Kepulangan Jenderal Li Zhen

Sejak kejadian pagi itu, suasana di kediaman Jenderal Li sedikit berubah. Para pelayan yang dulu sering mencemooh dan menyepelekan Li Mei kini lebih berhati-hati.

Tidak ada lagi tatapan merendahkan atau bisikan-bisikan menghina saat melewati paviliun kecilnya. Beberapa dari mereka bahkan memilih untuk menghindari Li Mei sama sekali.

Sementara itu, Li Mei sendiri tidak menunjukkan dirinya di hadapan siapa pun. Dia memilih untuk tetap berada di paviliunnya, fokus melatih diri. Dalam kesunyian, ia mengasah elemen yang kini semakin ia kuasai.

Di halaman belakang, Li Mei berdiri tegak dengan kedua tangan terangkat. Udara di sekelilingnya mulai berubah, hawa dingin menyelimuti area sekitarnya. Dengan satu gerakan tangannya, terbentuklah sebilah pedang es yang berkilauan di bawah sinar matahari.

Crak!

Pedang itu ia hempaskan ke batang kayu di hadapannya, meninggalkan bekas luka es yang membeku.

“Bagus,” gumamnya, matanya memancarkan kepuasan.

Tak berhenti di sana, ia mulai berlatih membentuk panah es yang melesat dengan kecepatan tinggi dan pisau angin yang tajam hingga mampu menebas daun-daun yang jatuh sebelum mencapai tanah. Setiap gerakan yang ia lakukan penuh dengan ketepatan dan kekuatan.

Di sisi lain, di paviliun utama, Li Shimin duduk termenung di ruangannya. Sejak kejadian itu, pikirannya dipenuhi oleh sosok Li Mei yang semakin berubah.

Bagaimana mungkin Li Mei yang dulu lemah dan bodoh, kini bisa menjadi seseorang yang begitu tenang dan penuh perhitungan?

Saat Li Yuan lewat dan melihat adiknya tampak memikirkan sesuatu, ia mengernyit. “Apa yang kau pikirkan?”

Li Shimin menoleh dan menghela napas. “Li Mei … dia benar-benar berbeda.”

Mendengar nama itu, Li Yuan langsung mendengus dingin. “Hah! Apa kau mulai terpengaruh olehnya?”

“Bukan itu,” Li Shimin menggeleng. “Kau tidak menyadarinya? Dia tidak lagi berusaha menarik perhatian kita. Tidak ada lagi tangisan atau rengekan seperti biasanya.”

Namun, Li Yuan hanya tertawa sinis. “Jangan mudah tertipu. Dia hanya menggunakan trik baru untuk menarik perhatian kita. Li Mei selalu seperti itu. Apa kau benar-benar percaya seseorang bisa berubah secepat itu?”

Li Shimin terdiam sejenak, memikirkan kata-kata kakaknya. Kemudian, setelah beberapa saat, ia mengangguk pelan. “Mungkin kau benar .…”

Bagi mereka, Li Mei masihlah gadis bodoh yang selalu ingin diakui. Mereka tidak menyadari bahwa kali ini, Li Mei tidak lagi menginginkan perhatian mereka. Yang ia inginkan hanyalah menjadi lebih kuat—cukup kuat untuk membalas semua penghinaan yang telah ia terima.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Pagi itu, kediaman Jenderal Li tampak lebih sibuk dari biasanya. Para pelayan berlalu-lalang, menata hiasan, mengatur meja jamuan, dan memastikan segalanya sempurna untuk menyambut kepulangan sang Jenderal.

Ling Zhi, yang mengenakan pakaian terbaiknya, tampak angkuh saat memberikan perintah kepada para pelayan, memastikan bahwa segalanya berjalan sesuai rencana.

Di sisi lain, Li Zhu juga tampak sibuk di dapur, membuat sesuatu dengan tangannya sendiri—atau setidaknya berpura-pura melakukannya. Ia ingin memberikan kesan kepada ayahnya bahwa dirinya adalah anak perempuan yang penuh perhatian dan berbudi luhur.

