#3 - Ikut Ayah

Suasana pagi di kediaman d'Aragon…

"Cit… citt… citt…"

Di luar, burung-burung kecil berkicau, menyambut datangnya pagi yang masih diselimuti hawa dingin.

Di dalam sebuah kamar, seorang gadis kecil menggeliat pelan di balik selimut tebalnya. Mata emasnya yang indah masih setengah mengantuk, rambutnya berantakan, pipinya merona karena cuaca dingin.

"Hoaaammm…"

Dia menguap lebar, tubuh mungilnya meringkuk lebih dalam ke dalam selimut, enggan berpisah dari kehangatan tempat tidurnya.

Saat itu, suara langkah kaki mendekat.

"Klek."

Pintu kamar terbuka, lalu seorang wanita dengan rambut panjang berwarna keemasan masuk. Wajahnya lembut, penuh kasih sayang. Dia tersenyum melihat putri kecilnya yang masih enggan bangun.

"Putriku, apa kau belum bangun?" tanyanya dengan suara hangat.

Dia mendekat, duduk di tepi tempat tidur, lalu menunduk dan mencium lembut dahi putrinya. Aroma manis khas ibunya membuat Selene mengeliat kecil.

"Ibu..." suara manisnya masih mengandung rasa kantuk.

"Ayo bangun, ibu membuat sup jamur kesukaanmu."

Mata Selene yang tadinya masih mengantuk langsung terbuka sedikit. Sup jamur? Itu makanan favoritnya!

"Juga Pie Strawberry." lanjut Isolde.

"Aku suka Pie Strawberryyy..."

Isolde tersenyum melihat reaksi putrinya. Dengan lembut, dia menggendong Selene dari tempat tidur, membawanya ke wastafel untuk membasuh muka. Setelah itu, dia mulai merapikan rambut putrinya dengan cekatan.

Setelah selesai, mereka turun ke lantai bawah untuk sarapan.

***

Di meja makan, Gideon sudah duduk rapi, mengenakan pakaian yang lebih formal dari biasanya.

Selene, yang baru duduk di kursinya, memiringkan kepalanya bingung. Ayahnya, biasanya tidak berpakaian serapi ini saat sarapan.

"Ayah, mau ke mana?" tanyanya penasaran.

Gideon mengangkat cangkir tehnya, lalu menatap putrinya dengan senyum tipis. "Ayah akan pergi ke rumah Paman Edward."

Mendengar itu, kotak obrolan kecil Selene langsung terbuka.

"Siapa itu Paman Edward?"

"Apa yang dia lakukan?"

"Kenapa ayah pergi ke sana?"

"Bolehkah aku ikut?"

Gideon sempat ingin menolak. Udara di luar masih dingin, dia tak ingin putrinya jatuh sakit. Tapi… begitu melihat tatapan penuh harap Selene, dia menyerah.

Sungguh, Putrinya sangat manis, membuatnya tak bisa berkata tidak?

Gideon akhirnya menghela napas dan berkata, "Baiklah, tapi kau harus mengenakan pakaian hangat."

Isolde, yang sudah tahu bagaimana keras kepala putrinya, langsung menyiapkan pakaian tebal untuk Selene.

Begitu Selene selesai memakai mantel berbulu, topi rajut berbentuk beruang, sarung tangan tebal, dan sepatu bot dengan sol kuat, dia terlihat seperti boneka kecil yang sangat menggemaskan.

Pipinya yang merah karena cuaca dingin membuatnya semakin imut.

Setelah semuanya siap, mereka berangkat.

***

Perjalanan ke Rumah Edward

Awalnya, Gideon ingin menggunakan kereta kuda karena takut Selene kecil kedinginan. Namun, karena salju masih begitu lebat, menggunakan kereta hanya akan merepotkan. Jadi, dia memilih menunggang kuda langsung, dengan Selene duduk di depannya. Dia menggunakan jubah nya untuk menutupi tubuh putri kecilnya dari deru angin musim dingin.

"Hiya… hiya!"

Sepanjang perjalanan, Selene kecil terus bersemangat. Dia bertindak seolah-olah dia yang mengendalikan kuda, meskipun sebenarnya Gideon yang mengontrol semuanya.

Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya mereka tiba di sebuah pondok kayu lusuh.

Selene menatap pondok itu dengan sedikit ragu. Tempat ini terlihat tua dan hampir tidak layak ditinggali. Tapi begitu pintu terbuka…

Matanya langsung berbinar.

Di dalam, terdapat jejeran senjata. Pedang berbagai ukuran, tombak, kapak, bahkan baju besi yang dipajang di rak-rak kayu.

"Wow…!"

Gideon hanya tersenyum kecil melihat reaksi putrinya.

Saat itu, suara berat seorang pria terdengar dari dalam.

"Ohh, Gideon! Sudah lama kau tidak kemari!"

Seorang pria berbadan besar dan berjanggut tebal keluar dari dalam. Edward, sahabat lama Gideon, mantan prajurit yang kini menjadi pandai besi.

Mereka berdua berjabat tangan erat, lalu mulai mengobrol.

Selene, yang mulai bosan, perlahan menyelinap keluar.

Gideon melihatnya sekilas, tapi dia membiarkan putrinya berkeliling. Salju di daerah ini tidak terlalu tebal, jadi dia yakin Selene akan aman.

Saat berjalan-jalan, Selene mendengar suara benturan kayu dari kejauhan.

"Duk! Duk! Duk!"

Dia penasaran dan segera berlari mengikuti suara itu.

Begitu dia sampai di sumber suara, dia menemukan dua anak laki-laki kecil sedang bertarung dengan pedang kayu.

Selene menonton pertarungan dua bocah laki-laki itu dengan mata berbinar. Mereka saling menyerang dan menangkis dengan pedang kayu, masing-masing berusaha menang.

Tanpa sadar, Selene semakin mendekat. Dia ingin mencoba!

"Bolehkah aku ikut?" tanyanya dengan penuh semangat.

Episodes
1 #1 - Malam Kematian Sang Legenda
2 #2 - Bayangan dari Masa Lalu
3 #3 - Ikut Ayah
4 #4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5 #5 - Serangan di Tengah Malam
6 #6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7 #7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8 #8 - Bahaya Yang Mengintai
9 #9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10 #10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11 #11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12 #12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13 #13 - Kekacauan di Taman Istana
14 #14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15 #15 - DARAH DI KORIDOR
16 #16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17 #17 - Persidangan Sang Pemberontak
18 #18 - Sidang Dewan Akademi
19 #19 - Putusan dan Peringatan
20 #20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21 #21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22 #22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23 #23 - Tantangan ???
24 #24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25 #25 - Duel di Arena Gladiator
26 #26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27 #27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28 #28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29 #29 : Topeng Yang Retak
30 #30 : Pecahnya Ilusi
31 #31 : Kebangkitan Ravenhollow
32 #32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33 #33 : Konfrontasi???
34 #34 : Darah dan Nama
35 #35 : Perang Kata - Kata
36 #36 : Kau Kembali...
37 #37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38 #38 : Rahasia Yang Terpendam
39 #39 : Reuni Keluarga
40 #40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41 #41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42 #42 : Sarang Menuju Bahaya
43 #43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44 #44 : Bukan Putri Mereka
45 #45 : Warisan Darah dan Hukum
46 #46 : Wasiat dan Warisan
47 #47 : Ulang Tahun
48 #48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49 #49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50 #50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51 #51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52 #52 : Meninggalkan Valtoria
53 #53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54 #54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55 #55 : Wajah Tersembunyi
56 #56 : Jaring yang Tak Terlihat
57 #57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58 #58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59 #59 : Acara Jamuan Dimulai
60 #60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61 #61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62 #62 : Harmoni Keluarga
63 #63 : Pagi Yang Menggoda
64 #64 : Tangan Yang Mengepal
65 #65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66 #66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67 #67 : Malam Para Penerus
68 #68 : Ketukan di Tengah Malam
69 #69 : Langkah Pertama di Medan Api
70 #70 : Kemenangan Pertama
71 #71 : Kelembutan...
72 #72 : Terlambat Datang
73 #73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74 #74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75 #75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76 #76 : Dan Ketukan Pun Datang
77 #77 : Pertaruhan Tak Terucap
78 #78 : Hutan Veyron
79 #79 : Sinyal Darurat Selene
80 #80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81 #81 : Api di Tengah Badai
82 #82 : Satu Langkah Lagi
83 #83 : Awal Mula Segalanya...
84 #84 : Pertempuran Aula Istana
85 #85 : Pengakuan Busuk
86 #86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87 #87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88 #88 : Darah dan Aib
89 #89 : Ketenangan Setelah Badai
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1 - Malam Kematian Sang Legenda
2
#2 - Bayangan dari Masa Lalu
3
#3 - Ikut Ayah
4
#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5
#5 - Serangan di Tengah Malam
6
#6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7
#7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8
#8 - Bahaya Yang Mengintai
9
#9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10
#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11
#11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12
#12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13
#13 - Kekacauan di Taman Istana
14
#14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15
#15 - DARAH DI KORIDOR
16
#16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17
#17 - Persidangan Sang Pemberontak
18
#18 - Sidang Dewan Akademi
19
#19 - Putusan dan Peringatan
20
#20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21
#21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22
#22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23
#23 - Tantangan ???
24
#24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25
#25 - Duel di Arena Gladiator
26
#26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27
#27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28
#28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29
#29 : Topeng Yang Retak
30
#30 : Pecahnya Ilusi
31
#31 : Kebangkitan Ravenhollow
32
#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33
#33 : Konfrontasi???
34
#34 : Darah dan Nama
35
#35 : Perang Kata - Kata
36
#36 : Kau Kembali...
37
#37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38
#38 : Rahasia Yang Terpendam
39
#39 : Reuni Keluarga
40
#40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41
#41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42
#42 : Sarang Menuju Bahaya
43
#43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44
#44 : Bukan Putri Mereka
45
#45 : Warisan Darah dan Hukum
46
#46 : Wasiat dan Warisan
47
#47 : Ulang Tahun
48
#48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49
#49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50
#50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51
#51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52
#52 : Meninggalkan Valtoria
53
#53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54
#54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55
#55 : Wajah Tersembunyi
56
#56 : Jaring yang Tak Terlihat
57
#57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58
#58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59
#59 : Acara Jamuan Dimulai
60
#60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61
#61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62
#62 : Harmoni Keluarga
63
#63 : Pagi Yang Menggoda
64
#64 : Tangan Yang Mengepal
65
#65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66
#66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67
#67 : Malam Para Penerus
68
#68 : Ketukan di Tengah Malam
69
#69 : Langkah Pertama di Medan Api
70
#70 : Kemenangan Pertama
71
#71 : Kelembutan...
72
#72 : Terlambat Datang
73
#73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74
#74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75
#75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76
#76 : Dan Ketukan Pun Datang
77
#77 : Pertaruhan Tak Terucap
78
#78 : Hutan Veyron
79
#79 : Sinyal Darurat Selene
80
#80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81
#81 : Api di Tengah Badai
82
#82 : Satu Langkah Lagi
83
#83 : Awal Mula Segalanya...
84
#84 : Pertempuran Aula Istana
85
#85 : Pengakuan Busuk
86
#86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87
#87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88
#88 : Darah dan Aib
89
#89 : Ketenangan Setelah Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!