Chapter 8

Felix
Felix
Aku baik-baik saja.
Bangchan
Bangchan
Benarkah?
Felix
Felix
😐
Bangchan
Bangchan
Kalau kau sedang mencari ketenangan, tempat ini bukan pilihan yang bagus.
Felix
Felix
Aku tidak butuh nasihat darimu. ❄
Bangchan
Bangchan
😮‍💨
Bangchan
Bangchan
Baiklah.
Bangchan
Bangchan
Tapi aku tahu tempat yang lebih tenang daripada gang sepi ini. Ayo, ikut aku.
Felix
Felix
🙄
Felix
Felix
😮‍💨
Felix
Felix
*mengikuti Bangchan.
Bangchan membimbing Felix masuk ke dalam kafe kecil di sudut jalan. Suasana di dalamnya tenang, hanya ada beberapa pelanggan yang tenggelam dalam dunia mereka sendiri. Cahaya lampu redup menciptakan atmosfer yang intim, memberi kesan nyaman namun sedikit melankolis.
Bangchan memilih tempat duduk di sudut ruangan yang agak tersembunyi. Ia memberi isyarat agar Felix duduk, lalu memesan kopi untuk dirinya sendiri. Felix hanya diam, menatap kosong ke meja di depannya.
Bangchan
Bangchan
Jadi...
Bangchan
Bangchan
Kau sering merasa… terjebak?
Felix
Felix
Apa maksudmu? ❄
Bangchan
Bangchan
Kau terlihat seperti seseorang yang membawa beban berat di pundakmu.
Bangchan
Bangchan
Seperti ada sesuatu yang kau tahan terlalu lama.
Felix
Felix
Kau tidak tahu apa-apa tentangku. ❄
Bangchan
Bangchan
Mungkin tidak.
Bangchan
Bangchan
Tapi aku bisa merasakannya.
Bangchan
Bangchan
Kita semua punya beban masing-masing, kan?
Bangchan
Bangchan
Aku tidak tahu apa yang kau tahan, tapi aku tahu rasanya. 😊
Felix mengerutkan kening. Ia tidak suka bagaimana Bangchan berbicara seakan-akan mengerti dirinya. Namun, di saat yang sama, ada sesuatu dalam kata-kata pria itu yang membuatnya tidak bisa mengabaikan.
Felix
Felix
Kenapa kau peduli? ❄
Bangchan
Bangchan
Entahlah.
Bangchan
Bangchan
Aku hanya merasa ada sesuatu tentangmu yang menarik.
Bangchan
Bangchan
Sesuatu yang… berbeda.
Felix merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Rasa hausnya semakin tak tertahankan, namun bersamaan dengan itu, ada sesuatu yang lebih dalam—lebih mengganggu dan menakutkan. Sebuah ketertarikan yang tidak ia pahami.
Tiba-tiba, ia berdiri dengan cepat, kursinya terdorong ke belakang dan hampir jatuh. Matanya bersinar merah, tanda bahwa ia berada di ambang kehilangan kendali.
Bangchan
Bangchan
Felix? 😳
Felix
Felix
Aku harus pergi. ❄
Bangchan
Bangchan
Kenapa buru-buru pergi?
Felix
Felix
Ini... tidak aman. ❄
Bangchan
Bangchan
Apa yang tidak aman?
Felix mengepalkan tangannya, kuku tajamnya hampir menembus telapak tangannya sendiri. Ia bisa mendengar detak jantung Bangchan—ritme yang teratur, aliran darahnya yang mengalir di bawah kulit. Suara itu seperti simfoni yang memabukkan, menggoda, dan mengancam untuk menghancurkan kesadarannya.
Felix
Felix
Aku… haus.
Bangchan
Bangchan
*bangkit perlahan dari kursinya *mendekat tanpa ragu
Bangchan
Bangchan
Apa yang kau butuhkan, Felix?
Felix mundur, punggungnya menabrak dinding kafe. Matanya yang merah bersinar di bawah cahaya lampu, memperlihatkan sisi yang berbahaya.
Felix
Felix
Jangan mendekat.
Bangchan melangkah lebih dekat, kini hanya beberapa inci dari Felix. Pria itu bisa merasakan hawa dingin dari tubuh vampir di depannya. Ada sesuatu yang salah, namun di saat yang sama, ada sesuatu yang menarik.
Bangchan
Bangchan
Felix, jika kau haus... *menatap mata merah itu tanpa gentar
Bangchan
Bangchan
Kau bisa minum dari aku.
Felix merasakan dunianya berputar. Tawaran itu seperti mimpi buruk dan mimpi yang paling indah dalam satu waktu. Tidak pernah, selama ratusan tahun hidupnya, ada manusia yang menawarkan dirinya dengan begitu tulus.
Felix
Felix
Kau tidak mengerti... Aku bisa membunuhmu.
Bangchan
Bangchan
Aku tahu risikonya. 😊
Tatapan Felix terpaku pada leher Bangchan, melihat bagaimana pembuluh dar'ah berdenyut di bawah kulitnya. Pemandangan itu menggodanya, mengundangnya dalam cara yang begitu mengerikan.
Akhirnya, Felix mendekatkan wajahnya, nyaris menyentuh kulit Bangchan. Suhu dingin dari tubuhnya bertemu dengan kehangatan Bangchan, sebuah kontras yang begitu mencolok.
Bangchan
Bangchan
Felix... Lakukan.
Tanpa berpikir lebih jauh, Felix menancapkan taringnya ke leher Bangchan. Dar'ah Bangchan yang hangat langsung memenuhi mulutnya, membanjiri indranya dengan sensasi yang hampir membuatnya gila.
Keterkejutan, ketakutan, dan ekstasi menyerbu pikirannya sekaligus. Namun yang lebih mengejutkan, Bangchan tidak menjerit atau berontak. Ia hanya berdiri di sana, memejamkan mata seolah menerima takdirnya.
Felix merasa dar'ah itu menyembuhkan rasa hausnya, namun di saat yang sama, itu juga menghubungkannya dengan Bangchan dalam cara yang tidak pernah ia duga. Setiap tetes yang ia ambil memperkuat ikatan tak terlihat di antara mereka—sesuatu yang lebih dari sekadar fisik.
.
-𝐓𝐁𝐂-
Terpopuler

Comments

Fresty Junita

Fresty Junita

lanjut

2025-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!