BAB 12: Kota Terakhir: Harapan dalam Reruntuhan

Angin dingin menyapu puing-puing kota lama, membawa serta aroma logam berkarat dan debu yang menusuk hidung. Di kejauhan, matahari tampak seperti bola redup, nyaris tenggelam di balik kabut abu yang menggantung berat di udara. Langit seperti tak bernyawa, langit yang kehilangan warna. Tapi di tengah kehancuran itu, sesuatu yang berbeda mulai terbentuk sebuah peradaban baru, dibangun oleh tangan seorang pemuda dan harapan orang-orang yang nyaris kehilangan segalanya.

“Selamat datang di Kota Terakhir.”

Shinn berdiri tegak di atas menara pengawas darurat, yang baru selesai dirakit dari rangka mecha bekas. Angin meniup jaket armor-nya yang sudah bolong di beberapa bagian, tapi matanya tajam menatap cakrawala. Di bawahnya, puluhan orang dari berbagai zona bertahan bekerja keras. Ada yang sedang menumpuk pelat armor menjadi dinding, ada yang mengelas, ada yang membersihkan area dari sisa-sisa organik zombie yang terbawa angin. Semua bergerak. Semua hidup. Semua berharap.

Kota ini memang belum sempurna. Tapi bukan kota sembarangan. Dinding-dindingnya dibentuk dari pelindung mecha yang sudah rusak, disusun rapi seperti benteng baja. Sistem energi kota disuplai dari turbin angin dan inti daya hasil crafting. Cahaya dari panel surya menerangi jalur-jalur utama yang digores dari aspal lama. Meskipun kasar dan belum stabil, kota ini punya satu hal yang tidak dimiliki zona lain: harapan.

Iluthar datang dari arah timur sambil melepaskan helmnya, rambut panjangnya yang basah oleh keringat menempel di dahi.

“Gila… lo beneran selesaiin kota ini dalam seminggu,” katanya sambil menepuk punggung Shinn.

Shinn tertawa kecil, tapi napasnya berat. “Gue sih nggak kerja sendirian. Sistem bantu banyak, iya. Tapi orang-orang juga ikut angkat batu, ngelas tembok, dan jaga perimeter. Mereka mau hidup, Lu. Bukan cuma ngumpet dan nunggu mati.”

“Gue salut sih.”

Dari sisi barat, terdengar teriakan khas seseorang yang sudah habis kesabaran.

“Kalau kabelnya salah sambung lagi, gue bakar semua alat ini dan kalian dua ikut jadi korban! Awas ya!”

Itu suara Asha. Ia sedang berdiri di atas panel reaktor daya mini, matanya menyala lebih terang dari listrik yang dia sambung. Dua pekerja buru-buru mengangguk ketakutan dan kembali membetulkan kabel yang sempat korslet.

Iluthar ngikik. “Dia makin galak ya?”

“Bukan galak. Makin jujur,” jawab Shinn sambil nyengir. “Tapi ya emang dia otaknya pertahanan kita. Tanpa dia, kita cuma tumpukan besi yang siap digilas.”

Mereka berdiri bersama, menatap ke arah pusat kota. Di sana, taman kecil terbentuk dari bangkai mobil yang dipotong simetris, dihias tanaman liar dan cahaya dari panel surya kecil. Anak-anak berlarian, tertawa. Di dunia kayak gini, denger tawa anak kecil itu kaya denger lagu surga.

Shinn diam sejenak. “Gue mau tempat ini jadi rumah. Bukan cuma tempat bertahan. Rumah buat semua yang nggak punya siapa-siapa.”

Iluthar menepuk bahunya. “Kita semua pengen itu, Shin.”

Tapi kedamaian itu tak berlangsung lama.

Tiba-tiba, sistem dalam tubuh Shinn bergetar. Layar holografik muncul di depannya, dan peringatan muncul cepat:

[Ancaman Teridentifikasi: Gelombang Zombie Mutan dalam 6 Hari]

[Estimasi Kekuatan: Level Omega – 9.000 Unit]

[Zona Target: Lokasi Kota Terakhir]

Shinn mengepalkan tangan. “Mereka udah tau kita di sini.”

Iluthar membaca datanya. “Fraksi Bertopeng… Mereka pasti nganggep kita ancaman.”

“Ya. Dan mereka nggak bakal tinggal diam. Tapi kita juga bukan target lemah sekarang.”

Shinn membuka peta taktis kota. “Bagian timur belum kuat. Gue mau pasang drone otomatis dari inti mecha Tipe-B yang kita ambil dua hari lalu.”

