VALEY SIDE
Valey menatap sendu kakaknya Jack yang sedang bersenda gurau di taman istana bersama Alyssa, Mate nya. Mereka tampak senang dan bahagia berbeda dengan Valey saat ini. Bukannya Valey tak mau kakaknya bahagia, dia hanya merasa iri melihat Mate kakaknya itu, karena ia tak pernah di perlakukan seperti itu oleh Matenya. Mate Valey sangat dingin dan membenci Valey, itu lah yang membuat Valey iri dengan Alyssa.
Valey memutuskan untuk pergi menuju ke air terjun saja untuk menenangkan fikirannya. Jika kalian tanya dimana Kelvin ? tentu saja ia menyibukkan dirinya bersama Adam dan yang lain. Sahabat Valey, Nadine sedang menunjungi Mate-nya di Pack Blue Moonlight, sedangkan Nancy , sudah pasti dia bersama Mate-nya Troy.
'persetanan dengan Mate'
Kembali ke Valey ia duduk di tepian air terjun , sembari memasukkan kakinya di air. Valey melihat pantulan dirinya di air.
"Hai ,Valey. Kau sangat cantik, tapi-- sayang sekali kecantikan mu tak berpengaruh Val, kau lemah, kau aneh, kau manja, dan Mate mu sangat membenci dirimu Val" kata Valey berbicara pada bayangannya. Valey tertawa hambar mentertawakan dirinya, katakan dia gila , tapi siapa pun akan seperti dia jika ada posisinya. Hingga suara rintihan dan suara minta tolong mengusiknya.
"Tolong...Tolong..." Valey pun segera berdiri dan berlari menuju asal suara. Valey berlari sangat kencang hingga ia melihat ada seorang gadis cantik penuh luka disana, juga seekor burung Elang besar yang terkapar lemas di samping gadis itu.
Valey pun mendekati gadis itu dan menolongnya, Valey mengeluarkan kekuatannya untuk menyembuhkan gadis itu. Valey mengarahkan tangannya ke arah luka-luka di tubuh gadis cantik itu, benar saja seketika luka gadis itu tertutup tak berbekas sedikit pun. Kemudian Valey menyembuhkan burung Elang besar yang terluka hingga semua lukanya sembuh. Valey tersenyum senang karena ia berhasil menolong orang lain. Sebenarnya Valey sudah lama mengetahui kekuatannya ini, namun ia merahasiakannya bahkan orang tuanya pun tak mengetahui hal itu. Setelah selesai mengobati Valey pun bernafas lega karena ia berhasil menyelamatkan dua nyawa sekaligus.
"Hai, nama mu siapa ?" tanya Valey dengan nada ramah dan senyum yang mengembang indah.
"Stella Aurellie" kata gadis itu takut-takut.
"Tenang aku orang baik. Nama ku Jessie Valencia Friedrich" kata Valey lembut agar gadis berna Stella itu tak takut lagi. Gadis bernama stella itu menatap Valey lekat-lekat.
"Putri Jessie?" tanya gadis cantik itu.
"Iya ini aku, apa yang membuat mu terluka seperti tadi?" tanya Valey karena ia sangat penasaran.
"Em... aku adalah seorang peri dari Kerajaan Utara dan ini Max sahabat ku. kami ingin pergi menemui Ratu Hana di Selatan , namun saat di perjalanan kami di serang serigala jahat, kami berusaha lari hingga akhirnya sampai lah disini" kata Stella menceritakan kepada Valey.
"Em...mungkin mereka Rogue atau anggota Pack Dark Moon" kata Valey.
"Terimakasih putri Jessie kau sudah menyelamatkan kami" kata Stella tulus.
"Selama aku masih bisa menyelamatkan , aku akan berusaha sebisa ku"
"Kau sangat baik putri Jessie" Stella menambil sesuatu dari tas kecilnya."ini untuk mu Putri Jessie , terimalah" Stella memberikan sebuah kalung dengan liontin kupu-kupu yang sangat indah.
"Terimakasih Stella" Valey menatap dengan tatapan berbinar kalung itu. Ia lansung mengenakan kalung cantik tersebut.
"Kemarilah putri Jessie" kata Max , Valey terkejut dan membelalakkan matanya.
"Kau bisa bicara ?" tanya Valey yang masih tak percaya.
"Tentu tuan putri" kata Max lalu Valey pun mendekat ke arah Max, Max menyentuh tangan Valey dengan sayapnya.
"Tutuplah mata mu putri Jessie" kata Max, Valey pun menurut ia memejamkan matanya. Valey merasakan sesuatu yang panas di tangannya lalu hilang berganti rasa dingin.
"Bukalah mata mu " kata Max. Valey pun membuka matanya dan terkejut melihat lengannya, karena ada semacam tato berbentuk burung dan ada tulisan nama Jessie Valencia Friedrich dan Max.
"Mulai sekarang kau adalah pemilikku Putri Jessie, jika kau membutuhkan ku sentuh tanda itu dan panggil nama ku. maka aku akan datang untuk mu" kata Max, Valey memeluk Max.
"Suatu kehormatan untukku Max" kata Valey senang.
"Dan jika kau sedang dalam bahaya sentuh saja liontin itu maka aku akan datang menolong" kata Stella menimpali. Valey memeluk Stella erat, mencium pipi gadis tersebut.
"Kalian sangat baik pada ku" kata Valey tulus.
