Gita bergegas siap-siap, karena sebentar lagi Dimas akan datang menjemputnya. Setelah dirasa selesai, Gita turun dari kamarnya dan segera berpamitan kepada kedua Ibunya.
"Git, kamu jangan terlalu malam ya pulangnya. Hati-hati." Pinta Ibu.
"Iya bu, Gita gak akan pulang terlalu malam kok. Makasih ya udah izinin Gita keluar rumah." Sambil memeluk Ibunya.
"Iya, sama-sama sayang." Sambil mengusap rambut Gita.
Tinn..tin.. Suara klakson mobil terdengar didepan rumah Gita. Dimas telah datang untuk menjemputnya.
"Bu, sepertinya Kak Dimas sudah jemput. Gita berangkat sekarang ya." Ucap Gita.
"Iya, sayang. Ayok Ibu antar kedepan." Berjalan mengantar Gita
Dimas sudah berada diluar mobilnya dan salam kepada Ibu Gita. Meminta izin mengajak Gita pergi keluar.
"Bu, Saya permisi yaa. Ayok Git." Ujar Dimas
"Hati-hati ya nak. Jangan pulang terlalu malam"
"Iya, Bu." Jawab mereka serentak.
Dimas terpesona melihat penampilan Gita malam ini. Dia sangat cantik sekali, dengan balutan Dress yang tidak terlalu mencolok, dan bibir yang merekah manis. Seandainya saja Gita adalah pacar Dimas sesungguhnya, mungkin Dimas akan sangat bahagia. Tetapi sepertinya hal itu tidak mungkin. Dimas sudah bisa memastikannya. Bisa dekat dengan Gita seperti ini saja sudah menjadi anugerah baginya.
"Git, ntar lu gak usah banyak bicara ya. Pokoknya cukup senyum aja. Kalo ada orang yang godain lo diem aja. Cukup jadi pendamping gue aja malam ini. Oke?" Pinta Dimas
"Iya, kak. Tapi kenapa Kak Dimas malah bawa aku sih? Kenapa Kakak gak bawa pacar kakak aja?" Tanya Gita polos.
"Ya karena gue gak punya pacar makanya ngajakin elu. Polos banget sih. Udah deh pokoknya lu cuma temenin gue aja ya ntar."
"Iya, kak." Sambil mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Wanita yang luar biasa. wanita yang lugu dan polos. Kenapa aku tak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaanku terhadapnya? Oh, jangan sampai itu terjadi. Seperti ini saja sudah membuatku nyaman. Aku takut dia pergi kalau dia tahu aku menyukainya. Gumam Dimas
Sejak dulu, Dimas dan Gita sangat akrab sekali. Gita yang menganggap Dimas seperti kakak sendiri, tak canggung-canggung berada didepan Dimas. Melakukan hal konyol pun ia tak malu jika berada didepan Dimas. Berbeda halnya dengan sifatnya pada Rama, Gita terkesan pemalu dan hanya menunjukan sifat ramah saja. Entah mengapa, cinta membuat semuanya menjadi canggung.
Dimas dan Gita telah sampai ditempat acara reuni. Cafe yang didesain ala ala eropa itu sangat elegant Banyak spot foto yang bisa diambil ditempat ini.
"Kamu suka tempatnya?" Ujar Dimas
"Suka, bagus banget. Aku belum pernah kesini kak. Hihi kuno banget ya aku" Cengir Gita
"Ini memang cafe baru kok. Belum ada 1 tahun, jadi wajar kalo kamu belum tahu." Ulas Dimas.
Didalam cafe sudah berkumpul teman-teman Dimas. Gita mengingat wajah mereka, tetapi lupa dengan namanya. Teman-teman Dimas bersorak ria melihat Dimas membawa wanita. Gita tersipu malu dan hanya membalasnya dengan senyuman.
"Duduk, Git. Kalau laper pesen aja apa yang kamu mau ya." Ucap Dimas.
"Iya, kak. makasih" Gita senyum
Dimas dan Gita duduk berdua dikursi yang sudah disediakan. Gita mengerti kenapa Dimas mengajaknya kesini. Karena Dimas malu, semua orang membawa pasangannya masing-masing. Aku harus bisa menjadi pasangan pura-pura Kak Dimas. Kasihan kakakku ini, sudah mapan negini masih belum mempunyai tambatan hati. Gumam Gita.
Gita melihat sekeliling ruangan cafe, dia mencari seseorang yang ingin dia lihat. Kenapa dia sangat penasaran apakah Rama hadir atau tidak. Tetapi ia tak menemukan batang hidungnya Rama.
Kenapa disaat seperti ini aku malah mencarinya? Ada apa dengan hatiku? Sudahlah. Mengapa aku harus begini? Jelas-jelas Kak Rama sudah punya tunangan. Memang ada harapan untukku? Wanita yang menjadi tunangan Kak Rama adalah wanita yang sempurna. Aku? siapa aku? hanya karyawan biasa yang tidak mempunya apa-apa. Huft. Gumam Gita lagi.
Tak lama kemudian, datang sepasang kekasih memasuki cafe. Ternyata itu adalah Rama dan Siska. Semua bersorak melihat kedatangan mereka berdua. Bak Raja dan Ratu malam ini. Mereka terlihat sempurna. Banyak yang iri melihat kedatangan mereka.
Rama duduk dimeja tempat Gita dan Dimas duduk. Gita menjadi canggung. Perasaannya tak menentu melihat Rama berada didekatnya. Siska melihat Gita sinis. "Cantik juga dia" Gumam Siska.
Gadis bodoh itu..
Kenapa dia cantik sekali malam ini? Rambutnya terurai bebas. Aku tak pernah melihat ini sebelumnya. Dia benar-benar cantik alami. Beruntung sekali Dimas memilikinya. Cihh, perasaan gila macam apa ini. argghhhh. Ucap Rama dalam hati.
*Kau pasti bahagia Kak Rama. bisa bersanding dengan wanita hebat seperti tunanganmu itu. Kau lelaki yang sabar, meskipun tunanganmu pernah membuat kesalahan tapi kau tetap menyayanginya. Sungguh aku iri melihat sifat romantisnya itu. Andaikan aku yang berada disampingmu, mungkin aku akan jadi wanita terbahagia seperti tunanganmu yang cantik itu. Ah, khayalanku terlalu jauh. Hidup memang tidak seindah harapan. Lihatlah dia, begitu tampan dan berwibawa. Lelaki yang mencuri hati dan pikiranku, lelaki yang menjadi angan-anganku. Sungguh aku tak bisa memungkirinya, AKU MASIH MENCINTAINYA meskipun dia sudah memiliki tunangan. Ya Tuhan, tolong buang jauh perasaan ini. Aku tak mau larut dalam kesedihanku sendiri. Gita berucap dalam hati.
Mata dan hatimu tak bisa berbohong gadis lugu. Kau terlihat sekali memandangi Rama dengan matamu yang indah itu. Kutahu kau mengaguminya sejak dulu. Tapi aku yang egois mendekatimu sehingga tak ada celah bagimu untuk bisa dekat dengannya. Maafkan aku, yang belum bisa menerima kenyataan bahwa kau menyukai sahabatku. Aku takut kehilanganmu, aku takut dirimu pergi, melupakan dan menjauhiku. Rama, kalau kau tahu gadis ini menyukaiku, akan bagaimana kah perasaanmu? Kutahu kau pun menyimpan rasa padanya. Sungguh, aku merasa bersalah kali ini. -Dimas**-
Acara berlangsung dengan sangat meriah. Diiringi gelak tawa dan canda riang mereka. Sesekali mereka bermain game kecil-kecilan. Sampai waktu telah menunjukan pukul 22.00 WIB. Gita harus bergegas pulang, ia takut ibunya khawatir. Gita mengajak Dimas untuk pulang lebih dulu.
"Bro, gue cabut duluan ya. Kalian have fun aja malam ini, cewe gue anak rumahan, gaboleh keluyuran lama-lama ni." Ujar Dimas
"Bokis banget lu. Palingan juga lu ajakin dia kehotel kan? HaHahHahaaaa" Mereka tegelak tawa.
"Gila aja lo. Gak mungkin lah. Gue gak segila itu. Udah ah, ayo sayang kita pulang." Ajak Dimas pada Gita.
"Terimakasih semuanya, saya permisi pulang. Selamat malam" Gita mengurai senyum manisnya.
"Cakep juga cewek lo Dim, kalau udah bosen buat gua aja yaaa" Celetuk teman Dimas, Dimas tak menghiraukannya.
Dari kejauhan, Rama melihat postur tubuh Gita yang berjalan meninggalkan cafe. Dia menatapnya tanpa berkedip. Lalu, Siska membuyarkan lamunannya.
"Beibh, kok kamu melamun gitu sih? Kita minum yukkk.. malem ini kita harus happy" Rengek Siska
"Nggak. Besok aku sibuk. Kamu minum aja sendiri" Ujar Rama.
"Besok kan hari libur. Kamu pasti ga akan sibuk. Ayolaaaah. Sekali ini saja." Rengek Siska lagi.
"Sekali kubilang tidak, itu artinya tidak!" Rama meninggalkan Siska dan mendekati temannya yang lain.
Selalu saja seperti ini. Lelaki sok suci itu menyebalkan sekali. Aku ingin lelaki yang bisa membuatku terbang. Bukan lelaki kaku sepertimu. Kalau bukan karena hartamu, aku tak sudi lama-lama bersamamu. Huhhh. Sabar Sis, sabar. sebentar lagi. Kau harus sabar menghadapinya.
***
Gita merebahkan tubuhnya dikasur. Ia sangat lelah. Dia tak bisa tidur, matanya sulit sekali terpejam. Dia memutar musik di gawainya terdengar alunan lagu Ysabelle Cuevas yang mengingatkannya pada Rama.
🎵🎵I like your eyes you look away when you pretend not to care
I like the dimples on the corners of the smile that you wear
I like you more, the world may know but don't be scared
Coz I'm falling deeper, baby be prepared🎵🎵
Lagu yang mengingatkannya pada Rama. Entah mengapa perasaan Gita tak sedikitpun hilang untuk Rama. Padahal jelas-jelas sudah tak ada harapan baginya untuk bisa dekat dengan Rama. Memikirkan Rama, membuatnya terlelap begitu saja. Diiringi lagu favoritnya, I like you so much, You'll know it lalu dia memejamkan matanya.
Keesokan harinya, Gita merasa tubuhnya butuh penyegaran. Gita akan berolahraga hari ini. Memakai setelan olahraga dan sepatu sneakers membuatnya terlihat trendy. Dia berpamitan kepada Ibunya dan bergegas berangkat menuju alun-alun car free day. Disana pasti banyak yang berolahraga, pikirnya.
Sudah hampir tujuh putaran Gita berlari kecil mengitari lapangan alun-alun. Keringatnya terlihat bercucuran. Gita memutuskan untuk istirahat dan membeli minuman. Tenggorokannya haus sekali rasanya. Gita mencari penjual minuman dengan segera.
"Pak beli minuman"
"Pak beli minuman"
Ucap dua orang serentak bersamaan. Mereka melirik bersamaan.
Gita melihat sekilas orang tersebut. DEGGG.. Ia adalah Kak Rama. Kenapa bisa kebetulan seperti ini? Rama pun terkejut melihat orang disampingnya adalah Gita. Dia tidak memperhatikan sekitar karena sibuk dengan gawainya. Matanya tertuju pada Gita, begitupun juga Gita, kaget bisa melihat Rama ditempat seperti ini..
Demi apapun hatiku sangat bahagia saat ini. Tak kusangka bisa bertemu dengannya ditempat umum seperti ini. Hatiku, tenanglah.. jangan berdebar seperti itu. Kalau kak Rama tahu bagaimana?
*Bersambung..*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
luiya tuzahra
what what kenapa jdi gini siih...siapa yg salah disini...
gita dam dimas sma2 tdk berani menunjukan,mengungkapkan perasaan pda org yg di cinta alasannya tkut ditolak.
tpi dimas tau klw gita dan rama saling suka,hrusnya dimas bilang ma rama wkt SMA klw gita suka tpi krn egois dia malah mendekati gita,dam gitaa polos bnget jdi gak peka ma dimas yg berusaha ngedeketin mngkin krn trllu fokus ma rama dan skrg dia terjebak pacar bohongan dimas.coba gw temen lu dit gw kasih tau deeh...
2023-05-02
0
Diah Arie Wulandari
jodoh kemana aja ketemu
2021-06-18
0
Menic Mama'e Dec Luthfia
ini mah sama² mencintai dalam diam. saling mengagumi
2021-06-11
0