Chapter 5

Pelajaran pertama sudah di mulai, dan semua murid kelas IPS 1 kini tengah mendengarkan guru yang sedang menerangkan, kelas ini memanglah kumpulan dari murid-murid unggulan dari kelas IPS yang di isi oleh murid-murid pintar.

Di SMA MAWAR ini memang bukan hanya kelas IPA saja yang memiliki kelas unggulan, tapi kelas IPS pun tentu saja memilikinya. Kelas IPA memang pintar, tapi mereka pintar di bidangnya, begitu juga dengan kelas IPS. Namun, mungkin perbedaannya ada di sini, kelas unggulan IPS bukanlah kelas yang membosankan tidak seperti siswa di kelas IPA yang memang di dalamnya lebih banyak di huni oleh murid-murid yang pendiam dan kutu buku, karena harus menghapal rumus dan segala macamnya.

Di kelas unggulan IPS ini juga banyak murid-murid yang bandel dan sering keluar masuk ruang BK. Bahkan tidak sedikit yang tertidur, main ponsel atau melakukan hal-hal lainnya, yang penting tidak membuat mereka bosan dengan penjelasan guru di depan sana. Dan kelas ini juga akan sangat bahagia jika mendapatkan free, atau ada juga yang memilih untuk bolos pelajaran.

Seperti saat ini, pelajaran sejarah baru saja di mulai tiga puluh menit lalu, tapi sudah banyak murid yang tertidur karena bosan dan mengantuk saat guru tengah menjelaskan tentang sejarah zaman dulu.

“Itu yang dibelakang, kenapa tidur?” tegur Bu Rida, memukul meja dengan keras hingga semua murid yang tertidur langsung bangun karena terkejuy.

“Karena saya ngantuk, Bu,” jawab murid laki-laki bernama Ridho.

“Saya cape-cape menjelaskan materi, dan kamu malah tidur?” kesalnya sambil berkacak pinggang.

“Habis saya bosen, karena ibu dari tadi membahas tentang masa lalu terus, saya kan pengennya membahas masa depan kita berdua,” gombal Ridho yang mendapat sorakan dari semua murid IPS 1.

“Saya sedang membahas sejarah Indonesia dan dunia, ini tuh penting dan kalian harus mengetahuinya,” kata bu Rida masih dengan kekesalannya.

“Lalu kapan ibu akan membahas sejarah cinta kita?” tanya Dino menggoda sang guru.

Bu Rida menghela napasnya, kemudian mengusap-usap dadanya sambil mengucapkan kata sabar berkali-kali. Nyatanya IPS 1 memang kelas unggulan yang di isi oleh murid-murid berprestasi. Namun tidak sedikit guru yang dibuat kesal dengan tingkah murid-murid pintarnya ini. Selain pintar dalam pelajaran, kelas IPS 1 juga sangat pintar membuat gurunya jengkel.

Bu Rida keluar kelas dengan raut wajah kesal dan tanpa mengucapkan sepatah katapun, sedangkan murid kelas IPS 1 sudah bersorak hore saat bell istirahat terdengar. Hampir semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk segera mengisi perut mereka yang sudah keroncongan, termasuk Nana, Sisil, Ridho dan juga Dino yang kini tengah berjalan beriringan sambil mengobrol dan tertawa bersama.

Aldo yang juga baru keluar dari kelas bersama kedua sahabat, begitu kesal melihat kekasihnya dirangkul oleh laki-laki lain, meskipun ia tahu bahwa itu adalah sepupu kekasihnya sendiri.

Tanpa menghiraukan kedua sahabatnya itu, Aldo berjalan cepat menghampiri Nana.

Dan begitu berada tepat di belakang mereka, Aldo langsung menarik kerah belakang seragam Dino hingga rangkulannya pada bahu Nana terlepas.

Nana menghentikan langkahnya begitupun Sisil dan juga Ridho saat tahu Dino ditarik kebelakang oleh Aldo.

“Lo apa-apaan sih main tarik-tarik aja!” kesal Dino, melepaskan tangan Aldo dari kerah bajunya.

“Lo jangan seenaknya main rangkul cewek gue, dong,” ucap Aldo tak kalah kesal.

“Suka-suka gue dong, mau kayak gini atau pun kayak gini juga terserah gue,” ucap Dino santai sambil kembali merangkul dan mencium pipi Nana sekilas.

Aldo terlihat semakin kesal karena ulah sepupu dari kekasihnya itu dan kembali menarik kerah belakang seragam Dino, menjauhkan laki-laki itu dari kekasihnya, Lalu menarik lengan Nana pelan, berjalan terlebih dulu menuju kantin meninggalkan sahabat-sahabatnya yang lain.

Nana tidak menolak tarikan Aldo ia juga tidak berkomentar tentang kelakuannya bersama sepupunya itu, sudah terlalu sering ia melihat percekcokan keduanya karena hal yang sama. Jadi, memilih diam itu lebih baik.

“Tumben makan sama gue? Biasanya tiap hari beda terus cewek yang lo bawa ke kantin" Sindir Nana.

“Besok-besok aja sama mereka mah, sekarang gue pengen sama lo,” Jawab Aldo cengengesan.

“Kok kesannya gue kayak pelarian, ya?”

“Dengerin gue!” ucap Aldo sambil menatap mata Nana dalam.

“Lo, gak pernah jadi pelarian gue dan gak akan pernah jadi pelarian. Karena lo, satu-satunya perempuan spesial dan berarti dalam hidup gue setelah mama. Lo akan selalu jadi prioritas utama gue, Na. Jadi, jangan pernah sekalipun lo ngerasa menjadi pelarian, karena itu gak benar." Nana mengangguk mendengar ucapan serius Aldo.

Menurut orang lain mungkin Aldo adalah laki-laki brengsek, tapi bagi yang sudah mengenal Aldo dengan baik, dia tidak lah sebrengsek yang mereka kira, maka dari itu Nana enggan untuk melepaskan Aldo.

Orang lain mungkin menganggap bahwa Nana bodoh karena masih mempertahankan laki-laki seperti Aldo yang nakal dan playboy, tapi itu hanya pandangan orang yang tidak mengenalnya, karena Nana merasa, justru ia akan lebih bodoh jika sampai melepaskan laki-laki sebaik Aldo. Bukan tanpa alasan dirinya berani berbicara seperti itu, karena Nana tahu bagaimana sifat Aldo yang sesungguhnya.

“Lo tunggu disini. Gue pesen makanan dulu.” ucap Aldo lalu pergi menuju pedagang mie ayam kesukaan Nana.

“Cowok lo mana?” tanya Dino yang baru saja duduk disampingnya di ikuti sahabat-sahabatnya yang langsung duduk dikursinya masing-masing.

“Beli mie ayam," jawab Nana singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.

“Kita sekalian dipesenin gak?” tanya Dava pada Nana.

“Gak tahu, liat aja nanti.” Nana lagi-lagi menjawab dengan singkat.

Tak lama, Aldo kembali dengan membawa dua mangkuk mie ayam di tangannya dan menyerahkan satu pada Nana, sedangkan yang satunya lagi untuk dirinya sendiri.

“Kita gak di pesenin Do?” tanya Dino dan Rizki bersamaan.

“Den Aldo ini mie ayamnya,” ucap mamang penjual mie ayam kepada Aldo sambil meletakan lima mangkok mie ayam di atas meja, yang langsung di ambil alih oleh kelima temannya itu.

“No, bayar,” kata Aldo dengan entengnya.

“Kok gue?” protes Dino.

“Ya, emang harus lo yang bayar, Dino,” ucap Aldo lagi tanpa melepaskan fokusnya pada mangkuk di depannya yang masih terisi penuh oleh mie yang sudah dirinya campur dengan saus serta kecap.

Dino mendengus. Namun tetap membayarnya juga. Aldo tersenyum lebar kearah Dino, sementara laki-laki ituimenatap Aldo dengan kesal.

“Do, lo gak pesen minumnya?”

“Ini minumannya, maaf telat,” ucap Ibu kantin, sebelum Aldo sempat menjawab pertanyaan Sisil.

“Ki, bayar,” titah Aldo pada Rizki.

“Loh, loh kok gue yang bayar, kenapa gak lo?” lrotes Rizki tak terima.

“Udah lah Ki, bayar aja, kasian itu si ibu nungguin, masih harus layanin yang lain dia,” ucap Ridho dengan santai sambil menyuapkan mie ayam kedalam mulutnya.

Rizki mendengus kesal lalu mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikannya kepada ibu kantin dengan tidak ihklas.

“Rese lo, Do, lo yang pesen gue yang mesti bayar!” gerutu Rizki mendelik kesal.

“Lo kan juga ikut minum Ki,” jawab Aldo santai.

“Ya, tapi kan, lo sama yang lain juga ikut minum,” ucap Rizki masih tak terima.

“Terima aja kali, Ki, di kelas kan lo kalah adu panco sama si Aldo,” ucap Dava yang terkesan membela Aldo.

“Terus kenapa gue juga harus ikutan bayar?” tanya Dino yang juga tak terima harus membayar semua mie ayam yang teman-temannya makan.

“Itu karena tadi lo seenaknya cium-cium pipi cewek gue.”

“Dia kan sepupu gue, gak apa-apa dong gue cium pipi dia.” Sewot Dino.

Aldo tak menanggapi protesan Dino dan melanjutkan memakan mie ayamnya dengan tenng, sesekali mengobrol dengan sang kekasih dan sahabat-sahabatnya yang lain. Namun ditengah obrolan ketujuh orang itu, satu suara perempuan menghentikan aktivitas mereka, dan bersama-sama menoleh ke arah suara.

“Boleh aku duduk disini?” perempuan itu mengulang pertanyaannya.

Semua yang berada dimeja itu saling menatap satu sama lain. sebelum Nana mengeluarkan suara, “Duduk aja,”

Dino dan Aldo menatap Nana seolah meminta penjelasan, sedangkan perempuan tadi tersenyum dan duduk di bangku kosong samping Aldo begitu mendapat persetujuan.

Terpopuler

Comments

chaeunwoo

chaeunwoo

udeh kebal

2021-06-12

0

Andi Arif official

Andi Arif official

jadi kangen kls ips ,,,,😘😘

2021-05-25

0

Titie Sariti

Titie Sariti

udah terlalu sering disakiti jd g ngaruh...

2020-10-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!