Pelajaran Kecil

Di kehidupan pertamanya, hari ini adalah hari yang dinantikannya.

Putra Mahkota Qian Feng, pria yang sangat dicintainya, datang untuk makan bersama keluarga mereka.

Di dalam aula megah kediaman Jenderal Li, semua orang telah duduk di tempatnya.

Jenderal Li Zhen duduk di kursi utama, Ling Zhi dan Li Zhu duduk di dekatnya dengan pakaian mewah dan senyum manis di wajah mereka. Di sisi lain, Li Yuan dan Li Shimin duduk dengan ekspresi tenang.

Saat Qian Feng tiba, seluruh ruangan hening seketika.

Pemuda itu mengenakan jubah biru tua bersulam emas, auranya begitu berwibawa. Wajah tampannya terlihat begitu tenang, matanya tajam namun sulit ditebak.

Li Mei yang duduk di dekat ayahnya merasa jantungnya berdebar kencang. Dia telah lama mengagumi pria itu. Dia ingin Qian Feng melihatnya.

Menyukainya.

Saat seorang pelayan membawa nampan berisi sup khusus untuk Putra Mahkota, Li Mei tanpa sadar melirik ke arah Qian Feng, matanya dipenuhi harapan.

Namun, saat Li Mei hendak bangkit untuk menuangkan sup sebagai bentuk perhatian, sesuatu terjadi.

Di bawah meja, Li Zhu yang duduk di sampingnya tersenyum licik dan dengan sengaja menjulurkan kakinya.

Tanpa menyadari jebakan itu, Li Mei tersandung.

Tubuhnya oleng ke depan, tangannya mengenai pelayan yang membawa sup panas.

Nampan terlempar, dan dalam hitungan detik, mangkuk sup jatuh tepat mengenai jubah Putra Mahkota.

Ruangan langsung sunyi.

Li Mei membeku di tempatnya, napasnya tercekat.

Wajah Qian Feng tetap tenang, tapi sorot matanya meredup. Dia menatap jubahnya yang basah, sebelum mengangkat kepalanya dan menatap Li Mei.

"Dengan statusmu sebagai putri Jenderal Li, kau benar-benar ceroboh, dasar gadis bodoh," ucapnya dengan suara dingin.

Li Mei yang panik segera berlutut, wajahnya pucat pasi. "Yang Mulia, aku … aku tidak sengaja .…"

Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, suara tegas Jenderal Li Zhen menggema di aula.

"Dasar anak tak berguna! Berani sekali kau membuat kegaduhan di hadapan Putra Mahkota!"

Li Mei menoleh, berharap ayahnya akan membelanya. Namun, yang ia lihat hanyalah tatapan dingin penuh amarah.

"Ayah, aku tidak sengaja .…" suara Li Mei gemetar, matanya memohon.

Namun, Jenderal Li Zhen tidak tergerak sedikit pun.

"Pengawal!" suaranya menggelegar. "Cambuk dia sepuluh kali, cambukan papan agar dia belajar cara bersikap sopan!"

Jantung Li Mei seakan berhenti berdetak. Dia menoleh ke arah Qian Feng, berharap pria itu akan membelanya.

Namun, Putra Mahkota hanya meliriknya sekilas sebelum mengalihkan pandangannya, seolah dia hanyalah makhluk tak berarti.

Tanpa sedikit pun rasa kasihan. Saat itu, Li Mei merasa dunianya runtuh. Tubuhnya diseret keluar oleh para pengawal.

Dan di hadapan semua orang—termasuk para pelayan yang berbisik di sudut aula, saudara-saudaranya yang hanya menonton, serta Li Zhu yang menyembunyikan senyum puas di balik lengan bajunya—Li Mei menerima hukuman cambuk.

Setiap cambukan menghantam punggungnya dengan kejam, meninggalkan luka yang terasa lebih menyakitkan daripada penghinaan yang ia terima.

Hari itu, Li Mei belajar satu hal. Cinta yang ia berikan pada Qian Feng tidak berarti apa-apa.

Keluarganya tidak akan pernah membelanya.

Dan dia ... hanyalah alat yang bisa mereka buang kapan saja.

Li Mei mengerjapkan matanya.Dia telah sampai di depan aula jamuan makan.

Namun, kali ini, tidak ada lagi debaran gugup di dadanya. Tidak ada lagi harapan yang memenuhi pikirannya.

Dia bukan lagi gadis bodoh yang mencari perhatian seorang pria yang tidak peduli padanya.

