Apa Mungkin Hamil

Sejak hari itu, Yulita merasakan ada yang aneh dengan sikap Chris. Dia yang tidak lagi berkata kasar atau membuat Yulita terluka. Lebih banyak memberikan perhatian padanya. Dan menurut Yulita ini adalah hal aneh.

Sejak pagi, Yulita tidak merasa nyaman dengan perutnya. Seolah ada yang mengaduk-ngaduk bagian perutnya, ini seperti dia ingin muntah tapi dia tahan.

Ketika bekerja pun, dia tidak bisa konsentrasi. Kepalanya yang terasa mulai pening dan tidak nyaman.

"Yul, kamu baik-baik saja? Pucat banget" ucap Ririn.

Yulita menggeleng pelan, dia berdiri dari kursinya dan ingin memberikan berkas pada atasannya. Tapi penglihatannya yang kabur, membuat dia kehilangan keseimbangan. Berpegangan pada meja kerja agar dia tidak limbung.

"Yul" teriak Ririn yang terkejut, dia langsung memapah Yulita. "Kamu sebaiknya pulang. Lanjut kerja juga tidak akan baik"

Yulita memijat pelipisnya yang pening, dia mengangguk pelan. "Rin, bisa antarkan aku pulang? Aku tidak bawa mobil"

"Iya, lagian kau pergi bawa mobil juga tidak mungkin mengemudi dalam keadaan seperti ini"

Hari ini Yulita kembali pergi bekerja bersama dengan suaminya. Sudah hampir 3 bulan usia pernikahan mereka, dan sikap Chris berubah sejak beberapa minggu terakhir. Meski terasa aneh, tapi Yulita mulai terbiasa dengan sikap lembut dan perhatiannya. Meski Chris belum menunjukan dengan begitu intens.

Akhirnya Yulita diantar pulang oleh Ririn. Saat sampai di rumah, bertepatan dengan Corline yang baru juga sampai sejak pergi tadi pagi untuk menjalani pemotretan.

"Loh, kenapa Yulita?"

Ririn mengangguk sopan pada Corline yang dia ketahui sebagai istri Chris. "Sakit Nona, saya sudah ajak ke rumah sakit, tapi dia tidak mau"

"Yaudah bawa masuk saja"

Ririn memapah Yulita masuk ke dalam rumah, dan Corline mengantar dirinya ke kamar Yulita. "Langsung dibawa ke kamar saja"

Setelah Yulita berada di dalam kamar, Ririn membantunya mengganti baju dan tidur dengan nyaman. "Istirahatlah, kamu pasti kecapean ini"

"Rin, makasih ya"

"Iya tenang saja. Aku kembali ke Kantor dulu ya. Kamu cepat sehat"

"Iya Rin"

Setelah membenarkan posisi selimut Yulita, Ririn langsung keluar dari kamar itu. Melewati ruang tengah dan melihat Corline disana. Awalnya dia hanya akan mengangguk sebentar dan langsung pergi. Tapi Corline menghentikannya.

"Duduklah sebentar, ada yang ingin aku bicarakan"

Meski sedikit bingung, tapi akhirnya Ririn duduk juga. Dia menunggu Corline akan membuka pembicaraan ini, yang entah tentang apa, Ririn juga tidak tahu.

"Kamu temannya Yulita?"

"Iya Nona"

"Apa dia menceritakan tentang pernikahannya dengan suamiku?"

Ririn hanya mengangguk saja, dia tidak merasa harus menjelaskan semuanya, karena Corline juga terlihat tidak ingin penjelasan saat ini.

"Dia menceritakan pada siapa saja tentang pernikahan ini?"

"Hanya saya saja, karena saya sahabatnya sejak dulu. Nona tidak perlu takut, Yuli adalah orang yang menepati janji, dia tidak akan merebut Tuan Chris dari anda. Saya menjamin itu"

Ririn bisa mengerti apa yang ada dalam pikiran Corline, seolah ada kecemasan dalam dirinya. Dan itu pasti tentang Yulita dan suaminya.

