Chapter4_Mate

"Hidup dengn bahagia dan senyum? Gak bisa!"

Tolak Lily

"Bukan itu!!"

"Tapi lo pernah janji sama mama lo, kalo lo bakal bawa Arza pulang kembali kerumah"

"lo ingatkan?"

"gue gak yakin dia masih hidup cha, udah bertahun-tahun dia hilang udah bertahun-tahun juga gue berusaha cari dia"

"Tapi apa?"

"Gak ada!!"

"Gak Ly gue yakin, dia masih hidup"

"Dan sekarang tujuan hidup lo adalah bawa Arza pulang dan bisa sama-sama lagi bareng kita"

"Hidup lo masih panjang"

"Hidup lo masih punya tujuan"

"Hidup lo masih pengen membuat mimpi-mimpi"

"Hidup lo masih terikat janji"

"Dan nanti hidup lo bakal nemuin seseorang yang akan bakal dengan tulus ngecintai lo dan dia gak bakal pernah ninggalin lo"

"jujur Ly, gue gak bisa selamanya sama lo tapi gue janji, selama lo masih belum barada sama orang yang tepat, gue bakal terus nemenin lo kemanapun"

"Jangan nyerah kalo cuman ditinggal orang yang lo sayang"

"tapi ingat!! kalo cinta buat lo masih banyak diluar sana!!!"

"Intinya Ly, hidup lo masih panjang, belum saatnya lo nyerah begini"

Lily benar-benar terharu dengan apa yang dibilang Chua tadi. Lily menangis, bukan sedih tapi bahagia, ia bahagia mempunyai saudari sekaligus sahabat yang sangat perhatian kepadanya.

"Maa maaf Chua gue benar-benar lupa kalau ada sahabat luar biasa yang masih mau nemenin gue, maaf Cha"

"Maaf Chua gue ngerepotin lo terus"

"Maaf kalo gue egois"

"Maaf"

Sesal Lily.

"Haha lo gak perlu minta maaf, lo gak ada salah apa-apa kok"

"Wajar lo sedih"

"Tapi ingat masih ada kewajiban kamu, jangan sia-siain waktu cuman buat menangis orang yang udah gak ada"

"Ada hal yang lebih berguna yang bisa lo lakuin"

"Ayo bangun jangan duduk disini aja"

Lily berdiri dan langsung memeluk Chua ia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti dia.

"Makasih Chua mulai sekarang aku gak bakalan nangis-nangis lagi, makasih ya makasih"

LILY melepaskan pelukannya dan berjalan kekamar mandi. Lily membersihkan badannya dari atas kepala sampai ujung kaki, diruangan yang sepi ini Lily teringat lagi dengan ibunya tapu langsung ia tepis lagi dengan menarik nafas dalam-dalam dan merilekskan pikirannya, terlalu banyak pikiran membuat pusing kepalanya.

Lily keluar dari kamar mandi dan memakai pakaiannya, lalu keluar kamar untuk mencari Chua. Selama seminggu ini dia menginap di rumah Lily, dan dia tidur dikamar sendiri bekas ibunya Lily karena Lily cuman mau sendirian, padahal biasanya mereka tidur sekamar.

"Eh? Udah selesai ya mandinya? Nih gue dah bikinin makan buat lo"

"Udah berapa lama lo gak makan ly?"

Ucap chua meletakkan makanan yang baru saja dia masak ke atas meja.

"Udah informal aja ngomong lo Chu"

"Btw pagi tadi gue makan dikit, lebay amat bilang gue gak makan berhari-hari"

Balas Lily

"Badan lo sebelas dua belas sama lidi sih, makanya gue kira lo gak makan berhari-hari"

Tengok Chua dari atas sampai bawah badan Lily.

"Ya kali, dah jadi bidadari kali gue kalo gak makan berhari-hari"

Ucap Lily

"Bidadari neraka"

Balas Chua

"Dahlah makan aja deh gue"

"Hufttttt"

"Hmm makanannya kok bau garem Chu? Lo kasih berapa bungkus?"

Tanya Lily antisipasi setelah mencium aroma nasi goreng masakan Chua.

Kok gue ada liat biji-biji kecil putih-putih diatas nasinya ya?. Apaan tuh?.

"Rahasia,,,~ kalo nak tau, kena lah makan"

Ucap Chua dengn wajah yang penuh misteri

"Otw jadi bidadari nih"

Ucap Lily lalu memasukkan makanan itu kemulutnya.