Iluthar langsung tanggap. “Gue bakal latih semua warga yang masih bisa pegang senjata. Biar mereka nggak cuma bertahan, tapi juga bisa lawan balik.”

“Bagus,” jawab Shinn. “Dan Asha... dia lagi bikin sesuatu yang luar biasa.”

_______________

Di ruang bawah tanah, Asha sibuk di tengah tumpukan kabel, logam bekas, dan rangka mecha besar. Di depan matanya, berdiri sebuah mesin perang setinggi lima meter. Tubuhnya hitam, dengan garis merah menyala yang berdenyut pelan. Di dadanya, inti sistem cadangan berputar pelan, menghasilkan energi yang cukup untuk menghancurkan satu blok penuh.

“Shinn, lo minta senjata pemusnah massal skala lokal? Nih. Kenalin Hades Unit.”

Dia menekan tombol. Mesin itu menyala pelan. Matanya dua titik merah tajam terbuka, seperti bangkit dari tidur panjang. Hades Unit hidup.

_______________

Hari-hari berjalan cepat.

Hari pertama, Shinn perkuat jaringan komunikasi antar pos jaga dan menstabilkan aliran listrik.

Hari kedua, ia bangun menara sniper dan bunker logistik bawah tanah.

Hari ketiga, Asha berhasil mengintegrasikan Hades Unit ke sistem kota.

Hari keempat, Iluthar memimpin pelatihan tempur. Warga diajari cara menembak, bertahan, dan mengatur formasi.

Hari kelima, semua orang bersiap. Bahkan anak-anak dibekali peluit darurat dan jalur evakuasi.

Hari keenam, langit berubah gelap. Matahari seolah enggan muncul. Awan hitam menggulung. Petir menyambar, dan tanah mulai bergetar. Suara ledakan terdengar dari utara.

Dan mereka datang.

Zombie mutan, lebih besar, lebih kuat, dan lebih cepat dari versi biasa. Beberapa dari mereka sudah menyatu dengan logam hasil eksperimen gila dari Fraksi Bertopeng. Ada yang punya senjata di lengannya. Ada yang membawa cairan asam yang menyemprot dari mulut. Ini bukan lagi makhluk tanpa akal. Ini pasukan penghancur.

Shinn berdiri di atas dinding barat. Armor Shadow Phase nya aktif. Tombak hitam yang dia beri nama 'Void piercer' berdenyut dengan energi sistem murni.

“Semua! Kalian tahu kenapa kita di sini! Bukan buat mati konyol! Tapi buat nunjukin kalau manusia masih bisa hidup! Dunia udah hancur, tapi Kota Terakhir ini bukti kalau harapan masih ada!”

Sorakan terdengar di mana-mana. Mereka bukan lagi korban. Mereka pejuang.

“Siap di posisi! Jangan biarkan satu pun dari mereka masuk!”

Zombie pertama menabrak perisai energi dan terpental. Tapi barisan di belakangnya mendorong maju. Mereka datang dalam gelombang besar, tanpa henti.

Shinn lompat dari dinding, tombaknya berputar, menembus kepala zombie pertama. Darah hitam muncrat. Iluthar di garis depan, menebas musuh dengan pedang plasma. Warga bersenjata menembak dari balik benteng.

Di atas menara, Asha berdiri dengan headset dan sarung tangan kendali.

“Hades Unit, aktifkan. Mode: Penghancuran.”

Hades Unit bergerak. Setiap langkahnya mengguncang tanah. Senjata plasma dari lengannya menyapu zombie seperti daun kering. Jalur barat mulai bersih. Tapi gelombang baru datang dari selatan.

“Asha! Jalur selatan butuh backup!” teriak Shinn sambil menusuk zombie bertanduk.

“Gue kirim Hades cadangan sekarang! Tapi dia belum stabil, jadi hati-hati!”

Ledakan terjadi. Bangkai zombie berserakan. Tapi beberapa berhasil masuk jalur sempit di bagian belakang kota.

Anak-anak berlari ke jalur evakuasi. Seorang ibu terjatuh, tapi seorang warga membopongnya. Tidak ada yang menyerah.

“Pertahanan lapis dua! Aktifkan perangkap!” teriak Iluthar.

Api menyala dari bawah tanah. Perangkap energi membakar zombie yang masuk ke jalur.

Shinn berdarah, lututnya luka, tapi dia tetap berdiri.

“Ini rumah kita! Dan nggak ada yang bisa ngambilnya dari kita!”

