Dia Hanya Wanita Kedua

Suara ketukan pintu, membuat perempuan yang menatap kosong di depan jendela kamarnya, menoleh. Matanya terlihat sembab, meski sudah dia samarkan dengan makeup.

Berjalan gontai ke arah pintu kamar dan membukanya. Melihat seorang pelayan perempuan di depannya.

"Nona, saya diminta memanggil anda untuk makan oleh Nona Corline"

Yulita mencoba tersenyum, meski terlihat sangat samar. "Ah, aku tidak sarapan. Mau langsung pergi bekerja"

"Tapi Nona-"

"Aku tidak biasa sarapan, jadi aman"

Yulita kembali masuk ke dalam kamar, mengambil tasnya dan pergi. Pagi ini memilih untuk tidak bertemu dengan suaminya ataupun Corline. Karena rasanya malah akan semakin menyakitkan.

Di dalam taksi, Yulita hanya menatap keluar jendela dengan tatapan menerawang. Bibirnya tersenyum miris pada dirinya sendiri. Pengantin wanita mana yang langsung pergi bekerja setelah hari pernikahan mereka. Gumamnya dalam hati, ada rasa perih di hatinya.

"Sudah sampai"

"Ah baiklah, terima kasih Pak"

Yulita turun dari taksi dan pergi ke Apartemennya hanya untuk mengambil mobil miliknya. Lalu kembali pergi ke Kantor. Tidak ada yang berubah dalam dirinya selain statusnya, karena dia tetap akan bekerja seperti biasa dan menjalani aktivitas lainnya.

Ketika sudah berada di Lobby Perusahaan, Yulita menghembuskan nafas kasar, mencoba untuk tetap tersenyum. "Baik Yuli, kamu pasti bisa melewati ini"

"Yulita"

Teriakan itu membuatnya menoleh, Yulita melihat temannya yang berlari ke arahnya yang sudah berdiri di depan lift. Tepat dia sampai di sampingnya, pintu lift terbuka, dan mereka masuk bersama ke dalam lift.

"Hampir saja terlambat"

"Kenapa lagi? Tidur terlambat lagi, Rin?"

"Hehe, biasalah. Aku nonton drama terbarunya Nanon Korapat. Kau tahu, dia keren banget di dramanya ini"

Yulita tertawa kecil, sahabatnya ini memang penjelajah drama. Dari mulai Drama Korea, China, sampai Thailand. Dan sudah tidak heran jika dia selalu tahu nama-nama aktris Negara itu.

"Kirim judulnya, nanti aku tonton untuk mengisi kegabutan"

"Haha, iya iya"

Pintu lift terbuka, dan mereka langsung berjalan beriringan menuju ruangan. Duduk di meja kerja masing-masing.

Ririn sedikit menggeser kursi kerjanya ke arah meja kerja Yulita. "Kamu kenapa Yul? Terlihat pucat dan seperti habis menangis? Berantem lagi sama Ayah kamu?"

Yulita tersenyum, sedikit memegang bawah matanya dengan jemari. "Ah, biasalah"

Ririn hanya menepuk punggung Yulita, dia tahu bagaimana sahabatnya ini yang sering sekali berdebat dengan Ayahnya sendiri.

"Kamu yang sabar ya, aku juga heran kenapa Ayah kamu bisa seperti itu pada anaknya sendiri"

"Alasannya cuma satu, Rin" ucap Yulita yang mulai fokus pada layar komputer di depannya dan beberapa berkas di atas meja kerjanya. "Dia tidak pernah peduli padaku"

Ririn hanya kembali ke meja kerjanya, dan mulai mengerjakan tugasnya sendiri.

Seharian Yulita hanya sibuk dengan beebrapa pekerjaan. Sampai waktunya makan siang, Ririn mengajaknya untuk makan siang diluar. Dan Yulita hanya ikut saja.

Sebuah Restoran Jepang yang dikunjungi oleh mereka, Ririn yang tiba-tiba ingin makan makanan Jepang.

"Kau mau berpindah lagi ke series Jepang sekarang?" tanya Yulita dengan tertawa, karena sahabatnya ini yang selalu menjelajah semua drama dari beberapa Negara.

"Tidak, tidak. Aku hanya ingin coba saja"

Yulita hanya menggeleng pelan, dia menatap sahabatnya dengan lucu. "Kita ini orang Indonesia loh, jelas makan sambel udah paling bener, Rin. Yakin bakal makan makanan ini?"

"Haha, coba saja Yul. Siapa tahu suka. Kalau tidak suka, jangan dimakan"

"Dih, bayar mahal tapi tidak dimakan"

"Tidak papa, hari ini aku yang traktir, kan aku baru di kirim uang sama Papa aku"

Yulita hanya tersenyum saja, sebenarnya Ririn adalah anak orang kaya di Negaranya. Dan dia bekerja disini karena ingin, bukan karena kebutuhan seperti Yulita.

"Eh, apa ini? Kamu beli cincin?"

Yulita cukup terkejut saat Ririn meraih tangan kirinya dan melihat cincin yang melingkar di jari manis. Yulita langsung menarik kembali tangannya dari genggaman Ririn yang terlihat sedang mengamati cincin itu.

"Ah, iya aku beli"

Bagaimana bisa Yulita mengatakan jika itu adalah cincin pernikahan. Sementara pernikahan ini hanya diketahui oleh dua keluarga kecil saja. Bukan keluarga besar.

"Tapi, harga cincin itu cukup lumayan loh. Dan aku tahu itu hanya ada 3 di setiap Negara. Dan itu pun tidak seluruh Negara di dunia ini"

Yulita terdiam dengan sangat terkejut, dia menatap cincin yang melingkar di jarinya. Sama sekali tidak tahu tentang harga cincin yang menjadi cincin pernikahannya. Tapi, tentunya Ririn akan tahu, karena dia sering membeli barang-barang unlimited seperti ini.

"Ah, ini hanya tiruan saja"

"Apa ada tiruannya ya? Apa tidak melanggar itu?"

"Em, mungkin tidak"

Yulita tersenyum cukup canggung, jarinya memutar cincin itu dengan cemas.

*

Kembali ke rumah malam hari, Yulita harus menyelesaikan beberapa pekerjaan hari ini. Jadi, dia pulang terlambat. Biasanya sore hari sudah pulang jika tidak banyak pekerjaan.

Langkah kakinya terhenti di dekat dinding, melihat pasangan suami istri yang sedang bermesraan di atas sofa. Corline yang duduk di atas pangkuan Chris, dan mereka sedang berciuman. Teringat akan kejadian semalam, bahkan suaminya tidak menciumnya.

Kenapa menangis? Kamu tidak boleh cemburu, ini adalah takdirmu.

Yulita mengusap air mata yang menetes begitu saja di pipinya. Dadanya tetap merasa sesak melihat adegan itu. Karena Yulita merasa tidak dihargai sama sekali.

"Eh Yul, sudah pulang. Maaf ya"

Yulita mengerjap pelan saat suara Corline terdengar. Dia tersenyum tipis dan mengangguk pada mereka. "Aku permisi ke kamar dulu"

"Ayo makan malam bersama, Yul" ucap Corline menghentikan langkah Yulita.

"Tidak usah ajak dia, kalau dia lapar juga pasti makan. Sekarang kita makan duluan saja"

"Tapi Chris, dia juga istrimu"

"Dia hanya wanita kedua!"

Air mata Yulita menetes begitu saja mendengar ucapan suaminya itu. Sungguh begitu menyakitkan. Bagaimana sebuah tombak yang menghujam tepat di jantungnya. Sesak dan menyakitkan.

"Em, aku sudah makan. Kalian makan saja duluan" ucap Yulita, sebelum dia melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Menutup pintu kamar, Yulita bersandar di pintu yang tertutup dengan tangisan yang pecah. "Sial, ucapannya menyakitiku. Harusnya aku lebih kuat dari ini dengan setiap ucapannya"

Tapi nyatanya, Yulita hanya seorang perempuan biasa.

Bersambung

Terpopuler

Comments

dika edsel

dika edsel

dih sombong kali ya anda ini, heh bang orang yg kau katain wanita kedua inilah yg kelak akan membuatmu gila..,kasian bner sama yuli.. ini sih bukan rumah tangga namanya tp rumah duka bner gk sodara2???

2025-02-25

1

mbok Darmi

mbok Darmi

weleh gayamu chris ntar malam juga nyusul ke kamar yulita minta jatah jgn ngomong kamu candu sama tubuh yulita tapi gengsi ngaku

2025-02-25

0

Qodri Kiflie Kiflie

Qodri Kiflie Kiflie

aduh tor bikin dunia cris jungkir balik karena yulita gedeg bener am tu orang

2025-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Jadi Wanita Kedua
2 Tinggal Satu Rumah
3 Tidak Akan Jatuh Cinta
4 Dia Hanya Wanita Kedua
5 Dinikahi Hanya Untuk Mendapatkan Anak
6 Jangan Berharap Lebih!
7 Tidak Akan Cemburu!
8 Menemani Tidur?
9 Kedatangan Mama
10 Jangan Berkhianat Dan Berbohong
11 Luka Yang Tak Terlihat
12 Lepaskan Gaun Itu!
13 Hanya Barang Miliknya
14 Tidak Tahu Mana Yang Tulus
15 Peduli Atau Rasa Bersalah?
16 Tidak Mungkin Jatuh Cinta
17 Masuk Dalam Penjaranya!
18 Ingin Berhenti Melukai
19 Apa Mungkin Hamil
20 Hamil?
21 Mencintai Keduanya
22 Pertengkaran Chris Dan Corline
23 Kembali Ke Apartemen
24 Hal Yang Tak Bisa Diungkapkan
25 Bertahan Atau Pergi?
26 Dilema
27 Sayang
28 Perhatian Hanya Karena Anaknya
29 Membutuhkanmu
30 Bertemu Corline
31 Perasaan Yang Saling Terungkap
32 Semakin Mencintai
33 Kembali Ke Rumah
34 Bertemu Johan
35 Mengaku Cemburu
36 Jalani Sesuai Perjanjian Awal
37 Bertahan Akan Tetap Menyakitkan
38 Pertemuan Dua Saudara
39 Merasa Tersingkirkan
40 Kemarahan Chris
41 Melahirkan Tanpa Suami
42 Hanya Sebuah Nama Yang Diberikan
43 Sudah Tidak Ingin Berharap
44 Baju Untuk Anakku
45 Pertama Kali Memanggil Ibu
46 Siapa Yang Dipanggil Ibu?
47 Sekarang Hidupnya Hanya Rean
48 Gugatan Cerai Saat Koma
49 Bukan Gugatan Cerai Dari Yulita
50 Membuka Hati Lagi, Tidak Menjamin Bahagia
51 Chris Dan Corline Bercerai?
52 Ternyata Adiknya
53 Kenapa Tidak Menemuiku Juga?
54 Takut Kembali Kecewa
55 Aku Bukan Pelakor!
56 Tidak Mau Kembali Lagi
57 Lamaran Tiba-tiba
58 Hati Tak Bisa Membohongi Pemiliknya
59 Jangan Ganggu Yulita Lagi
60 Dia Juga Korban
61 Bisakah Kita Kembali Bersama?
62 Melihat Lagi Wajah Cemburumu
63 Menolak Lamaran
64 Yang Pertama Dan Satu-satunya
65 Persiapan Pernikahan
66 Pernikahan Berbeda Dari Biasanya
67 Malam Pertama Yang Juga Berbeda
68 Selamanya Bersamaku Dan Rean
69 Ketika Cinta Berubah Benci
70 Pindah Rumah
71 Semuanya Sudah Disiapkan Oleh Chris
72 Begitu Dicintai
73 Kehamilan Kedua
74 Tidak Mau Tidur Bersama
75 Tidak Mau Dekat Suaminya
76 Membayar Malam Kesepian
77 Rean Dan Athan
78 Menjadi Ibu Dua Anak
79 Kamar Yang Berantakan
80 Tidak Mudah Untuk Kembali Bersama
81 Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris
82 Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Jadi Wanita Kedua
2
Tinggal Satu Rumah
3
Tidak Akan Jatuh Cinta
4
Dia Hanya Wanita Kedua
5
Dinikahi Hanya Untuk Mendapatkan Anak
6
Jangan Berharap Lebih!
7
Tidak Akan Cemburu!
8
Menemani Tidur?
9
Kedatangan Mama
10
Jangan Berkhianat Dan Berbohong
11
Luka Yang Tak Terlihat
12
Lepaskan Gaun Itu!
13
Hanya Barang Miliknya
14
Tidak Tahu Mana Yang Tulus
15
Peduli Atau Rasa Bersalah?
16
Tidak Mungkin Jatuh Cinta
17
Masuk Dalam Penjaranya!
18
Ingin Berhenti Melukai
19
Apa Mungkin Hamil
20
Hamil?
21
Mencintai Keduanya
22
Pertengkaran Chris Dan Corline
23
Kembali Ke Apartemen
24
Hal Yang Tak Bisa Diungkapkan
25
Bertahan Atau Pergi?
26
Dilema
27
Sayang
28
Perhatian Hanya Karena Anaknya
29
Membutuhkanmu
30
Bertemu Corline
31
Perasaan Yang Saling Terungkap
32
Semakin Mencintai
33
Kembali Ke Rumah
34
Bertemu Johan
35
Mengaku Cemburu
36
Jalani Sesuai Perjanjian Awal
37
Bertahan Akan Tetap Menyakitkan
38
Pertemuan Dua Saudara
39
Merasa Tersingkirkan
40
Kemarahan Chris
41
Melahirkan Tanpa Suami
42
Hanya Sebuah Nama Yang Diberikan
43
Sudah Tidak Ingin Berharap
44
Baju Untuk Anakku
45
Pertama Kali Memanggil Ibu
46
Siapa Yang Dipanggil Ibu?
47
Sekarang Hidupnya Hanya Rean
48
Gugatan Cerai Saat Koma
49
Bukan Gugatan Cerai Dari Yulita
50
Membuka Hati Lagi, Tidak Menjamin Bahagia
51
Chris Dan Corline Bercerai?
52
Ternyata Adiknya
53
Kenapa Tidak Menemuiku Juga?
54
Takut Kembali Kecewa
55
Aku Bukan Pelakor!
56
Tidak Mau Kembali Lagi
57
Lamaran Tiba-tiba
58
Hati Tak Bisa Membohongi Pemiliknya
59
Jangan Ganggu Yulita Lagi
60
Dia Juga Korban
61
Bisakah Kita Kembali Bersama?
62
Melihat Lagi Wajah Cemburumu
63
Menolak Lamaran
64
Yang Pertama Dan Satu-satunya
65
Persiapan Pernikahan
66
Pernikahan Berbeda Dari Biasanya
67
Malam Pertama Yang Juga Berbeda
68
Selamanya Bersamaku Dan Rean
69
Ketika Cinta Berubah Benci
70
Pindah Rumah
71
Semuanya Sudah Disiapkan Oleh Chris
72
Begitu Dicintai
73
Kehamilan Kedua
74
Tidak Mau Tidur Bersama
75
Tidak Mau Dekat Suaminya
76
Membayar Malam Kesepian
77
Rean Dan Athan
78
Menjadi Ibu Dua Anak
79
Kamar Yang Berantakan
80
Tidak Mudah Untuk Kembali Bersama
81
Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris
82
Perempuan Yang Diratukan Oleh Chris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!