Dia adalah Li Mei yang baru.

Li Mei melangkah masuk ke aula jamuan makan dengan tenang. Tatapan semua orang segera tertuju padanya, terutama Putra Mahkota Qian Feng dan Jenderal Li Zhen.

Dengan sikap anggun, Li Mei memberikan hormat pada keduanya, suaranya terdengar sopan namun tanpa rasa kagum seperti dulu.

"Hormat pada Putra Mahkota, hormat pada Jenderal," ucapnya dengan datar.

Qian Feng mengerutkan keningnya. Biasanya, gadis ini akan berusaha duduk di dekatnya, mencari perhatiannya dengan cara yang menjengkelkan. Tapi kali ini, dia malah duduk jauh darinya, seolah kehadirannya tidak ada artinya.

Jenderal Li Zhen juga tampak sedikit heran, tapi tidak berkata apa-apa.

Makanan mulai dihidangkan. Suasana di dalam aula cukup tenang, hanya terdengar suara alat makan yang beradu dengan piring.

Namun, sesekali, tatapan mereka melirik ke arah Li Mei dengan penuh rasa penasaran.

Li Yuan dan Li Shimin yang duduk di sisi kanan Jenderal Li Zhen juga sesekali melirik adik mereka dengan penuh keraguan.

Sedangkan Ling Zhi dan Li Zhu menahan ketidaksukaan mereka.

Li Zhu menggigit bibirnya. Dia tidak suka melihat Li Mei duduk tenang seperti itu, seolah dia tidak peduli dengan kehadiran Putra Mahkota.

Biasanya, Li Mei akan melakukan sesuatu yang bodoh untuk menarik perhatian pria itu, dan akhirnya mempermalukan dirinya sendiri.

Tapi kali ini?

Li Zhu tidak bisa membiarkan ini terjadi. Sebuah ide licik muncul di benaknya. Dia ingin membuat Li Mei cemburu.

Dengan senyum lembut, Li Zhu mengambil mangkuk sup di hadapannya, lalu berdiri dengan gerakan anggun. "Yang Mulia," ucapnya dengan suara manja, "Sup ini dibuat dengan bahan terbaik, sangat baik untuk kesehatan. Izinkan saya menuangkan untuk Anda."

Tatapan semua orang tertuju pada Li Zhu yang terlihat penuh perhatian.

Li Mei yang melihat ini hanya tersenyum tipis di dalam hati. Jadi kau ingin memainkan permainan ini? pikirnya sinis.

Jika di kehidupan pertamanya dia yang dijebak dan dipermalukan, maka kali ini, dia akan membalikkan keadaan.

Dengan gerakan halus, Li Mei mengangkat jarinya sedikit di bawah meja.

Elemen angin yang tidak terlihat mulai berputar di bawah kaki Li Zhu.

Saat gadis itu hendak melangkah lebih dekat ke arah Putra Mahkota, tiba-tiba tubuhnya oleng.

"Aaahh!"

Li Zhu kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke depan, tepat ke arah meja makan.

Grebuk!

Suara mangkuk sup yang terjatuh menggema di ruangan. Cairan panas itu tumpah langsung ke wajah Qian Feng, dan juga membasahi jubah biru tua mewahnya.

Ruangan langsung membeku. Semua orang menahan napas mereka.

Li Zhu yang kini terduduk di lantai dengan wajah pucat pasi langsung menundukkan kepala, tangannya gemetar.

Sedangkan Qian Feng, pria yang biasanya memiliki ekspresi tenang dan berwibawa, kini wajahnya mengeras dengan sorot mata yang sangat dingin.

Hening.

Tak seorang pun berani berbicara.

Jenderal Li Zhen terdiam, wajahnya mengeras melihat kejadian ini.

Li Yuan dan Li Shimin yang awalnya menikmati makanan mereka langsung menegang, tatapan mereka tidak percaya pada Li Zhu.

Sedangkan Ling Zhi, ibu Li Zhu, terlihat panik.

Li Mei, yang duduk dengan tenang di tempatnya, hanya menunduk sedikit untuk menyembunyikan senyum kecilnya.

"Akhirnya, kau menggantikan posisiku, Li Zhu."

Jika di kehidupan pertamanya dia yang dijebak dan dihukum cambuk karena hal ini, maka sekarang ... orang yang menjebaknya harus merasakan sendiri akibatnya.

Qian Feng dengan perlahan meletakkan sumpitnya, lalu mengambil serbet dengan gerakan yang sangat terkendali untuk mengelap wajahnya.

Namun, semua orang bisa merasakan aura dingin yang mulai merayap di ruangan.

Matanya menatap tajam ke arah Li Zhu yang masih terdiam ketakutan di lantai.

"Kau ...." suaranya terdengar dingin dan berbahaya.

Li Zhu segera membungkuk lebih dalam, suaranya bergetar saat berbicara. "Y—yang Mulia ... a—aku tidak sengaja ...."

Qian Feng tidak langsung merespons, tetapi tatapannya jelas tidak menunjukkan toleransi.

Jenderal Li Zhen segera berdehem dan menegakkan tubuhnya. "Yang Mulia, mohon maaf atas kelancangan anak saya. Dia pasti tidak sengaja—"

Namun, sebelum Jenderal Li Zhen bisa menyelesaikan ucapannya, Qian Feng sudah bangkit dari tempat duduknya.

"Aku tidak suka kecerobohan," ucapnya singkat.

Semua orang terdiam.

Qian Feng menatap Li Zhu dengan pandangan tajam, sebelum akhirnya mengalihkan perhatiannya ke Jenderal Li Zhen.

"Aku akan kembali ke istana. Tidak perlu mengantar."

Setelah berkata demikian, pria itu berbalik dan berjalan keluar tanpa melihat ke belakang.

Tatapan semua orang langsung beralih ke arah Li Zhu yang masih berlutut dengan wajah pucat.

Li Zhu menunduk dalam, tubuhnya gemetar.

Sedangkan Li Mei, yang sejak awal hanya diam, akhirnya mengangkat cangkir tehnya dengan tenang dan menyeruputnya perlahan.

"Ini jauh lebih menyenangkan dibandingkan kehidupan pertamaku," pikirnya dalam hati dengan senyum tipis.

Terpopuler

Comments

🍒⃞⃟🦅Rivana84

🍒⃞⃟🦅Rivana84

Li Mei atau Li Zhu thoorr,,,apa udh masuk ruang makan Li Mei yaa😁

2025-03-07

0

Dian Susantie

Dian Susantie

suruh si Jendral kasih hukuman cambuk.. Mei..!! enak aja si Zhu mau lepas dr hukuman.. 🤪🤪🤪

