"Bangun chu dah pagi ini molor mulu ah"
"Kata mak gue Telat bangun rezekinya di sosor itik"
Pagi ini alias subuh, Lily sudah bersiap-siap untuk melamar kerja, yang pastinya Lily sudah mandi di toilet umum.
"Ish lu ah, ganggu gw tidur aja"
"Yaelah, lu yg ngajak gw kesini cari kerja, eh elu nya yang malah letoy"
"Buruan elah"
LILY mengguncang tubuh chua kasar agar si MissQueen ini bangun.
"Iya iya, gak beradab banget lu ama orang tidur"
|
"Dah keberapa ini ly?"
Tanya chua
"Baru ke 6 masih ada 9 lagi"
Ucap Lily disertai senyuman manis
"Ish lu mah, dari tadi kita kesana kesini lamar kerja gak diterima-terima"
"Lu malah seneng-seneng geje gitu"
Ucap chua tak suka Lily kelihatan bahagia.
"Ngapa sih, masalah gw bahagia?, ini pertama kalinya gw ke kota besar"
Ucap lily sewot, bahagia pas lagi menderita apa salahnya?
"Tapi kan ini kita lagi sengsara, lo masa bahagia sih? sedih dong! Adab perasaan lu mana?"
Tuntut chua
"Liat beginian aja udah seneng banget, belum lagi lo ke kota Diamond pas-"
Gumaman chua terhenti karena ada sebuah teriakan yang tepat didepan gendang telinganya.
"Ya ampun, bagus banget do'a lu chu mimpi kali ya gw kesana"
Semangat 45 Lily ketika Jiwa ke-udikannya memberontak
"Au ah, tambah stres gw ngomong ma elu"
Chua berjalan mendahului Lily disebrangnya adalah kafe yang akan mereka datangi untuk melamar pekerjaan. Chua harap ini yang terakhir ia sudah sangat lelah berjalan selama berjam-jam.
"Ya saya sedang mencari pekerja"
"Kalau kalian mau kerja disini, kalian harus giat dan disiplin kalau saya liat kalian telat sedikit saja saya akan pecat Kalian"
"Kalian yang dari kota kecil harus bersyukur, jika bukan karena butu pekerja mana mau saya terima kalian"
Dih sombong
Hujat Lily dan chua dalam ginjal
"Sekarang kalian keluar, asisten saya akan kasih kalian seragam dan kalian kerja mulai hari ini"
"Iya pak"
Ucap Lily dan chua kompak, lalu mereka bergegas keluar ruangan bosnya.
"Ayolah pak saya cuman mau bicara sama anak saya, tolong ijinin"
Chua dan Lily yang merasa tak asing dengan suara itu sama-sama berbalik badan saat hendak keruang ganti pakaian.
"Heh Ly itu bukannya nenek-nenek semalam kan?"
Tanya chua, ia ingat betul wajah nenek itu.
"Iya, ngapain dia kesini"
"Mana gw tau, kuy tanya kepo nih"
"Sama kuy"
mereka berdua akhirnya menghampiri si satpam dan nenek itu.
"Anu ini nenek semalam itu kan?"
Tanya Lily langsung ke nenek itu.
"Ah iya, saya kesini mau ketemu anak saya, tapi satpam ini gak ngijinin saya masuk"
Keluh nenek itu
"Ijinin napa! ni nenek mau ketemu anaknya kok gak di izinin"
Tanya chua kasar
"Bukannya begitu, tapi ini udah perintah, saya juga gk tega padahal, tp klo saya langgar ntar di pecat"
"Emang anaknya saha?"
Tanya Lily
"Pak Herry"
Jawab si satpam
"Herry"
Beo chua
"Bukannya itu si bos ya?"
Tanya Lily lagi
"Kenapa dia gk ngizinin ibunya sendiri buat jenguk dia?"
LILY tak percaya, apa alasan bosnya melakukan ini sampai satpam pun ditugaskan secara otomatis melarang nenek itu masuk.
"Ada apa ini"
Tanya Herry mengejutkan semua orang.
"heh kalian pelayan baru, kenapa belum kerja juga hah?"
"Pergi sana cepat"
Perintah Herry
Mereka berdua pun bergegas keruang ganti baju lagi, dan Lily melihat bosnya sedang menyeret-menyeret ibunya keluar.
"Eh ly, kira-kira tuh si bos sama emaknya kenapa ya?"
Ucap chua membuka sesi gibah.
"Gak tau, tanya aja sama yang tau, siapa tau mereka tau"
Lily
"Ngomong lu gak bangus Ly, bikin typo"
Chua
"Mulut-mulut gue, serah gue lah"
Ucap Lily yang sudah selesai memakai seragamnya, lalu keluar untuk memulai pekerjaan di hari pertamanya.
"Oy tunggu"
Chua
_______________+
Hari sudah malam Lily dan chua sudah selesai dengan pekerjaannya. Mereka juga di perbolehkan tinggal di kamar khusus karyawan wanita, walau kecil asalkan bisa ditidur itu tak masalah, kata chua.
"Susah juga ya kerja di sini, kena marah mulu, salah juga kagak"
Kebiasaan mengeluh chua kembali lagi dan Lily hanya bisa mendengarkan karena juga chua tak suka omongannya di potong.
"Padahal jadi pelayan doang, tapi berasa jadi babu"
"gila kali tuh yang senior berasa sok jadi bos aja dia"
"Padahal bagusan gue kerjanya"
"Bangkrut tuh kafe punya karyawan kek gitu"
omel Chua
"Trus kita kerja di mana?"
Tanya Lily
"Jangan potong omongan gw napa! Belum selesai ini"
"Iya maap"
Lily keluar kamar untuk mencari udara segar, panas badannya kalau kelamaan mendengar celotehan Chua. Disela-sela Lily merelaksasikan tubuhnya yang penat, ia melihat nenek alias ibunya Harry sedang tidur beralas kardus di belakang kafe.
Lily tahu itu karena kamarnya juga berasa di belakang kafe.
Lily pun menghampiri nenek itu dan bertanya kenpa dia tidur di belakang kafe. Nenek itu bilang dia tak punya tempat tinggal, anaknya tak mengijinkan dia menginjak rumahnya lagi.
Sebenarnya Hary sudah mengantarkan ibunya ke panti asuhan tapi karena ibu Harry (lona) tak mau tinggal di panti ia pun memilih kabur dari panti, dan tidur di belakang kafe, berharap anaknya luluh dan mau menerimanya lagi.
Tapi itu sepertinya cuman angan-angannya saja, anaknya tak peduli sama sekali dan sekarang lona hanya berharap supaya ajal menjemputnya lebih cepat dan penderitaannya pun berakhir.
Lily yang mendengar ceritanya itu tak banyak berkomentar, otaknya blong memikirkan betapa sakitnya perasaan lona yang tak dianggap ibu lagi oleh Harry.
Harry pun tak peduli lagi ibunya tinggal di mana, kalau tak mau di panti juga tak masalah lumayan tak perlu mengeluarkan uang.
"Em kenapa nek, anu si pak Herry gak mau lagi tinggal sama nenek lagi"
Tanya Lily hati-hati kalau itu menyakiti perasaan lona.
"Saya gak ijinin dia nikah sama cewek yang dia suka, tapi dibalik tindakan itu saya punya alasannya"
"Saya waktu mau nyimpen baju anak saya kekamar, saya liat dia (pacar Herry) mengambil banyak uang milik anak saya"
"Saya yakin cewek itu cuman mau uangnya saja, ia tak mencintai anak saya"
"Bukan cuman itu, saya juga pernah mergokin dia lagi telponan sama pria lain"
"Dan saya sudah kasih tau ke anak saya tentang itu, tapi dia gak percaya dan malah menganggap saya sebagai pengganggu hubungannya saja"
Jelas lona panjang.
"Yaudah, tapi nenek jangan tidur di luar, ayo tidur bareng kita aja masih ada tempat tidur yang kosong kok"
Ajak Lily kasian.
"Makasih nak tapi tak usah, saya tidur di sini saja, sapa tau saya bakal lebih cepat meninggal"
Ucap lona putus asa.
"Nenek jangan ngomong begitu, ayo ikut lily aja kedalam, siapa tahu pak Herry dapat ilham dan mau nerima nenek lagi"
bujuk Lily lagi, ia benar-benar taak tega melihat orang tua renta berbaring sendiri dimalam yang sangat dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Follow me, I followback
huft
2020-11-01
0
chosha carina
Ceritanya bagus dan udah aku bomlike thor❤
mampir kekaryaku juga ya
Maylif dan Aksa journey
ayo kita saling dukungg😊
2020-09-24
1