#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu

"Selene, apa kau sudah selesai bersiap?"

Isolde bertanya pada putrinya yang terlihat hanya membawa satu tas kecil. Mereka akan pergi jauh ke ibu kota kekaisaran, tapi putrinya begitu santai dengan barang-barang miliknya.

"Ibu, aku hanya butuh senjataku. Lagipula, saat aku masuk ke akademi, aku akan menggunakan seragam."

Isolde masih ingin mengatakan hal lain, namun dia menahannya. Selene merasa sedikit bersalah karena terlalu santai, jadi dia menggandeng tangan ibunya dan berkata manis.

"Lagipula, kita bisa pergi membelinya di ibu kota. Anggap saja kita sedang berlibur dan pergi berbelanja?"

Isolde melihat tatapan anak anjing putrinya dan tertawa, "Benar, kita sudah hidup sederhana selama ini. Sudah saatnya kita menghabiskan uang ayahmu."

"Selene..."

Saat ini Leo muncul bersama Paman Edward dan ayahnya. Dia menaikkan alisnya dan bertanya, "Apa kau serius dengan bawaanmu?"

"Apa ada masalah?" tanya Selene.

"Tidak, hanya saja... apa yang kau bawa dengan tas sekecil itu?" tanya Leo penasaran.

"Kau ingin tahu? Kemarilah..."

Selene melambaikan tangannya pada Leo, menyuruhnya mendekat. Leo mengikuti arahan Selene dan mendekat. Lalu gadis itu membisikkan sesuatu di telinga Leo.

"D-Dasar gadis gila!"

Leo langsung memerah, wajahnya nyaris seperti kepiting rebus. Dia melangkah mundur dengan ekspresi campuran antara malu dan marah. Sedangkan Selene hanya tertawa puas.

"Selene, berhentilah menjahili Leo," kata Gideon sambil tertawa kecil.

"Ayah, aku hanya bercanda." Selene masih menahan tawanya.

Leo menggertakkan giginya, matanya melotot dengan kesal. Gadis mana yang dengan mudahnya menyebutkan dalaman wanita pada seorang pria?!

Dasar gadis gila!

Namun, di tengah kehebohan itu, Edward menatap sahabatnya dengan mata penuh perasaan.

"Gideon, jika kau butuh sesuatu, katakan saja. Aku akan membantumu sebisaku," ucapnya dengan suara berat.

Gideon tersenyum tipis. "Edward, terima kasih untuk bantuanmu selama ini. Aku tidak akan pernah melupakannya."

Mereka berdua berpelukan. Tidak ada kata-kata yang bisa sepenuhnya menggambarkan perasaan mereka saat ini. Kedua teman lama akan segera berpisah lagi.

Selene yang melihatnya ikut merasa sedikit emosional, tapi dia memilih untuk mengalihkan perhatian. Dia menatap Leo dan berkata, "Leo, aku serius pada kata-kataku. Aku akan menunggumu di Akademi Valdris."

Leo menghela napas. "Terima kasih, tapi aku punya tujuanku sendiri. Aku akan masuk Akademi Eden."

"Baiklah, terserah kau saja. Tapi aku akan merindukanmu."

Leo terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangkat satu alis. "Selene, kata-katamu membuatku merinding."

Selene terkikik. "Bersiaplah, aku akan muncul dalam mimpi burukmu setiap malam."

Leo menggerutu, sementara Selene tertawa puas.

Akhirnya, saatnya berangkat. Gideon memberikan pelukan terakhir pada Edward sebelum naik ke kereta. Isolde dan Selene sudah duduk di dalam. Selene membuka jendela, melambaikan tangan pada Leo dan Edward.

Jauh dalam pandangannya, dia menatap lama pada tempat ini. Jujur saja, dia menyukai ketenangan dan orang-orang di sini. Tapi takdir membawanya kembali ke ibu kota.

"Aku akan kembali suatu hari nanti. Pasti!" ucap Selene yakin.

Perjalanan ke Ibu Kota

Perjalanan ke ibu kota akan memakan waktu dua bulan. Mereka bisa berhenti di beberapa kota terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan atau tinggal di penginapan. Tapi Selene mengatakan dia lebih menyukai tinggal di kereta, jadi mereka hanya mampir untuk membeli bahan-bahan.

Hari terus berganti, dan tidak terasa mereka sudah pergi selama satu bulan. Mereka sudah setengah perjalanan.

Malam itu, Selene sedang berbaring santai di atas hamparan rumput, menatap langit malam yang penuh bintang-bintang.

"Putriku..."

Gideon berjalan mendekat ke arah putrinya, di tangannya ada sebuah selimut kecil. Dia membentangkannya ke tubuh Selene.

"Pakailah, udara di sini sangat dingin."

Selene menatap wajah ayahnya. "Ayah, apa yang akan kau lakukan jika terlahir kembali?" Dia tiba-tiba saja bertanya hal yang mustahil.

Gideon terkejut dengan pertanyaan putrinya. "Apa maksudmu?"

"Ayah?"

Selene memandangi Gideon yang sedikit terkejut. Dia tidak bermaksud membuat Gideon bingung, hanya saja... tiba-tiba dia ingin bertanya. Apakah pendapat orang lain akan sama dengannya?

Gideon menghela napas panjang sebelum menjawab. "Putriku, jika aku terlahir kembali... mungkin aku ingin mengubah satu hal."

Selene merasa tertarik. "Apa itu?"

"Kematian..."

Suara Gideon terdengar berat. Seolah batu yang mengganjal dalam hatinya selama ini akhirnya pecah.

"Selene, apa kau tahu, jika aku dan ibumu pernah memiliki bayi lain sebelum dirimu?"

Selene terkejut. "Apa...?"

Gideon menatap langit, seolah mengingat sesuatu yang jauh di masa lalu. "Itu adalah putri kecil yang kami tunggu dengan bahagia. Tapi suatu kejadian membuatnya pergi. Saat itu, aku begitu terpukul karena kepergiannya... dan pada saat yang sama, aku tidak bisa menemani kepergian teman baikku. Akhirnya, aku juga kehilangan temanku. Aku bahkan tidak bisa menemukan di mana tubuhnya. Yang tersisa hanya genangan darah."

Gideon tersenyum getir, tapi Selene malah makin terkejut.

Tubuhnya tidak pernah ditemukan?

Bukankah... seseorang memeluknya saat dia mati?

Jadi mengapa hanya ada genangan darah?

Melihat ekspresi putrinya yang berubah serius, Gideon berpikir mungkin dia terlalu banyak bicara. Dia mengusap rambut Selene dan berkata, "Ayo kembali, udara semakin dingin di sini."

Selene diam-diam mengangguk.

Tapi di dalam kereta, pikirannya tidak bisa tenang.

"Tubuhku... apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang membawaku? Dan untuk apa?"

Malam itu, Selene terus berpikir. Namun, tidak peduli seberapa keras dia mencoba mengingat—jawabannya tetap terselimuti misteri.

Terpopuler

Comments

Yunita Widiastuti

Yunita Widiastuti

🦋🦋

2025-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 #1 - Malam Kematian Sang Legenda
2 #2 - Bayangan dari Masa Lalu
3 #3 - Ikut Ayah
4 #4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5 #5 - Serangan di Tengah Malam
6 #6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7 #7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8 #8 - Bahaya Yang Mengintai
9 #9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10 #10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11 #11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12 #12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13 #13 - Kekacauan di Taman Istana
14 #14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15 #15 - DARAH DI KORIDOR
16 #16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17 #17 - Persidangan Sang Pemberontak
18 #18 - Sidang Dewan Akademi
19 #19 - Putusan dan Peringatan
20 #20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21 #21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22 #22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23 #23 - Tantangan ???
24 #24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25 #25 - Duel di Arena Gladiator
26 #26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27 #27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28 #28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29 #29 : Topeng Yang Retak
30 #30 : Pecahnya Ilusi
31 #31 : Kebangkitan Ravenhollow
32 #32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33 #33 : Konfrontasi???
34 #34 : Darah dan Nama
35 #35 : Perang Kata - Kata
36 #36 : Kau Kembali...
37 #37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38 #38 : Rahasia Yang Terpendam
39 #39 : Reuni Keluarga
40 #40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41 #41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42 #42 : Sarang Menuju Bahaya
43 #43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44 #44 : Bukan Putri Mereka
45 #45 : Warisan Darah dan Hukum
46 #46 : Wasiat dan Warisan
47 #47 : Ulang Tahun
48 #48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49 #49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50 #50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51 #51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52 #52 : Meninggalkan Valtoria
53 #53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54 #54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55 #55 : Wajah Tersembunyi
56 #56 : Jaring yang Tak Terlihat
57 #57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58 #58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59 #59 : Acara Jamuan Dimulai
60 #60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61 #61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62 #62 : Harmoni Keluarga
63 #63 : Pagi Yang Menggoda
64 #64 : Tangan Yang Mengepal
65 #65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66 #66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67 #67 : Malam Para Penerus
68 #68 : Ketukan di Tengah Malam
69 #69 : Langkah Pertama di Medan Api
70 #70 : Kemenangan Pertama
71 #71 : Kelembutan...
72 #72 : Terlambat Datang
73 #73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74 #74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75 #75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76 #76 : Dan Ketukan Pun Datang
77 #77 : Pertaruhan Tak Terucap
78 #78 : Hutan Veyron
79 #79 : Sinyal Darurat Selene
80 #80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81 #81 : Api di Tengah Badai
82 #82 : Satu Langkah Lagi
83 #83 : Awal Mula Segalanya...
84 #84 : Pertempuran Aula Istana
85 #85 : Pengakuan Busuk
86 #86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87 #87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88 #88 : Darah dan Aib
89 #89 : Ketenangan Setelah Badai
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1 - Malam Kematian Sang Legenda
2
#2 - Bayangan dari Masa Lalu
3
#3 - Ikut Ayah
4
#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5
#5 - Serangan di Tengah Malam
6
#6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7
#7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8
#8 - Bahaya Yang Mengintai
9
#9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10
#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11
#11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12
#12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13
#13 - Kekacauan di Taman Istana
14
#14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15
#15 - DARAH DI KORIDOR
16
#16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17
#17 - Persidangan Sang Pemberontak
18
#18 - Sidang Dewan Akademi
19
#19 - Putusan dan Peringatan
20
#20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21
#21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22
#22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23
#23 - Tantangan ???
24
#24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25
#25 - Duel di Arena Gladiator
26
#26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27
#27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28
#28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29
#29 : Topeng Yang Retak
30
#30 : Pecahnya Ilusi
31
#31 : Kebangkitan Ravenhollow
32
#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33
#33 : Konfrontasi???
34
#34 : Darah dan Nama
35
#35 : Perang Kata - Kata
36
#36 : Kau Kembali...
37
#37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38
#38 : Rahasia Yang Terpendam
39
#39 : Reuni Keluarga
40
#40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41
#41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42
#42 : Sarang Menuju Bahaya
43
#43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44
#44 : Bukan Putri Mereka
45
#45 : Warisan Darah dan Hukum
46
#46 : Wasiat dan Warisan
47
#47 : Ulang Tahun
48
#48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49
#49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50
#50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51
#51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52
#52 : Meninggalkan Valtoria
53
#53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54
#54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55
#55 : Wajah Tersembunyi
56
#56 : Jaring yang Tak Terlihat
57
#57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58
#58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59
#59 : Acara Jamuan Dimulai
60
#60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61
#61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62
#62 : Harmoni Keluarga
63
#63 : Pagi Yang Menggoda
64
#64 : Tangan Yang Mengepal
65
#65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66
#66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67
#67 : Malam Para Penerus
68
#68 : Ketukan di Tengah Malam
69
#69 : Langkah Pertama di Medan Api
70
#70 : Kemenangan Pertama
71
#71 : Kelembutan...
72
#72 : Terlambat Datang
73
#73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74
#74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75
#75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76
#76 : Dan Ketukan Pun Datang
77
#77 : Pertaruhan Tak Terucap
78
#78 : Hutan Veyron
79
#79 : Sinyal Darurat Selene
80
#80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81
#81 : Api di Tengah Badai
82
#82 : Satu Langkah Lagi
83
#83 : Awal Mula Segalanya...
84
#84 : Pertempuran Aula Istana
85
#85 : Pengakuan Busuk
86
#86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87
#87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88
#88 : Darah dan Aib
89
#89 : Ketenangan Setelah Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!