Nana dan Aldo baru saja sampai di parkiran khusus siswa. Seperti biasa, Nana berangkat sekolah selalu bersama Aldo kecuali jika pulang sekolah, Aldo lebih sering mengantarkan perempuan lain dari pada mengantarkan pulang kekasihnya sendiri.
Banyak siswa-siswa yang memperhatikan keduanya, tapi Nana dan Aldo hanya cuek saja, toh, ini sudah biasa bagi keduanya, sedari dua tahun lalu memang selalu seperti ini.
“Kayak mau nyebrang aja lo, Do pake gandengan tangan segala.” Cibir Dava yang sedari tadi memperhatikan Aldo yang tidak melepaskan genggaman tangannya ditangan Nana.
“Sirik aja lo jomblo!” balas Aldo, lalu melepaskan genggamannya dan berganti menjadi merangkul bahu Nana dan melanjutkan berjalan menuju kelas kekasihnya itu.
Rizki, dan Dava mengikuti keduanya dari belakang, bagaikan seorang bodyguard yang sedang mengawal majikannya. Hingga sampai didepan kelas Nana, keempatnya menghentikan langkah tepat di depan pintu kelas yang sudah ramai oleh penghuninya.
Ini adalah kegiatan rutin yang selalu Aldo lakukan kepada kekasihnya itu mengantarkannya hingga depan pintu kelas, padahal kelas Aldo sendiri sudah terlewati. Namun demi kekasihnya selamat hingga tujuan, Aldo rela meski harus putar balik lagi untuk kembali ke kelasnya sendiri. Hal yang sederhana memang, tapi Nana tetap menyukainya.
“Lo belajar yang benar, ya, yang. Awas lo kalau genit-genit sama cowok lain!” ancam Aldo.
“Suka-suka gue mau genit apa enggak, lo juga suka genit sama cewek lain, masa gue gak boleh genit sama cowok lain?” balas Nana dengan santainya, san itu sukses membuat Aldo melotot mendengar jawaban kekasihnya itu.
Aldo memang kadang suka genit pada perempuan lain, itu juga diketahui oleh Nana, bahkan dihadapan Nana pun Aldo tak segan menggoda perempuan lain. Tapi, jika Nana melakukan itu, jelas ia tak terima, karena Nana hanya milik dirinya seorang, dan itu tak bisa dibantahkan. Egois memang, tapi bodo amat dengan itu, yang jelas Aldo tidak ingin kekasihnya di sentuh orang lain.
“Kalian balik ke kelas sana, bentar lagi bell,” kata Nana kepada Aldo dan kedua sahabatnya itu.
“Iya, gue ke kelas. Lo masuk sana,” titah balik Aldo pada Nana. Nana mengangguk dan berjalan memasuki kelasnya.
Aldo terus memperhatikan Nana hingga gadis itu sudah duduk di bangkunya.
“Awas lo semua, kalau ada yang godain bidadari gue!” teriak Aldo mengancam dari ambang pintu. Matanya menatap tajam, laki-laki yang baru saja menghampiri Nana.
“Di luar Nana emang pacar lo, tapi kalau udah di kelas dia punya gue,” ucap Dino -sang ketua kelas santai sambil melayangkan kecupan di pipi Nana sekilas, lalu tersenyum menyebalkan pada Aldo.
Perlakuan Dino itu tentu saja membuat rahang Aldo mengeras, wajahnya memerah dan jika dalam kartun sudah dapat di pastikan bahwa kepala Aldo sudah mengeluarkan asap yang mengepul.
“Kalau bukan karena lo sepupu Nana, gue lelepin lo kelaut, No, seenaknya aja lo cium bidadari gue!” kesal Aldo.
Dino tertawa melihat kekesalan dari kekasih sepupunya itu. memang membuat kesal Aldo adalah kesenangan tersendiri untuk Dino. Menurut Dino sendiri, Aldo adalah sosok laki-laki cemburuan yang tidak bisa menjaga perasaan pasangannya.
Dulu, Dino sempat marah saat tahu bahwa sepupu kesayangannya itu diselingkuhi oleh kekasihnya. Dino hampir saja menghajar Aldo, tapi Nana segera menjelaskan dan memberi Pengertian kepada sepupunya itu, hingga akhirnya Dino mengerti dan mengurungkan niatnya untuk menghajar Aldo. Namun Dino berjanji pada dirinya sendiri jika sampai sepupunya itu menangis karena Aldo, maka dialah orang pertama yang akan menghajar Aldo tanpa ampun.
"Do, pernah belum?" tanya Dino yang kembali melayangkan kecupan pada kening sepupu tersayangnya itu.
"Dino sialan! Awas lo, No, gue pastiin setelah ini lo gak akan nikmatin sejuknya udara dunia."
Aldo berkali-kali mendengus, dan keinginannya untuk menghajar laki-laki itu begitu besar dirinya rasakan. Sayang, Aldo tidak bisa melakukan itu, karena sudah dapat di pastikan, bahwa Nana adalah orang pertama yang akan membencinya.
Tawa Dino begitu terlihat menyebalkan di mata Aldo, dan hanya laki-laki itu lah yang bisa membuatnya sekesal ini. Dino memang tidak pernah berhenti menggodnya, yang sayangnya Aldo pun tidak pernah bisa biasa saja menanggapi sepupu dari kekasihnya itu.
Dino yang kembali hendak membalas Aldo, terpaksa berhenti setelah mendapat tatapan tajam penuh ancaman dari Nana. Menghela napas pasrah, akhirnya Dino kembali duduk di bangkunya, tapi tidak lupa memberikan delikan terlebih dulu pada Aldo yang menatap penuh kemenangan.
"Rasin lo!"
"Aldo!" Nana beralih pada Aldo, dan menatap kekasihnya itu. "Lebih baik sekarang lo segera ke kelas, bentar lagi bel masuk. Lo jangan bolos terus, nanti malah makin bego," kata Nana yang sudah lelah mendengar perdebatan antara pacar dan sepupunya itu.
Aldo akhirnya mengangguk pasrah, dan membalikan tubuhnya pergi dari kelas IPS 1 itu, tapi tidak lupa untuk lebih dulu melayangkan tatapan tajam pada Dino.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Nani Nurhayati
Lah Aldo suami aku banget ya
2021-01-23
0
Karina Kurniati
jadi inget dulu aku juga pernah pacaran model begini,pacaran serasa temenan ,ga ada rahasia2 ,sama akan mengatakan kalo ada salah satu dari kita ada yg suka atau dll,seru tapi yahh ....sedikit membosankan
2020-07-16
2
Srisultan4545
suka nih yg kek gini
2020-07-07
1