BAGIAN 8

VALEY POV

Aku bangun dari tidurku , rasa pusing kembali mendera kepala ku. Aku  bangun dari posisi tidur ku, duduk di tepian ranjang milik ku. Aku hanya bisa menghela nafas dan tersenyum miris, ketika mengingat mimpi ku tadi.

"Kau benar Kelvin, hanya di dalam mimpi ku saja  kau menerima ku sebagai Mate mu" batin ku menjerit, karena rasa sakit yang terus menerus menderanya.

"Val, bersabarlah suatu saat nanti ia akan menarik kata-katanya itu" kata Ruby mencoba menghibur ku. Aku tertawa hambar, mentertawakan diri ku sendiri. Bagaimana mungkin aku masih bisa berharap dia menginginkan ku, menerima ku, jika ia dengan terang-terangan membenci ku dan tak menginginkan kehadiran ku di hidupnya.

"Lihat betapa mirisnya hidup mu Valey" kata ku pada diriku sendiri. "mengapa takdir ku seburuk ini Moon Goddess, bahkan bahagia pun aku tak pantas. Mengapa Mate ku tak pernah menganggapku ada ?  apa dia tidak tahu betapa tersiksanya aku selama ini?" aku berteriak dengan putus asa,  meluapkan semua kekesalan ku selama ini, semua rasa sakit yang ku alami. Aku kembali menangis, aku ini lemah! Aku hanya bisa menangis, menangisi nasib ku yang selalu saja buruk.

•••

VALEY POV

Setelah membersihkan diri ku, aku pun keluar dari kamar dan melangkahkan kaki ku menuruni satu per satu anak tangga menuju lantai bawah. Aku berjalan menuju ruang makan, aku akan sarapan. Saat aku sampai di sana, sudah ada kakak ku yang terlebih dahulu menikmati sarapan nya.

"Good Morning Jack" sapa ku, dengan senyum terbaik yang ku miliki. Namun sapaan ku hanya di balas deheman darinya, bahkan ia tak melihat wajah ku sama sekali. Seperti ada tangan semu yang memeras hati ku kuat, rasa sakit itu kembali mendera hati ku yang malang. Dengan sekuat tenaga aku menahan air mata ku agar tidak tumpah saat ini juga. Aku tetap tersenyum walau jelas aku memaksakan senyuman ini.

Aku mengambil duduk di samping Jack, tiba-tiba ia berdiri , mengelus singkat rambut ku tanpa melihat ke arah ku, yang sedari tadi melihat ke arah nya. Hati ku semakin sakit saat ia melangkah pergi dan meninggalkan aku sendiri dengan rasa sakit yang kian menyiksa. Air mata ku menggenang tinggi mengancam akan segera tumpah, dan benar aku tak kuat lagi. Tangis ku pecah, aku menahan isakan ku dengan mengigit bibir ku , hingga rasa asin terasa jelas di lidah ku.

Jack sudah banyak berubah, ia seperti orang asing yang tak ku kenali. Ia begitu berbeda."Bahkan tersenyum saja ia tak bisa untuk ku" batin ku pilu.

"Mungkin dia masih belum bisa menerima kenyataan ini Val, ia juga pasti sangat tertekan karena harus menjadi Raja di usia muda" kata Ruby mencoba memberi penjelasan pada ku.

Aku menghapus kasar air mata ku, aku tak mau ada yang melihat ku menangis. Dengan susah payah aku memakan sarapan ku, tak ada yang menemani ku disini. Semua orang di istana tampak begitu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sahabat ku Nadine sedang pergi menemui Mate-nya di Pack Blue Moonlight. Aku benar-benar kesepian tak ada satu pun orang yang menemani ku disini.

•••

VALEY POV

Setelah selesai sarapan aku  memutuskan untuk pergi ke air terjun. Ini adalah rutinitas ku setiap harinya. Aku memilih untuk duduk di tepian air terjun, melihat derasnya air yang turun dan menghantam batu di bawahnya. Aku  membiarkan wajahku di terpa percikan air, menikmati suasana ini. Salah satu tempat favorit ku, dan satu-satunya tempat yang berhasil membuat ku tenang. Sedikit melepaskan beban yang ada di pikiran ku saat ini.

Aku duduk termenung di tepian air terjun ini, memeluk kedua lututku. Hidup ku terasa begitu berat, tidak ada sedikit pun yang dapat membuat ku bertahan.

"Aku merasa hidup sendiri disini"

Aku memejamkan mata ku , lagi dan lagi air mata ku tumpah. Aku sudah tak kuat hidup sendiri seperti ini, dunia seakan membenci diriku.

