Memikirkan Rama saat ini adalah hal yang menyulitkan bagi Gita. Entah mengapa Rama bisa tak mengenalinya, apalagi sampai berani membentak karyawan baru seperti Gita. Perasaan sedih kian memuncak, teringat kata-kata kasar Rama yang dilontarkannya pada Gita. Pupus sudah semangatnya bekerja di perusahaan itu.
...🎵 don't stay awake for too long...
...don't go to bed...
...i'll make a cup of coffee for your head...
...i'll get you up and going out of bed 🎵...
Dering handphone Gita berbunyi dengan nada lagu death bed nya Powfu Ft Beabadoobee. Nomor siapa ini, nggak ada namanya, pikir Gita. Ia segera mengangkat telepon tersebut.
"Halo, ini siapa ya?" Tanya Gita.
"Git, ini gue! Dimas." suara diseberang sana.
"Eh, kak Dimas. Ini no kak Dim? Aku save ya nomornya."
"Harus dong, Git. Oh ya, besok kita makan siang bareng yuk di kantin?" ajak Dimas
"Boleh, kak. Ntar kita janjian di kantin aja. Sekalian ada yang mau aku tanyain ke Kak Dim." Pinta Gita.
"Oke, peri cantik." Puji Dimas.
Gombalan Dimas sejak dulu sering Gita dengar, Gita sudah terbiasa untuk hal itu. Tak sedikitpun hatinya berdebar karena gombalan Dimas. Dibandingkan dengan gombalan Dimas, hati Gita lebih meleleh hanya dengan melihat senyuman Rama. Sebegitu spesialnya kah Rama di hati Gita?
***
"Git, lo gak apa-apa kan?" tanya Mbak Rani.
"Gak apa-apa mbak, emang kenapa?" tanya Gita lagi.
"Lo ga bakal mengundurkan diri kan dari perusahaan ini? Lo ga marah kan sama gua?" Cecar Rani.
"Nggak lah mbak, ngapain juga. Gak apa-apa kok, kejadian kemarin aku jadikan motivasi aja agar aku lebih baik lagi, lebih bisa bekerja dengan teliti. Karena, memang laporan yang kemarin aku kasih ke Pak Rama itu ada selisihnya. Setelah aku telaah perkataan Pak Rama emang bener kok. Justru dia baik banget perhatian sama aku, mbak!" ujar gita sambil senyam-senyum.
"Kayaknya lu suka deh sama Pak Rama? Dimarahin abis-abisan masih bisa belain dia? Gile bener dah.." Sindir Mbak Rani.
"Apaan sih mbak, nggak gitu juga kali." bela Gita.
Mereka tertawa bersama. Rani orang yang baik dan perhatian, Gita tak salah memilih Rani sebagai rekan kerjanya. Tak lama, handphone Gita berbunyi, sebuah pesan masuk dengan nama kontak Dimas memenuhi layar handphone Gita. Ia pun segera membukanya.
"Git, gua tunggu lu di kantin ya sekarang." Pesan Dimas.
Oh, iya. Aku lupa punya janji makan siang bareng sama Kak Dimas. Aku harus cepet -cepet nemuin dia. Kasian kalo dia nunggu lama. Batin Gita.
Gita segera menuju kantin, ia tak mau Dimas menunggunya terlalu lama. Sesampainya di kantin, Gita mencari-cari keberadaan Dimas.
"Git, Disini..!" Ujar Dimas sambil melambaikan tangannya.
"Udah lama nunggu kak? Maaf ya lama. aku tadi ngobrol dulu sama temen yang lain."
"Gak kok, santai aja lagi. Kayak ke siapa aja lu sungkan-sungkan begitu. Ayo makan dulu nih!" sanggah Dimas
Mereka makan bersama sambil berbincang bagaimana perjalanan mereka setelah lulus dari SMA, sesekali mereka tertawa ringan akan suatu hal. Sepertinya kerinduan akan kebersamaan mereka dahulu timbul disini, rindu itu memang hadir, disaat yang tepat.
"Oh iya, Kak Dim.. Kak Dim tahu kan kalau Kak Rama Direktur disini?" tanya Gita penasaran
"Ya jelas tau lah, dulu gua masuk kesini karena bantuan dia juga kan! Kok lu tau Rama direktur disini? Lo pernah ketemu dia?" Tanya Dimas lagi
Gita menceritakan awal mulanya ia bertemu Rama di perusahaan ini. sampai ia dimarahi habis-habisan oleh Rama, entah mengapa Gita berani mengatakan itu pada Dimas, padahal jelas-jelas Dimas adalah sahabat baik Rama.
"Apa dia gak ngenalin wajah aku ya kak? Kenapa juga dia sekarang jadi galak kayak gitu sih?" Tanya Gita penasaran.
"Ah masa sih Git? Mungkin karena lo karyawan baru aja kali, jadi dia kasih gertakan kecil biar lu hormat dan tunduk sama dia" Jelas Dimas
"Tapi dulu dia baik banget kak, beda banget sama sekarang."
"Kayaknya gue tau deh alasannya apa!"
"Apaan kak? Aku pengen tahu."
"Rama udah punya tunangan. Dan kayaknya Rama jatuh cinta banget sama tunangannya itu. Tunangan Rama itu bukan cewek baik-baik, dia banyak skandalnya. Kayaknya nih ya, dia gak sadar kalo itu elu Gita, Rama gak sadar kalo kemarin dia itu marahin lu Git. Kayaknya dia lagi emosi berat terus elu yang kena pelampiasannya. Karena setahu gua, Rama sama Siska itu sering banget berantem karena hal-hal sepele" jelas Dimas
Duarrrrrrrrrr..... Bagaikan disambar petir. Hati Gita yang semula merah merona kini jadi gosong bak roti panggang yang lupa tak diangkat. Apa? Kak Rama udah punya tunangan? 7 tahun bukan waktu yang sebentar. 7 tahun waktu yang lama, pasti sudah merubah sifat Rama, dan ternyata dia sudah bertunangan. Mimpi buruk macam apa ini?
Tak lama selang mereka berbincang, datanglah seseorang yang mengagetkan lamunan Gita. Lelaki yang tampan, dan penuh kharisma.
"Dim, siapa nih?" ucap seorang lelaki yang mendekati mereka.
Ternyata itu adalah Rama, sang Direktur perusahaan besar ini. Seketika Rama pun kaget karena wanita yang ia lihat adalah orang yang ia marahi tempo hari.
"Loh.. bukannya lo yang kemarin salah rekap laporan kan?" Tanya Rama lagi.
"Eh, Pak direktur. Sini, kita duduk bareng. Ngobrol bareng. Gue kenalin nih sama cewe gue!" cengir Dimas
"Eh, maksudnya apa kak?" Gita heran
"Ram, emang lo gak kenal siapa cewek ini? Coba deh lu perhatiin dia, masa lu lupa sama cewe secantik dia? Mana sampe lu marah-marahin lagi kemaren. Parah bener dah lu!" Sergah Dimas
"Ya wajar gue marahin masih karyawan baru udah salah, gimana kedepannya? Emang lo siapa? Emang Gue kenal sama lo?" ujar Rama
*Astaga, sakit hatiku. Ke*napa kak Rama dengan polosnya tidak mengenalku? Aku bahagia karena bisa bertatap muka langsung dengannya. Tetapi, kenapa hatiku sakit ketika mendengar ia tak mengenalku? Ternyata aku memang tak ada arti apa-apa untuk Kak Rama. Aku harus sadar, aku harus membuang jauh rasaku untuknya. Karena percuma aku pertahankan tapi ternyata dia tak sedikitpun mengingatku.
"Ya sudah, lo kenalan dulu sini. Namanya Gita, dia adik kelas kita dulu. Masa lo lupa sih? Dan Gita ini pacar gue. Jadi, lo jangan galak-galak ya sama dia. Meskipun lo pimpinan tapi gue minta jangan galak sama cewe gue. Oke bro?" Ucap Dimas polos.
"Kak, Dim. Kok?" Gita tak setuju.
Dimas mengarahkan ibu jarinya menutup mulut Gita. Gita pun terhenyak.
"Gita? Oh adik kelas yang dulu suka ngintilin lo ya? Hebat juga bisa masuk kesini. Oke bro, sorry gue gak tau kalo dia cewek lu. Kemaren gue lagi berantakan banget. Pusing gue mikirin Siska bikin naik darah terus. Makanya gue melampiaskan kekesalan gue kemaren ke cewek lo. Sorry ya!" Sambil berjabat tangan dengan Gita.