Namun, di tengah kesibukan itu, ada satu sosok yang tampak berbeda dari biasanya.

Di halaman belakang, Li Mei tetap fokus berlatih, seolah tak peduli dengan semua kehebohan yang terjadi di kediaman Jenderal Li.

Tangan Li Mei bergerak luwes, menciptakan bilah es yang tajam, lalu mengayunkannya dengan presisi. Angin di sekelilingnya berputar mengikuti gerakannya, menciptakan pusaran kecil di tanah.

Xiao Lan, yang baru saja kembali dari dapur, berlari kecil mendekati Li Mei. “Nona, apa Anda benar-benar tidak ingin membuat sesuatu untuk menyambut Jenderal Li Zhen?” tanyanya dengan ragu.

Li Mei tetap berlatih, tak menunjukkan minat sedikit pun.

Xiao Lan menggigit bibirnya sebelum melanjutkan, “Seingatku, setiap kali Jenderal Li pulang, nona selalu antusias membuat sesuatu agar beliau terkesan. Bahkan tahun lalu, nona menghabiskan waktu berhari-hari untuk menyulam sapu tangan dengan pola naga, tapi—”

Li Mei menghentikan latihannya dan menoleh, tatapannya tenang namun dingin. “Tapi sapu tangan itu bahkan tidak sempat disentuh olehnya. Seperti semua yang pernah kuberikan,” potongnya dengan suara datar.

Xiao Lan menunduk, tidak bisa membantah. Ia ingat betul bagaimana setiap usaha Li Mei selama ini selalu berakhir sia-sia. Barang-barang yang dibuat dengan penuh ketulusan selalu berakhir di tempat sampah, tak pernah sampai ke tangan Jenderal Li.

Li Mei menarik napas pelan, lalu menyimpan kembali energi yang tadi ia gunakan. “Aku tidak akan membuang waktuku lagi untuk melakukan sesuatu yang bodoh.”

Xiao Lan menatap Li Mei, semakin yakin bahwa nona mudanya benar-benar telah berubah. Jika dulu ia akan menangis dan bersikeras tetap membuat sesuatu, kini yang berdiri di hadapannya adalah seorang gadis yang telah meninggalkan harapan kosongnya di masa lalu.

Dari kejauhan, tanpa mereka sadari, Li Yuan yang baru saja melewati halaman belakang sempat melihat sekilas perubahan ekspresi Li Mei. Alisnya sedikit berkerut, tetapi ia tak berkata apa pun dan terus berjalan menuju aula utama.

Di aula, Li Zhu tampak sumringah saat melihat kedatangannya. “Kakak Li Yuan, apakah ayah sudah sampai di gerbang kota?”

Li Yuan mengangguk. “Baru saja memasuki ibu kota. Dalam satu jam lagi, beliau akan tiba di kediaman.”

Senyum Li Zhu semakin melebar. Ia merasa hari ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang Jenderal Li Zhen, terutama setelah insiden beberapa hari lalu.

Sementara itu, Li Mei hanya tersenyum tipis dari dalam paviliunnya. Ia tidak lagi peduli pada kepulangan Jenderal Li.

Baginya, hari ini hanyalah awal dari sebuah permainan yang lebih besar.

Li Mei baru saja selesai membersihkan diri ketika suara ketukan terdengar di pintu kayu kamarnya yang sederhana. Dengan sigap, ia mengambil cadar tipisnya dan mengenakannya sebelum melangkah keluar. Di ambang pintu, berdiri Li Shimin dengan ekspresi datarnya yang biasa.

“Cepat ke gerbang utama. Ayah akan segera tiba,” katanya tanpa basa-basi.

Li Mei tidak langsung menjawab. Tatapannya dingin menembus wajah kakaknya yang tampak tidak sabar.

Dalam kehidupan sebelumnya, momen ini adalah salah satu yang paling dinantikannya. Ia selalu berharap bisa berdiri di sisi kakak-kakaknya dan menyambut ayah mereka dengan penuh harap—meskipun akhirnya selalu berakhir dengan kekecewaan.

