#17 - Persidangan Sang Pemberontak

Keesokan harinya, kabar insiden di lapangan sudah menyebar seperti api yang melahap rumput kering. Para murid tidak berhenti membicarakan kejadian itu, seolah-olah itu adalah peristiwa paling panas abad ini.

Hierarki dalam akademi sangat jelas. Murid kelas bawah seperti Adeline memuji Selene, menganggapnya Selene pahlawan. Murid kelas menengah setuju dengan tindakannya, meski tak berani terang-terangan mendukung. Sementara murid kelas elite? mereka semua membencinya.

Bagaimana tidak? Selene menghancurkan tatanan yang mereka junjung tinggi—kekuasaan berdasar darah dan nama keluarga. Dan bagi mereka yang sudah terbiasa berkuasa, itu adalah penghinaan yang tak termaafkan.

Kini, di dalam ruang dewan akademi, suasana sedang memanas. Guru wanita itu, Cecile, berdiri di tengah ruangan, suaranya sarat emosi saat ia menyampaikan laporannya.

“Tindakan gadis itu sungguh kurang ajar! Dia tidak menghormati otoritas guru, tidak berperilaku seperti seorang bangsawan sejati, dan bertindak di luar batas moral. Dia harus dihukum seberat mungkin!” Cecile menggebrak meja dengan dramatis, suaranya sengaja ditinggikan untuk membakar emosi para petinggi akademi.

"Benar! Aku setuju dengan Nona Cecile," sahut Laura, salah satu guru yang selama ini berpihak pada murid-murid elite. "Jika kita membiarkannya, apa jadinya akademi ini? Bagaimana jika murid lain mulai menirunya?"

Cecile semakin percaya diri. Dengan banyaknya dukungan, posisinya seakan lebih kokoh. Namun di saat bersamaan—

Seorang pria di sudut ruangan mendengus pelan. Armond, profesor muda dengan reputasi dingin dan netral, akhirnya angkat suara.

“Maaf,” katanya, suaranya tenang namun menusuk. “Tapi aku mendukung tindakan gadis itu. Jika aku melihat hal yang sama, aku mungkin akan melakukan lebih dari yang ia lakukan.”

BRUK!

Pintu ruangan terbanting terbuka, membuat semua orang tersentak. Seorang pria dengan wajah garang melangkah masuk. Tubuhnya besar, bahunya lebar, dan wajahnya—menyeramkan. Jika bukan karena seragam akademi yang melekat di tubuhnya, orang-orang mungkin akan mengira dia penjahat yang tersesat di dalam akademi.

Jason, salah satu instruktur tempur terkuat di akademi.

Tanpa basa-basi, dia menyeret kursi ke tengah ruangan dan duduk dengan angkuh.

“Aku tidak peduli dengan ocehan kalian,” katanya kasar. “Aku hanya ingin tahu… siapa gadis itu? Hebat sekali bisa mengalahkan sekumpulan anak manja dari kelas elite. Aku ingin menjadikannya murid pribadiku.”

Cecile mengeratkan rahangnya. Ini tidak sesuai rencananya! Jika dia gagal menjatuhkan Selene, posisinya di akademi bisa terancam.

Setelah perdebatan panjang, akhirnya diputuskan, Selene tidak akan dikeluarkan, tapi dia akan dipanggil untuk dimintai pertanggungjawaban.

Sementara akademi sedang sibuk meributkannya, Selene? Masih tidur nyenyak di kamarnya.

***

Bisikan Konspirasi di Balik Dinding Akademi

Di sudut lain akademi, sekelompok murid elite tengah berkumpul di ruang pribadi mereka. Cahaya lilin menerangi wajah Vivianne, gadis dengan senyum menggoda, saat ia memandang rekannya yang duduk di hadapannya.

“Jadi, kau sudah dengar?” katanya ringan.

Gadis di depannya tersenyum kecil. Rambut emasnya berkilau di bawah cahaya lilin, matanya menyimpan kilatan tajam penuh perhitungan.

