Chapter 3

“Assalamualaikum,” salam seseorang yang baru saja memasuki rumah, Nana dan Aldo yang kini tengan bermain PS menengok kearah suara.

“Waalaikumsalam. Eh, Bunda, gimana kabarnya Bun?” tanya Aldo ramah. Tidak lupa menyalami punggung tangan Ibu dari kekasihnya itu.

“Ada Aldo ternyata, dari kapan Al?” Irma, Bundanya Nana bertanya tak kalah ramah.

“Dari satu jam yang lalu Bun, Bunda abis dari mana?” sebagai calom menantu yang baik, basa-basi tentu saja di perlukan.

“Dari rumah Tante Yanti, biasa arisan,” kata Irma, kemudian duduk di sofa single, dan menyandarkan punggungnya. “Abang kamu belum pulang, Na?” tanya Irma, kepada anak bungsunya itu.

“Belum Bun, katanya nanti abis Magrib,” jawab Nana lalu diangguki oleh sang Bunda.

“Ya udah, Bunda kekamar dulu, ya, mau istirahat," pamitnya yang kemudian diangguki Aldo dan Nana.

“Bunda buat makan malam mau Nana masakin apa?” teriak Nana sebelum sang bunda melangkah semakin jauh.

“Apa aja, terserah kamu,” jawab Irma, lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Nana mengangguk lalu menatap kearah kekasihnya itu yang kini tengah fokus pada gamenya.

“Lo mau makan malam disini gak, Al?” tanya Nana. Tanpa berpikir lagi, Aldo langsung mengangguk sebagai jawaban.

“Ya udah, nanti bantuin gue masak, ya. Sekarang kita Shalat dulu, setelah itu baru masak,” ucap Nana lalu bangkit dari duduknya menuju kamar untuk shalat, diikuti Aldo dari belakang.

Setelah Shalat, Aldo dan Nana kini berada di dapur, menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Ini bukan lah kali pertama Aldo makan malam dirumah ini, sudah sering bahkan hampir setiap Minggu. Keluarga Nana sudah Aldo anggap sebagai keluarganya sendiri begitupun juga keluarga Aldo untuk Nana, tapi Nana tidak terlalu sering berkunjung kerumah Aldo. Hanya sesekali jika Ibu Aldo memintanya untuk datang atau saat sang Bunda yang menyuruhnya mengantarkan bingkisan.

Ini juga bukan kalipertamanya, Aldo membantu Nana memasak. Jujur, dulu Aldo adalah salah satu laki-laki yang anti dengan dapur dan alat-alat memasak lainnya, tapi setelah ia bersama Nana, sedikit demi sedikit Aldo mulai terbiasa di dapur meski tidak bisa memasak selain memasak mie instan dan telur ceplok, tapi setidaknya Aldo lumayan bisa menggunakan alat-alat dapur.

Saat itu Aldo mengajak Nana kerumah untuk memperkenalkan kepada kedua orang tuanya. Awalnya Nana menolak. Namun setelah dibujuk akhirnya Nana setuju, hingga sampai di depan rumah Aldo bertemu dengan satpam rumahnya yang mengatakan bahwa Mama dan Papa pergi kerumah sakit untuk menengok saudaranya yang sakit. Aldo menghela napas kasar, rencananya untuk mengenalkan sang kekasih harus gagal. Kecewa? Sedikit. Ini juga salahnya sendiri karena tidak memberi tahu terlebih dulu kepada kedua orang tuanya jika ia akan mengenalkan kekasihnya hari ini.

Aldo mengajak Nana masuk ke dalam rumahnya yang sepi itu, lalu menyuruhnya duduk disofa ruang tamu, sedangkan ia sendiri pergi menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah beberapa menit, Aldo turun menghampiri kekasihnya itu dan bersandar dibahu Nana. Perut Aldo berbunyi nyaring, dan itu membuat Nana tertawa kencang.

“Gak usah ketawa lo!” ketus Aldo.

“Lo laper, Al?” tanya Nana masih dengan sisa-sisa tawanya.

“Menurut lo?!” ketus Aldo lagi. Melihat wajah kesal kekasihnya itu Nana menghentikan tawanya lalu menatap Aldo dengan lembut.

“Gue masakin, mau?” tawar Nana.

“Emang lo bisa masak?”

“Lo ngeremehin gue?” balas Nana menantang. Aldo mengedikan bahunya.

“Kalau lo gak percaya, ayo kedapur," ajak Nana.

“Mau ngapain? Ogah gue, ah, kalau lo mau masak, ke dapur aja sendiri,” ucap Aldo malas.

“Bantuin gue masak, Aldo!"

Mendengat itu Aldo membulatkan matanya, lalu mengangkat kepalanya yang bersandar di bahu Nana dan menatap tajam kekasihnya itu. “Gak, gak mau gue!”

“Ya, udah kalau gak mau, gak jadi gue masakin. Biarin yang laper juga lo, bukan gue,” ucap Nana santai dn kembali memaikan ponselnya.

“Ya, gak bisa gitu dong, Yang, lo gak kasian apa sama gue? Pacar lo lagi kelaparan, loh, ini,” ucap Aldo memelas.

