh gita sudah terperosok dalam kubangan sawah.
"Hooooiii! Lu mau apaan gue!" Terdengar teriakan suara seorang laki-laki.
Gita membuka matanya melihat tubuh seorang laki-laki dibawah dirinya. Seketika Gita menutup tubuhnya dengan kedua tangannya. Tubuh mereka berkubang dengan lumpur.
"DASAR COWOK MESUM! LO MAU NGAMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN!pekik Gita.
"HEY! kamu lupa siapa nindih gue tadi! Lo kali yang mesum!" Alam tidak mau kalah.
"Dasar begajulan!"
"Dasar cewek gentong anak manja!" Balas Alam.
"Apa lo bilang!" Gita melototkan matanya, tidak terima atas ejekan Alam.
Siti dan paman segera melerai mereka yang masih berdebat. Keduanya sama-sama tidak merasa salah dan tidak mau disalahkan. Pada akhinya siti membawa gita pulang kerumahnya.
Diam-diam siti mengabadikan photo tersebut ke ponselnya.
Maaf gita!
Gita dan Siti sudah sampai dirumah kediaman siti. Sebuah rumah kecil sederhana.
Gita di sambut ibunya siti dengan ramah. Ibu aisyah kaget melihat penampilan siti yang penuh lumpur.
"Ya Allah, nak. Ini kenapa kotor semua. Siti ajak temen kamu mandi."
"Gita jatuh kesawah tadi."
Siti membawa gita ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sambil meninggalkan gita yang sedang mandi. Siti menyiapkan baju untuk temannya itu. Tak lama gita sudah bersih dengan memakai baju tidur siti.
"Ti, ajak temanmu makan dulu." Tawar ibu yang sudah menyiapkan makan sore untuk siti dan Gita.
"Kamu tinggal dimana, nak?"
"Di gang simpang, tante."
Ibu tersenyum simpul saat Gita memanggilnya dengan sebutan tante.
"Jangan panggil tante,nak. Panggil ibu saja."
"Iya, ibu." Jawab gita lalu kembali melanjutkan makannya.
"Kalau gang simpang ibu kenal semua. Kamu anak siapa?"
"Saya anak pak dul. Saya cucu kakek taufik."
"Saya tahu kakek taufik. Tapi saya tidak kenal anaknya. Ya, sudah selesaikan makanmu. Nanti orangtuamu mencari"
Gita dan Siti menyelesaikan makan mereka. Setelah sholat ashar, Gita pamit pulang pada ibunya siti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Nana
wah... pasti Rere itu yg dijodohin sm Roki. salam kenal mb Mel
2022-07-04
1
Yeni Eka
Adiknya namanya Siti kakaknya Edward 😂
2021-11-14
0
Flo🌹
aku like 🙋♀️
2021-03-30
0