Memngamdung kamta-kamta kamsar!!!!
FLASHBACK
Johan sekarang bersembunyi diantara tumpukan mayat temannya, terjadi kekacauan dikantornya, tiba-tiba saja semua pintu dan jendela tidak bisa dibuka sehingga mereka semua terkurung didalam sana, ada yang terkurung di toilet, ruang rapat, kantin dan lainnya.
Tentu saja semu ia terjadi karena disengaja. Tidak lain dan tidak bukan adalah kelakuan Jhonson. Dengan angkuhnya ia mengajukan diri untuk membunuh orang yang ada di kantor Johan sekaligus, tanpa bantuan temannya yang lain.
Semua berjalan lancar, ruang demi ruang Jhonson masuki.
Makin banyak dia memasuki ruang tersebut makin banyak nyawa orang yang melayang. Jhonson menganggap ini hanyalah pemanasan, ia akan mengerahkan seluruh tenaganya di kota diamond nanti.
"Ini ruang terakhir" Gumam Jhon lalu memasuki ruangan itu, dengan sedikit sengaja Jhon membuka pelan pintu itu agar menambah kesan horor, dan benar! Orang-orang disana gemetar ketakutan, mereka sudah tahu kalau dihadapan mereka adalah pembunuh psikopat gila yang sudah membunuh teman-temannya.
Mereka sangat ketakutan mendengar jerit pilu kesakitan yang menggema di seluruh ruangan kantor, dan sekarang mereka hanya bisa menunggu giliran untuk di bunuh. "Kalian jahat sekali ya membiarkan teman kalian mati, padahal dari tadi mereka memanggil-manggil nama kalian dan minta tolong" Ucap Jhon.
"Haha iya ya, aku lupa kan pintunya di kunci"
Kekeh Jhon santai sambil mengeluarkan senjata kesayangannya yang masih hangat karena terus ditancapkan ke tubuh manusia.
"Tolong lepaskan kami"
Mohon seseorang dengan gemetaran dan detik itu juga tongkat besi ditangan Jhonson menancap dikepalanya.
Orang-orang disana langsung berteriak histeris dan gelagapan menjauhi Jhonson yang mendekat kearah orang yang kepalanya ditusuk tongkat.
Mati? Tentu saja orang itu mati.
Jhonson menarik tongkat itu dengan ekor mata yang terus mengawasi gerak-gerik mangsanya yang ingin kabur lewat pintu yang baru saja dibuka Jhonson.
Mereka yang berjumlah 6 orang itu mengawasi Jhonson yang sedang melap senjatanya dengan sayang. Mereka mengangguk setuju akan kabur ketika Jhonson masih saja membelakangi mereka.
Tap..
Langkah pertama mereka ingin lari langsung berhenti ketika Jhonson menghunuskan senjata yang memanjang dan runcing itu ke leher mereka, dan dengan sekali tebasan lima kepala jatuh ke lantai secara bersamaan.
Tinggal satu kepala lagi, terlihat pinggiran lehernya sudah tergores dan mengeluarkan darah. "Hiks ja jangan" wanita itu menggeleng, ia berjalan mundur sampai dinding dibelakang menghentikan langkahnya.
Jhon memperhatikan wanita itu. Dia sangat cantik dan tambah cantik dengan ekspresi ketakutan dan berurai air mata.
Jhonson mendekat, ia menyingkirkan poni yang menggangu pemandangan wajah cantik itu. Mengelusnya pelan sehingga membuat wanita itu sedikit tenang. "Tutup matamu" Bisik Jhon dan wanita itu menurut.........."Cup" Jhon mengecup mata kanan yang agak bengkak karena lama menangis "Cup" dan mengecup kirinya lagi.
Degup jantung yang kencang tadi mulai menurun walau ekspresinya tetap saja sama, ketakutan dan masih menangis. Tapi karena perlakuan Jhonson dia menjadi sedikit agak tenang. Dan Jhonson suka itu. "Kau akan pergi bersama ku" bisik Jhon membuat wanita itu kaget.
"Maksudnya?"
Tanya wanita itu tapi langsung diralat Jhonson karena ia membuka matanya lagi.
"Tutup terus matamu jangan pernah dibuka"
Wanita itu menuruti dan Jhon mengelus puncak kepalanya dengan senang.
"Say Good bye to word"
Jhon menangkup pipi mulus itu dengan tangan kirinya yang besar. Dan dengan gerakan yang sangat cepat tangan kanan Jhon menebas leher sang wanita, sehingga tubuh yang tak punya penyangga itu ambruk ke tanah.
"Oh good, ekspresi yang bagus" gumam Jhon tersenyum puas sambil menenteng kepala cantik itu keluar. "Ini bakal jadi pajangan yang paling cantik dikamar nanti" Puji Jhon, ia akan menyiksa Prof. Mark kalau ia salah lagi mengawetkan kepala kesayangannya.
_______///
Disisi lain, Johan mengumpat kesal lantaran masih tak bisa membuka pintu keluar dari kantor neraka ini padahal pintunya terbuat dari kaca.
"Apa aku pecahin aja ya? Kalau pecah nanti suaranya pecahannya bakal nyaring, belum lagi ini udah malam, dia pasti dengar dan bakalan ke sini"
Gumam Johan berpikir keras. Ia bersyukur masih selamat walau beberapa kali ia hampir berpapasan dengan psikopat tadi. Dan sekarang ini kesempatan terakhirnya untuk hidup, kalau dia berhasil membuka pintu ini dia akan selamat.
Kalau di dobrak akan nyaring bunyinya, kalau dipecahkan makin tambah nyaring bunyinya. Pintu belakang bahannya dari besi, sangat mustahil Johan bisa membukanya, dan kalau dia kelantai atas maka dia akan bertemu dengan psikopat itu lagi.
Johan harus apa sekarang? Ia benar-benar bingung. Apa dia harus mengambil resiko dengan mendobrak pintu itu? Dari pada menunggu psikopat itu datang kemari.
"Akhh sial!"
Umpat Johan yang bersiaga mendobrak, ia sudah siap dengan kemungkinan yang akan datang. Hidup dan mati ada ditangannya sendiri.
_____///
"Ahh~ telat, kayaknya gw kelewatan mainnya sampe lupa waktu"
Gumam Jhon yang sudah kembali ke bahasa informalnya.
Ia melirik ke jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 11 malam, sedangkan mereka disuruh berkumpul jam 10 lewat 30 malam. "Cih" decih Jhon lalu mengelus lembut rambut yang ditangannya.
PRANGGKKK
Jhonson mendengar suara pecahan kaca di lantai bawah, langsunglah dia bergegas mencari tau kenapa dan ada apa di sana.
Sial, gak menyangka suaranya bakal sekeras ini
Batin Johan, dan tanpa basa basi dia langsung pergi meninggalkan kantornya.
Saat menginjakan kakinya keluar Johan membeku, pemandangan yang amat buruk tertera dihadapannya, owh mengerikan sekaligus menjijikkan, Johan sangat bersikeras menahan dirinya agar tak muntah.
Mayat-mayat...... Mayat-mayat berselempangan disana sini, tak ada satupun tanda-tanda kehidupan. Walaupun begitu Johan bersyukur karena kalau sudah dibantainya semua orang, berarti dia tak kesini lagi, berarti jalan ini aman.
"Tunggu papa, Lily!"
Baru saja satu langkah Johan menapaki jalan tiba-tiba aja ada yang menahan tangannya. Tubuhnya diputar dan langsung dipukul saat Johan sudah berhadapan dengan Jhonson.
Johan terpelanting jauh, cukup membuat tangannya terkilir. Ukh ketahuan rupanya, gak nyangka bakal secepatnya ini.
"Kau! Pak tua bisanya kau kabur tanpa menemui ku dulu"
Ujar Jhon menyunggingkan senyuman miringnya. Walau sedikit kesal karena dia lalai membiarkan satu lalat hampir kabur.
"Baj!n&an!" Umat Johan "Kau bukan manusia! Bisa-bisanya ngelakuin hal biadab kayak gini" Ujar Johan dengan emosi, dahinya berkerut menandakan dia sedang sangat marah. Mata yang selalu dingin kini menatap Jhonson dengan tajam. Tak biasanya, padahal Johan adalah tipe orang yang mudah mengontrol emosi.
Sial! Aku gak sengaja ngomong kasar. Bisa-bisanya omongan ku tadi bisa mancing amarahnya. Sialan! Ini gara-gara situasinya. Ya tentu saja, bagaimana orang bisa tahan berada di tumpukan mayat, kan?