"Yulita hanya gadis mandiri yang tidak punya rumah untuk kembali, Nona. Orang tuanya berpisah sejak dia kecil, dan dia terpaksa ikut Ayahnya yang kasar dan bahkan tidak peduli padanya. Dan sampai sekarang, Ibunya juga tidak tahu dimana. Tidak pernah ada kabarnya lagi tentang dia. Jadi, saya mohon jangan mempersulit hidup Yuli lagi, dia sudah kesulitan selama ini. Saya yakin, setelah perjanjian itu selesai, maka dia akan menepati janjinya"

Setelah berbicara seperti itu, Ririn langsung pergi. Corline pun hanya diam mendengar ucapan Ririn barusan. Lalu, dia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

"Ada yang harus kamu cari tahu"

*

Chris kembali ke rumah, dia tidak tahu Yulita pulang lebih dulu karena sakit. Jika saja dia tidak sengaja bertemu dengan Ririn di Kantor dan dia mengatakan apa yang terjadi pada Yulita.

"Chris, kamu sudah pulang ternyata" ucap Corline yang menuruni anak tangga.

"Iya, dimana Yuli?"

Corline terdiam dengan kedua tangan yang mengepal erat di sisi tubuhnya. Chris pulang kerja dan langsung menanyakan keberadaan Yulita, padahal ada dia disini sekarang.

"Di kamarnya"

Dan Chris benar-benar tidak mengatakan apapun lagi, dia langsung berlalu menuju kamar Yulita. Ketika masuk, dia tidak melihat adanya Yulita di atas tempat tidur. Sampai dia mendengar suara orang muntah di kamar mandi. Chris segera berlari kesana.

Yulita yang sedang muntah di depan wastafel. Chris cukup panik, dia memijat tengkuk leher Yulita yang terus muntah itu.

"Kau harus diperiksa oleh Dokter"

Yulita mencuci wajahnya setelah dirasa mualnya sedikit berkurang. Menoleh pada Chris, lalu menggeleng pelan. "Masuk angin saja sepertinya. Sudah minum obat pasti sembuh kok"

Yulita berjalan melewati Chris untuk kembali ke kamar, dan suaminya dengan segera membantu memapahnya. Yulita hanya diam saja, perhatian yang Chris berikan seperti ini, maka semakin menggoyahkan hatinya.

"Kau yakin? Keadaanmu sampai seperti ini?"

Yulita sudah berbaring di tempat tidur, menatap Chris dengan mata sayunya. "Yakin, aku baik-baik saja. Sekarang aku ingin istirahat saja, bisakah tinggalkan aku sebentar?"

Chris menghela nafas pelan, dia mengelus kepala Yulita sebelum akhirnya dia meninggalkan kamar ini. Yulita hanya menatap pintu kamar yang sudah tertutup kembali. Dia menghembuskan nafas panjang sambil menatap langit-langit kamar.

"Ya Tuhan, aku sudah terlambat datang bulan selama 10 hari. Apa mungkin..."

Yang mengganggu pikiran Yulita sejak tadi adalah hal ini, apalagi tubuhnya yang terasa lebih lemah. Mual dan muntah pagi hari dan sekarang, adalah hal yang membuat Yulita semakin berpikir jika dia telah ... hamil.

"Sebaiknya nanti aku cek saja, jangan dulu memberitahu orang lain. Aku harus tahu dulu bagaimana keadaanku sekarang"

Ini hanya baru tentang perkiraan dia, dan entah kenapa hatinya mulai berat. Padahal dia belum tentu hamil sekarang, semuanya hanya perkiraan saja. Tapi, Yulita seolah sudah tidak rela untuk memberikan bayinya pada pasangan suami istri itu. Rasanya terlalu menyakitkan jika dia harus melahirkan, dan meninggalkan anaknya dengan Chris dan Corline. Meski Chris adalah Ayah bayinya, tapi tetap hati Yulita sudah sakit lebih dulu untuk membayangkan hari itu terjadi.

Dan Yulita mengeluarkan sebuah alat dari dalam tas yang disimpan Ririn di atas nakas. Karena sejak dua hari lalu dia sudah merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, dan seolah ada yang aneh dengan tubuhnya ini. Maka, dia memutuskan untuk membeli alat ini, karena dia sudah berpikir jika mungkin saja, kali ini dia hamil.

"Baiklah, daripada terus menduga-duga, aku harus cek besok pagi"

Entah apa yang akan dia lakukan jika memang benar dia sudah hamil sekarang. Yulita juga masih bingung memikirkan tentang kehidupannya setelah ini. Apa akan tetap sama, atau mungkin sangat berbeda.

Bersambung

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

kamu hrs cepet pergi dr rumah itu yul,bawa bayimu..!! andai kamu ninggalin bayimu,apa kau tega apalagi entar diasuh sama ibu tiri spek lampir..no..no..kamu hrs memilih bayimu,kabur yul kabur...!!

2025-03-05

0

Rani R.i

Rani R.i

akhhh bnr yul jgn beri tahu mereka,,,mending diam aja dan pergi jgn sampai corline dan Criss tahu kepergian mu,,atau minta tolong sama mama mertua mu saja atau Ririn

2025-03-05

0

Rani R.i

Rani R.i

pergi yg jauh bawa anak mu,,,sampai Criss melepaskan corline

2025-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Jadi Wanita Kedua
2 Tinggal Satu Rumah
3 Tidak Akan Jatuh Cinta
4 Dia Hanya Wanita Kedua
5 Dinikahi Hanya Untuk Mendapatkan Anak
6 Jangan Berharap Lebih!
7 Tidak Akan Cemburu!
8 Menemani Tidur?
9 Kedatangan Mama
10 Jangan Berkhianat Dan Berbohong
11 Luka Yang Tak Terlihat
12 Lepaskan Gaun Itu!
13 Hanya Barang Miliknya
14 Tidak Tahu Mana Yang Tulus
15 Peduli Atau Rasa Bersalah?
16 Tidak Mungkin Jatuh Cinta
17 Masuk Dalam Penjaranya!
18 Ingin Berhenti Melukai
19 Apa Mungkin Hamil
20 Hamil?
21 Mencintai Keduanya
22 Pertengkaran Chris Dan Corline
23 Kembali Ke Apartemen
24 Hal Yang Tak Bisa Diungkapkan
25 Bertahan Atau Pergi?
26 Dilema
27 Sayang
28 Perhatian Hanya Karena Anaknya
29 Membutuhkanmu
30 Bertemu Corline
31 Perasaan Yang Saling Terungkap
32 Semakin Mencintai
33 Kembali Ke Rumah
34 Bertemu Johan
35 Mengaku Cemburu
36 Jalani Sesuai Perjanjian Awal
37 Bertahan Akan Tetap Menyakitkan
38 Pertemuan Dua Saudara
39 Merasa Tersingkirkan
40 Kemarahan Chris
41 Melahirkan Tanpa Suami
42 Hanya Sebuah Nama Yang Diberikan
43 Sudah Tidak Ingin Berharap
44 Baju Untuk Anakku
45 Pertama Kali Memanggil Ibu
46 Siapa Yang Dipanggil Ibu?
47 Sekarang Hidupnya Hanya Rean
48 Gugatan Cerai Saat Koma
49 Bukan Gugatan Cerai Dari Yulita
50 Membuka Hati Lagi, Tidak Menjamin Bahagia
51 Chris Dan Corline Bercerai?
52 Ternyata Adiknya
53 Kenapa Tidak Menemuiku Juga?
54 Takut Kembali Kecewa
55 Aku Bukan Pelakor!
56 Tidak Mau Kembali Lagi
57 Lamaran Tiba-tiba
58 Hati Tak Bisa Membohongi Pemiliknya
59 Jangan Ganggu Yulita Lagi
