BAGIAN 5

JACK SIDE

Seorang pria dengan tubuh tegap termenung di balkon kamarnya, ia menatap hamparan rumput dan pohon di depannya dengan tatapan kosong. Pikirannya di penuhi akan rasa tak percaya jika ia sudah tak memiliki orang tua saat ini. Terlebih lagi jasad kedua orang tuanya tak kunjung di temukan. Setetes air matanya jatuh, ia sangat rapuh. Ia tak kuat hidup tanpa orang tuanya, ia belum siap di tinggalkan sosok malaikat dan bidadari dalam hidupnya itu.

"Mom, Dad, aku belum siap" lirihnya.

Karena kepergian sang Ayah ia harus di angkat menjadi seorang Raja. Ya , Raja dari kerajaan Gerardious, selain itu ia juga menjadi seorang Alpha dari Pack terkuat tentu saja ia cukup tertekan akan hal tersebut. Bukan lah hal mudah memimpin Pack terkuat dan kerjaan tersebesar sekaligus, belum lagi perusahaan milik ayah nya yang sangat besar di dunia manusia.

Ia terlalu muda untuk mengemban tugas seberat ini, ia mungkin bisa melakukannya jika saja sang ayah masih hidup , ayahnya akan membimbing dan mengarahkannya. Namun itu semua hanya mimpi semata, kenyataannya ia harus mengemban tugas berat tersebut sendirian.

"Aku belum siap.." kata Jack kalut.

"Jack, yakinlah pada dirimu.. Kau mampu.. Kau pasti bisa," Serge mencoba menyemangati Jack.

"Huh.. Kau benar ini sudah takdir ku.. Aku akan memimpin Pack dan Kerajaan ini, " kata Jack namun ia masih ragu, ia sungguh belum siap mengemban tugas menjadi pemimpin seperti sekarang.

"Semangat Jack, jangan terlalu larut dalam kesedihan mu"

"Ya kau benar, Setidaknya aku akan berubah mulai hari ini... " kata Jack.

Suara ketukan pintu membuat Jack tersentak, ia pun segera menghampiri pintu dan membukanya. Sudah ada seorang pria di hadapan Jack saat ini, yang tak lain adalah Betanya , Adam.

"Alpha, upacara pengangkatan anda akan segera di laksanakan" kata Adam

Jack mengangguk, mereka pun melangkah menuju ruangan tempat Jack akan di angkat menjadi seorang Raja. Saat di perjalanan, Jack bertemu dengan adik nya Valey.

"Aku tahu kau sangat rapuh Sweety" batin Jack pilu.

"Selamat pagi Pangeran Jacques" sapa Valey.

Jack tak menjawab , ia hanya tersenyum tipis lalu mengelus rambut Valey sebentar dan berlalu begitu saja.Perubahan sikap Jack itu membuat Valey membeku, setetes air matanya jatuh.

"Jack... Kenapa?" lirih Valey pilu, Jack tahu akan hal itu, ia memejamkan matanya .

"Maafkan aku sweety" batin Jack lirih, ia tak bermaksud bersikap dingin kepada adik nya, namun Jack harus berubah ia tak ingin terlihat lemah.

•••

Upacara pengangkatan Jack sebagai Raja berlangsung dengan lancar. Sekarang Jack telah resmi menjadi Raja dari kerajaan Gerardious, menggantikan Raja sebelumnya Bryan Gerard Friedrich yang tak lain adalah Ayah dari Jacques sendiri.

Setelah pengangkatan itu Jack kembali ke kamarnya , Jack menjauhkan dirinya dari orang sekitar. Jack sudah berubah, bukan lagi sosok Jack yang hangat pada keluarganya. Seolah hatinya itu pergi bersama dengan kedua orang tuanya.

Jack menatap nanar foto yang ada di nakas, hatinya perih kala melihat senyum indah yang terpampang di wajah kedua orang tuanya.

"Kenapa kalian pergi secepat ini Mom.. Dad.." lirih Jack pilu.

Jack mengambil foto tersebut dan memeluk erat, ia menangis mengeluarkan semua perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. Mulai besok ia harus menjalani harinya mengurus Pack serta kerajaan yang ia pimpin.

•••

VALEY SIDE

Aku termenung melihat keluar jendela kamarku, sembari menikmati hembusan angin segar yang menerpa wajah ku. Ini adalah rutinitas ku sekarang. Sekelebat bayangan saat aku masih kecil pun hadir. Aku dan kakak ku berlari di taman,  ada Mommy dan Daddy yang ikut mengejar kami. Berakhir dengan berbaring di rerumputan dengan nafas memburu karena kelelahan, setelah itu Mom dan Dad akan memeluk kami dan mengelus lembut rambut kami. Mereka akan mengatakan kata-kata penuh kasih sayang dari mereka. Rasa nyeri di hati ku kembali hadir, seolah ada sebuah jarum kecil yang terus menusuk hati ku. Aku hanya bisa tersenyum miris dan kembali menangis, aku begitu cengeng. Aku belum bisa menerima kenyataan pahit ini. Mate ku tak menerima kehadiran ku dan meninggal nya kedua orang tua ku cukup membuat ku hancur.

