#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka

"Bolehkah aku ikut?"

Dua bocah itu menghentikan duel mereka dan menoleh ke arah suara. Mata mereka meneliti Selene dari atas ke bawah.

Gadis kecil ini mungil, mengenakan mantel berbulu tebal dengan topi rajut beruang yang hampir menutupi wajahnya. Tangannya masih terbungkus sarung tangan tebal.

Salah satu dari mereka, bocah yang lebih tinggi, mengangkat alis dengan santai. Sementara yang lain, bocah dengan ekspresi sombong, malah mendengus.

"Kau hanya gadis kecil. Pergi dan main boneka saja sana," katanya dengan nada mengejek.

Selene langsung mengerutkan kening.

"Tapi aku ingin pakai pedang!" protesnya.

Bocah itu tertawa. "Heh, jangan bercanda. Pedang itu bukan untuk anak perempuan."

Selene semakin kesal. Dia ingin membuktikan bahwa dia bisa bertarung!

Saat kedua bocah itu kembali bertarung, Selene menggerutu dan mulai mencari sesuatu di sekitar. Dia akhirnya menemukan ranting kayu yang cukup kokoh.

Dengan penuh percaya diri, dia kembali dan mengangkat ranting itu seperti pedang.

"Ayo bertanding!" tantangnya.

Namun, kedua bocah itu tidak menggubrisnya.

Kesal karena diabaikan, Selene langsung melangkah maju dan menyerang duluan!

"Hyaaah!"

Bocah yang lebih tinggi refleks menangkis serangannya dengan pedang kayu, mata mereka membelalak kaget.

"Hah?!"

Mereka mengira Selene hanya asal bicara. Tapi ternyata, dia bisa menangkis serangan mereka dengan ranting pohon!

Pertarungan Dimulai!

Dua bocah itu mulai menganggapnya serius. Mereka bertukar pandang sejenak, lalu menyerang Selene dari dua sisi.

Selene menghindar dengan lincah, mengayunkan ranting kayunya dengan gaya yang tidak terlihat seperti asal-asalan.

Kuda-kuda kakinya seperti seorang petarung sungguhan. Meski sesekali goyah karena kakinya masih kecil, dia tetap bisa bertahan.

Duk! Duk! Duk!

Bunyi benturan ranting dan pedang kayu terdengar di udara. Selene melawan dua lawannya dengan semangat tinggi.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa tubuhnya masih kecil. Serangan mereka semakin cepat, dan pada satu momen—

"Akh!"

Selene kehilangan keseimbangan!

Kakinya tergelincir di atas salju tipis, dan dia jatuh terduduk di tanah. Ranting kayunya patah.

Hening.

Lalu…

"Huaaaaaa!!!"

Tangisannya langsung pecah.

Tapi bukan karena sakit.

Selene menangis karena harga dirinya terluka. Kenapa kakinya tidak bisa menopang tubuhnya dengan benar?!

Dua bocah itu saling pandang, lalu menggaruk kepala mereka dengan canggung.

***

Mendengar tangisan Selene, Gideon dan Edward langsung berlari keluar.

Begitu sampai di halaman belakang, Gideon melihat putrinya duduk di tanah, menangis dengan ekspresi kesal.

Edward langsung memarahi kedua putranya. "Apa yang kalian lakukan pada gadis kecil itu?!"

Bocah-bocah itu buru-buru menjelaskan. "Kami tidak melakukan apa-apa, Ayah! Dia sendiri yang menantang kami! Dan dia hebat!"

Gideon mendengarkan cerita mereka, lalu menatap Selene.

Harusnya dia merasa kasihan. Tapi melihat wajah putrinya yang kesal karena kalah, dia malah ingin tertawa.

Rasa bangga, lucu, dan kasihan bercampur jadi satu.

Tapi sebagai ayah, dia tahu harga diri anaknya sedang goyah.

Jadi, dengan ekspresi serius, dia berjongkok dan menepuk kepala putrinya.

"Jika kau ingin belajar pedang, ayah akan mengajarimu. Jangan menangis lagi. Kau masih terlalu kecil sekarang, jadi tubuhmu masih belum seimbang."

Selene mendongak dengan mata berkaca-kaca, tapi perlahan tangisannya mereda.

Dia menggembungkan pipinya, lalu berdiri dengan susah payah.

Setelah menepuk-nepuk salju di mantelnya, dia menatap bocah-bocah itu dengan penuh tekad.

"Lihat saja, aku akan mengalahkan kalian!"

Dua bocah itu melongo, lalu tertawa kecil.

Sejak hari itu, Selene mulai belajar pedang dengan sungguh-sungguh—dan dua bocah itu akan menjadi teman sekaligus rival latihannya.

***

Di Istana Kekaisaran Magnus

Stefan Hansson berdiri dengan ekspresi dramatis, mengangkat tangannya yang diperban ke hadapan Kaisar Magnus.

"Yang Mulia! Aku pergi untuk membujuk Gideon, tapi lihat ini! Aku diserang!"

Magnus menatapnya dingin. "Apa maksudmu?"

"Putri kecil itu! Dia menerkam putraku, lalu menggigit tanganku seperti harimau liar!" Stefan meratap.

Magnus menghela napas panjang. "Jadi kau gagal membujuknya dan malah dipermalukan oleh seorang anak?"

"Aku hampir kehilangan tanganku!" Stefan membesar-besarkan.

Magnus melirik pengawalnya. "Seret dia keluar."

"TUNGGU! AKU PUNYA RENCANA LAIN—" Stefan meronta, tapi pengawal sudah menyeretnya pergi.

Keheningan menyelimuti aula.

Lucian, putra mahkota yang baru ditunjuk, akhirnya bertanya, "Ayah, siapa Gideon?"

Magnus menatap jauh sebelum menjawab lirih, "Si tangan besi yang penuh penyesalan."

Terpopuler

Comments

🐌KANG MAGERAN🐌

🐌KANG MAGERAN🐌

mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊

2025-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 #1 - Malam Kematian Sang Legenda
2 #2 - Bayangan dari Masa Lalu
3 #3 - Ikut Ayah
4 #4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5 #5 - Serangan di Tengah Malam
6 #6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7 #7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8 #8 - Bahaya Yang Mengintai
9 #9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10 #10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11 #11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12 #12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13 #13 - Kekacauan di Taman Istana
14 #14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15 #15 - DARAH DI KORIDOR
16 #16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17 #17 - Persidangan Sang Pemberontak
18 #18 - Sidang Dewan Akademi
19 #19 - Putusan dan Peringatan
20 #20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21 #21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22 #22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23 #23 - Tantangan ???
24 #24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25 #25 - Duel di Arena Gladiator
26 #26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27 #27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28 #28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29 #29 : Topeng Yang Retak
30 #30 : Pecahnya Ilusi
31 #31 : Kebangkitan Ravenhollow
32 #32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33 #33 : Konfrontasi???
34 #34 : Darah dan Nama
35 #35 : Perang Kata - Kata
36 #36 : Kau Kembali...
37 #37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38 #38 : Rahasia Yang Terpendam
39 #39 : Reuni Keluarga
40 #40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41 #41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42 #42 : Sarang Menuju Bahaya
43 #43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44 #44 : Bukan Putri Mereka
45 #45 : Warisan Darah dan Hukum
46 #46 : Wasiat dan Warisan
47 #47 : Ulang Tahun
48 #48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49 #49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50 #50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51 #51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52 #52 : Meninggalkan Valtoria
53 #53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54 #54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55 #55 : Wajah Tersembunyi
56 #56 : Jaring yang Tak Terlihat
57 #57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58 #58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59 #59 : Acara Jamuan Dimulai
60 #60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61 #61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62 #62 : Harmoni Keluarga
63 #63 : Pagi Yang Menggoda
64 #64 : Tangan Yang Mengepal
65 #65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66 #66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67 #67 : Malam Para Penerus
68 #68 : Ketukan di Tengah Malam
69 #69 : Langkah Pertama di Medan Api
70 #70 : Kemenangan Pertama
71 #71 : Kelembutan...
72 #72 : Terlambat Datang
73 #73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74 #74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75 #75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76 #76 : Dan Ketukan Pun Datang
77 #77 : Pertaruhan Tak Terucap
78 #78 : Hutan Veyron
79 #79 : Sinyal Darurat Selene
80 #80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81 #81 : Api di Tengah Badai
82 #82 : Satu Langkah Lagi
83 #83 : Awal Mula Segalanya...
84 #84 : Pertempuran Aula Istana
85 #85 : Pengakuan Busuk
86 #86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87 #87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88 #88 : Darah dan Aib
89 #89 : Ketenangan Setelah Badai
Episodes

Updated 89 Episodes

1
#1 - Malam Kematian Sang Legenda
2
#2 - Bayangan dari Masa Lalu
3
#3 - Ikut Ayah
4
#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5
#5 - Serangan di Tengah Malam
6
#6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7
#7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8
#8 - Bahaya Yang Mengintai
9
#9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10
#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11
#11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12
#12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13
#13 - Kekacauan di Taman Istana
14
#14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15
#15 - DARAH DI KORIDOR
16
#16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17
#17 - Persidangan Sang Pemberontak
18
#18 - Sidang Dewan Akademi
19
#19 - Putusan dan Peringatan
20
#20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21
#21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22
#22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23
#23 - Tantangan ???
24
#24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25
#25 - Duel di Arena Gladiator
26
#26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27
#27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28
#28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29
#29 : Topeng Yang Retak
30
#30 : Pecahnya Ilusi
31
#31 : Kebangkitan Ravenhollow
32
#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33
#33 : Konfrontasi???
34
#34 : Darah dan Nama
35
#35 : Perang Kata - Kata
36
#36 : Kau Kembali...
37
#37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38
#38 : Rahasia Yang Terpendam
39
#39 : Reuni Keluarga
40
#40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41
#41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42
#42 : Sarang Menuju Bahaya
43
#43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44
#44 : Bukan Putri Mereka
45
#45 : Warisan Darah dan Hukum
46
#46 : Wasiat dan Warisan
47
#47 : Ulang Tahun
48
#48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49
#49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50
#50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51
#51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52
#52 : Meninggalkan Valtoria
53
#53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54
#54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55
#55 : Wajah Tersembunyi
56
#56 : Jaring yang Tak Terlihat
57
#57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58
#58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59
#59 : Acara Jamuan Dimulai
60
#60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61
#61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62
#62 : Harmoni Keluarga
63
#63 : Pagi Yang Menggoda
64
#64 : Tangan Yang Mengepal
65
#65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66
#66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67
#67 : Malam Para Penerus
68
#68 : Ketukan di Tengah Malam
69
#69 : Langkah Pertama di Medan Api
70
#70 : Kemenangan Pertama
71
#71 : Kelembutan...
72
#72 : Terlambat Datang
73
#73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74
#74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75
#75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76
#76 : Dan Ketukan Pun Datang
77
#77 : Pertaruhan Tak Terucap
78
#78 : Hutan Veyron
79
#79 : Sinyal Darurat Selene
80
#80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
81
#81 : Api di Tengah Badai
82
#82 : Satu Langkah Lagi
83
#83 : Awal Mula Segalanya...
84
#84 : Pertempuran Aula Istana
85
#85 : Pengakuan Busuk
86
#86 : Permintaan Maaf atau Alasan
87
#87 : Matahari di Atas Reruntuhan
88
#88 : Darah dan Aib
89
#89 : Ketenangan Setelah Badai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!