"Kau lah yang sangat baik putri Jessie, kau menyelamatkan nyawa kami" kata Stella.
Setelah berpamitan Stella dan Max pun melanjutkan perjalanan nya lagi . Valey tersenyum hangat sembari melambaikan tangannya. Valey pun memutuskan untuk kembali ke istana, ia sangat senang saat ini.
"Ruby, aku tak menyangka akan bertemu mereka" kata Valey senang.
"Aku juga Val, aku sangat menyukai mereka" kata Ruby senang.
Valey pun bergegas melangkah menuju istana, dari kejauhan terlihat Jack yang tampak gusar, Valey mengernyitkan dahinya.
"Apa yang terjadi?" gumam Valey.
Jack melihat ke arah Valey , ada kelegaan di wajah nya. Jack pun berlari mendekati Valey lalu ia memeluk adiknya itu.
"Sweety kau kemana saja, aku mengkhawatirkan mu" lirih jack, Valey tersenyum.
"Aku baik-baik saja Big Bear, tadi aku ke air terjun" kata Valey.
"Jangan seperti ini lagi okay" kata Jack, Valey mengernyitkan dahinya.
"Kau menkhawatirkan ku em? " goda Valey, dengan menaik turunkan alisnya.
"Tentu" jawab Jack singkat.
"Yakin?"goda Valey lagi, kali ini wajahnya tampak begitu menyebalkan.
"ya" jawab Jack, dengan nada dingin nya.
Valey menghembuskan nafasnya kasar karena kesal dengan Jack yang hanya menjawab Valey singkat. Valey menarik nafas panjang dan--
"Oh ya... kau tadi tak memperdulikan ku Jacques Coen Friedrich ! aku ingin memberitahu mu tapi kau sibuk bermesraan dengan Mate mu. Tentu saja aku tak ingin mengganggu adegan romantis mu itu" teriak Valey menggebu-gebu , sedangkan Jack terkekeh dan mengacak rambut adiknya itu.
"Big Bear, berhenti mengacak rambut ku" rengek Valey.
"Dasar putri manja" kata Jack dingin.
"Arrgghhhhh!!! Raja Jacques gila!!
kau ini!!!" Valey sangat marah karena di katakan seperti itu, Jack mengambil langkah seribu menghindari amukan serigala betina itu. Valey mengejar Jack dengan amarah menggebu-gebu, membuat siapa saja bergidik ngeri. mereka berlari ke suluruh penjuru istana hingga Valey terjatuh karena menabrak dinding.
Bugh....
"Aw...." ringis Valey memegang kepalanya yang terasa pusing akibat benturan keras, Jack segera berlari menuju adiknya itu.
"Sweety.." Jack tampak khawatir, kekhawatirannya bertambah ketika melihat darah mengalir di hidung Valey. kening Valey memar akibat benturan itu.
"Jack.. darah!" kata valey panik, jack segera menggendong adiknya itu menuju kamar, dan memanggil dokter, para penghuni istana gempar karena kejadian itu.
•••
AUTHOR POV
Hanya ada Jack dan Valey di kamar milik Valey sekarang. Valey duduk bersandar sedangkan Jack duduk di samping adiknya itu.
"Jack...." lirih Valey
"Iya Sweety.." kata Jack lembut
"Aku jadi ingat saat kau terluka karena menabrak guci dulu" Valey menerawang jauh, mengingat kejadian itu.
"Iya aku masih ingat itu, kau mengejarku karena mengambil pita rambut mu untuk mengikat Novel ku kan" kata Jack ia juga menerawang mengingat kejadian itu. Jack bergidik ngeri mengingat betapa mengerikannya Valey kala itu.
"hahahahaha... dan kau berlari tanpa melihat jalan di depan mu" Betapa konyolnya mereka dulu. Tak pernah akur, selalu saja bertengkar.
"Sekarang kau merasakannya" Jack terkekeh geli.
"Ya, aku masih ingat betapa shock nya Mom kala itu" Valey tertawa hambar, setetes air matanya jatuh."aku merindukan mereka Big Bear" lirih Valey, air matanya pun tumpah.
"Aku juga sama sangat merindukan mereka" kata Jack lirih, mereka menangis pilu.
"Big Bear"lirih Valey.
"Iya Sweety" jawab Jack.
"Cepatlah nikahi Mate mu, bahagiakan dia Big Bear. Sayangi dia seperti kau menyayangiku, Mom dan Dad" Valey menatap ke arah Jack.
"Iya, Sweety kami akan menikah dua minggu lagi" Jack tersenyum lalu mengecup pucuk kepala Valey.
"Baguslah, bahagiakan dia Big Bear" Valey tersenyum senang .
"Tentu Sweety, aku sangat mencintainya" Jack tersenyum membayangkan Alyssa menjadi miliknya.
"Ruby andai Mate kita seperti Jack" lirih Valey.
"em... sudahlah Val kau harus kuat " kata Ruby mencoba menguatkan Valey.
•••
SOMEONE SIDE
"Apa rencana kita selanjutnya" tanya seorang wanita dengan pakaian minim yang sedang bergelayut manja di pangkuan seorang pria.
"Tentu saja kita harus membuat Mate si tuan Putri itu Mereject nya, kemudian kita akan melihat reaksi Jacques saat tahu siapa mate-nya itu" kata pria tersebut dengan seringaian nya
"Ide bagus sayang" wanita itu semakin menempel kan tubuh nya , mencium pipi pria di hadapannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments