Sean
" Ada apa dengan sifatku begitu kekanakan " aku membayangan sesuatu yang baru saja terjadi
" Apakah aku cemburu ? sudahlah aku pulang" Tak mau ambil pusing aku segera pulang sesampainya di rumah ada Andi yang sudah lama menungguku pulang.
"Datang kesini loe bro" Sekian lama gue menghindari Andi akhirnya dia yang datang langsung ke rumahku.
Aku duduk menghampiri Andi yang duduk di ruang tamu "loe masih hutang penjelasan sama gue saat daki itu, loe juga akhir2 ini sibuk banget tau-tau gak kelihatan ajah"
To the poin ajah nih anak
"Oke gue jelasi, gue sama Fani udah putus sebelum aku dekat dengan Yuna cewek yang aku bawak daki itu"
Sepertinya dia terkejut "putus? kenapa?"
" Kami udah ambil keputusan, kami udah gak sependapat dari pada kami semakin menjadi buruk dan takutnya akan menjadi musuh jadi kami putuskan untuk seperti dulu kita bertiga bersahabat"
"Bukan karena loe selingku kan " tatapan Andi merasa tak percaya dengan kata-kataku
"Gak lah loe kan tau gue sayang sama Fani, emang kita gak cocok lagi "
" Baguslah kalau bukan karena itu, iya udah gue pulang dulu "
"Bro loe langsung pulang gak main games atau ngobrol-ngbrol gitu" Andi beranjak dan langsung keluar aku mengikutinya mengantarnya sampai pintu
"Aku sibuk banyak acara" dia tertawa
" Gaya loe" gue gak mau ceritakan biar Fani ajah yang ceritakan.
.
.
Ke esokan harinya
"Yuna, beberapa hari ini aku gak bisa jemput maupun ngantar dan main, soalnya aku mau ada pertandingan futsal jadinya aku latihan, gak papa kan" mengirim chat ke Yuna karena turnamen futsal akan di adakan antar universitas dan aku termaksud anggota tim inti, gak lucu gue tiba-tiba hilang begitu ajah.
"Oke, semangat semoga menang" tanggapan yang bagus.
Beberapa hari sudah berlalu aku tidak perna ketemu dengan dia iya mungkin aku yang hanya mengejarnya kalau tidak aku duluan yang chat dia gak ngechat jujur agak kecewa sih.
" Bib... bib " aku melihat notifikasih di hp ku astaga baru dipikirkan udah chat ajah
"Kamu di mana" chat Yuna
"Di lapangan ......" aku memberitahu lokasiku
" Oh kamu lagi latihan, iya udah aku gak mau ganggu kamu" saat aku mau membalas ada yang menepuk pundaku dari belakang sontak aku langsung menoleh dan aku terkejut yang ada di bekangku adalah Yuna
" Ini untukmu, semangatnya " terlihat ronah wajah yang merah jelas sekali dia malu dengan cepat dia memberikanku anduk kecil, minum dan langsung lari menghampiri kawannya yang tak jauh dari kami. Aku tersenyum melihat gelagatnya ternyata dia perhatian juga.
Sepulang main futsal aku berniat mengantar Yuna tapi dia titak mau dia mengatakan pulang dengan temannya dan membiarkanku istirahat.
Langsung saja aku pergi ke tokoh buket dan membeli bunga tapi karena takut layu jadi aku beli bunga yang dikenal bunga abadi dan bunga mawar serta kartu ucapan aku sudah dilatih romantis "selamat ulang tahun gadis kecil, semoga semakin dewasa dan doa yang terbaik untukmu dari 0309 "
Nomor itu adalah sandi identitas kami sejak dulu 03 angka belakang no hpku yang pertama kali tak lain juga 09 no hp Tafani.
Aku mengirim hadiaku dan saat ulangtahunnya malam jam dua belas teng aku bernyanyi dan merekamnya mengirim ke dia sederhana tapi iya terkadang wanita maunya yang swett seperti itu jarak tak mengganggu.
"Makasih sayng, aku benar-benar merindukanmu" dalam balutan video call
"Kenapa nada suaramu begitu, kau menangis ?" dia mengucapkan rasa terimakasih tapi nada suarannya berat dan bergetar aku yakin dia menangis
"Saat ini aku bahagia tapi rinduku padamu membuatku gila" Wajah putihnya memerah
"Gadis kecil, jangan sedih aku juga sangat merindukanmu"
"Iya aku gak nangis kok" kautak pandai berbohong aku tersenyum padanya
"Jangan lupa makan dan istirahat "
"Iya" percakapan singkat tapi sedikit menyembuhkan rindu yang menyiksa ini.
Keesokan harinya aku melihat di sosial media dia menposting foto hadiaku dan kartu ucapan dengan hestek ' makasih syng 0309' emotikon love. Senyum lebarku mekar aku senang banget kalau dia suka dan aku yakin orang gak akan tau kalau 0309 itu aku karena hal ini yang tau hanya kami berdua.
Hari ini adalah hari pertandingan,
kami bersiap-siap berangkat ke tempat turnamen, aku melihat Yuna dan teman-temannya datang duduk di kursi penonton aku melambai tangan dan tersenyum waaawww aku mendapat dukungannya dia secara langsung menontonku aku gak boleh malu-malui pertandingan pun dimulai, pertandingan sengit tapi kami masuk dalam final.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments