Pagi menjelang dengan langit yang selalu kelabu. Di dunia yang ditelan wabah zombie, bahkan matahari pun tampak enggan menyinari. Namun di tengah reruntuhan dan kehancuran, sebuah shelter mungil mulai menunjukkan kehidupan.
Shinn berdiri di samping bangunan utamanya yang baru selesai ia perluas secara manual. Shelter kecil itu, meski sederhana, kini sudah lebih besar, lebih kokoh, dan sedikit lebih nyaman dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Tak jauh dari sana, Iluthar dengan rambut keperakannya yang selalu rapi dan seragam taktis yang kini dilapisi jaket buatan Shinn berdiri mematung sambil memeriksa medan sekitar.
“Kalau benar serangan zombie besar akan datang dalam dua hari, kita harus membangun menara pengawas dan pagar listrik hari ini juga,” kata Shinn dengan suara rendah, mencoba menyampaikan keseriusannya.
Iluthar mengangguk pelan. “Aku akan bantu. Tapi sebelum itu, kamu perlu tahu satu hal.”
Shinn menoleh, merasa ada sesuatu yang penting akan dikatakan. “Apa itu?”
Iluthar memutar lengannya, sedikit menegangkan otot-ototnya, lalu berkata datar, “Kekuatan fisikmu terlalu rendah. Kamu bisa bertarung, tapi kamu belum efisien. Kau punya sistem, bukan? Maka sistem itu harus dioptimalkan.”
Shinn menghela napas. “Aku belum tahu cara melatihnya… Sistemku belum memberi banyak petunjuk soal itu.”
Tiba-tiba, sistem berbunyi.
[Quest Sampingan: Pelatihan Fisik – Basic Training Unlocked]
[Hadiah: +2 STR, +1 Artificial General Intelligence, Skill “Sprint Bayangan” Lvl.1]
Shinn tersenyum. “Sepertinya sistem dengar kamu ngomel.”
Iluthar menatapnya dengan heran. “Sistem mu… bereaksi terhadap ucapan orang lain?”
“Kadang. Aku juga belum ngerti sepenuhnya cara kerjanya,” jawab Shinn sambil menggaruk tengkuknya yang terasa gatal.
Iluthar mengangkat alis. “Menarik.” Ia lalu melangkah maju, menunjukkan rasa ingin tahu yang tak terucapkan.
Hari itu, latihan dimulai. Iluthar melatih Shinn dengan keras lari keliling bangunan, push-up, latihan bertahan dari serangan tongkat kayu, bahkan simulasi pertempuran ringan. Shinn merasa tubuhnya kelelahan, keringat mengucur deras dari dahinya. Awalnya, ia terengah-engah, namun perlahan ia mulai menunjukkan kemajuan pesat. Setiap kali menyelesaikan target latihan, sistem memberinya bonus tambahan yang membuatnya semakin termotivasi.
Di tengah latihan, sistem kembali memberi notifikasi.
[Fungsi Baru Terbuka: Mode Pelatih – Aktivasi oleh Karakter NPC dengan Level Tinggi]
[Iluthar Diakui Sebagai “Instruktur Unit” – Bonus Latihan x2]
Iluthar hanya menyeringai, melihat perubahan itu. “Sekarang kamu nggak punya alasan buat malas.”
Shinn terhuyung ke tanah, ngos-ngosan. “Aku… bakal mati sebelum zombie datang…”
Iluthar meletakkan botol air di sampingnya, memberikan minuman untuknya. “Kalau kamu mati, aku juga. Jadi bertahanlah.”
Matahari mulai terbenam, dan Shinn yang kelelahan akhirnya bisa sedikit beristirahat. Iluthar, di sisi lain, tetap bergerak dengan penuh ketenangan. Ia mulai mengutak-atik material yang telah dikumpulkan Shinn dari dunia zombie. Tiang-tiang logam disusun dengan hati-hati, jaringan kabel dipasang dengan presisi, dan pemicu listrik darurat dari baterai bekas drone disambungkan.
Shinn hanya bisa memandangi dengan kagum. “Kamu ngerti semua itu?”
Iluthar mengangguk tanpa banyak bicara. “Pernah jadi kepala mekanik unit tempur.”