"Kenapa kalian meninggalkan kami Mom, Dad" Aku kembali menangis, memeluk kedua lutut ku.

"Kak Jack berubah mom," aku memegang dada ku, kenapa rasanya begitu sakit. "kak Jack menjadi dingin sekarang, ia tak tersentuh. Kami membutuhkan kalian-- kami merindukan kalian" Air mata ku terus saja mengalir deras. Kenapa semuanya begitu menyakitkan seolah semesta tak ingin aku bahagia sedikit pun.

Sebulan yang lalu kak Jack di angkat menjadi Raja menggantikan Daddy yang merupakan Raja sebelumnya. Setelah itu lah kak Jack berubah. Kak Jack lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berlatih,berlatih,dan berlatih tanpa memperdulikan ku sedikit pun. Kak Jack seolah tak pernah puas dengan kemampuan bertarungnya. Tak ada lagi kak Jack yang selalu ada untuk ku seperti dulu, tak ada kak Jack yang selalu tersenyum hangat kepada ku, memberikan semangat baru, mendekap ku erat, menghapus setiap luka dan duka ku, menghapus setiap tetes air mata ku. Sosok kakak ku Jack seakan hilang berganti Jack yang dingin, kejam dan tak tersentuh itu. Aku merindukan sosok kakak ku yang dulu, aku membutuhkan nya, sangat membutuhkannya.

"Oh Moon Goddess kenapa hidup ku seperti ini" tangis ku kian pecah, kepala ku terasa begitu pusing karena aku tak juga berhenti menangis.

Selama ini tak pernah sekali pun Mate ku berkunjung menemui ku, walau sekedar menyapa dan melihat keadaan ku. Sebegitu bencinya kah dia dengan ku, apa aku begitu buruk di matanya? Hidupku terasa begitu sepi, aku tak memiliki apa pun di dunia ini.

Aku terus mengurung diriku disini, berteman kesunyian bahkan kegelapan. Tak ada setitik cahaya pun yang datang menerangi kegelapan yang perlahan menelan ku. Aku tak memiliki harapan lagi saat ini.

•••

JACK SIDE

Tanpa Valey sadari seorang lelaki meneteskan air matanya melihat begitu rapuhnya orang yang ia sayangi.

"Maafkan aku Sweety, bukannya aku tak ingin ada di samping mu. Aku harus kuat dan disegani agar kejadian terbunuhnya Dad dan Mom tak terulang kembali" lirih lelaki itu, setetes air matanya jatuh, ia juga rapuh .

"Akan ku pastikan Dark moon musnah dari muka bumi ini!" batinnya kemudian ia masuk ke kamarnya. Merebahkan tubuhnya yang terasa begitu penat.

•••

Suasana malam begitu sunyi,  langit malam begitu indah dihiasi bintang-bintang dan bulan yang setia menerangi gelapnya malam. Di sebuah ruangan, seorang pria menatap sendu ke arah langit malam.Begitu banyak beban yang ada di dalam fikirannya, mulai dari keadaan Kerajaan dan Pack yang ia pimpin , sampai kenyataan jika jasad kedua orang nya yang tak kunjung di temukan. Itu semua membuatnya sangat tertekan . Terlebih kondisi kembarannya yang kian memburuk ikut serta membebani fikirannya. Ia pusing, ia lelah.  ia lelah terus menerus bersikap tegar di balik dingin nya ia selama ini.  Ia lelah pura-pura baik-baik saja sepert ini. Ia begitu rapuh, pundaknya sudah tak kuat menahan beban yang begitu banyak untuk ia pikul.

Tangannya mengarah kelangit, seolah ia menggapai bulan yang berada jauh di atasnya. Rasa rindu membuncah , perasaan rindu pada sosok orang tua yang begitu ia cintai. Perasaan itu menjadi-jadi seiringan dengan rasa perih yang menjalar di hatinya, kala mengingat jika sosok yang ia rindukan telah tiada,

"Kenapa.. kenapa kebahagian kami harus terenggut secepat ini.." lirih pria , yang tak lain adalah Jack. Setetes air matanya jatuh membasahi pipinya, perasaan rindu bercampur perih yang ia rasakan begitu menyiksa dirinya.

"Jack" lirih Serge.

Jack berdehem menjawab ucapan Wolfnya itu.

"Entah kenapa aku merasa jika Mom dan Dad masi hidup sampai saat ini Jack" kata Serge.

"Aku juga Serge , mereka... mereka memang masih hidup" kata Jack, lalu ia menarik nafas berat dan menghembuskan dengan kasar, ia tersenyum miris lalu melanjutkan ucapannya, "ya, mereka masih hidup, .. disini" jack memegang dadanya "didalam hati kita.. disini." Jack menunjuk kepalanya " di dalam fikiran kita" lirih Jack terdengar pilu, pasalnya ia masih sangat sulit menerima takdir yang berada di depannya saat ini, kenyataan yang harus ia terima saat ini.

"Tidak Jack mereka masih hidup" sangkal Serge.

