Hari ini cuaca sangat cerah. Secerah hati Gita. Entah kenapa suasana hati Gita hari ini tampak ceria, ia sering tersenyum. Sesampainya di gerbang perusahaan, Gita celingak celinguk takut kalau bertemu Rama. Akan seperti apa mukanya kalau ia bertemu Rama. Sebisa mungkin Gita harus menjauhi Rama. Agar tak membahas lagi chat semalam. Tetapi ternyata Gita kurang teliti, ketika dia sedang berjalan menuju gedung perusahaan....
"Kenapa kamu? Celingukan kayak maling?" Ujar Rama mengagetkan Gita.
"Ah, itu.. itu aku barusan, emh.. Gak apa-apa kok kak, eh maaf Pak." Muka Gita memerah
"Kamu sakit?" Tanya Rama memperhatikan wajah Gita yang merah padam.
"Aku baik-baik saja kok, Pak. Aku permisi dulu ya." Menundukan kepalanya dan meninggalkan Rama
Tetapi, Rama menahan tangan Gita...
"Kenapa kamu menghindariku? Kamu berbuat salah?"
Kak Ramaaaa.. Kenapa kau berpura-pura bodoh dan senang sekali mendesakku sih? Harusnya kau tahu, aku malu karena ulahku semalam. Aku malu salah mengirim emoticons padamu. Bodohnya diriku, kenapa harus emoticons kiss sih hah? Dan lagi, kenapa harus bertemu dia sepagi ini ? Padahal aku sudah teliti melihat sekitar agar tak bertemu dengannya. Hatiku, bertahanlah. Jangan sampai kau membuatku malu lagi. Gumam Gita.
"Enggak Pak, Aku malu kalau dilihat yang lain. Mereka pasti membicarakanku kalau tahu aku ngobrol dengan Pak Rama."
"Alasan macam apa itu? Tak masuk akal sekali. Biarkan saja, toh aku sedang membicarakan urusan perkerjaan denganmu."
Apalagi ini? Ngaco banget sih diaaaaa. Mana ada dia bilang membicarakan urusan pekerjaan? memangnya ada urusan kerjaan apa aku sama dia? tanggung jawab Bu Dian untuk laporan padanya, bukan malah aku.
"Maaf Pak."
"Jangan bilang ini semua gara-gara semalem kamu mau menciumku, iya kan?" Selidik Rama
"Sssttt.. Pak Rama, pelan-pelan dong ngomongnya. Lagian, siapa juga yang mau cium Kak Rama, udah aku bilang itu aku salah ketik dan ga liat dulu eh keburu kekirim " Gita menunduk.
"Kalau mau cium juga gak apa-apa kok. Aku seneng malah." Goda Rama.
"Pak Rama... Apaan sih? " Muka Gita sudah memerah bak udang rebus. sungguh memalukan.
"Kamu itu gemesin banget sih, Git. Jadi pengen nyubit pipi kamu" Ujar Rama
*Tolong hentikan bualanmu itu Kak Rama. Aku tak sanggup lagi mendengarnya. Aku tak tahan dengan sikap gila mu itu. Sungguh, hatiku ingin meledak saat ini juga. Jangan sampai orang lain tahu pembicaraan ini. Aku tak sanggup.
"Pak Rama, udah dong. Aku mau masuk kedalem gedung sekarang*."
"Tunggu dulu, nanti siang kamu ikut aku keluar. Kita crosscheck dilapangan. Persiapan untuk hari jadi perusahaan. Kamu siapkan rincian laporan dana dan anggaran untuk nanti. Persiapkan apa saja yang harus disiapkan. Tanyakan kepada Dian Managermu. Mengerti?" Jelas Rama.
"Me..mengerti Pak." Jawab Gita
Rama pun meninggalkannya. Gita heran, kenapa dia yang harus berangkat? Harusnya kan ini tanggung jawab Bu Dian? Pantas saja ia berkata membicarakan urusan pekerjaan. Ini ternyata.
Harusnya Bu Dian yang pergi sama Kak Rama, bukan aku. Dia pasti ingin mempermalukanku. Dia pasti ingin mengataiku. Aku yakin itu. Formalitas saja dia mengatakan aku harus crosscheck lapangan bersamanya, padahal aku yakin tujuannya hanya untuk mempermalukanku lagi. Ya ampun, nasibku...
"Kamu sudah tahu kan kalau hari ini kamu gantiin saya? Saya akan siapkan apa yang harus kamu bawa." Ujar Bu Dian
"Iya Bu, tolong bantu saya. Saya takut melakukan kesalahan."
"Tenang saja, ini mudah kok. Nanti, kalau ada yang tidak paham, kamu tanya saya aja. Nih, ambil berkasnya." Tegas Bu Dian.
Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 wib. Itu artinya sudah waktunya Rama dan Gita berangkat menuju gedung tempat acara hari jadi perusahaan. Gita menunggu Rama diluar gedung, sesuai perjanjian nya tadi pagi. Akhirnya, Rama pun datang, dan Gita naik mobil Rama.
"Kamu gugup?" Rama melontarkan pertanyaan menggelitik lagi.
"Nggak kok, Pak. Aku cuma belum terbiasa aja kerja diluar seperti ini. Aku takut melakukan kesalahan." Ujar Gita menunduk
"Tenang saja, ada aku disini kamu bisa tanya apapun kalo gak paham." Jawab Rama
Jawabannya begitu menyejukkan hati Gita. Entah kenapa Rama jadi berubah akhir-akhir ini. Sifatnya yang menakutkan di awal pertemuannya dengan Gita, kini sudah tak nampak lagi. Gita berfikir, mungkinkan ini karena Dimas? Karena perkataan Dimas waktu itu yang mengatakan Gita pacarnya dan jangan memarahi Gita lagi, apa benar begitu? Jadi kedekatannya saat ini hanyalah sebagai pacar temannya, yaitu Dimas.
"Gedung ini nanti tempat perayaan hari jadi perusahaan." Jelas Rama
"Bagus dan megah banget, kak, eh Pak."
"Kamu catat semua anggaran dan perlengkapan, nanti rundingkan dengan team mu yang lain. Lalu, rekapannya berikan padaku. Mengerti?"
"Baik, pak"
"Ini sudah waktunya jam makan siang, aku lapar." Ucap Rama
"Yasudah, ayo kita kembali ke perusahaan Pak kalau begitu." Ajak Gita
"Lo ga denger? Gue laper bukan pengen balik ke perusahaan. Ayok kita makan di resto depan gedung." Ajak Rama beranjak keluar gedung.
"Ba..baiklah Pak."
Jadi aku harus makan bareng lagi sama dia? Ya Tuhan, bagaimana aku bisa membuang perasaanku kalau aku selalu bersamanya begini? Kenapa hatiku rasanya bahagia sekali, kenapa aku tak sedikitpun memikirkan perasaan tunangannya Kak Rama? Aku yakin kalau Kak Siska tahu, dia pasti akan sangat marah.
Hanya butuh waktu 5 menit mereka telah sampai di restoran junk food.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Rama
"Aku mau chicken hot black peeper aja sama cola" Jawab Gita
"Itukan pedes. Kamu gak takut sakit perut?" Tanya Rama lagi
"Nggak kak, itusih pedesnya gak seberapa dibanding ayam geprek di bakul dekat rumahku"
"Yaudah, mbak saya pesen Chicken hot black peeper nya 2, cola nya juga 2."
Sama lagi? Menu yang sama lagi? Kenapa harus selalu sama denganku? Kenapa Kak Rama tidak kreatif sih dalam memilih menu makanan? pikir Gita dalam hati.
"Tadi apa katamu? Geprek apa? Gimana pedasnya?" Tanya Rama
"Oh, itu ayam geprek. cuma level pedesnya bisa sampe level 20 kak, eh Pak. Sensasi pedesnya bener-bener bikin lidah kayak kebakar. Pokoknya enak banget deh!" Jelas Gita.
"Yaudah, kapan-kapan ajakin gue kesana. Oke?" Pinta Rama
"Oke, baiklah Pak"
Seakrab itukah aku dengannya? Kenapa makin hari makin nyaman saja aku bersamanya? Ini sungguh menyalahi aturan. Bagaimana aku bisa lepas dari semua ini? Oh Tuhan, tolong aku.
Handphone Rama berbunyi, terlihat nama di layar handphone nya "Sweet Hubby" memanggilnya. Rama melirik Gita sekilas, lalu mengangjat teleponnya.
"Ada apa?" Tanya Rama.
"Aku sedang di Restoran junk food depan gedung serbaguna."
"Baiklah"
Siska menelepon Rama menanyakan keberadaan Rama. Siska akan memberitahu Rama sesuatu. Ia harus menemui Rama sekarang juga. Eh, tapi.. Bagaimana dengan Gita?
"Siapa kak?" Tanya Gita.
"Siska. Dia mau kesini sekarang." Jawab Rama datar.
"Hah? duh aku harus gimana dong kak? Aku sembunyi dimana? Apa aku pulang duluan aja?" Gita takut
"Memangnya kamu selingkuhanku? Memangnya apa yang kita lakukan? Saat ini kita sedang bekerja. Diam saja ditempat dudukmu. Ini tidak akan apa-apa." Kata Rama.
Memangnya kamu selingkuhanku? memangnya apa yang kita lakukan? Kenapa aku harus gelagapan ketakutan seperti tadi. Benar kata kak Rama, memangnya apa yang kita lakukan? Kita tidak melakukan apapun yang menyalahi aturan. Hatiku yang mengharap lebih ternyata, jadi aku bisa se takut ini. Sadarlah, dia tak menganggapmu apa-apa Gita. Bahkan, akan bertemu dengan tunangannya saja dia tidak malu ada aku disini.
Tak lama kemudian, seorang wanita cantik putih dan tinggi datang. Ya, itu Siska. Wanita yang dipilih Rama menjadi kekasih sekaligus tunangannya.
"Hai sayang. Aku kangen banget sama kamu." Ucap Siska sambil memeluk Rama.
Rama keberatan dan segera melepaskan pelukan Siska.
"Duduklah! Ada apa?" Tanya Rama.
"Ini siapa sayang? Kok aku kayaknya gak asing sama wajahnya." Tanya Siska
Gita masih terdiam, bingung harus menjawab apa.
"Ini staff accounting di perusahaanku. Aku memintanya ikut untuk meninjau pengeluaran anggaran gedung yang akan dipakai dihari jadi perusahaan. Kamu tidak perlu khawatir. Kenalkan, Gita namanya."
Gita menyodorkan tangan seraya mengajak Siska berjabat tangan
"Siska Gavanny, tunangannya Bos mu." kata Siska sombong.
"Sayang, aku to the point aja ya. Kedatanganku kesini aku mau ngasih tau kamu kalau aku harus berangkat ke Brazil malam ini. Ada project mendadak. Managementku memberi tahu nya tadi pagi. Aku akan menjadi model terkenal kalau aku mengikuti project ini. Aku disana sekitar 2 sampai 3 bulan. Aku akan terbang nanti pukul enam petang." Terang Siska
"Mau kuantar?" Tanya Rama.
"Oh, tidak perlu sayang. Kamu pasti sibuk. Aku bisa berangkat dengan managerku. Aku hanya memberitahumu agar kau tak khawatir. nanti aku akan meneleponmu"
"Baiklah, jaga dirimu di sana." Pinta Rama.
Darahku rasanya seperti membeku. Begitu hangatnya perlakuan kak Rama kepada Siska. Jujur, aku sangat iri melihat kejadian ini. Aku belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang lelaki kalau bukan ayahku Melihat mereka, aku jadi ingin mempunya kekasih. Sungguh sempurna nya mereka berdua. Aku pun salut dengan Siska, dia terlihat santai saja melihatku. Dia tak terlihat cemburu sedikitpun. Dia memang wanita hebat dan pengertian.
Siska telah berlalu. Aku dan Kak Rama diam mematung. Aku bingung harus berbicara apa.
"Kamu gugup sekali, tenang saja. Dia tak akan marah padamu." Terang Rama.
"Oh, iya Pak. Syukurlah." tenang Gita.
"Sekarang aku bakal kesepian selama tiga bulan ini"
"Kak Rama yang sabar ya. Gak akan lama kok. Kak Siska pasti akan segera pulang. " Jelas Gita.
"Gak apa-apa. Kan ada kamu" Jawab Rama datar
"Ehh, maksud Kak Rama?"
"Ya, ada kamu yang bisa bikin aku nyaman. Ku rasa Dimas tak masalah kalau kamu berteman denganku. Iyakan?" Tanya Rama.
"Ahh, iya. Tentu saja tidak apa-apa Kak" Gita tenang
Tentu saja Kak Dimas tak akan masalah, toh aku dan Dia tidak ada hubungan apa-apa kok. Ternyata dia hanya menganggapku temannya. Baguslah, aku tak akan merasa tak enak pada Kak Siska, aku dan Kak Rama hanya berteman kok. Meskipun hatiku sakit mendengar kata "teman".
"Ayo kita kembali ke perusahaan." Ajak Rama.
"Iya, Kak"
Didalam mobil, Rama dan Gita sama-sama terdiam. Mereka bingung apa yang mau mereka bahas lagi. Beberapa menit dalam keheningan, Dimas berkata sesuatu.
"Kamu masih ingat apa yang kita lakukan dimobil ini waktu aku mengantarkanmu?" Tanya Rama serius
"Ehh, iya Kak. Aku tidak ingat, dan tak akan pernah mengingatnya. Sesuai perjanjian kita" jawab Gita.
"Tapi, aku selalu mengingatnya. Hangat sekali, aroma tubuhmu. Maafkan aku, aku tak bermaksud macam-macam, hanya saja aku tak tahu mengapa hatiku terus mendorong untuk menciummu."
"Ee.. ehh.. ii.iiyaa.. Kak, tidak apa-apa. Itu hanya kesalahan. " Gita gugup
"Seandainya waktu bisa kuputar kembali, mungkin kau sudah jadi milikku." Ucap Rama pelan.
"Hah? Apa kak?" Gita tak mendengar jelas ucapan Rama.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Che Putri Badar
tapi aqu tau gitaaaa, hati qu juga meleleh......
2023-06-03
0
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Dimas? Rama thor
2023-04-28
0
KomaLia
eyaaa
2021-02-11
0