Pertempuran berlangsung sepanjang malam. Tapi satu hal pasti...

"Kota Terakhir tidak akan tumbang dengan mudah."

________________

To be continued...

Episodes
1 PROLOG: Dunia yang Terbelah
2 BAB 1: Dunia Ganda
3 BAB 2: Batas Dunia
4 BAB 3: System yang Berkembang
5 BAB 4: Gadis Misterius dari Kapsul
6 BAB 5: Latihan Pertama: Iluthar dan Pertahanan Shelter
7 BAB 6: Misi Militer: Senjata Pertama untuk Perang Zombie
8 BAB 7: Gadis Berambut Ungu dan Tanda dari Masa Lalu
9 BAB 8: Kota Labirin dan Fraksi Bertopeng
10 BAB 9: Zona Tengah Labirin — Markas Zombie Elit
11 BAB 10: Penjaga Tahap Kedua dan Ramalan Kegelapan
12 BAB 11: Kembali ke Dunia Nyata dan Ancaman Tersembunyi
13 BAB 12: Kota Terakhir: Harapan dalam Reruntuhan
14 BAB 13: Bayangan Masa Lalu dan Petunjuk Asal Sistem
15 Bab 14: Unit-X: Penerima Sistem Kedua
16 BAB 15: Pertemuan Dua Pewaris Sistem
17 BAB 16: Cahaya yang Menyatu dengan Kegelapan
18 BAB 17: Jejak Ark Rebirth yang Hilang
19 BAB 18: Void Light: Senjata dari Cahaya Kosong
20 BAB 19: Depth Zero: Gerbang Menuju Ark-03
21 BAB 20: Duel di Kegelapan: Ujian Heartcore
22 BAB 21: Kebenaran di Balik Iluthar
23 BAB 22: Rahasia di Balik Menara Keheningan
24 BAB 23: Tanda-Tanda Retakan Sistem
25 BAB 24: Kabut di Bawah Dunia
26 BAB 25: Pantulan dari Dimensi Ketiga
27 BAB 26: Kota Batas Dimensi
28 BAB 27: E.V.E – Pewaris Kegelapan
29 BAB 28: Perang Realitas – Serangan Exo-Wraith Pertama
30 BAB 29: Jantung Retakan – Memasuki Dimensi Musuh
31 BAB 30: Perjanjian Gelap – Rahasia Di Balik Sistem Shinn
32 BAB 31: Raja dari Dua Dunia – Bangkitnya Voidlord
33 BAB 32: Perang Tiga Front: Dimensi, Manusia, dan Mesin
34 BAB 33: Dunia Retak, Waktu Bergetar
35 BAB 34: Labirin Penuh Darah
36 BAB 35: Senandung Keheningan – Kabut yang Menelan Nyawa
37 BAB 36: Benteng Ilusi – Kota Labirin yang Menelan Jiwa
38 BAB 37: Perang Dimensi Dimulai
39 BAB 38: Penyatuan Void
40 BAB 39: Ritual Penghakiman di Kota Voidheart
41 BAB 40: Celah dari Asal – Pintu Menuju Neraka Dimensi
42 BAB 41: Kota Voidheart – Benteng Perlawanan di Antara Dimensi
43 BAB 42: Tiga Langkah Menuju Neraka
44 PENGUMUMAN!
45 Bab 43: Suara dari Celah — Ujian Batasan Voidlord
46 Bab 44: Pertarungan Tiga Fraksi
47 Bab 45: Menembus Celah Dimensi – Misi Balas Dendam
48 BAB 46: Kota Voidheart yang Membara
49 BAB 47: Bangkitnya Sang Penjaga Asal
50 BAB 48: Fragmen Ketiga – Kubah Kenangan
51 BAB 49: Fragmen Keempat – Kota Tanpa Cahaya
52 BAB 50: Fragmen Terakhir – Gerbang ke Dimensi Asal
53 BAB 51: Voidheart Melawan Asal Kehampaan
54 BAB 52: Dimensi Asal Retak - Awal Bencana Baru
55 BAB 53: Jejak Luka dan Cinta yang Terhapus
56 BAB 54: Kunci Harapan dari Dunia yang Runtuh
57 BAB 55: Mimpi dan Kenyataan yang Terpecah
58 BAB 56: Penjaga Pintu Dimensi – Kebenaran yang Terkubur
59 BAB 57: Benteng Kecil di Tengah Neraka
60 BAB 58: Hari Penentuan – Puncak Dua Dunia
61 BAB 59: Suara dari Kekosongan – Detak Jiwa yang Masih Hidup
Episodes

