KAK RAMA.. BENAR KAN INI KAK RAMA?
AKU TIDAK MIMPI KAN????
Gita terkejut melihat Rama berjalan menuju kursi diruang meeting tersebut. Mengedipkan matanya berkali-kali, takut kalau dia salah mengira, tetapi ternyata benar itu adalah kak Rama yang sangat ia rindukan. Rama sangat tegas, sorot matanya sangat tajam, sungguh menakutkan. Berbeda dengan Rama yang dulu ia kenal, ramah dan mudah tersenyum. Tak sedikitpun Rama menoleh kearah Gita, padahal pandangan Gita tak luput dari Rama.
Mungkinkah waktu dan keadaan telah merubah segalanya? Kak Rama, kau kan orang yang sangat aku rindukan? Lihat aku, tatap aku. Aku, adik kelas mu yang sangat amat merindukanmu. Apa kabarmu kak?
"Baiklah, untuk hari ini saya kira cukup. terimakasih atas kerja sama kalian. bekerja lah lebih giat lagi, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun. Mengerti?" tegas Rama
"Mengerti, pak" Jawab semua Staff serentak
Rama meninggalkan ruang meeting tersebut dengan gagahnya. Wajah tampannya tak berubah sedikitpun, hanya senyum diwajahnya yang redup. Tak terlihat sedikitpun Rama menyunggingkan senyumnya kepada pegawai. Wibawanya sebagai Direktur utama membuatnya ditakuti oleh bawahannya.
Diruang Staff Accounting, Gita berkenalan dengan seniornya. Dan mendapat teman baru, Rani namanya.
"Mbak Rani, tau ga siapa nama Direktur tadi?" tanya Gita
"Sutttt, pelan-pelan kalau ngomongin Direktur. Kalo ketahuan, bisa dipecat kamu." ujar Rani
"Loh, emang kenapa mbak? Apa Direktur semenakutkan itu?" Gita heran
"Dia itu orang yang paling tidak suka banyak bicara, tegas dan galak. Jadi, jangan main-main sama dia. Namanya Pak Rama. selalu tundukkan badanmu kalau dia lewat, dia selalu ingin dihargai oleh bawahannya!" jelas Rani
"Tuh, kan. Bener! Itu Kak Rama, kakak kelasku dulu mbak! Tapi aku heran, dulu dia sangat manis sekali. Kenapa sekarang sifatnya sangat berubah?" Gita berkaca-kaca
"Serius kamu?" tanya Rani
"Serius mbak. Tapi sekarang aku heran sama sikapnya, kok bisa berubah seperti itu?"
"Asal kamu tahu, perusahaan ini tuh milik keluarganya, mungkin juga karena jabatan tinggi, dia jadi tidak mau disepelekan oleh bawahannya. wajarlah jika dia bersikap seperti itu" Jelas Rani.
Tapi aku merasa dia bukanlah Kak Rama. Dia orang lain yang memakai wajah Kak Rama. Jujur, aku ingin menyapanya. aku ingin berbincang dengannya setelah sekian lama kita tak bertemu. Tapi, apakah itu bisa terjadi? Setelah melihat sikap Kak Rama yang dingin itu? Apakah ia masih mengenalku? Oh Tuhan, ingin sekali aku menyapa kak Rama, tetapi karyawan biasa sepertiku apakah mungkin bisa bertemu dengannya? Kalau bukan meeting seperti tadi, aku pasti sulit bertemu dengannya.
***
Di rumah Gita, sepulang kerja ia melepaskan penat dengan minum teh hangat dan roti. Ia memikirkan bagaimana caranya agar Rama bisa melihatnya dan mengenalnya. Baginya, sangat sulit berbincang dengannya di kantor, tidak mungkin ia bertindak kurang sopan menyapa kepada atasannya meskipun ia telah mengenal Rama dari dulu.
Tapi, apakah kak Rama masih mengenalku? Dulu, yang akrab denganku dan Vina hanyalah kak Dimas. Kak Rama seperti biasa saja melihatku meskipun kita sering bertemu. Ya Allah, kenapa aku harus dipertemukan lagi dengannya? Bahkan hatiku pun tak mau mengingat rasa itu. Tapi, kenapa dia ada di kehidupanku lagi? Oh tidak.. tidak.. Aku yang memasuki dunianya, aku yang bekerja di perusahaan keluarganya. Hatiku, maafkan aku tak bisa mengontrol perasaan ini.
