"Ly?"
"Hemm?"
"Gue mau cerita"
"Cerita apa?"
"Gak jadi hehehe"
"Pa'an sih cha bikin kepo aja deh"
"Nanti aja deh nantiiii"
"Yaudah tapi jan lupa cerita ya, bikin keki orang aja lu cha"
"Ditinggal pas lagi kepo-keponya kesel tau"
"Gatel nih tangan pen gampar"
Ucap Lily.
Aiya iya aiya iya
Saat mereka ingin melanjutkan berbincang-bincangnya telpon Lily berbunyi dan dilayar tetulis nama ibunya
"Halo mah ada apa?"
Tanya Lily setelah mengangkat telepon.
"Apa ini dengan saudara Lily? Anak dari ibu Cecilia"
Yang menjawab bukanlah ibunya Lily, tetapi suara pria dewasa berwibawa yang sedang bertanya.
"A a iya, dengan saya sendiri"
Jawab Lily gugup
"Mohon kerumah sakit xxxx sekarang, ibu Cecilia sedang dirawat"
Ucap orang itu yang ternyata seorang dokter
"Iya pak"
Ucap Lily dan Lily pun memutuskan sambungan teleponnya.
"Ada apa Ly?"
Ucap Chua khawatir setelah melihat muka Lily yang syok.
"Mama gw masuk rumah sakit"
Jawab Lily dan langsung bangkit dari duduknya lalu berlari mencari taksi agar bisa kerumah sakit lebih cepat dengan Chua yang berlari menyusul Lily dibelakang.
Mereka berdua masuk ke taksi dengan buru-buru dan Lily pun menunjukkan alamatnya ke sopir taksi. Butuh 13 menit untuk sampai kerumah sakit.
Lily yang sudah tau dimana kamar ibunya berada langsung berlari kesana dengan Chua yang masih saja mengikuti dibelakang.
"Mama!!"
Ucap Lily terengah-engah didepan pintu masuk.
Tak ada Jawaban, disana ibunya hanya diam dengan mata yabg tertutup rapat. Lily meneteskan air matanya lantaran tak kuasa melihat keadaan ibunya sekarang, sebesar itukah penyakitnya?.
(Salah gue! Ini pasti salah gue yang gak becus jagain mama)
Batin Lily menyalahkan dirinya sendiri. Lily berjalan mendekati ibunya dengan tertitih-titih, dipegangnya tangan kurus ibunya yang sudah tak hangat seperti jam-jam yang lalu. Dilihatnya layar monitor yang sudah menunjukkan garis lurus yang diiringi bunyi nyaring. Ia terlambat!!! Lily terlambat menemani ibunya disaat ajal telah menjemput.
Flash back on
1 bulan yang lalu~
"Ly"
Panggil Cecilia
"Iya mah?"
LILY yang sedang memasak mendatangi ibunya.
"Lily, akhir-akhir ini sakit mama tambah parah ya? Mama yakin beberapa Minggu kedepan pasti mama gak ada lagi"
Ucap Cecilia lemah. Kehilangan suami dan anak membuat cecil stres yang parah, stres itu mengakibatkan Cecilia menderita beberapa penyakit lain. Kurang makan dia mahg, terlalu banyak pikiran dia pusing, apalagi Cecilia yang tak peduli dengan kesehatannya alias pasrah malah memperparah penyakit yang dideritanya.
"Mah mama jangan ngomong gitu, Lily yakin! Kalau mama bakal selalu nemenin aku sampai kapan pun"
Ucap Lily tak mau yang dikatakan Cecilia utu terjadi.
"Mama ada permintaan ly"
Ucap cecil memotong perkataan Lily.
"Apa mah? Mama mau apa? Lily usahain kok bakal dapatinnya asalkan mama gak ngomong kayak gitu lagi"
Ucap Lily
"Gak sayang maaf, mama cuman Pengan,,,,,,,,,,,,,, kalau saat-saat terakhir ajal mau ngejemput mama pergi, mama pengen liat muka kamu sampai mata mama tertutup selamanya,,, karena hiks cumann kamu saja yang tersisa dihidup mama hhhuu hiks"
Cecilia menangis dan Lily langsung memeluknya.
"Iya mah Lily akan berusaha lakuain itu supaya mama tenang, hahaha tapi itu masih lama mah soalnya mama bakalan nemenin aku sampai waktu yang pas mama buat pergi"
Mana bisa begitu, ajal tak bisa ditentukan kapan mau kita orang itu harus tiada atau tidak, ada yang masih bayi sudah meninggal sampai sembilan puluhan tahun keatas baru meninggal.
Lily benar-benar keberatan kalau harus ditinggal anggota keluarganya lagi, Arza yang dua tahun yang lalu menghilang masih belum kembali lagi dan kalau dia kehilangan ibunya lagi, maka runtuhlah semangat hidupnya lagi.
"Gak bisa gitu sayang, ingat kalau mama pergi kamu harus ikhlas ya dan jalani hidup kamu seperti biasa"
"Senyum"
"Tertawa"
"Bahagia"
"Cuman itu yang mama pengen kalau mama udah gak ada lagi"
Flash back off
"Maaf mah permintaan mama yang pertama aja aku gak bisa nepatin"
"Apa lagi yang kedua, itu jauh lebih susah"
"Rasanya mustahil aku bisa bertahan hidup tanpa ada orang yang aku sayangi didunia ini"
Ucap Lily menangis saat berbicara dengan ibunya yang sudah tak bernyawa lagi.
"Maaaa pliss ma, tolong kabulin permintaan aku yang satu ini"
"Bangun"
"Bangun dan peluk Lily erat-erat kayak seperti dulu"
"Kalau mama mau kabulin permintaan Lily, Lily janji gak bakal pernah minta apa-apa lagi"
"LILY GAK BISA HIDUP TANPA MAMAAA!!!"
"Hhhhaa aaaaa bangunnn maa"
Lily jatuh tersungkur tak kuasa menahan beban tubuhnya, energinya sudah terkuras hanya untuk menangis. Chua yang melihat itu langsung memeluk Lily dari belakang, ia juga meneteskan air mata melihat keluarganya yang satu persatu selalu meninggalkannya.
"Lyy kamu yang sabar ya"
"Chuaaa mereka jahat mereka ninggalin aku sendirian"
"Bukan begitu ly, mereka sayang sama kamu, tapi takdir aja yang sedang mainin kamu"
"Chuaaa, cuman kamu satu-satunya yang aku punya sekarang, kamu janji ya jangan pernah ninggalin aku"
Lily memeluk erat-erat tubuh chua, ia tak mau kehilangan orang yang ia sayangi lagi.
"Iya ly aku janji, dan sekarang aku bukan lagi sahabat kamu tapi saudara kamu"
"Kamu ikhlasin mama kamu ya, biar dia tenang disana"
Ucap Chua
_______________+
Sudah seminggu sejak kematian ibunya, Lily hanya menyendiri didalam kamar tanpa melakukan apa-apa. Menangis adalah satu-satunya yang dia lakukan.
"Hiks mama, papa, arza"
"LILY kangen, kenapa kalian jahad ninggalin Lily sendiri"
"Lily ada salah apa sama kalian? Lily minta maaf kalau Lily benar-benar ngelakuin kesalahan"
Tangis Lily yang sudah keberapa kalinya. Matanya sangat merah dan sembab. Chua yang melihat itu juga ikutan menangis, ia sudah berkali-kali mengingatkan Lily untuk tidak menangis lagi, tapi percuma Lily tetap menangis. Menangis membuat sesak sakit hatinya menjadi lebih ringan tetapi membuat Lily mengingat ibunya terus.
Chua masuk kedalam kamar Lily, sudah cukup ia muak melihat sahabat oh ralat saudarinya itu selalu menangis tanpa henti.
"Lily!"
Lily bergeming, tanpa niatan melihat Chua yang memanggilnya.
"Lily bangun!"
Ucap Chua tegas tapi lembut.
"Sudahlah ly gak ada gunanya kamu ngurung diri lagi dikamar ini"
"Ayo keluar"
"Gak cha, kamu pergi aja sana"
"Udah ly ayi bangun, kenapa sih kamu begini?"
"Chua, sekarang aku tau kenapa mama pergi"
"Itu karena aku gak jaga dia baik-baik, padahal aku tau kenapa mama bisa sakit"
"Dia terlalu banyak pikiran"
"Tapi aku gak bisa bikin dia kembali kayak semula lagi"
"Gue sering banget liat dia ngelamun sendiri"
"Makan dikit"
"Minum obat yang pernah dikasih dokter gak pernah dimakan"
Ucap Lily masih melihat keluar jendela.
"Andai aja aku biaa jaga mama dengan baik, pasti dia masih ada sampai sekarang"
"Aku yang salah Chua"
"Mama meninggal karena aku"
Tangis Lily makin kencang.
"Enggak ENGGAK!!!"
"Bukan kamu"
"Ini bukan salah kamu Lily"
Ucap Chua keras
"Sadar ly!!, Hidup kamu masih panjang"
"Jangan sia-siain hidup kamu cuman ngurung diri, nangis, trus ngelamun"
"Kamu tuh-"
"Ah? Ya!!!"
"Kamu punya janjikan dulu sama mama kamu?"
"Kamu harus tepatin janji kamu!"
janji? janji apa? pikir Lily. Apa chua ini sedang mengada-ngada?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Awalshole
Semangat terus Thor 👍
next gue favorit thor 👍
2020-10-26
1
Elis
Semangat kak. aku lanjut baca sama like lagi
2020-10-24
1
Bukan Milea
Semangat kak<3
2020-10-21
1