Tapi kali ini berbeda.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Li Mei melangkah maju. Xiao Lan dengan setia mengikuti di belakangnya, sesekali melirik wajah nona mudanya yang tetap tanpa ekspresi.

Li Shimin melirik ke arah Li Mei yang terlihat hanya diam. Tapi mengingat ucapan Li Yuan, Li Shimin tersenyum mengejek.

Sampai kapan kau akan terus berpura-pura? Aku yakin sebentar lagi kau tidak tahan dan datang merengek pada kami! Batin Li Shimin.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

jngn harap Li Shimin karna Li Mei yg dulu tlh mati skrng yg ada Li Mei yg baru yg akan menghancurkan keluarga kalian secara perlahan tp pasti 😏😏😤 lihat saja nanti akan ada pertunjukan apa karna saya yakin Li Mei akan acuh pd ayahmu sang Jendral yg durjana itu 😏😤😠

2025-03-05

2

Nor Azlin

Nor Azlin

thor jangan sampai li mei menikah lagi sama pengeran gila itu yah biar dia bebas mencari jati diri nya sendiri deh ...tinggalkan keluarga li itu biarkan mereka menyesal kerana udah mengabs8kan anak kandung nya sendiri ...lanjutkan thor

2025-03-14

0

Ayu Dani

Ayu Dani

4 cangkir kopi buat author biar tambah semangat terus

2025-03-05

1

lihat semua
Episodes
1 Kematian dan Kelahiran Kembali
2 Misi Pertama
3 Ke Pasar
4 Kecantikan Asli
5 Dua Elemen Aktif
6 Tertuduh
7 Membalikkan keadaan
8 Balasan
9 Mulai Terancam
10 Kepulangan Jenderal Li Zhen
11 Jenderal Li Zhen
12 Apa?
13 Elemen Api Aktif
14 Jamuan Makan
15 Pelajaran Kecil
16 Terlalu Ringan
17 Pengumuman
18 Hanfu Penghinaan
19 Pesta
20 Pesta 2
21 Menolak
22 Serigala Roh Petir
23 Pangeran Kedua
24 Akademi Tapak Langit
25 Kakek
26 Tantangan Duel
27 Duel
28 Elemen Cahaya
29 Panggilan Dari Kediaman Jenderal
30 Putus Hubungan
31 Gempar
32 Diracuni
33 Insiden
34 Siapa Dia?
35 Yu Jian
36 Rapat Orang-orang Licik
37 Hari Perburuan
38 Bai Long dan Bai Zhi
39 Sekutu Baru
40 Kebenaran
41 Terbangun
42 Penjelasan
43 Dalang
44 Mencuri?
45 Kakek Guo Mao Terkejut
46 Rencana Pertunangan
47 Pesta Pertunangan
48 Pertunangan Putra Mahkota dan Li Zhu
49 Hukuman Cambuk
50 Huo Ning dan Guru Bao
51 Menyusup
52 Kejatuhan Keluarga Huo
53 Pengumuman
54 Tenang Tapi Mematikan
55 Saling Mencurigai
56 Hari Turnamen Tiba
57 Kedatangan Kaisar Yu Jian
58 Turnamen Dimulai
59 Diremehkan
60 Melongo
61 Calon Permaisuri
62 Posesif
63 Pemenang
64 Pesta Rakyat
65 Gadis Lancang
66 Bertanggung Jawab
67 Keributan
68 Hilangnya Keluarga Ling
69 Berjalan Sesuai Rencana
70 Pembantaian Tiga Keluarga
71 Jangan Pernah Menyesal
72 Kalung Cahaya Abadi
73 Kelima Hewan Roh
74 Ulang Tahun Putra Mahkota
75 Menjadi Selir
76 Satu Lemparan, Dua Yang Kena
77 Pernyataan
78 Kebenaran Terungkap
79 Kebenaran Baru
80 Ingatan Ilusi
81 Penyerangan
82 Perang
83 Perang Selesai
84 Guo Mei Sadar
85 Hukuman Untuk Li Zhu Dan Ling Zhi
86 Apa Kau Mencintainya?
87 Daftar Calon
88 Kedatangan Wu Liang
89 Kaisar Yu Jian Dalam Bahaya
90 Menutup Portal
91 Kapan Kita akan Menikah?
92 Pernikahan Kaisar Yu Jian dan Guo Mei
93 Pernikahan Kaisar Yu Jian Dan Guo Mei 2
94 Hari Pertama Menjadi Permaisuri
95 Pejabat Yang Menjijikan
96 Ada Apa Dengan Guo Mei
97 Kabar Gembira
98 Kelancangan
99 Ngidam
100 Kelahiran
101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Kematian dan Kelahiran Kembali
2
Misi Pertama
3
Ke Pasar
4
Kecantikan Asli
5
Dua Elemen Aktif
6
Tertuduh
7
Membalikkan keadaan
8
Balasan
9
Mulai Terancam
10
Kepulangan Jenderal Li Zhen
11
Jenderal Li Zhen
12
Apa?
13
Elemen Api Aktif
14
Jamuan Makan
15
Pelajaran Kecil
16
Terlalu Ringan
17
Pengumuman
18
Hanfu Penghinaan
19
Pesta
20
Pesta 2
21
Menolak
22
Serigala Roh Petir
23
Pangeran Kedua
24
Akademi Tapak Langit
25
Kakek
26
Tantangan Duel
27
Duel
28
Elemen Cahaya
29
Panggilan Dari Kediaman Jenderal
30
Putus Hubungan
31
Gempar
32
Diracuni
33
Insiden
34
Siapa Dia?
35
Yu Jian
36
Rapat Orang-orang Licik
37
Hari Perburuan
38
Bai Long dan Bai Zhi
39
Sekutu Baru
40
Kebenaran
41
Terbangun
42
Penjelasan
43
Dalang
44
Mencuri?
45
Kakek Guo Mao Terkejut
46
Rencana Pertunangan
47
Pesta Pertunangan
48
Pertunangan Putra Mahkota dan Li Zhu
49
Hukuman Cambuk
50
Huo Ning dan Guru Bao
51
Menyusup
52
Kejatuhan Keluarga Huo
53
Pengumuman
54
Tenang Tapi Mematikan
55
Saling Mencurigai
56
Hari Turnamen Tiba
57
Kedatangan Kaisar Yu Jian
58
Turnamen Dimulai
59
Diremehkan
60
Melongo
61
Calon Permaisuri
62
Posesif
63
Pemenang
64
Pesta Rakyat
65
Gadis Lancang
66
Bertanggung Jawab
67
Keributan
68
Hilangnya Keluarga Ling
69
Berjalan Sesuai Rencana
70
Pembantaian Tiga Keluarga
71
Jangan Pernah Menyesal
72
Kalung Cahaya Abadi
73
Kelima Hewan Roh
74
Ulang Tahun Putra Mahkota
75
Menjadi Selir
76
Satu Lemparan, Dua Yang Kena
77
Pernyataan
78
Kebenaran Terungkap
79
Kebenaran Baru
80
Ingatan Ilusi
81
Penyerangan
82
Perang
83
Perang Selesai
84
Guo Mei Sadar
85
Hukuman Untuk Li Zhu Dan Ling Zhi
86
Apa Kau Mencintainya?
87
Daftar Calon
88
Kedatangan Wu Liang
89
Kaisar Yu Jian Dalam Bahaya
90
Menutup Portal
91
Kapan Kita akan Menikah?
92
Pernikahan Kaisar Yu Jian dan Guo Mei
93
Pernikahan Kaisar Yu Jian Dan Guo Mei 2
94
Hari Pertama Menjadi Permaisuri
95
Pejabat Yang Menjijikan
96
Ada Apa Dengan Guo Mei
97
Kabar Gembira
98
Kelancangan
99
Ngidam
100
Kelahiran
101
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!