-Kantor PT Angkasa Putra-
"Udah waktunya jam makan siang. Ayok kita ke kantin!" Ajak Rani
"Yukk..Yuk.." Sahut Ajeng dan Intan
"Ayokk mba!" jawab Gita sambil mengikuti seniornya.
Suasana di kantin sangat ramai. hilir mudik karyawan yang akan makan siang. termasuk mereka berempat yang sedang menuju tempat duduk.
"Duduk sini aja, gak sempit." Ajak Intan
Mereka pun menyantap hidangan makan siang yang disediakan oleh kantin perusahaan. Tanpa disadari oleh Gita, ternyata ada seorang laki-laki yang memperhatikan gerak-geriknya. Lalu, dengan penasaran lelaki itu mendekati Gita dan temannya yang sedang makan siang.
"Gita ya? Nah, bener kan kamu Gita???" Tanya lelaki itu penasaran.
"Iya, siapa ya? Ehh, bentar bentar. Kak Dimas kan? Kak Dimas ini? Bener kan???" Tanya Gita
"Gita, kamu masih ingat gue ternyata. Iya, ini gue Dimas kakak kelas lu. kok kamu bisa ada disini sih Git?" jawab Dimas
"Aku karyawan baru kak disini. Kak Dimas kerja disini juga?"
"Iya, baru sekitar 2tahun yang lalu, pas gue baru lulus." jawab Dimas
"Eh Gita, baru beberapa hari aja udah punya kenalan cogan di kantor, kenalin dong sama gue hihiii" Intan bersorak semangat
"Eh, iya. Mbak Intan, kenalin ini namanya Kak Dimas, Kak Dimas ini namanya kak Intan, semuanya kenalin ini kakak kelasku dulu." jawab Gita
"Halo semuanya, panggil aja gue Dim ya. seneng bertemu kalian." sapa Dimas
"Kenalin, gue Rani. kenalin saya Ajeng" Jawab mereka berdua
"Seneng ketemu kalian disini. Oh, iya Git.. gue minta no hp lu dong? biar bisa kontekan nanti. udah lama kita lost contact kan ya.."
"Oh iya kak, boleh.."
"Thanks ya Git. Ntar gue telepon lo. Ya sudah, gue pergi dulu ya.. Bye"
Mimpi apalagi aku semalem? kemaren ketemu kak Rama, sekarang ketemu kak Dimas. Kenapa baru sekarang mereka muncul lagi? Senangnyaaaa hatiku. Aku bisa nanya-nanya soal Kak Rama ke Kak Dimas dong kalo gitu. Aduuuuuh.. kenapa aku bego ya tadi gak minya No hp kak Dimas. Ah, semoga saja dia cepat-cepat menghubungiku.
Keesokan harinya.
"Git, Bu Dian gak masuk hari ini. lo tolong gantiin dia ya. gue lagi banyak kerjaan nih. lo tinggal cek itu laporan keuangan dan pastiin semua data ga ada kesalahan sedikitpun. terus ntar lo serahin ke Pak Rama, dia yang akan cek laporan keuangannya. Itung-itung lo bisa ketemu dia kan Git?" Goda mbak Rani ketika ada kesempatan.
"Hah? aku mbak? aku takut nih. Gimana kalo aku salah? terus entar Kak Rama, Ehh.. Pak Rama marah sama aku? aku belum siap dimarahin mbak, meskipun dalam hati aku pengen banget ngobrol sama dia." tegas Gita
"Tenang aja, gak akan salah kok. Ntar gue bantu cek. Yang penting ntar lo keruangan nya, kalo ada salah dikit juga dia pasti maklum kok, lo kan anak baru! Bilang aja anak baru hihiii"
Akhirnya Gita pun melangkahkan kakinya dengan gugup menuju ruangan Rama. dengan hati yang berdebar tak karuan ia memberanikan diri menemuinya. Ketika sampai di ruangan Rama sang Direktur, Gita melihat sekretaris cantik nan sexy berada disebelah pintu Direktur.
