Langit masih gelap waktu Shinn terbangun. Udara dini hari di luar shelter begitu dingin sampai dia bisa melihat napasnya membentuk uap tipis. Layar sistem yang ada di samping tempat tidurnya tiba-tiba menyala, menampilkan notifikasi baru yang bikin jantungnya langsung berdetak lebih cepat.
[Peringatan: Kehadiran Entitas Tidak Terdaftar di Radius 100 Meter]
[Mode Siaga Aktif – Sensor Pendekatan Eksternal]
Shinn langsung duduk, matanya melebar. "Iluthar!" bisiknya cepat sambil meraih jaket dan keluar dari tempat tidur.
Iluthar, yang tidur di sisi berseberangan shelter, langsung membuka mata dan reflek ambil senjatanya. “Ada apa?”
“Sistem deteksi gerakan mendeteksi sesuatu… tapi entitasnya nggak bisa diidentifikasi,” jelas Shinn, matanya masih terpaku ke layar.
Iluthar langsung berdiri dan memakai rompi pelindungnya. Tanpa banyak bicara, mereka keluar dari shelter, diam-diam menyelinap di antara bayangan reruntuhan yang tersebar di sekitar.
Langkah mereka teratur dan hati-hati, suara angin malam hanya menambah tegang suasana. Suara samar seperti langkah ringan menyentuh besi berkarat terdengar dari arah utara. Shinn menahan napas. Mereka berdua menunduk di balik dinding kontainer rusak yang sudah tertutup lumut dan debu.
Dan di sanalah… dari balik tumpukan besi tua yang menjulang seperti bukit, muncul sesosok gadis. Rambutnya panjang dan mengalir seperti air, berwarna ungu tua gelap seperti malam tanpa bintang. Wajahnya cantik tapi tidak asing. Namun, ada sorotan di matanya yang membuat bulu kuduk berdiri. Mata yang seperti menyimpan banyak luka dari masa lalu.
Iluthar langsung mengarahkan senjatanya. “Berhenti! Siapa kamu?!”
Gadis itu tidak terlihat takut. Bahkan, dia tersenyum tipis dan menatap Shinn. “Akhirnya kamu membangunkannya… sistem itu.”
Shinn mengerutkan dahi. “Kamu tahu tentang sistemku?”
“Lebih dari tahu,” jawab gadis itu pelan sambil melangkah lebih dekat, tangannya terangkat agar tak dianggap ancaman. “Aku salah satu pencipta prototipe sistem yang kamu pakai sekarang. Namaku… Asha Velmira.”
Seketika layar sistem Shinn berkedip.
[NPC Khusus Ditemukan – Asha Velmira, Perancang Sistem “Reklamasi” Mode Alpha]
[Pilihan: Ajukan Pertanyaan | Ajak Bergabung | Tolak Interaksi]
Shinn refleks memilih “Ajukan Pertanyaan”. Dia perlu tahu lebih banyak.
“Apa maksudmu dengan ‘Reklamasi’? Sistem ini muncul sendiri waktu aku nyentuh rongsokan tua…”
Asha mengangguk pelan, wajahnya penuh beban masa lalu. “Sistem ini bukan muncul begitu saja. Kami aku dan tim menciptakannya sebagai upaya terakhir untuk mengembalikan peradaban yang runtuh. Dulunya, dunia ini nggak seperti ini. Semuanya berubah setelah Proyek Kronos gagal. Proyek itu adalah eksperimen lintas dimensi tujuannya mulia, ingin menyelamatkan krisis energi dunia. Tapi yang terjadi malah membuka celah dimensi yang membawa virus, mutasi, dan kehancuran.”
Iluthar menyipitkan mata. “Dan kamu salah satu penyebabnya?”
Asha menarik napas dalam. “Ya. Aku salah satu ilmuwan di balik proyek itu. Tapi saat semuanya kacau, kami coba membuat sistem backup. Kami menyebar data sistem ke jutaan artefak rongsokan yang tersebar di seluruh dunia. Harapannya, kalaupun kami semua mati, suatu hari akan ada orang yang cukup kuat dan cukup gila untuk mengaktifkan salah satunya.”
Shinn terdiam. “Dan aku orang itu…?”
