Chapter1_Mate

2 tahun kemudian~

Seperti hari-hari sebelumnya Lily menyusun sembako di tokonya dengan rapi. Setelah sekian lama ia bekerja dikota gold dan selalu bolak balik dari kota Cooper kekota Gold agar bisa selalu menjaga ibunya. Sekarang Lily tak perlu melakukan itu lagi.

Akhirnya ia bisa membuat ruko yang lumayan besar dikota Gold dan ia tak perlu bolak-balik naik kereta yang melelahkan. Semenjak hilangnya Arza, Lily menjadi paranoid saat meninggalkan ibunya sendiri, ia takut kalau-kalau ibunya menghilang juga dari hidupnya, Lily sangat takut.

"Sayang ayo istirahat, udah selesaikan beres-beresnya?"

Ucap Cecilia

"Aah iya mah, ayo"

Jawab Lily sambil menggenggam tangan ibunya yang kian mengurus.

"Lilyyyyyyyy"

Panggil seseorang dibelakang yang membuat Lily menengok kebelakang

"Eh Chua, tumben kesini"

Kebalikannya. Chua sangat sering berkunjung ke rumah Lily. saking seringnya ia berkunjung, Chua mengerjakan pekerjaannya diruko Lily. Ya, sekarang mereka mempunyai pekerjaan berbeda dan tak bersama-sama lagi. Walaupun begitu Lily sangat senang mempunyai sahabat yang selalu menemaninya.

"Nyindir ya, yaudah gue balik aja"

Ucap Chua lalu berbalik dan berjalan tak jadi kerumah Lily

"Gak boleh gitu, dibawa masuk dong Chuanya"

Ucap Cecilia memukul pelan lengan anaknya.

"Hahahaha iya mih, tapi orangnya udah jauh gak kelihatan lagi malah"

Ucap Lily

Merekapun masuk kerumah, Karena ruko yang Lily buat ada didepan rumah, jadi tak perlu jauh-jauh Lily mendatangi rukonya.

Saat masuk kerumah, mereka tersenyum karena melihat seorang gadis berambut putih sedang tiduran disofa sambil memakan camilan.

Ya!, Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah Chua.

"Haha kok balik lagi, masuk jalan mana?"

tanya Lily

"Pinhu hapul (pintu dapur)"

Jawab Chua dengan mulut yang penuh dengan makanan, dan dipangkuannya ada leptop yang biasa dipakai Chua untuk bekerja.

"Ohhh"

Ucap Lily ber oh ria

"Itu kenapa warung lo tutup, tumben"

Tanya Chua tumben-tumbennya buka sampai siang aja biasanya sore.

"Oh itu ya, gue mau ketempat biasa"

Jawab Lily seolah Chua tau tempat apa yang dia maksud.

"Oh gitu, mau gue temenin?"

Putus Chua yang sudah bangkit dari acara tiduran dan makan-makannya.

"Kerjaan lo gimana?"

Tanya Lily. bisa-bisa Chua dimarahin bosnya Karena belum selesai mengerjakan tugasnya.

"Ditinggal bentar aja gak papa kok"

Jawab Chua, sahabatnya ini selalu saja memikirkan pekerjaan, sampai pekerjaan orang lain juga diperhatikannya.

"Yaudah, yuk yang kita pergi, makasih ya udah mau nemenin akyu"

Ucap Lily lalu menggandeng tangan Chua keluar rumah.

"Nuajis dasar jomblo"

Balas Chua

Merekapun berangkat ketempat yang dituju dengan berjalan kaki sambil bercanda ria disepanjang jalan. Tempat yang sangat disukai Lily yaitu bukit berserta danau di timur kota Glod. Sebelumnya, dikota Cooper Lily juga mempunyai tempat kesukaan juga, yaitu gunung yang sangat indah saat sunrise dan sunset menyinari gunung itu. Chua juga mempunyai tempat kesukaan, dan Lily pernah bertanya dimana tempat itu, tapi Chua menjawab kalau ia tak akan pergi ke sana lagi, sehingga Chua malas menceritakan tentang tempat kesukaannya itu, nanti dia rindu.

Tempatnya tak jauh dari rumah Lily, walau dikota besar masih ada taman dan pohon-pohon yang tumbuh subur disini. ahhh Lily sangat suka.Lily dan Chua berjalan-jalan ria kesana kemari menuju tempat itu.

Tanpa kalau ada yang sedang memperhatikan mereka.

"Shel lu ngapain disitu cepet turun ayo kita kegudang mereka dah nugguin dari tadi"

Ucap meta, yang melihat Shally hanya diam memandang kebawah, Karena mereka sedang berada diatap gudang.

"Iya yuk"

Mereka berjalan beriringan menuju tangga

"Kenapa bengong Shell"

Tanya Meta. walau orang banyak yang bilang kalau meta itu gak peka, nyatanya Meta adalah orang yang sangat peka akan sesuatu, bisa membaca situasi dengan cepat dan tepat. itulah Meta yang sebenarnya.