Kaki ku melangkah turun, dan kini tubuh ku telah masuk sepenuhnya kedalam air.

"Aku lelah dengan semua ini,semua membenciku" air mata ku kembali menetes, rasa sakit terus menerus mendera hati ku.

"Maafkan aku Jack" aku menenggelamkan diriku di air, membiarkan air memenuhi paru-paru ku. Sakit dan sesak, hingga kegelapan menerpa ku. Semuanya benar-benar gelap, hingga rasa sakit itu tak lagi ada.

•••

VALEY SIDE

Tubuh Valey telah sepenuhnya masuk kedalam air, bahkan kini telah menyentuh dasar. Tak ada lagi pergerakan dari gadis itu, hingga tiba-tiba seseorang datang dan membawa tubuh Valey ke atas. Dengan panik orang itu memompa dada Valey , lalu memberi nafas buatan untuk pertolongan pertama.

"Sweety wake up!" lirih orang itu

Hingga akhirnya Valey tersedak dan memuntahkan banyak sekali air.

"Uhuk...uhuk..." Valey terbatuk batuk karena air memenuhi saluran pernafasannya. Wajahnya bahkan pucat dengan bibir yang telah membiru.

"Kak.." lirih Valey , namun sedetik kemudian gadis ini kembali pingsan. Dengan sigap Jack menangkap tubuh Valey, kemudian ia pergi menggendong sang adik menuju istana.Jack berlari dengan cepat, ia begitu khawatir dengan keadaan Valey saat ini. Tubuh Valey terasa begitu dingin, dengan wajah pucat pasi.

Sesampainya di istana , Jack segera membawa Valey menuju lantai atas, membaringkan tubuh lemah itu di ranjang. Jack memanggil para maid untuk mengganti pakaian adiknya, tak lupa memerintahkan Adam untuk memanggil dokter.

Seluruh penghuni istana tampak khawatir saat melihat Jack dan Valey yang datang dalam keadaan basah kuyup tadi. Terlebih Valey terlihat begitu pucat, dan tak sadarkan diri. Sekarang semua orang tampak sibuk, seluruh sanak saudara berkumpul.

Jack tampak gusar, sedari tadi ia bolak-balik di depan kamar Valey dengan rasa khawatir yang begitu besar. Sudah ada Grandpa dan Granma serta sanak saudara lainnya di sana. Mereka juga tampak begitu mengkhawatirkan Valey yang sedang di periksa di dalam.

"Moon Goddes aku mohon selamatkan Valey" lirih Jack. Ia memijit pelipisnya, tampak begitu gusar. Andai saja ia terlambat menyadari , mungkin Valey sudah tak ada lagi di dunia ini.

•••

JACK SIDE

Pagi ini Jack sudah siap dengan setelan tuxedo miliknya, hari ini ada pertemuan para Alpha dari Pack sekutu Golden Red Eclipse di Pack Blue Moonlight . Jack tampak memukau , ketampanannya bertambah berkali-kali lipat saat ia menggunakan setelan seperti saat ini.  Rambutnya ia tata klimis , membuat nya terlihat begitu tampan, para wanita akan bertekuk lutut saat melhatnya, namun tidak jika tahu begitu dinginnya Jack. Kau akan membeku saat berdekatan dengan nya, membeku dalam artian terpak saat merasakan aura intimidasi yang sangat kuat pada dirinya.

Dengan gagahnya ia berjalan menuju meja makan untuk sarapan, akan tetapi karena kurang berhati-hati Jack tersandung kakinya sendiri. Membuatnya tersungkur karena kecerobohannya itu.

"Shit!" umpat Jack.

"hahahahaahahaa!" Serge tertawa geli , betapa cerobohnya Jack "seketika penampilan keren mu itu hilang, Jack.. Jack .. dasar ceroboh" kata Serge di sisa tawanya.

Jack melihat kekiri dan kekanan berharap tidak ada yang melihatnya terjatuh, untung saja suasana istana masih sepi, karena masih terlalu pagi. Jack mengelus dadanya lega karena tidak ada yang melihat nya terjatuh tadi. "Selamat" ucap Jack lega.

Jack pun segera berdiri dan berjalan cepat menuju meja makan untuk sarapan.  Jack menikmati sarapannya, sembari menunggu Adam Beta nya karena Jack kan berangkat bersama Adam ke pertemuan itu. Jack menikmati sarapannya itu dalam diam, hanya bunyi dentingan sendok dan garpu menggema  di ruangan itu. Hingga akhirnya Jack berhenti memakan sarapannya saat melihat sosok yang ia sayangi jauh di depannya saat ini.

"Kenapa dia tampak berantakan sekali Jack"  kata serge melaluii mindlink, Jack tak memperdulikan perkataan Serge, hatinya terasa perih melihat kondisi gadis di depannya itu, begitu rapuh, tubuhnya seemakin kurus, apa mungkin karena perubahan yang terjadi padanya, membuat gadis itu seperti saat ini.

"Sweety, maafkan aku" batin Jack berteriak, ia tak bisa melihat ini, ia harus pergi. Gadis itu mendekat dan menyapa Jack, Jack sangat ingin mendekap kembarannya itu, ia ingin memeluk erat gadis itu namun egonya lebih kuat hingga akhirnya Jack berdiri mengelus lembut rambut kembarannya itu lalu ia pergi begitu saja tanpa sepatah kata apa pun. 

Jack tetap berjalan walau ia tahu jika gadis itu menitikkan air matanya karena sikapnya tadi . Hatinya mengutuk betapa egoisnya dia , betapa bodohnya ia. Jack ingin berbalik namun begitu sulit, hingga akhirnya ia pun benar-benar pergi dari sana.

"Jack,  kenapa?" lirih gadis itu pilu. Tidak bisa di pungkiri jika Jack masih bisa merasakan kesedihan Valey, rasa sakit Valey.Jika ada orang yang mengatakan bahwa anak kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat, itu benar adanya. Jack bisa merasakan apa yang di rasakan kembarannya begitu pula sebaliknya. 

"Maafkan aku, maafkan aku"batin Jack berteriak. Entah kenapa ia terus memikirkan Valey, seakan otaknya di penuhi oleh gadis itu. 

"Baiklah sekian dari saya, bagaimana Alpha Jacques , apa anda setuju?" kata Segio Alpha dari Pack Blue Moonlight. 

"Ah, iya" Jawab Jack gelagapan. Ia tidak fokus dan tidak mendengarakan penjelasan Sergio. kepala Jack di penuhi oleh wajah Valey. Adam yang mengetahui keadaan Jack yang bingung pun , angkat bicara

"Maaf  sebelumnya Alpha Sergio, saya rasa Alpha Jacques perlu memikirkan keputusannya lagi. Bagaimana jika kita lanjutkan dengan Pack Silver Moonlight lagi" kata Adam.

"Baiklah, mari kita lanjutkan lagi" kata Sergio.

"Jack fokuslah" kata Serge.

"Aku terus menerus memikirkan keadaan Valey Serge" jawab Jack.

"Sudah ku duga. Aku juga merasakan hal yang sama Jack" kata Serge.

"Entah kenapa aku memiliki firasat jika sesuatu yang buruk akan terjadi padanya" lirih Jack

Adam yang memperhatikan gerak gerik Jack pun memutuskan untuk memindlink Alpha nya itu

"Alpha, jika anda kurang sehat biarkan saya saja yang mengurus pertemuan ini" kata Adam

"em, baiklah Adam, kurasa aku harus keluar dari ruangan ini"

Jack pun pergi keluar dari ruangan itu, ia memutuskan untuk pergi dari sana. Bukannya segera pulang untuk bertemu Valey, kaki Jack malah membawanya menuju tebing tempat kedua orang tuanya menghilang hingga sekarang. Kali ini Jack memutuskan untuk turun menuju tepian pantai. 

Mata Jack menatap sendu deru ombak yang menghantam batu-batu besar di sana, hatinya teriris kala membayangkan bagai mana keadaan kedua orang tuanya saat jatuh dari atas tebing , kemudian membentur batu-batu besar di bawahnya.

"Mom, Dad sebenarnya apa yang terjadi" lirih Jack, cukup lama ia disana hingga akhirnya Jack melihat sebuah benda yang berkilauan di tepi pantai itu, begitu menyilaukan . Jack pun berjalan mendekati benda itu, ternyata itu adalah sebuah kalung Kalung yang sangat ia kenal, kalung Mommynya. Jack mengambil kalung itu menggenggam erat. Namun tiba-tiba Serge memindlink nya.

"Jack kau merasakan itu" kata Serge, entah karena apa Jack merasakan sesak , seperti rongga dadanya di penui oleh air. Tunggu! jangan-jangan itu bukanlah rasa sakit Jack tapi rasa sakit Valey.

"Sweety" kata Jack, lalu ia pun berlari menuju ke istana, lebih tepatnya air terjun. karena itu satu-satu nya tempat yang di datangi oleh Valey saat gadis itu merasa sedih. secepat kilat Jack berlari menuju air terjun tanpa memperdulikan pandangan heran dari para pengawal serta Maid yang heran melihat Jack yang tampak begitu panik.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!