Chapter10_Misi

"Ken"

"Hemm"

"panggil Ace gih suruh dia kemasin senjata kita, dia paling suka kalo yang begituan"

Vaska

"Ya"

Kenzo keluar menuju rumah Ace yang tak jauh dari markas mereka.

"Ace ambil senjata di gudang trus bawa kemarkas"

Suruh kenzo setelah masuk kedalam kamar Ace lalu duduk di kasur bersama Ace

"Hmmm"

Jawab Ace menuruti dan pergi kegudang rumahnya untuk mengambil barang yang dimaksud dan langsung kemarkas mereka.

"Nih Vas dah gue bawa yang lo minta"

Ace meletakkan barang yang tadi dia bawa di meja

"Kok cuman bawa tali sama borgol sih"

Tanya vaska

"Kita cuman butuh ini yang lain gak usah, lagian kita cuman ke kota Cooper"

Jawab Ace

"Iya juga sih, tapi kalo lo mau ke kita Diamond atau Platinum silahkan Ace"

"Ke kota Cooper cuman buat liat perkembangan eksperimen kita aja"

"biar gak buang waktu makanya kita cari mangsa lagi di kota Cooper"

Vaska melanjutkan kata-katanya

"Oh gitu"

Ace

"So, lo mau kemana?"

Tanya vaska

"Maunya sih gak kemana mana, gue ngikut lo aja"

Jawab Ace

"Kira kira butuh berapa orang Vas, semuanya gua aja yang tangkap"

Kata Ace santai seakan akan hanya menangkap lalat saja

"Gak banyak cuman 5 orang aja"

Jawab vaska

"Oke sip itung itung peregangan badan"

Ucap Ace rada sombong sambil memutar kepalanya sampai berbunyi kreek.

"Oh iya Kenzo mana?"

Tanya vaska yang dari tadi tak menemukan adiknya

"Tidur dikamar gue"

Jawab Ace dan Vaska hanya ber oh ria.

"Yaudah gak papa, lo aja Ace yang bantu gue"

Vaska

"Bantu apa?"

Tanya Ace

"Gak banyak kok, ngumpulin anggota yang lain aja"

Yang dimaksud itu adalah Meta dan Ray Karena Shally ada di kota lain dan Kenzo lagi enak-enakan tidur, mungkin hanya mereka berempat yang menyiapkan persiapan untuk hari-hari kedepan.

_______________+

3 hari kemudian~

"Hari minggu cuti, enaknya ngapain ya Cha?"

Tanya Lily

"Kuy makan di luar, males gue makan telor sama kerupuk mulu"

Chua

"Ide bagus ayo Cha kita otw"

Lipy

"Ayooo"

Mereka berganti baju yang lebih bagus lalu langsung keluar bersama-sama.

"Kita makan dimana Cha?"

Tanya Lily

"Yang di deket taman aja sekaligus ntar duduk-duduk santai di taman"

Usul Chua

"Hmm bagus juga"

Mereka pun pergi ke warung murah dekat taman yang dimaksud tadi. Sehabis makan mereka duduk di tepi danau yang ada di taman.

"Bagus juga ya pemandangannya"

Ucap Lily, ditaman ini bayak tanaman hias yang cantik belum lagi danau yang airnya jernih, banyak angsa berenang sana sini.

Di ujung mata memandang banyak bangunan kokoh berjajar rapi yang menambah kesan elegan. Lily dan chua sangat senang disini banyak hal yang bisa dipelajari sejak mereka tinggal disini, tapi bukan berarti dia melupakan kota Cooper.

Mengingat kota Cooper Lily jadi rindu lagi dengan keluarganya, apa kabar ibu dan adiknya disana. Andai saja dia bisa membeli handphone pasti Lily tak akan sekhawatir ini.

"Lily kok lo bengong, harinya sudah panas yuk kita pulang"

Ajak Chua

"Ah iya"

Lily mengangguk

Mereka berdua pulang tapi saat mereka melewati toko tv mereka tak sengaja melihat siaran yang sedang membicarakan tentang kota Cooper.

Disana tertulis bahwa ada beberapa orang yang menghilang dan orang orang tersebut adalah ibu hamil yang sedang mengandung janin yang masih muda.