60 Dia Juga Korban
61 Bisakah Kita Kembali Bersama?
62 Melihat Lagi Wajah Cemburumu
63 Menolak Lamaran
64 Yang Pertama Dan Satu-satunya
65 Persiapan Pernikahan
66 Pernikahan Berbeda Dari Biasanya
67 Malam Pertama Yang Juga Berbeda
68 Selamanya Bersamaku Dan Rean
69 Ketika Cinta Berubah Benci
70 Pindah Rumah
71 Semuanya Sudah Disiapkan Oleh Chris
72 Begitu Dicintai
73 Kehamilan Kedua
74 Tidak Mau Tidur Bersama
75 Membayar Setiap Malam Kesepian
76 Rean Dan Athan
77 Menjadi Ibu Dua Anak
78 Kamar Yang Berantakan?!
79 Tidak Mudah Untuk Kembali Bersama
80 Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Jadi Wanita Kedua
2
Tinggal Satu Rumah
3
Tidak Akan Jatuh Cinta
4
Dia Hanya Wanita Kedua
5
Dinikahi Hanya Untuk Mendapatkan Anak
6
Jangan Berharap Lebih!
7
Tidak Akan Cemburu!
8
Menemani Tidur?
9
Kedatangan Mama
10
Jangan Berkhianat Dan Berbohong
11
Luka Yang Tak Terlihat
12
Lepaskan Gaun Itu!
13
Hanya Barang Miliknya
14
Tidak Tahu Mana Yang Tulus
15
Peduli Atau Rasa Bersalah?
16
Tidak Mungkin Jatuh Cinta
17
Masuk Dalam Penjaranya!
18
Ingin Berhenti Melukai
19
Apa Mungkin Hamil
20
Hamil?
21
Mencintai Keduanya
22
Pertengkaran Chris Dan Corline
23
Kembali Ke Apartemen
24
Hal Yang Tak Bisa Diungkapkan
25
Bertahan Atau Pergi?
26
Dilema
27
Sayang
28
Perhatian Hanya Karena Anaknya
29
Membutuhkanmu
30
Bertemu Corline
31
Perasaan Yang Saling Terungkap
32
Semakin Mencintai
33
Kembali Ke Rumah
34
Bertemu Johan
35
Mengaku Cemburu
36
Jalani Sesuai Perjanjian Awal
37
Bertahan Akan Tetap Menyakitkan
38
Pertemuan Dua Saudara
39
Merasa Tersingkirkan
40
Kemarahan Chris
41
Melahirkan Tanpa Suami
42
Hanya Sebuah Nama Yang Diberikan
43
Sudah Tidak Ingin Berharap
44
Baju Untuk Anakku
45
Pertama Kali Memanggil Ibu
46
Siapa Yang Dipanggil Ibu?
47
Sekarang Hidupnya Hanya Rean
48
Gugatan Cerai Saat Koma
49
Bukan Gugatan Cerai Dari Yulita
50
Membuka Hati Lagi, Tidak Menjamin Bahagia
51
Chris Dan Corline Bercerai?
52
Ternyata Adiknya
53
Kenapa Tidak Menemuiku Juga?
54
Takut Kembali Kecewa
55
Aku Bukan Pelakor!
56
Tidak Mau Kembali Lagi
57
Lamaran Tiba-tiba
58
Hati Tak Bisa Membohongi Pemiliknya
59
Jangan Ganggu Yulita Lagi
60
Dia Juga Korban
61
Bisakah Kita Kembali Bersama?
62
Melihat Lagi Wajah Cemburumu
63
Menolak Lamaran
64
Yang Pertama Dan Satu-satunya
65
Persiapan Pernikahan
66
Pernikahan Berbeda Dari Biasanya
67
Malam Pertama Yang Juga Berbeda
68
Selamanya Bersamaku Dan Rean
69
Ketika Cinta Berubah Benci
70
Pindah Rumah
71
Semuanya Sudah Disiapkan Oleh Chris
72
Begitu Dicintai
73
Kehamilan Kedua
74
Tidak Mau Tidur Bersama
75
Membayar Setiap Malam Kesepian
76
Rean Dan Athan
77
Menjadi Ibu Dua Anak
78
Kamar Yang Berantakan?!
79
Tidak Mudah Untuk Kembali Bersama
80
Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!