"Uhuk uhuk"
"Udah tua berani banget ngomong kasar, untung aku orangnya gak baperan"
Ujar Jhonson berbasa-basi.
Cih gak ada waktu ngeladenin anak ini...
Johan yang melihat Jhonson tersenyum senyum geje sambil mengelus kepala wanita ditangannya memilih kabur mumpung ada kesempatan. Johan mengambil langkah seribu meninggalkan Jhonson yang dari tadi sibuk dengan dunianya sendiri, namun sayang Johan tak tau walau Jhonson tak melihatnya langsung dia masih melirik Johan dengan ekor matanya. Jangan salah paham dengan ketidak seriusannya Jhonson, salah bertindak sedikit saja bisa nyawa urusannya.
***
"Haaah hhaaahh huft"
"Duuh aku gak kuat lagi, bisa-bisa gak sempat nyemalatin Cecil"
Gumam Johan, wajah tampannya yang sudah termakan umur dibanjiri air keringat dingin. Bukan hanya wajah mungkin seluruh tubuh.
Matanya buram dan nanar melihat mayat-mayat berselempangan, tangannya yang terkilir sangat sakit, tubuhnya gemetar ketakutan karena dia merasa ada yang mengikutinya serta pusing dan bingung melanda dirinya karena masih tak tau, apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Kenapa ada pembantaian sebesar ini, apa sedang terjadi perang? Siapa yang berperang?. Johan benar-benar tak tau.
Tiba-tiba saja situsi berubah mencekam dalam satu malam tanpa ada tau tanda-tandanya.
"Serem amat tuh muka, mending mati deh"
Usul Jhonson yang melihat wajah Johan yang sangat kebingungan.
"Ha!?"
Kaget Johan, bagaimana dia bisa disini?. Dengan spontan Johan memukul wajah Jhonson sampai kepala yang dipegangnya terjatuh. Tak sakit bagi Jhonson, tapi karena sedikit kehilangan keseimbangan kepala kesayangannya terjatuh, dan itu membuat wajah si cantik tadi menjadi jelek. Jhonson tak suka, dia marah, kepala itu akan menjadi salah satu aset terbaiknya tapi Johan merusaknya. Tak bisa di biarkan, Jhonson akan serius membunuh Johan.
"S!a|an kau pak tua"
Desis Jhonson, ia menginjak kepala yang sudah jelek itu sampai remuk, hingga matanya lepas dan otaknya berceceran. Kabut kegelapan sudah menyelimuti dirinya. Tak ada harapan lagi untuk Johan, ini akan menjadi malam terakhirnya.
Brakk
Jhon memukulkan kayu yang tadi dia pungut ke arah Johan tapi sayang itu meleset.
Asalkan kalian tau, kenapa Johan bisa bertahan selama ini karena dia dulu adalah anggota militer yang kemampuannya patut diacungi jempol, andai kota yang ia diami lebih baik mungkin ia sudah menjabat sebagai komandan militer. Tapi sayang, bakat tak akan berguna di mata mereka kalau sudah menyangkut uang 'orang kaya yang berhak hidup bahagia orang kaya yang berhak berkuasa' kata-kata itu secara tak langsung menjadi semboyan di dunia sekarang ini. Motto yang menjadi kebanggaan orang kaya, motto yang menjadi kesengsaraan orang miskin.
'Itu salah mereka sendiri, salah sendiri tidak pintar, salah sendiri tidak berusaha, salah sendiri mereka malas'. Kata-kata itu yang sering diucapkan mereka dan itu 'benar', benar kalau memang orangnya seperti itu, kalau tidak bagaimana? Hahh kalian sendiri tau jawabannya kan?.
"MATI KAUU"
Teriak Jhonson marah, belum sempat dia membalas dendam tak terduga gedung yang terbakar di atasnya rubuh dan menimpa dirinya.
Haha nasib baik menghampiri Johan 'sebentar'. Tak berpikir dua kali Johan melarikan diri menuju rumahnya.
*** Puluhan menit kemudian
"Akhh untung bisa ngehindar, telat dikit mati aku"
Desis Jhonson membuang jaketnya yang terbakar kesembarang arah.
Awas saja kau pak tua, kususul nanti Batin Jhon membara...
FLASHBACK OFF
......-1526W-5.5.21-......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Humara
semangat up kak
baca karya ku juga yah dan tinggalkan jejakmu😘
2020-09-10
1