Updated 61 Episodes

1
PROLOG: Dunia yang Terbelah
2
BAB 1: Dunia Ganda
3
BAB 2: Batas Dunia
4
BAB 3: System yang Berkembang
5
BAB 4: Gadis Misterius dari Kapsul
6
BAB 5: Latihan Pertama: Iluthar dan Pertahanan Shelter
7
BAB 6: Misi Militer: Senjata Pertama untuk Perang Zombie
8
BAB 7: Gadis Berambut Ungu dan Tanda dari Masa Lalu
9
BAB 8: Kota Labirin dan Fraksi Bertopeng
10
BAB 9: Zona Tengah Labirin — Markas Zombie Elit
11
BAB 10: Penjaga Tahap Kedua dan Ramalan Kegelapan
12
BAB 11: Kembali ke Dunia Nyata dan Ancaman Tersembunyi
13
BAB 12: Kota Terakhir: Harapan dalam Reruntuhan
14
BAB 13: Bayangan Masa Lalu dan Petunjuk Asal Sistem
15
Bab 14: Unit-X: Penerima Sistem Kedua
16
BAB 15: Pertemuan Dua Pewaris Sistem
17
BAB 16: Cahaya yang Menyatu dengan Kegelapan
18
BAB 17: Jejak Ark Rebirth yang Hilang
19
BAB 18: Void Light: Senjata dari Cahaya Kosong
20
BAB 19: Depth Zero: Gerbang Menuju Ark-03
21
BAB 20: Duel di Kegelapan: Ujian Heartcore
22
BAB 21: Kebenaran di Balik Iluthar
23
BAB 22: Rahasia di Balik Menara Keheningan
24
BAB 23: Tanda-Tanda Retakan Sistem
25
BAB 24: Kabut di Bawah Dunia
26
BAB 25: Pantulan dari Dimensi Ketiga
27
BAB 26: Kota Batas Dimensi
28
BAB 27: E.V.E – Pewaris Kegelapan
29
BAB 28: Perang Realitas – Serangan Exo-Wraith Pertama
30
BAB 29: Jantung Retakan – Memasuki Dimensi Musuh
31
BAB 30: Perjanjian Gelap – Rahasia Di Balik Sistem Shinn
32
BAB 31: Raja dari Dua Dunia – Bangkitnya Voidlord
33
BAB 32: Perang Tiga Front: Dimensi, Manusia, dan Mesin
34
BAB 33: Dunia Retak, Waktu Bergetar
35
BAB 34: Labirin Penuh Darah
36
BAB 35: Senandung Keheningan – Kabut yang Menelan Nyawa
37
BAB 36: Benteng Ilusi – Kota Labirin yang Menelan Jiwa
38
BAB 37: Perang Dimensi Dimulai
39
BAB 38: Penyatuan Void
40
BAB 39: Ritual Penghakiman di Kota Voidheart
41
BAB 40: Celah dari Asal – Pintu Menuju Neraka Dimensi
42
BAB 41: Kota Voidheart – Benteng Perlawanan di Antara Dimensi
43
BAB 42: Tiga Langkah Menuju Neraka
44
PENGUMUMAN!
45
Bab 43: Suara dari Celah — Ujian Batasan Voidlord
46
Bab 44: Pertarungan Tiga Fraksi
47
Bab 45: Menembus Celah Dimensi – Misi Balas Dendam
48
BAB 46: Kota Voidheart yang Membara
49
BAB 47: Bangkitnya Sang Penjaga Asal
50
BAB 48: Fragmen Ketiga – Kubah Kenangan
51
BAB 49: Fragmen Keempat – Kota Tanpa Cahaya
52
BAB 50: Fragmen Terakhir – Gerbang ke Dimensi Asal
53
BAB 51: Voidheart Melawan Asal Kehampaan
54
BAB 52: Dimensi Asal Retak - Awal Bencana Baru
55
BAB 53: Jejak Luka dan Cinta yang Terhapus
56
BAB 54: Kunci Harapan dari Dunia yang Runtuh
57
BAB 55: Mimpi dan Kenyataan yang Terpecah
58
BAB 56: Penjaga Pintu Dimensi – Kebenaran yang Terkubur
59
BAB 57: Benteng Kecil di Tengah Neraka
60
BAB 58: Hari Penentuan – Puncak Dua Dunia
61
BAB 59: Suara dari Kekosongan – Detak Jiwa yang Masih Hidup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!