"Uhuk"

"Uhuk"

LILY terbatuk-batuk dengan mata yang berkedap kedip mengeluarkan air mata dan mulut yang menyemburkan nasi kesana sini

"A apaan nih"

"Tega lo pasang muka kek gitu sehabis makan makanan gue"

"Penghinaan ini"

"Gue sakit hati"

Ucap chua. Lily itu selalu mengelak kehebatan Chua walau buktinya udah didepan mata.

"Aa aer aer"

Ucap Lily terbata dengan mulut masih penuh dengan nasi

"Halah lo pasti ekting pura-pura kesedak biar bisa ngina masakan gue"

"Tega dihikau padahal aku membuatnya dengan sepuluh miliar persen cintah"

Tak kunjung diambilkan air, Lily menuang sendiri air kecangkir dan meneguknya dengan pelan-pelan.

"Hahhh legaaa"

"Parah lu chu gak ambilin gue air"

Tunjuk Lily ke Chua

"Yaaaa, gue pikir lu pura-pura biar bisa nistain gue"

Ucap Chua menggaruk tengkuknya

"Paan sih yang lo pikirin, gua gak paham"

Ucap Lily

"Dah lah lupakan"

Balas Chua

"Makanan lo enak kok, gue keselek soalnya kebanyakan nyuap nasinya lo sih bikin makanan enak banget"

Ucap Lily membuat Chua kehilangan gravitasi. padahal Lily tak benar-benar tahu rasanya.

"Makacih"

Kata Chua merona

"Dah lah lanjutin aja makannya"

Ajak Lily. Karena tersedak ia tak tau bagaimana rasa makanannya.

"Selamat makan"

Saat mereka memasukkan makanan itu kemulutnya

Nah kan!! gak salah omongan gue delem hati tadi

LILY membatin, ia melirik Chua yang sedang menyengir dihadapannya.

"Hehehe Kayaknya bener deh yang lo bilang tadi"

Ucap Chua

"Nangis laki lu chu kalo bikin nasi goreng aja beginian"

"Kuy lah bikin lagi, sini ikut biar gue ajarin, bikin nasi goreng pluss terong pipit"

Ucap Lily sambil mengambil sisa nasi yang masih terselip digigi mengunakan jari.

"Haikkk sensei!!"

Chua menggiring dibelakang Lily.

"Kualitas mapis sekarang benar-benar menurun"

"Generasi 3 sekarang benar-benar tak bisa diharapkan"

"Kalau dibiarkan terus bagaimana kita bisa membuat pasukan hebat yang dahulu diimpikan oleh generasi pertama"

"Ckkckckcc"

Ucap sersan Armor

"Hahahahhahaha sepertinya kalian masih belum tahu tentang penemuan baru kami ya"

Ucap berlond memandang lord Arnold

"Maksudnya penemuan anak kelompok-kelompok dahulu?? Yang sekarang mereka sudah menjadi higher-ups?"

Tanya salah seorang sersan bernama Robert

"Bukan, kalau itu mengubah manusia menjadi mapis, kalauuu ini-"

Ucao Arnold menghentikan ucapannya

"Apa itu?"

Tanya sersan yang satunya. Herman.

"Nanti kalian tahu sendiri"

"Berkat sersan prof. Marx kita bisa mengembalikan kejayaan mapis lagi"

Ucap berlond. Ia memang selalu melanjutkan kata-kata Arnold yang setengah-setengah

"Ngomong-ngomong bagaimana dengan orang yang akan menjadi sersan baru"

Tanya sersan Armor

"Soal itu, higher-ups kita sedang merundingkannya, mungkin perlu ditunggu beberapa hari lagi"

Ucap sang wakil.

"Baik"

Ucap semua keempat sersan

|

"Ku menangis"

"Membayangkan"

"Betapa kejamnya dirimu melepas diriku"

"Bapak"

Nyanyi Ace disela-sela ia berjalan-jalan di pinggiran kota Black Blood.

Dukkk

"Awww"

Ucap keduanya

"Eh bocil kalo jalan liat-liat dong"

Ucap Ace sambil menjitak bocil itu.

"Maaf"

Ucap bocil pelan

"Em gk papa"

"Muka lo pucet amat cil"

Ucap Ace saat bocil itu mengangkat wajahnya. Bocil itu berjalan lagi melalui Ace, jalannya agak sedikit pincang.

Serem amat tuh muka bocil tapi kok rasanya pernah liat ya?, jangan-jangan.

pikir Ace dan berbalik memandang bocil yang sudah berjalan menjauh darinya.

Terpopuler

Comments

Arza Ackerman

Arza Ackerman

follow gue, gw followback

2020-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!