Asha mendekat, menatap mata Shinn dengan tatapan dalam. “Mungkin kamu orang pertama. Atau cuma awal dari gelombang berikutnya. Tapi kamu sudah mengaktifkan sistem ‘Reklamasi’ versi Alpha dan itu berarti dunia ini sekarang sedang bangun dari tidur panjangnya. Tapi percayalah… tidak semua yang akan bangkit itu baik.”
Langit tiba-tiba menggelegar. Guntur membelah udara meski tak ada hujan. Sistem di tangan Shinn kembali menyala.
[Pembaruan Sistem: Level Shelter Meningkat ke Lvl.2]
[Zona Aman Kecil Terbentuk – Efek: Penurunan Minat Zombie Radius 100m, Bonus Pemulihan 10%]
Iluthar melihat ke layar sistem. “Kita mulai cukup kuat untuk menarik perhatian. Kalau ucapan cewek ini benar… kita akan kedatangan lebih banyak pihak. Dan bukan cuma zombie.”
Asha mengangguk. “Benar. Setelah sistem aktif, ada sinyal sinyal itu bisa ditangkap oleh entitas lain. Baik manusia yang ingin mencuri teknologi sistem ini… maupun makhluk dari dimensi asal virus. Beberapa dari mereka sudah berevolusi, punya kesadaran, dan tujuan mereka bukan sekadar memangsa.”
Shinn menarik napas panjang. Ia menatap shelter kecil yang mereka bangun dari barang bekas, lalu menatap Asha.
“Kalau kamu benar-benar bagian dari semua ini, dan sekarang kamu nggak punya tempat kembali… maukah kamu gabung dengan kami? Shelter kami kecil, tapi…”
Sistem langsung merespons:
[Opsi “Ajak Bergabung” Diaktifkan]
[NPC Asha Velmira Memiliki Kecocokan 91% – Potensi: Support Teknis, Pengetahuan Sistem, Keterampilan Tempur Lvl.2]
Asha tersenyum lemah. “Tentu. Aku udah kehilangan segalanya. Mungkin ini saatnya aku bantu memperbaiki dunia ini… dengan bantu kalian.”
Iluthar menatapnya tajam, tapi setelah beberapa detik akhirnya mengangguk. “Kalau kamu bohong… aku yang akan menembak duluan.”
Asha tertawa kecil. “Adil. Aku akan menerima itu.”
Mereka bertiga kembali ke shelter. Asha langsung sibuk membantu Iluthar memperbaiki panel energi. Ia mengganti beberapa komponen usang, menyambung ulang kabel, dan hanya dalam beberapa jam shelter yang tadinya cuma tempat berteduh biasa, kini punya pencahayaan stabil, sistem pendingin sederhana, dan jaringan sinyal darurat aktif.
[Kemajuan Shelter Lvl.2: 42%]
[Penghuni Bertambah: 3]
Malam pun tiba. Tapi bukan malam yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Ada kehangatan baru di shelter, bukan hanya dari suhu, tapi juga dari kehadiran Asha yang memperluas horizon harapan mereka.
Shinn duduk di atap menara pengawas kecil yang mereka bangun dari besi bekas. Dari tempat itu, ia bisa melihat horizon luas reruntuhan kota, hutan mati, dan jejak masa lalu yang hancur. Tapi juga, untuk pertama kalinya, dia bisa membayangkan masa depan.
Di bawah, Asha sedang berbicara pelan dengan Iluthar sambil menunjuk skema rancangan sistem yang kini sudah aktif 35% terbuka hingga fitur-fitur baru yang akan muncul di masa depan.
Shinn membuka sistem dan melihat peta dunia yang kini mulai terbentuk. Di layar hologram kecil itu, muncul sebuah titik merah berkedip di kejauhan:
[Lokasi Baru Teridentifikasi: Kota Labirin – Wilayah Zombie Elite & Aktivasi Fraksi Manusia Bertopeng]
Dia menatap titik merah itu lama. “Kota Labirin…” gumamnya.
Sesuatu dalam hatinya bergetar. Seolah dunia sedang menunggu langkah selanjutnya dari mereka.
Ini baru permulaan.
___________________
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments