POV Siska
Kenapa Rama bisa tahu? Benarkah ia memata-mataiku? Aku bingung. Harus bagaimana sekarang? Bahaya kalau Rama sampai menyebarkan bukti perselingkuhan ku lagi. Kenapa sih aku se-ceroboh ini? Berfikir.. Siska, berfikir.. Ya, mungkin itulah satu-satunya jalan keluar. Tak ada yang tak mungkin. Aku harus mencobanya. Aku yakin kali ini pasti berhasil. Rama tak bisa menghindar dariku.
Siska segera mengatur rencana agar hal yang diinginkannya bisa tercapai. Siska menelepon sekretaris dan ajudannya. Menyuruh mereka mempersiapkan segala yang di inginkan nya.
Aku punya kartu AS mu Rama. Kau mungkin pintar, tapi asal kau tahu, kau mudah terlena. Kau kira aku hanya akan diam saja? Melihatmu pergi bersama wanita lain? Oh, itu tidak mungkin. Akan ku buat kau hancur juga wanita jalang itu. Sebelum terlambat aku harus segera bertindak. Mencari wanita sialan itu dan merencanakan aksiku.
Sebelum Rama bertindak, aku harus segera bertindak lebih cepat. Aku tak ingin rencana ku ini gagal. Malam ini juga aku akan segera mengurusnya. Wanita jalang itu? Ah, biarkan saja. Aku yakin Rama sudah melindunginya, akan kubiarkan dulu kau sementara, *****!?
Aku memang suka dengan ketampanan dan kegagahan lelaki yang meniduri ku, kalau saja Rama tak selalu menolak ku kalau aku ingin tidur dengannya, mungkin hal seperti ini takkan terjadi padaku. Aku pasti akan setia padanya, aku pasti akan menurut padanya Tapi, kenapa? Dia malah seperti tak bernafsu ketika melihatku?
Aku memang wanita yang bergairah ketika di atas ranjang. Tapi, mengapa Rama malah tak menyukai hal itu? Sudah berapa lelaki yang ketagihan ingin tidur denganku, terkadang ku tolak semua ketika aku sangat merindukanmu. Tapi ketika aku lupa denganmu, hasrat gila itu muncul lagi. Dan aku tak berhenti, selalu bermain lagi dan lagi dengan mereka, dan mereka membayar ku dengan jumlah yang fantastis. Bukankah dengan seperti ini aku akan selalu punya banyak uang? Aku bisa membeli semua yang kuinginkan, aku tak peduli lagi dengan uang perusahaan mu, tapi mengapa? Aku malah selalu ingin bersamamu.
Aku memang wanita yang kotor, tapi aku juga mencintaimu. Harusnya kau mengerti, harusnya kau mencintaiku bukan malah mencari cinta yang lain. Sungguh, kali ini aku akan melakukan hal yang membuatmu jatuh, dan tak bisa berpaling lagi dariku. Aku yakin dengan cara ini aku akan berhasil.
Malam ini Siska akan pergi ke diskotik. Siska akan bertemu Jordy, lelaki yang selalu menemani malam panjangnya. Siska sangat berhati-hati dalam melakukan hubungan seks dengan siapapun. Dia selalu memakai pengaman. Kalau lelaki yang ingin menjamah tubuhnya tak memakai alat pengaman, ia akan menolak habis-habisan. Namun, berbeda dengan kali ini.
"Jo, sayaaaaang. Bikin aku ngefly malam ini. Aku lagi pengen" Siska bergelayut di tubuh Jordy.
"Tenang sayang, sekarang kita have fun dulu ya. Kau minumlah ini agar gairah mu semakin menjadi" Jordy menjilati leher Siska.
"Buat aku hamil malam ini, sayang" Siska serius
Jordy terperanjat. Ia tak mungkin mendengar Siska berkata begitu. Jordy sudah punya istri dengan 1 anak. Ia tak mungkin akan menghamili Siska, ia tak mau benihnya ada dimana-mana. Ia hanya melakukan kesenangan saja.
"Maksudmu apa? Aku tak mau! Kita seperti biasa saja sayang, aku pakai pengaman ya?" Pinta Jordy
"Aku tidak akan meminta pertanggung jawabanmu. Aku akan minta pertanggung jawaban Rama. Anakku akan kuakui sebagai anak Rama." Siska mencium Jordy
"Rencana gila apa yang sedang kau lakukan?" Jordy menatap Siska serius
"Rama mengetahui semua yang kulakukan selama ini. Sebentar lagi dia pasti akan membeberkan bukti kepada keluarganya. Dan aku pasti akan ditendang habis-habisan kalau ketahuan. Aku ingin membuat Rama menghamili ku, tapi rasanya itu tak mungkin terjadi, karena ia tak tertarik denganku. Untuk itu, kau harus menghamili ku, kita lakukan sesering mungkin, kumohon? Aku janji akan menutup rapat mulutku. Kau tak akan ketahuan, kau hanya menyimpan benih mu saja, aku yang akan mengurus sisanya. Nanti kau akan kuberi bagian dengan jumlah yang besar. Bagaimana?" Siska menjelaskan
"Kau yakin aku tak akan terseret dalam masalah ini? Kalau soal bagian, itu yang ku suka. Asal kau janji, kalau sampai kau hamil, jangan sebut namaku dan jangan berkata itu anakku!" Tegas Jordy
"Baiklah sayang, bagaimana kalau kita check in sekarang? Aku sudah tak sabar." Siska menggoda Jordy.
"Of course baby. Akan ku buat kau puas malam ini. Jordy kecil sudah bangun terus saat tadi kau raba-raba. Ayooolah" Jordy memegang payudara besar Siska
Siska dan Jordy sampai di hotel yang mereka tuju. Siska mencuci muka dan membersihkan badannya dulu. Jordy menunggunya dikasur, Jordy sedang memikirkan alasan Siska berbuat nekad seperti itu.
Kalau ini bisa membuatku kaya, kenapa tidak? Toh aku hanya menanam benihnya saja kan? Selanjutnya tak ada urusan apapun lagi denganmu. Siska wanita yang buas dikasur, dan aku selalu kewalahan menghadapinya. Kali ini ia akan mengajakku lebih sering sampai ia akan hamil. Tentu saja aku setuju, dia adalah wanita yang sangat liar, berbeda dengan istriku yang kurang bisa memuaskanku. -Jordy dalam hati-
"Sayaaaang, kenapa kau melamun?" Tanya Siska
"Aku sedang memikirkan betapa bahagianya aku bisa menjamah tubuhmu sesering mungkin." Goda Jordy
"Tentu saja kapanpun kau bisa menyetubuhiku. Tubuhku ini milikmu sampai aku hamil anakmu" Siska mendekat menuju tubuh Jordy.
Pergulatan panas itupun dimulai. Siska yang hanyut dalam belaian Jordy pun melanjutkan aksinya dengan gairah tak tertahan. Sampai pada akhirnya mereka pun melakukannya, Siska tetap meminta Jordy untuk memberikan benihnya kedalam tubuh Siska.
Siska dan Jordy terkulai lemas. Mereka sampai pada puncaknya. Siska berdecak kagum pada Jordy. Jordy selalu bisa memuaskan hasratnya, begitupun juga Siska. Kalau saja Rama yang bisa memuaskan hasratnya, mungkin Siska tak akan bermain-main seperti ini.
Keesokan harinya, rencana gila Siska pun dimulai. Ia akan meminta Rama untuk menemuinya. Siska pun menelepon Rama. Tapi, tak kunjung diangkatnya. Siska kesal, Rama pasti sengaja tak ingin mengangkat teleponnya. Tak ada pilihan lain, selain pergi ke perusahaan.
Siska bersiap-siap, dan segera melajukan mobilnya. Ia pergi dengan hati was-was, tapi ia yakin Rama belum menyerahkan bukti kepada keluarganya. Ia harus bergerak cepat sebelum nasi berubah menjadi bubur. Ia tak boleh keduluan Rama, bisa hancur rencana yang ia buat matang-matang.
Sesampainya di perusahaan, seperti biasa Siska selalu menjadi pusat perhatian orang-orang disekitar.
Ruangan kerja Rama telah berpindah, karena kini Rama naik jabatan. Sisa tak bodoh, ia pasti tahu. Karena selama ini yang ia pikirkan hanyalah harta Rama, ia tahu dimana sekarang ruang kerja Rama.
Selalu saja ia memaksa ingin masuk kepada sekretaris Rama, jika tak diberi izin masuk, Siska pasti menggedor-gedor pintu perusahaan.
Siska masuk keruangan Rama tanpa permisi. Rama tak kaget melihatnya, karena ia tahu Siska pasti datang kesini kalau teleponnya beberapa kali tak diangkat.
"Ada apalagi?" Rama sinis
"Baiklah, aku akan mengalah kali ini." Siska pura-pura bersedih
"Mengalah maksudmu?" Rama mengernyitkan dahinya.
"Aku akan berhenti mengganggumu, aku akan membiarkanmu bersama dengan wanita yang kau cintai. Tapi, kumohon jangan kau sebarkan bukti apapun pada keluarga kita, dan izinkan aku sekali saja untuk bisa bersamamu malam ini. Aku ingin makan malam terakhir denganmu. Kumohon?" Pinta Siska.
"Aku yakin kau punya maksud tertentu. Tak mungkin kau mau mengalah seperti ini." Rama curiga
Bagaimana ini? Sepertinya dia curiga. Aku harus bersimpuh meminta maaf padanya Agar ia yakin dan tak mengira aku sedang merencanakan sesuatu. -Siska dalam hati-
Siska mendekat ke tempat Rama duduk. Siska membungkukkan badannya, ia jongkok dan memegang kedua kaki Rama. Ia bersimpuh memohon.
"Ram, tolong percaya sama aku. Kumohon. Aku malu kalau aibku diketahui keluarga kita. Aku hanya ingin menyudahi hubungan ini. Untuk apa aku memaksamu mencintaiku kalau ternyata ada wanita lain di hatimu? Aku lebih baik mengalah dan menerima kenyataan ini." Siska menangis tersedu-sedu
"Apa-apaan kau ini? Bangunlah! Aku tak suka ada wanita seperti itu. Kalau kau benar mengakui kesalahanmu. Ayo, kita bilang dihadapan semua keluarga besar kita" Ajak Rama
"Ja..jangan sekarang. Aku belum siap. Kumohon beri aku waktu, Ram."
"Kapan kau akan siap memberitahu mereka?" Rama memaksa
"Nanti, setelah kau izinkan aku makan malam berdua bersamamu. Yang akan menjadi makan malam terakhir kita. Kau tak mau?" Ucap Siska.
"Baiklah, aku mau. Ini akan menjadi waktu yang tepat. Kau atur semuanya. Aku akan datang nanti." Ucap Rama
"Baiklah, terimakasih Ram. Akan ku hubungi lagi nanti. Tapi kumohon jangan sampai kau sebarkan hal itu sebelum aku meminta maaf pada keluarga kita. " Siska memohon
"Baiklah, ku tunggu janjimu!" Rama memberi tatapan sinis.
Siska pun berlalu. Hatinya merasa puas. Mudah sekali Rama dibodohi. Ia harus membuat rencana ini berhasil. Kalau rencana ini berhasil Rama tak akan bisa pergi darinya. Ia segera menelepon sekretarisnya dan menyusun rencana yang akan ia lakukan malam ini.
***
Rama merasa tak enak kalau akan makan malam dengan Siska tetapi tak memberi tahu Gita.
"Hallo Git." Sapa Rama lewat telepon
"Iya, ada apa Pak?" Gita menjawab
"Nanti istirahat kita makan siang bareng ya, aku mau bicara sama kamu." Pinta Rama
"Oh, baiklah."
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB. Rama menunggu Gita di depan pintu ruang staff accounting. Rama melambaikan tangannya pada Gita.
"Git, git. Tuh Pak Rama tercinta lo sudah menunggu." Intan melihat Rama
"Duh, pak Rama kok disitu sih? Bikin malu aja. Gimana kalau yang lain tahu?" Gita risih
"Gak apa-apa. Pede aja lo, lagian kalian gak ada hubungan apa-apa kan." Intan tersenyum
"Iya juga sih, kak"
Rama dan Gita jalan bersama menuju kantin. Banyak mata yang melihat mereka, tapi Rama terlihat biasa saja. Berbeda dengan Gita yang bertingkah gugup. Mereka memesan makanan.
"Git, aku mau kasih tau sesuatu sama kamu" Ucap Rama
"Apa itu pak?" Gita penasaran
"Tadi Siska datang keruangan ku." Rama serius
"Baguslah." Gita terlihat tidak senang
"Bukan begitu, dia mengakui kesalahannya. Dia minta aku jangan menyebarkan bukti perselingkuhannya. Dia akan meminta maaf pada keluargaku, tapi dia ingin aku bisa makan malam terakhir dengannya. Bagaimana menurutmu?" Rama meminta saran Gita
"Dia kan tunangan mu, terserah kau mau bagaimanapun juga." Gita jealous
"Kalau kau tidak suka, aku bisa membatalkannya" Rama jujur
"Tidak, kau makan malam saja dengannya. Mungkin benar ia telah sadar" Gita mencoba tersenyum
"Menurutmu begitu?" Rama bertanya
"Mungkin, ia juga akan malu kalau aibnya ketahuan." Ujar Gita
"Kau benar juga. Yang terpenting aku dan kau bisa bersatu. Tak lama lagi aku akan mengenalkan mu pada keluargaku" Ucap Rama mantap.
Gita tak menjawab. Ia hanya tersenyum. Sebenarnya, ia tak rela Rama harus makan malam dengan Siska. Tapi, apa boleh buat? Kalau Gita larang itu jelas tak mungkin. Biarlah, Dia tahan saja cemburu ini. Mungkin benar sebentar lagi Siska akan melepaskan Rama.
Semoga cinta kita sebentar lagi akan bersatu. Semoga saja benar Siska telah menyerah. Semoga saja keluargamu bisa menerimaku dengan baik. Itu yang selalu aku harapkan. Semoga kisah kita akan berakhir bahagia.
*Bersambung**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Che Putri Badar
tolong thor selamatkan si rama nya demi gak ngecewain aqu he....
2023-06-03
0
luiya tuzahra
jgn sampe rama kena jbakan siska klw sampe berarti rama gak cerdas tdk mengantipasi aaaah jdi males bacanya klw sampe beneran
2023-05-03
0
Finsaido Malesaido
bikin baper abis
2021-06-30
1