Lily agak khawatir dengan keluarganya disana walau tak ada yang mengandung di keluarganya bukan berarti bahaya tak akan mengancam mereka.

"Kira kira siapa yang nyulik mereka Ly"

Tanya chua

"Gak tau Cha, tapi gue khawatir"

Lily menggigit bibir bawahnya, kebiasaannya saat khawatir.

"Gue bener bener khawatir Cha, gue jadi ingat masa lalu"

Ucap lily sambil mendongak ke atas

"12 tahun yang lalu, saat mama gue hampir aja dibawa sama mapis"

Mengingat masa lalu membuat Lily ingin menangis namun tetap ditahan Lily sampai warna matanya memerah

"Jika bukan karena papa gue, bisa saja nasib mama gue kayak mereka"

Kata Lily sambil menunjuk ke layar TV.

"jangan sampai kejadian 12 tahun lalu terulang"

Doa Lily

"Gak dong jangan sampai, mapis dulu nyulik pakai cara kroyokan kalo ini enggak sapa tau itu cuman manusia biasa aja dan nanti bakalan ditangkap polisi"

Chua menyemangati Lily agar tak bersedih lagi.

"Tapi walau begitu, gw juga khawatir sama mama papa"

Ucap Chua lalu menarik tangan Lily agar dapat pulang dengan cepat.

"Ayo ly kita pulang aja, lo ingat gak tetangga gue punya handphone"

"Buat jaga-jaga gue minta no hpnya, pinjam telpon dikantor yuk trus nelpon dia"

"Yang bener Cha?, ayooo gue udah khawatir banget ini"

Chua memang bisa diandalkan, sahabatnya ini selalu bisa mengusir rasa sedihnya.

Dengan sangat tergesa-gesa mereka berlari kekantor yang mereka bekerja disana.

Mereka sekarang berada dilobi kantor yang sedang tutup, untuk panggilan pertama tidak terjawab tapi panggilan kedua terangkat dan tanpa basa-basi Chua langsung bertanya keadaan keluarganya.

"Aaa pasti kamu khawatir tapi tenang aja mereka baik baik aja ko"

Ucap seseorang diseberang sana.

"Lily mana Chua? Dia sama kamu kan?"

Tanya tetangga Chua.

"Iya dia ada di samping"

Chua memberikan teleponnya ke Lily sepertinya ada yang perlu disampaikannya.

"Halo pa, ada apa ya"

Tanya Lily, mudahan yang dikhawatirkannya itu tidak terjadi.

"Ini masalah adik kamu"

Ucap orang itu.

"Adik saya kenapa?"

Tanya Lily

"Dia juga menghilang"

Mendengar tiga kata itu membuat Lily membeku. apa tadi? hilang! Bagaimana bisa? kenapa adiknya juga menghilang?.

Ah sial yang dikhawatirkan Lily terjadi, kenapa musibah selalu datang kepada keluarganya. Belum pulih luka hatinya kehilangan sang ayah, adiknya kembali meninggalkannya.

"Aku pulang"

Dua kata itu saja yang diucapkannya, Lily langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil uang dan tas, Chua juga berlari mengikuti dibelakangnya.

"Lily tunggu"

Ucao Chua dibelakang

"Ada apa Chua gue mau pulang mama gue pasti khawatir banget, dia butuh gue disisinya"

Tanpa sempat Chua membalas Lily langsung lari begitu saja, tujuannya sekarang adalah kereta api, dia akan pulang dan tak akan ada yang bisa menghentikannya.

Arza adalah adik satu-satunya, ia tak boleh pergi, ia akan membawa adiknya pulang kerumah dengan selamat, Janji Lily.

"Lily mudah mudahan kamu baik aja di sana, mudahan adik kamu bisa kembali"

Chua hanya memandang punggung Lily jauh, dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya.

Lily merasa kereta ini bergerak sangat lambat, ia sudah sangat khawatir dengan keadaan keluarganya, saking khawatirnya ia tak sadar kalau bibir bawahnya sudah terluka dan berdarah karena terlalu kuat menggigitnya

Mudah mudahan kamu baik baik aja

Doa Lily dalam hati ia benar-benar tak rela kehilangan orang yang ia sayangi lagi. Cukup ayahnya saja.

Terpopuler

Comments

Bukan Milea

Bukan Milea

halo kak aku sudah mampir

2020-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!