"Selamat pagi Bu. Saya, Gita. dari staff accounting, saya ingin memberikan laporan keuangan bulan ini. saya yang menggantikan Bu Dian, karena ia tidak masuk hari ini." Ucap Gita sopan
"Oh, kamu anak baru? Pantas saya baru lihat. sebentar saya tanyakan dulu pada Pak Direktur." sambil menuju ruangan
"Iya bu, saya anak baru. Iya, silahkan." Jawab Gita ramah.
"Kamu boleh masuk." Seru sekretaris cantik itu.
"tokk..tokk..tokk.. permisi" Dengan Gugup Gita membuka pintu ruangan Direktur Rama.
"Masuk!"
"Selamat pagi pak, saya karyawan baru dari staff accounting ingin menyerahkan rekapan laporan keuangan bulan ini. Saya menggantikan Bu Dian yang kebetulan hari ini tidak masuk." Ucap Gita sambil menyerahkan berkas laporan.
Dengan tatapan yang sinis sembari melihat laporan, Rama menjawab :
"Siapa namamu? Kamu bisa kerja atau tidak? Kenapa membuat rekapan laporan seperti ini saja masih ada yang salah? baru berapa hari kamu kerja disini?" Jawab Rama dengan bertubi pertanyaan
"Ma..maaf Pak. Saya kira semuanya sudah benar. Saya Gita, baru 5 hari bekerja disini. maafkan saya kalau laporannya masih ada kekeliruan. " Ucap Gita sembari menunduk.
"Karyawan Bodoh!!! Seharusnya kau tunjukan kemampuanmu. Kau masih baru tapi sudah berani melakukan kesalahan. Apa kau memang ingin dipecat dari perusahaan ini? Saya tidak membutuhkan karyawan tak berguna sepertimu!!" Sambil menggebrak meja.
"Ma, maaf Pak! maafkan saya. Saya akan memperbaikinya. Tolong jangan pecat saya." mohon Gita pada Direktur Rama
"Sekali lagi kau melakukan kesalahan, tak ada ampun untukmu. Keluar dari ruangan ku sekarang juga. Brakkkkkkkkm" Rama menggebrak meja untuk yang kedua kalinya.
Gita keluar dari ruangan sambil berkaca-kaca. Menahan air mata yang ingin keluar dengan derasnya. Orang yang dia kagumi sejak dulu ternyata sekarang telah berubah. Dia tak menyangka Rama bisa membentaknya dengan begitu tega tanpa perasaan. Apakah Rama sudah tidak ingat padanya? apakah Rama memang membencinya? Kenapa dia harus kasar padanya?
"Mbak, jujur sama aku. kenapa mbak gak mau menghadap Pak Rama? kenapa aku yang harus kena dimarahin sama pak Rama mbak? aku salah apa? huaaaaa" ujar Gita sambil menangis keras
"Maafin gue, Git. Mbak kira kalau kamu yang menghadap Pak Rama, dia tidak akan semarah itu. Karena mbak kira kan dia kenal sama kamu. Mbak gak tau kenapa itu laporan keuangan bisa ada selisih sebesar itu. Jadi, mbak pakai kamu biar dia gak akan marah. Karena kan Bu Dian yang tau semua ini. Ga nyangka kok dia bisa semarah itu sama kamu. Maafin mbak ya Git" Sambil menepuk-nepuk pundak Gita.
Tak ku sangka, kau berubah amat drastis, kak. Kau yang dulu tidak kasar seperti ini. Dulu, kau begitu lembut dan penuh senyuman. Kenapa sekarang kau begitu kejam? Sungguh, aku sakit. Hatiku sangat sakit. Aku tak sangka waktu telah merubah semua.
HARUSKAH KU BUANG PERASAAN INI? HARUSKAH AKU BERHENTI BERHARAP DENGAN SEMUA INI?
Bersambung..
Jangan lupa like nya ya.. ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Elfin Carolina Arikalang
baru baca aja gimana gitu
2023-06-25
0
Echa Fairlysyarma
mungkin ada kejadian yg terlewatkan...
2023-05-29
0
susi 2020
😔😔😍🥰
2023-05-04
1