2025-03-07

1

Nia Risma

Nia Risma

g ada hukuman?
ya wajar anak kesayangan,,pasti cuman di maklumin aja ya,,,

2025-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian dan Kelahiran Kembali
2 Misi Pertama
3 Ke Pasar
4 Kecantikan Asli
5 Dua Elemen Aktif
6 Tertuduh
7 Membalikkan keadaan
8 Balasan
9 Mulai Terancam
10 Kepulangan Jenderal Li Zhen
11 Jenderal Li Zhen
12 Apa?
13 Elemen Api Aktif
14 Jamuan Makan
15 Pelajaran Kecil
16 Terlalu Ringan
17 Pengumuman
18 Hanfu Penghinaan
19 Pesta
20 Pesta 2
21 Menolak
22 Serigala Roh Petir
23 Pangeran Kedua
24 Akademi Tapak Langit
25 Kakek
26 Tantangan Duel
27 Duel
28 Elemen Cahaya
29 Panggilan Dari Kediaman Jenderal
30 Putus Hubungan
31 Gempar
32 Diracuni
33 Insiden
34 Siapa Dia?
35 Yu Jian
36 Rapat Orang-orang Licik
37 Hari Perburuan
38 Bai Long dan Bai Zhi
39 Sekutu Baru
40 Kebenaran
41 Terbangun
42 Penjelasan
43 Dalang
44 Mencuri?
45 Kakek Guo Mao Terkejut
46 Rencana Pertunangan
47 Pesta Pertunangan
48 Pertunangan Putra Mahkota dan Li Zhu
49 Hukuman Cambuk
50 Huo Ning dan Guru Bao
51 Menyusup
52 Kejatuhan Keluarga Huo
53 Pengumuman
54 Tenang Tapi Mematikan
55 Saling Mencurigai
56 Hari Turnamen Tiba
57 Kedatangan Kaisar Yu Jian
58 Turnamen Dimulai
59 Diremehkan
60 Melongo
61 Calon Permaisuri
62 Posesif
63 Pemenang
64 Pesta Rakyat
65 Gadis Lancang
66 Bertanggung Jawab
67 Keributan
68 Hilangnya Keluarga Ling
69 Berjalan Sesuai Rencana
70 Pembantaian Tiga Keluarga
71 Jangan Pernah Menyesal
72 Kalung Cahaya Abadi
73 Kelima Hewan Roh
74 Ulang Tahun Putra Mahkota
75 Menjadi Selir
76 Satu Lemparan, Dua Yang Kena
77 Pernyataan
78 Kebenaran Terungkap
79 Kebenaran Baru
80 Ingatan Ilusi
81 Penyerangan
82 Perang
83 Perang Selesai
84 Guo Mei Sadar
85 Hukuman Untuk Li Zhu Dan Ling Zhi
86 Apa Kau Mencintainya?
87 Daftar Calon
88 Kedatangan Wu Liang
89 Kaisar Yu Jian Dalam Bahaya
90 Menutup Portal
91 Kapan Kita akan Menikah?
92 Pernikahan Kaisar Yu Jian dan Guo Mei
93 Pernikahan Kaisar Yu Jian Dan Guo Mei 2
94 Hari Pertama Menjadi Permaisuri
95 Pejabat Yang Menjijikan
96 Ada Apa Dengan Guo Mei
97 Kabar Gembira
98 Kelancangan
99 Ngidam
100 Kelahiran
101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Kematian dan Kelahiran Kembali
2
Misi Pertama
3
Ke Pasar
4
Kecantikan Asli
5
Dua Elemen Aktif
6
Tertuduh
7
Membalikkan keadaan
8
Balasan
9
Mulai Terancam
10
Kepulangan Jenderal Li Zhen
11
Jenderal Li Zhen
12
Apa?
13
Elemen Api Aktif
14
Jamuan Makan
15
Pelajaran Kecil
16
Terlalu Ringan
17
Pengumuman
18
Hanfu Penghinaan
19
Pesta
20
Pesta 2
21
Menolak
22
Serigala Roh Petir
23
Pangeran Kedua
24
Akademi Tapak Langit
25
Kakek
26
Tantangan Duel
27
Duel
28
Elemen Cahaya
29
Panggilan Dari Kediaman Jenderal
30
Putus Hubungan
31
Gempar
32
Diracuni
33
Insiden
34
Siapa Dia?
35
Yu Jian
36
Rapat Orang-orang Licik
37
Hari Perburuan
38
Bai Long dan Bai Zhi
39
Sekutu Baru
40
Kebenaran
41
Terbangun
42
Penjelasan
43
Dalang
44
Mencuri?
45
Kakek Guo Mao Terkejut
46
Rencana Pertunangan
47
Pesta Pertunangan
48
Pertunangan Putra Mahkota dan Li Zhu
49
Hukuman Cambuk
50
Huo Ning dan Guru Bao
51
Menyusup
52
Kejatuhan Keluarga Huo
53
Pengumuman
54
Tenang Tapi Mematikan
55
Saling Mencurigai
56
Hari Turnamen Tiba
57
Kedatangan Kaisar Yu Jian
58
Turnamen Dimulai
59
Diremehkan
60
Melongo
61
Calon Permaisuri
62
Posesif
63
Pemenang
64
Pesta Rakyat
65
Gadis Lancang
66
Bertanggung Jawab
67
Keributan
68
Hilangnya Keluarga Ling
69
Berjalan Sesuai Rencana
70
Pembantaian Tiga Keluarga
71
Jangan Pernah Menyesal
72
Kalung Cahaya Abadi
73
Kelima Hewan Roh
74
Ulang Tahun Putra Mahkota
75
Menjadi Selir
76
Satu Lemparan, Dua Yang Kena
77
Pernyataan
78
Kebenaran Terungkap
79
Kebenaran Baru
80
Ingatan Ilusi
81
Penyerangan
82
Perang
83
Perang Selesai
84
Guo Mei Sadar
85
Hukuman Untuk Li Zhu Dan Ling Zhi
86
Apa Kau Mencintainya?
87
Daftar Calon
88
Kedatangan Wu Liang
89
Kaisar Yu Jian Dalam Bahaya
90
Menutup Portal
91
Kapan Kita akan Menikah?
92
Pernikahan Kaisar Yu Jian dan Guo Mei
93
Pernikahan Kaisar Yu Jian Dan Guo Mei 2
94
Hari Pertama Menjadi Permaisuri
95
Pejabat Yang Menjijikan
96
Ada Apa Dengan Guo Mei
97
Kabar Gembira
98
Kelancangan
99
Ngidam
100
Kelahiran
101
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!