Emilia Rosenthal.

Putri Duke Rosenthal, salah satu gadis paling berpengaruh di akademi—dan calon kuat Putri Mahkota.

“Tentu saja,” jawab Emilia santai. “Beritanya terlalu menarik untuk diabaikan.”

“Jadi, kau akan menariknya ke pihakmu?” tanya Vivianne.

Emilia tertawa pelan. “Anjing yang terlalu patuh sangat membosankan. Tapi… anjing yang terlalu liar bisa menjadi tantangan yang menarik.”

Vivianne mengangkat alis. “Kau menyamakannya dengan anjing? Bukankah ayahmu dan ayahnya teman lama?”

Emilia menatapnya dengan dingin. “Teman?” katanya, mengejek. “Tidak ada teman sejati di dunia ini. Ini adalah realita yang harus ia pahami. Kekuatan saja tidak cukup. Tanpa nama keluarga yang bisa melindunginya, dia tidak lebih dari bidak yang mudah dihancurkan.”

Vivianne mendengus pelan. “Yah… terserah kau. Aku hanya menunggu hiburan berikutnya.”

***

Hari Sidang Selene

Langit di atas akademi cerah, udara pagi terasa sejuk saat menyelinap melalui celah jendela. Tapi suasana pagi ini terasa berat.

Selene mengerjap malas, menyapu rambutnya ke belakang sebelum bangkit dari tempat tidur. Semalam ia tidur nyenyak—terlalu nyenyak, setelah semua hal yang terjadi kemarin.

Tapi hari ini… adalah hari persidangan.

Dengan gerakan cepat, ia mencuci muka, menggosok gigi, lalu mengikat rambutnya dengan sederhana. Sepasang bootsnya mengeluarkan suara berat saat ia mengenakannya.

Di luar kamarnya, bisikan dan lirikan tajam mengikuti langkahnya.

Semua orang menantikan kejatuhannya.

Selene? Hanya tersenyum tipis.

Sesampainya di ruang sidang akademi, dia membuka pintu tanpa ragu.

Di dalam, para profesor dan petinggi akademi sudah menunggunya.

Matanya menyapu seluruh ruangan, lalu dengan langkah percaya diri, ia melangkah masuk dan berdiri tegak.

“Selene d’Aragon… menghadap.”

Episodes
1 #1 - Malam Kematian Sang Legenda
2 #2 - Bayangan dari Masa Lalu
3 #3 - Ikut Ayah
4 #4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5 #5 - Serangan di Tengah Malam
6 #6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7 #7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8 #8 - Bahaya Yang Mengintai
9 #9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10 #10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11 #11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12 #12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13 #13 - Kekacauan di Taman Istana
14 #14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15 #15 - DARAH DI KORIDOR
16 #16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17 #17 - Persidangan Sang Pemberontak
18 #18 - Sidang Dewan Akademi
19 #19 - Putusan dan Peringatan
20 #20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21 #21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22 #22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23 #23 - Tantangan ???
24 #24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25 #25 - Duel di Arena Gladiator
26 #26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27 #27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28 #28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29 #29 : Topeng Yang Retak
30 #30 : Pecahnya Ilusi
31 #31 : Kebangkitan Ravenhollow
32 #32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33 #33 : Konfrontasi???
34 #34 : Darah dan Nama
35 #35 : Perang Kata - Kata
36 #36 : Kau Kembali...
37 #37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38 #38 : Rahasia Yang Terpendam
39 #39 : Reuni Keluarga
40 #40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41 #41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42 #42 : Sarang Menuju Bahaya
43 #43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44 #44 : Bukan Putri Mereka
45 #45 : Warisan Darah dan Hukum
46 #46 : Wasiat dan Warisan
47 #47 : Ulang Tahun
48 #48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49 #49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50 #50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51 #51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52 #52 : Meninggalkan Valtoria
53 #53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54 #54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55 #55 : Wajah Tersembunyi
56 #56 : Jaring yang Tak Terlihat
57 #57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58 #58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59 #59 : Acara Jamuan Dimulai
60 #60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61 #61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62 #62 : Harmoni Keluarga
63 #63 : Pagi Yang Menggoda
64 #64 : Tangan Yang Mengepal
65 #65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66 #66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67 #67 : Malam Para Penerus
68 #68 : Ketukan di Tengah Malam
69 #69 : Langkah Pertama di Medan Api
70 #70 : Kemenangan Pertama
71 #71 : Kelembutan...
72 #72 : Terlambat Datang
73 #73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74 #74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75 #75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76 #76 : Dan Ketukan Pun Datang
77 #77 : Pertaruhan Tak Terucap
78 #78 : Hutan Veyron
79 #79 : Sinyal Darurat Selene
80 #80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81 #81 : Api di Tengah Badai
82 #82 : Satu Langkah Lagi
83 #83 : Awal Mula Segalanya...
84 #84 : Pertempuran Aula Istana
85 #85 : Pengakuan Busuk
86 #86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87 #87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88 #88 : Darah dan Aib
89 #89 : Ketenangan Setelah Badai
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1 - Malam Kematian Sang Legenda
2
#2 - Bayangan dari Masa Lalu
3
#3 - Ikut Ayah
4
#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5
#5 - Serangan di Tengah Malam
6
#6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7
#7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8
#8 - Bahaya Yang Mengintai
9
#9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10
#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11
#11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12
#12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13
#13 - Kekacauan di Taman Istana
14
#14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15
#15 - DARAH DI KORIDOR
16
#16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17
#17 - Persidangan Sang Pemberontak
18
#18 - Sidang Dewan Akademi
19
#19 - Putusan dan Peringatan
20
#20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21
#21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22
#22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23
#23 - Tantangan ???
24
#24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25
#25 - Duel di Arena Gladiator
26
#26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27
#27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28
#28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29
#29 : Topeng Yang Retak
30
#30 : Pecahnya Ilusi
31
#31 : Kebangkitan Ravenhollow
32
#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33
#33 : Konfrontasi???
34
#34 : Darah dan Nama
35
#35 : Perang Kata - Kata
36
#36 : Kau Kembali...
37
#37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38
#38 : Rahasia Yang Terpendam
39
#39 : Reuni Keluarga
40
#40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41
#41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42
#42 : Sarang Menuju Bahaya
43
#43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44
#44 : Bukan Putri Mereka
45
#45 : Warisan Darah dan Hukum
46
#46 : Wasiat dan Warisan
47
#47 : Ulang Tahun
48
#48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49
#49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50
#50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51
#51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52
#52 : Meninggalkan Valtoria
53
#53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54
#54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55
#55 : Wajah Tersembunyi
56
#56 : Jaring yang Tak Terlihat
57
#57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58
#58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59
#59 : Acara Jamuan Dimulai
60
#60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61
#61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62
#62 : Harmoni Keluarga
63
#63 : Pagi Yang Menggoda
64
#64 : Tangan Yang Mengepal
65
#65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66
#66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67
#67 : Malam Para Penerus
68
#68 : Ketukan di Tengah Malam
69
#69 : Langkah Pertama di Medan Api
70
#70 : Kemenangan Pertama
71
#71 : Kelembutan...
72
#72 : Terlambat Datang
73
#73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74
#74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75
#75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76
#76 : Dan Ketukan Pun Datang
77
#77 : Pertaruhan Tak Terucap
78
#78 : Hutan Veyron
79
#79 : Sinyal Darurat Selene
80
#80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81
#81 : Api di Tengah Badai
82
#82 : Satu Langkah Lagi
83
#83 : Awal Mula Segalanya...
84
#84 : Pertempuran Aula Istana
85
#85 : Pengakuan Busuk
86
#86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87
#87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88
#88 : Darah dan Aib
89
#89 : Ketenangan Setelah Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!