“Bodo amat, gak peduli gue," jawabnya masa bodo.

“Arrggh! Ya udah iya, gue bantuin.” Pasrah Aldo.

Sesampainya didapur, Nana membuka kulkas, mencari bahan yang bisa ia masak. Namun sayang kulkasnya kosong, yang ada hanya sawi putih, satu butir telur dan satu kaleng cornet. Ahirnya Nana memutuskan untuk membuat nasi goreng dengan bahan seadanya.

Aldo dengan enggan memotong-motong sawi putuh tersebut atas perintah Nana, sedangkan Nana mengulek bumbu untuk nasi gorengnya.

Nana memperhatikan Aldo yang tengah memotong sawi dengan kaku, ingin sekali ia tertawa melihat itu, tapi sebisa mungkin ia tahan, karena tidak mau semakin mengacaukan mood Aldo yang sedari tadi terlihat kesal.

Tanpa mereka sadari, dua orang paruh baya memperhatikan kegiatan keduanya dari balik tembok penghubung dapur dan ruang tengah. Orang tua Aldo saling menatap satu sama lain lalu tersenyum penuh arti. Karena tidak mau mengacaukannya, Mama dan Papa Aldo berlalu meninggalkan dapur dan lebih memilih untuk menunggu diruang tengah.

“Nih makan, jangan sampe gak diabisin,” ucap Nana sambil menyodorkan sepiring nasi goreng kehadapan Aldo.

“Enak gak nih?” Aldo bertanya dengan memastikan.

“Cobain aja, kalau gak enak lo boleh buang masakan gue,” ucap Nana jengah, karena kekasihnya itu banyak bertanya.

Dengan ragu, Aldo menyendokan nasi goreng itu kedalam melutnya, mengunyah perlahan menikmati rasa dari nasi goreng itu sendiri.

“Gimana enak?” tanya Nana.

Aldo tidak menjawab, dan malah mengajak Nana untuk makan diruang tengah sambil menonton televisi. Sesampainya diruang tengah, Aldo melihat orang tuanya sudah ada disana sedang duduk disofa sambil menonton acara berita.

“Mama sama Papa kapan pulang?” tanya Aldo setelah duduk di karpet depan televisi di ikuti Nana dibelakangnya yang kini tengah menahan gugup.

“Tadi waktu kamu lagi motong-motong sawi," jawab sang Mama tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi, sedangkan sang Papa kini tengah menatap lekat Nana dari atas hingga bawah.

“Ini siapa, Do?” tanya sang Papa.

“Pacar Aldo," jawabnya tenang, lalu kembali menyuapkan nasi kedalam melutnya.

“Siapa nama kamu, Nak?” Papa Aldo bertanya dengan ramah. Nana tersenyum lalu menyalami tangan Papa dan Mamanya Aldo sambil memperkenalkan diri.

“Tumben kamu mau kedapur? Motong-motong sawi lagi,” tanya Masya sekaligus meledek anaknya itu. Aldo mendengus lalu menatap tajam Mamanya.

“Noh, dia yang maksa,” ucap Aldo menunjuk Nana dengan dagunya.

“Kamu kalau sama Mama dipaksa gak pernah nurut, kok, sama Nana bisa nurut?” tanya Mesya, Mama Aldo.

“Kalau bukan karena lapar juga aku gak akan mau di paksa bantuin di dapur. Ini mah karena kepaksa aja, Mama tahu sendiri aku gak bisa nahan laper?” alibinya pada sang Mama.

“Eh, gue gak maksa, ya! Kan tadi gue bilang kalau gak mau, ya, udah,” ucap Nana tak terima disalahkan.

“Iya, lo bilang, kalau gak mau, ya, udah lo gak jadi masak. Itu sama aja lo maksa jadi, dari pada gue mati karena kelaparan lebih baik gue nurut,” ucap Aldo tak mau kalah.

Orang tua Aldo saling tatap menyaksikan perdebatan dua remaja didepannya itu. Pacaran, tapi seperti orang yang musuhan. Mama dan Papa Aldo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja tanpa melerai.

“Lo kenapa geleng-geleng kepala gitu?” tanya Aldo heran melihat kekasihnya itu.

“Gue keinget dulu, waktu pertama kali kerumah lo,” jawab Nana terkekeh geli.

“Udah gak usah dibahas, lanjutin lagi aja ini, bentar lagi udah jam makan Malam, Bang

Nino sama Bunda pasti udah pada lapar,” ucap Aldo mengalihkan. Nana mengangguk lalu kembali menyelesaikan masakannya.

Beberapa masakan yang sudah matang disusun di meja makan oleh Aldo. Hingga masakan terakhir siap bertepatan dengan kedatangan Abang dan Bunda dimeja makan.  

Terpopuler

Comments

Nyonya Cantex

Nyonya Cantex

suka baru baca aku

2021-07-07

0

Sintha Zhenaque

Sintha Zhenaque

gue jg dlu gitu,pacaran brantem mulu 😂

2020-10-28

3

Marny Ariqah Maisarah

Marny Ariqah Maisarah

pacaran normal

2020-04-15

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!