"Lagi ingat seseorang aja"

Jawab Shally

"Siapa? Om-om?"

Canda Meta

"Bukan ish"

Shally

"Truss?"

Meta

"Orang yang dulu pernah sama kita"

Mendengarhal itu Meta berhenti seketika, ia tahu siapa yang dimaksud. Mereka berenam adalah sahabat sejak lama tak ada teman atau sahabat lain yang mereka punya. Walaupun ada mereka pasti tahu.

"Gue takut kalau ada yang pergi lagi diantara kita"

Mengingat dimana mereka lengkap bertujuh pernah tertawa bebas.

"entah deh, akhir-akhir ini gue sering kepikiran sama dia, Belum lagi perasaan gue yang kadang gelisah sama sedih"

"Gue sering bengong ngingat gue pernah hancurin hidup orang lain"

"padahal sebelumnya gue gak pernah gitu, gue bodomat tuh sama orang lain"

"sekarang gue malah ngerasa bersalah sama orang lain"

"Sudah berapa tahun juga gue gak ganggu hidup orang lain lagi"

Ucap Shally ia mencekram tangannya sendiri dengan keras

"Sejak ketemu dia perasaan gue berubah"

"Berubahnya perasaan gue membuat gue gak brani lagi hancurin hidup orang lain, kalau ada yang tau gue kek gini apa ya yang bakalan dilakuin organisasi ke gue?"

"Kayaknya perasa-"

"Ahh Entah deh, gue bingung jelasinnya"

Ucap shally memegang kepalanya yang pusing, malam tadi ia tak bisa tidur karena memikirkan tentang hal ini.

"Lo sayang sama gue gak? Kalo gue pergi ninggalin kalian sema kayak 'temen kita yang dulu' lo sedih gak?"

Tanya Meta

"Iya tentu aja"

Jawab Shally

"Kalo begitu perasaan lo sama kayak perasaan manusia"

usul Meta dengan pemikirannya

"hahaha pantes aja organisasi ngumpulin orang buat mencipta mapis yang sempurna, ternyata generasi ketiga kayak kita 100% bukan mapis lagi"

ucap Meta mengingat-ngingat, betapa nafsunya mapis akan kesempurnaan.

"Lo tau gak? gue juga ngerasain hal yang sama, entah sejak kapan gue gak tau, sudah lama sih tapi gue cuek-cuek aja"

"Tapi setelah denger cerita lo, kayaknya gue tau kenapa temen kita dulu Mutusin buat ninggalin kita"

"Ternyata kita terlambat shel"

Terlambat untuk menyadari perasaan temannya dulu saat melakukan sesuatu yang amat tak mau dilakukannya.

mereka pun lalu melanjutkan jalannya menuruni tangga dan diikuti shally yang berjalan pelan dibelakangnya dan mereka sampai kebawah, semuanya sudah menunggu untuk mengadakan rapat yang kurang beguna amat, tapi asalkan bisa ngumpul, itu gak jadi masalah.

"Lama! kenapa?"

Tanya Ray

"Anginnya enak diluar jadi mau lama-lama disana, iya gak Shell?"

"Kamu kenapa Shell kok pucat gitu"

Tanya Vaska dan memegang dahi Shally yang tak hangat atau panas.

"Kamu gak papakan Shell? Badan kamu dingin"

Tanya Vaska lagi

"Haha paan sih lo vas sok khawatir banget, gue palingan masuk angin, Metakan habis bawa gue angin-anginan diatap tadi"

Bohong shally sebenarnya ia sakit karena belum makan hari ini ditambah tak tidur semalaman malam tadi.

"Idih Ge'er gue cuman gak mau kalau ada yang sakit ntar nyebar kemana-mana lagi"

Ucap Vaska, enak saja ia dibilang sok khawatirin orang.

"Masuk angin kok sampe pucat kayak mayat begitu"

Pikir Ray, sepertinya Shally sudah salah kaprah dan lupa kalau yang sedang dibohongi itu adalah mapis.

"Dah lah bacot kalian, lanjutin aja yang tadi kita omongin"

Ucap shally, ia merasa sahabatnya ini lebih posesif dari pada punya pacar bucin.

"Ace lo jelasin"

Suruh Vaska masa dia mulu yang lain juga dong.

"Males lu aja Met"

Tunjuk Ace kemeta

"Oke deh, dengerin dan simak baik-baik ya kalian yang belum tau"

Tunjuk Meta ke Shally, Kenzo, dan Ray.

Terpopuler

Comments

Awalshole

Awalshole

udah mampir Thor
dan memabaca karyamu Thor 👍

2020-10-26

1

Rahmita

Rahmita

semangat ya UwU kalian baca ya, jangan numpang iklan nov kaliya aja

2020-09-17

1

Rahmita

Rahmita

ceritanya bagus banget sumpah, rekomed banget buat lo yang otaknya suka ditantang sama alur yang gak ketebak

2020-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!