Jack tersenyum miris mendengar perkataan Serge, air matanya kembali jatuh . Inilah Jack seorang Alpha dan Raja yang terkenal kuat, dan dingin. Dibalik gagahnya ia diluar, Jack sangat lah rapuh, Jack bagai kaca tipis yang akan hancur dengan mudah. Jack juga punya hati, ia juga bisa merasakan sakitnya, perihnya, hancurnya kala orang yang ia cintai hilang.. hilang untuk selamanya. Jack menghapus dengan kasar air matanya itu dengan punggung tangannya, lalu berdiri dan keluar dari ruangan itu. Jack beranjak menuju ke kamarnya untuk beristirahat, tubuhnya begitu penat , terlebih fikirannya yang juga sama penatnya. Dengan langkah tegap dan aura kepemimpinan yang menguak bebas ia berjalan menaiki satu per satu anak tangga menuju kamarnya. Namun tiba-tiba Jack menghentikan langkahnya dan berbalik. Jack berjalan menuju dapur karena tenggorokannya begitu kering, rasa haus menguasainya. sesampainya di dapur Jack mengambil gelas kemudian menuangkan air lalu meminum air itu hingga tandas.

Setelah rasa haus nya hilang, Jack pun mencuci gelas yang ia gunakan tadi. Namun karena Jack yang begitu ceroboh dahinya membentur lemari kayu yang berada di sampingnya saat berbalik,

"Shit !" umpat Jack " kenapa ada lemari disini" kata Jack kesal.

"Hahahahahahaha.... kau menyalahkan lemari ?" Serge tertawa geli.

"Tentu saja, kenapa dia menghalagi ku" kata Jack kesal lalu menendang lemari itu cukup kuat melampiaskan kekesalannya. dan..

**BUGH!!

PRAANGG**!

Sebuah toples kaca jatuh menimpa kepala Jack , lalu jatuh kebawah menyebabkan toples itu pecah dan serpihannya melukai kaki Jack.

"Oh shit !" umpat Jack.

"Haaahahahaha... triple sial '" kata Serge di sela tawanya, begitu konyolnya Jack. Untung saja dapur dan kamar para maid cukup jauh sehingga tidak ada satu orang pun terusik akibat keributan yang di sebabkan oleh kekonyolan Jack.

"Shut up Serge! " bentak Jack kesal karena sedari tadi Serge tidak berenti tertawa.

"Kau begitu ceroboh.. konyol.. hahahaha" Serge kembali tertawa , membuat Jack semakin kesal dan muak dengan Wolfnya itu.

"Puas.. puas kau mentertawakan ku hah" kata Jack kesal.

"Ck.. kau selalu saja ingin marah" jawab Serge di sisa tawanya.

"Serge!! " teriak Jack yang sudah emosi, Serge terkekeh lalu memutuskan mindlink, tak mau berurusan dengan Jack.

Jack menghela nafasnya kasar, menetralisir emosinya lalu membersihan serpihan kaca tadi. Tak lupa Jack juga membersihkan darah yang ada di kakinya, untung saja Jack adalah Werewolf jadi lukanya telah tertutup sempurna tanpa meninggalkan sedikit pun bekas.

Jack kembali kekamarnya,menaiki satu per satu anak tangga untuk naik keatas menuju kamarnya. Saat sampai di atas, Jack mengurungkan niatnya untuk masuk kamar saat melihat pintu kamar di sebelahnya. Jack berbalik menuju kamar sebelah, yang tak lain adalah kamar sang adik. Dengan hati-hati ia masuk kekamar Valey. Saat ia masuk sang adik sudah terlelap tidur di atas ranjanngnya, Jack menghampiri adiknya itu lalu menaikan selimut Valey hingga sebatas dada, tak lupa mengecup pucuk kepala adik kesayangannya itu. Ini adalah rutinitasnya sekarang , datang ke kamar Valey saat gadis itu telah terlelap tidur, untuk sekedar memastikan jika adiknya baik-baik saja.

"Have a nice dream Sweety.." lirih Jack, ia menatap lekat wajah Valey yang semakin kurus, "Sorry.." lirih Jack lagi ia tak ada di samping adiknya ini sekarang, Jack menghindar karena ia tak ingin adiknya tahu jika ia sangat rapuh, memang terdengar egois namun Jack tetap saja tak ingin Valey memikirkannya. Jack berdiri dan melihat ke arah tirai yang bergerak akibat tiupan angin dari luar. Jack menggelengkan kepalanya , begitulah Valey, gadis itu sangat sering lupa menutup pintu balkonnya, Jack menutup pintu dan merapatkan tirai lalu pergi dari sana kembali kekamarnya.

Jack membersihkan tubuhnya terlebih daahulu, kemudian ia keluar dengan hanya menggunakan celana kain selutut tanpa baju, yah begitu lah Jack saat tidur. Jack naik ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya yang sangat lelah itu. Jack menatap nanar foto keluarga yang terpampang di depannya. 

"I Miss you Mom, Dad.. I miss  Every Momment with you.. I miss Everything with you.. " lirih Jack sebelum akhirnya ia terlelap dalam mimpinya.

Bersambung. .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!