Shinn merasa semakin takjub. “Jadi, kamu nggak cuma ahli bertarung, tapi juga ahli mekanik?”
Iluthar melirik Shinn sekilas, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. “Kemampuan bertahan hidup itu penting di dunia ini. Kamu harus punya banyak keahlian kalau ingin bertahan lama.”
Beberapa jam kemudian, pekerjaan mereka selesai. Menara pengawas Lvl.1 berdiri kokoh di salah satu sudut shelter, dan pagar listrik darurat mulai menunjukkan kemajuan.
[Menara Pengawas Lvl.1 – Dibangun]
[Pagar Listrik Darurat – 40% Progress]
Iluthar berdiri di atas menara, matanya menyapu horizon, mencari kemungkinan ancaman yang datang. “Besok kita perlu tur ke selatan. Aku deteksi ada reruntuhan fasilitas militer. Kemungkinan besar ada senjata dan material bagus di sana.”
Shinn menatap ke layar sistemnya. Waktu terus berjalan serangan zombie besar akan datang dalam waktu 38 jam.
“Kalau begitu, malam ini kita rampungkan pagar, dan besok pagi langsung berangkat,” kata Shinn, merasakan urgensi yang kian meningkat.
Sore itu, mereka berdua melanjutkan pekerjaan mereka dengan fokus. Iluthar kembali bekerja pada kabel dan tiang, sementara Shinn membantu sebaik mungkin. Meski tubuhnya terasa letih, ia tahu setiap detik yang mereka habiskan untuk memperkuat shelter adalah investasi penting bagi masa depan mereka.
Saat malam tiba, mereka makan seadanya di dalam shelter. Makanan mereka terbatas, namun mereka berdua tahu bahwa bertahan hidup lebih penting daripada kenyamanan. Shinn menyalakan lampu LED kecil dari dunia asalnya, memberikan sedikit cahaya hangat di ruang logam yang terasa dingin dan hampa.
Iluthar duduk bersandar di dinding, membuka sedikit jaketnya agar tidak terlalu gerah. Rambut keperakannya yang terurai sedikit berantakan setelah latihan, namun tetap tampak menawan. Shinn tak bisa menghindari untuk mencuri pandang, merasakan kecanggungan yang tak bisa ia jelaskan.
“Kamu... nggak pernah takut tinggal di dunia kayak gini?” tanya Shinn pelan, memecah keheningan yang ada.
Iluthar diam sejenak, matanya menatap jauh ke luar jendela shelter, seakan mencari jawaban dalam kegelapan dunia luar. “Takut itu manusiawi. Tapi ketakutan tak bisa menghentikan ku.”
Shinn mengangguk. “Kamu kuat.”
Iluthar meliriknya dengan ekspresi yang lebih lembut dari biasanya. “Kamu juga. Hanya saja belum sadar seberapa besar potensi sistem mu.”
Shinn menatapnya, lalu tersenyum. “Mungkin kamu bisa bantu aku ngerti.”
Iluthar tersenyum samar. “Tentu saja. Aku tak akan biarkan kamu mati dulu… setidaknya sebelum kamu lunasi hutang nyawamu padaku.”
Mereka saling menatap sejenak, kemudian tertawa kecil bersama. Di dunia yang penuh kegelapan dan mayat hidup, momen seperti ini sekecil apapun adalah kemewahan yang jarang bisa didapatkan.
[Status Shelter: Stabil]
[Penghuni: 2]
[Kemajuan: 12% dari Zona Aman Lvl.2]
Besok mereka akan keluar lagi. Menuju reruntuhan militer, menuju risiko baru. Tapi malam ini, untuk sesaat, mereka hanya dua manusia yang bertahan… dan mungkin, mulai membangun sesuatu yang lebih dari sekadar tim.
__________________
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Filanina
dia tahu shinn punya sistem dari mana? apa sudah umum orang-orang di sana punya sistem.
kadang informasinya kurang.
2025-04-12
1
Filanina
dipikir lagi ini mirip mode survival ya. kok nggak diceritakan bagaimana mereka dapat makanan?
2025-04-12
1
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
2025-04-09
1