" Eh, Iya Pak. Maafkan saya juga"
Setelah perbincangan itu selesai, Gita tak terima dengan ucapan Dimas yang mengatakan bahwa ia adalah pacarnya. Tetapi, Dimas berdalih bahwa hal itu ia lakukan agar Rama tak bersikap kasar padanya. Karena Rama yang dulu dan sekarang berbeda. Sekarang Sifat Rama sangat dingin dan kejam. Untuk melindungi Gita, jadi ia berbohong mengatakan Gita pacarnya.
Gita sungguh tak menyangka pertemuannya dengan Rama akan serumit ini. Niat hati ingin membuang perasaannya jauh jauh, tetapi malah didekatkan lagi dengan Rama. Kenapa pula ia harus bertemu dengan Dimas, yang membuat keadaan menjadi semakin ruwet. Dia tak mengira kalau Dimas akan bertindak sejauh ini. Semuanya sungguh diluar dugaan Gita. Entah bagaimana dia bisa menerima kalau Dimas menjadikannya pacar bohongan.
Sore hari sepulang kerja di PT Angkasa Putra, Gita sedang menunggu angkot untuk pulang. Karena ia pulang terlalu sore, angkot yang lewat sudah jarang, bahkan sudah tak terlihat lewat. Gita bingung, harus bagaimana dia?
Apa aku naik Go Car saja ya? Oh tidak. Uangku tak cukup pastinya, apalagi ini tanggung bulan, dan aku pun belum mendapat gaji. Aku harus berhemat. Yasudah lah, tunggu saja. semoga saja ada angkutan umum lewat. Gumam Gita.
Tak lama kemudian, sebuah mobil mewah lewat dihadapan Gita. Tak disangka, mobil itu berhenti tepat ditempat Gita berdiri.
"Lo ceweknya si Dimas kan? Kenapa gak pulang bareng dia?" Ternyata itu adalah Rama.
"Ehm, Oh itu tadi Kak Dimas bilang kalau dia ada urusan mendadak jadi saya disuruh pulang sendiri. Saya sedang menunggu angkutan umum pak." ucap Gita berbohong.
"Ini hampir petang. Jam segini mana ada angkutan umum lewat. Dimas parah banget, udah lu naik mobil gue aja. Gue anterin pulang, itung-itung tanda maaf gue kemaren udah marahin lu." Sinis Rama
"Terimakasih pak, tidak usah. Saya bisa pulang sendiri kok. Terimakasih atas tawarannya" Tolak Gita dengan halus
"Gue gak pernah ya berbaik hati gini sama orang asing, dan parahnya lu nolak tawaran gue? Gue rasa gak pernah ada orang yang bisa nolak gue. Lu kok seberani itu sih?" hardik Rama
"Ma-maaf Pak, bukan maksud saya begitu. Baiklah, saya akan ikut. terimakasih atas tawarannya" Gita pun masuk kedalam mobil.
DEGGG.. Tahukah bagaimana rasanya hatiku saat ini? Hatiku serasa dikoyak-koyak dan di ombang-ambing bak ombak dilautan. Aku gugup. Benar-benar gugup. Apa yang harus aku lakukan? kenapa hatiku berdebar begini?
Apakah aku keliatan gugup dihadapannya? Oh, tidak. Cinta... aku mohon menjauh lah.. Aku tak sanggup kalau aku harus mencintai Kak Rama, sekarang ia sangat angkuh. Bukan orang yang dulu kukenal. Pergilah perasaan menyedihkan ini......
bersambung
Hai sayang-sayangku.. Seperti biasa ya, setelah membaca, budayakan LIKE 🤗 Aku senang kalau kalian bersedia memberikan like nya, apalagi komentarnya. Itu buat aku tambah semangat menulis. Aku nulis ini khusus aku buat untuk kalian pembaca setiaku 😘💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘😘
2023-05-04
1
susi 2020
🙄🙄🙄
2023-05-04
1
luiya tuzahra
gitaaa kasian amat siih nasib luuh,jdi inget masa2 remaja yak.emang iya siih klw kita suka ma cowo trus cowo itu senyum ma kita kitanya jdi baper kegeeran padahal si cowo b aja ma kita dan itu kesalahan terbesar cewe .dan parahnya gak sadar2 masih ja ngarep kan bodoh yaa kita hahah...
2023-05-02
1