“Gue cowoknya, kenapa? Berani lo ngehajar gue, sini kalo lo berani,” ucap seseorang di belakang Aldo yang sangat Aldo kenali suaranya.
Sarah menatap bingung pada orang yang berada di belakang Aldo, lalu beralih menatap Nana yang tengah menyunggingkan senyum ke arah laki-laki itu dan Aldo yang tengah menundukan kepalanya takut.
Sarah bingung melihat ketiganya, apa lagi melihat Aldo yang menundukan kepalanya saat mendengar laki-laki yang baru saja datang itu. Siapa sebenarnya laki-laki itu, kenapa Aldo terlihat takut, dan apa hubungan Nana dengan laki-laki itu? Pikir Sarah lalu menatap ketiganya secara bergantian.
“Gak kangen lo sama gue, Na?” tanya laki-laki tersebut.
“Ya kali gue gak kangen sama kesayangan gue.” Jawab Nana sumringah lalu menarik laki-laki itu untuk duduk di kursi sebelahnya.
“Ini siapa, Na?” tanyanya pada Nana menunjuk Sarah.
“Itu Sarah, temen gue. Sarah kenalin ini Alvin,” ucap Nana memperkenalkan. Alvin mengangguk dan menjabat tangan Sarah begitu pun sebaliknya. Sedangkan Aldo sesekali menatap ke arah Nana dan kembali menunduk tanpa mengucapkan sepatah katapun sedari kedatangan Alvi diantara mereka.
“Diem aja lo, Al. Gak nyambut kedatangan gue?” tanya Alvin pada Aldo.
Aldo yang sedari tadi diam dan menunduk akhirnya menegakkan kepalanya menatap Alvin dan Nana bergantian.
“Eh gue permisi duluan ya, mau ke kelas udah terlalu lama gue bolos pelajaran.” Pamit Sarah pada tiga orang di depannya. Ketiganya mengangguk mempersilahkan.
“Lo ngapain ada disini Vin? Gak sekolah?” tanya Aldo langsung pada intinya.
“To the poin banget sih lo Al, gak ada basa basinya,” ucap Alvin terkekeh.
“Yang, lo kekelas gih, biar gue yang nemenin Alvin disini." Titah Aldo pada kekasihnya itu.
“Gue masih pengen disini, Al pengen ngobrol dulu sama Alvin.” Tolak Nana memasang wajah memohon.
“Gak sayang, lo ke kelas sekarang! Udah terlalu lama juga lo bolos, bentar lagi ganti pelajaran, nanti lo dimarahin guru. Apa lagi kalau bunda tau lo bolos dipelajaran sebelumnya dia pasti marah banget sama lo,” bujuk Aldo dengan lembut sambil mengelus lembut puncuk kepala kekasihnya itu.
Nana akhirnya mengangguk dan pamit pada kedua laki-laki itu untuk pergi ke kelas terlebih dulu.
Sementara Aldo dan Alvin kini duduk berdua dibangku kantin yang sudah sepi karena semua murid berada di dalam kelasnya masing-masing. Aldo kembali bertanya apa tujuan Alvin berada disini, dan dengan senang hati Alvin menjawab semua pertanyaan yang diberikan Aldo.
Mereka mengobrol banyak dan sesekali tertawa karena lelucon yang dilontarkan keduanya, sekarang keduanya terlihat sangat akrab sebagaimana seorang yang sangat mengenal satu sama lain, tidak seperti tadi yang terlihat kaku dan seperti tidak saling mengenal, padahal keduanya sudah berteman sejak berada di bangku Sekolah Menengah Pertama. Keduanya asik mengobrol hingga bell pulang sekolah berbunyi dan segera bergegas menjemput Nana dikelasnya mengajaknya untuk pualang bersama.
Banyak siswi menatap ke arah Aldo dan Alvin yang tengah berjalan beriringan sepanjang koridor menuju kelas Nana. Menatap Aldo memang sudah biasa setiap harinya, namun kali ini berbeda, Aldo berjalan dan mengobrol akrab dengan laki-laki yang sangat asing di penglihatan mereka, laki-laki itu juga tidak menggunkaan seragam sekolah seperti mereka.
Sesampainya di depan kelas Nana, Aldo dan Alvin menunggu gadis itu keluar dari kelasnya, hingga beberapa menit kemudian orang yang keduanya tunggu muncul bersama Sisil dan Ridho juga Dino.
“Wow lihat siapa yang datang?” heboh Dino saat melihat keberadaan Alvin di depannya.
“Hallo bro long time no see,” ucap Alvin menyapa Dino, lalu keduanya saling berjabat tangan dan berpelukan ala laki-laki.
“Apa kabar lo, bro?” tanya Dino pada Alvin.
“Seperti yang lo liat, gue baik-baik aja dan yang pastinya gue tambah ganteng." Alvin menjawab dengan penuh percaya diri. Sisil yang berada disamping Alvin segera menjitak kepala laki-laki itu dengan cukup keras dan membuat si empu kepala mengaduh kesakitan dan mengusap-usap kepalanya.
“Sisik lo apa-apa sih main jitak kepala gue aja!” protes Alvin kesal pada Sisil.
“Nama gu Sisil, bukan Sisik!” protes Sisil yang tak terima dipanggil sisik.
“Bodo amat gue gak peduli,” jawab Alvin cuek dan membuat Sisil mendengus kesal lalu kembali melayangkan jitakan di kepala Alvin.
“Rese lo, Vin!" dengus Sisil.
“Udah-udah gak usah berantem, mending sekarang kita pulang. Lanjut ngobrol di rumah Nana.” Lerai Aldo menghentikan perdebatan Alvin dan Sisil. Nana setuju dengan usulan kekasihnya itu begitupun juga Dino, Sisil dan Alvin dan tidak lupa juga Ridho, Rizki dan Dava yang baru saja menghampiri ikut setuju dan segera bergegas ke parkiran untuk mengambil kendaraan masing-masing.
Nana memilih berboncengan dengan sang kekasih meski Dino dan Alvin sempat memperebutkannya tapi tanpa menanggapi keduanya Nana langsung saja menarik Aldo untuk segera menaiki motor sportnya dan segera melaju meninggalkan parkiran sekolah juga meninggalkan Alvin dan juga Dino yang masih berdebat.
Dava Dan Rizki mengikuti motor Aldo yang sudah meninggalkan parkiran di ikuti oleh Ridho yang tengah membonceng Sisil dibelakangnya. Alvin dan Dino yang menyadari telah ditinggalkan bergegas menaiki motornya masing-masing dan segera menyusul sahabat-sahabatnya yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Soenaryati Atiek
sahabatankah ??
2020-03-21
3
Sartini Cilacap
Alvin sahabatnya Nana kah
2019-12-21
3
Anjelo,,JJ
kerenn bner si nana..pngen gue aj thor yg jd nana ny😁😁😁🙈🙈🙈🙈🙈🙈
2019-12-14
6