Under The Same Moon [Felix+Hyunjin+Bangchan] [Hyunlix/Chanlix]
Chapter 3
Beomgyu
Orang biasa, ya? Aku ragu. Ada sesuatu yang berbeda di antara kalian tadi. Dia memperhatikanmu seolah-olah dia sudah lama mengenalmu.
Felix
*Berhenti berjalan, menatap Beomgyu
Apa maksudmu? 🤨
Beomgyu
*Mengangkat bahu
Aku hanya berkata bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih dari pertemuan itu.
Beomgyu
Kadang, manusia memiliki perasaan yang bahkan mereka sendiri tidak mengerti.
Felix
*Menghela napas, kembali berjalan
Aku tidak tertarik.
Felix
Manusia hanya urusan bisnis atau kebutuhan sesaat, tidak lebih.
Beomgyu
Tentu, kalau itu yang ingin kau percaya.
Mereka tiba di studio kecil mereka, sebuah ruangan sederhana yang dipenuhi foto-foto hitam putih—pemandangan kota, ekspresi manusia, dan detail kecil yang hanya bisa ditangkap oleh mata terlatih.
Felix duduk di depan komputer, mulai mengedit hasil jepretan dari malam gala, sementara Beomgyu bersandar di kursi di seberangnya, menatap layar dengan puas.
Beomgyu
Aku rasa ini sudah cukup bagus untuk malam ini. Kau tidak perlu repot-repot terlalu lama.
Felix
*tetap fokus
Kau tahu aku suka hasil yang sempurna.
Beomgyu
Kau sudah lama hidup dengan rutinitas ini. Tidak bosan?
Beomgyu
Mungkin sudah saatnya mencoba sesuatu yang baru.
Beomgyu
Siapa tahu, orang seperti Bangchan bisa membawa warna baru dalam hidupmu yang abadi ini.
Felix
*Berhenti mengetik, menatap Beomgyu dengan tajam
Felix
Aku tidak butuh manusia untuk mengisi hidupku.
Beomgyu
*Tertawa kecil, bangkit dari kursinya
Tentu saja tidak.
Beomgyu
Tapi jangan terlalu cepat menutup pintu untuk hal yang tak terduga.
Beomgyu
Hidup abadi kadang-kadang membutuhkan kejutan untuk membuatnya tetap menarik.
Bangchan
*duduk termenung di balkon, menatap bintang-bintang.
Minho
*Muncul di pintu balkon
Masih memikirkan fotografer itu?
Bangchan
*Tidak langsung menjawab, masih menatap langit
Bangchan
Aku tidak tahu. Ada sesuatu tentang dia… sesuatu yang berbeda.
Minho
Mungkin ini awal dari sesuatu yang menarik, hyung. Kau hanya perlu membiarkan waktu yang berbicara.
Felix duduk di depan layar komputer, matanya menatap tajam pada hasil foto yang baru saja diambil dari malam gala. Wajahnya tetap datar, nyaris tanpa ekspresi, tetapi Beomgyu yang duduk di seberang meja dapat merasakan sesuatu yang berbeda.
Beomgyu
Felix, kau tahu...
Beomgyu
Kau terlihat seperti seseorang yang membawa beban dunia di bahunya.
Felix
*melirik sekilas sebelum kembali fokus pada layarnya.
Felix
Kita semua membawa beban masing-masing.
Felix
Bedanya, aku sudah terbiasa.
Beomgyu
Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda, bukan?
Felix tetap diam. Jemarinya mengetuk ringan meja, tanda pikirannya tidak sepenuhnya ada di tempat itu.
Beomgyu
Jangan bilang kau sedang memikirkan seseorang. 😏
Felix
*menoleh, menatap Beomgyu dengan ekspresi datar.
Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.
Beomgyu
Oh, ayolah. Kau terus-terusan melirik satu orang selama gala tadi. Aku bahkan bisa merasakannya dari kejauhan.
Felix
*menghela napas, lalu bersandar ke kursinya.
Bangchan, ya?
Beomgyu
Dia bukan hanya sekadar orang biasa, kan? Kau juga merasakannya, kan?
Felix
*mengusap pelipisnya
Aku tidak tahu. Dia... berbeda. Tapi aku tidak yakin apakah itu berarti sesuatu.
Beomgyu
Jadi, seorang Felix akhirnya terganggu oleh seseorang? 😏
Felix
*mendengus.
Jangan berlebihan.
Beomgyu
Kita lihat saja nanti. 😏
Beomgyu
Aku penasaran... apakah seorang pengusaha seperti Bangchan bisa mengguncang dinding yang sudah kau bangun begitu tinggi? 😉
Comments