HARI JADI ANGKASA PUTRA GROUP KE-56
Karangan bunga ucapan suka cita dari berbagai vendor dan kolega perusahaan sudah memenuhi pintu masuk gedung serbaguna. Ucapan selamat dan sukses atas berdirinya Angkasa Putra Group sampai bisa sebesar ini.
Kakeknya sudah tua, tetapi sangatlah tegas. Tidak ada yang bisa membantah apapun yang dikatakannya, itulah mengapa perusahaan bisa sebesar dan sesukses ini. Berkat kerja kerasnya dengan istrinya yaitu nenek Rama mereka bisa melewati masa-masa sulit bersama membangun perusahaan, dari jatuh hingga bangkit lagi, sampai akhirnya mereka bisa menikmati hasilnya, sayangnya nenek Rama telah pergi meninggalkan mereka.
Persiapan sudah matang, semua tamu undangan silih berganti berdatangan. Para karyawan pun diminta hadir. Ada juga yang bekerja demi keberlangsungan acara. Mereka semua terlihat tampak senang dan bahagia. Semua orang menghormati Ketua Prima, itulah nama kakek Rama.
Adik Rama, Raina pun hadir diacara megah ini. Ia izin pulang dari kampusnya di University of Oxford. Salah satu universitas terbaik di Eropa. Demi melihat keberhasilan kakaknya ia harus hadir memberikan ucapan selamat. Raina sangat cantik dan baik, usianya baru menginjak 20tahun.
Ibu dan Ayah Rama sedang bersiap. Mereka terlihat tegang. Mereka memikirkan nanti. Mereka tahu Rama pasti akan sangat marah. Mereka sudah siap dengan bentakan Rama. Tapi apa boleh buat? Ini langsung perintah dari kakek Rama. Biarlah, Rama mungkin bisa membentak Ibu dan Ayahnya, tapi ia tak bisa membentak kakeknya.
Rama sedang bersiap, ia ditemani Dimas. Dimas selalu setia menemaninya. Rama canggung dan sedikit gemetar.
"Gak biasanya lo kayak gini. Gugup lo ya?" Tanya Dimas
"Gue gak siap nih. Sebentar lagi gue megang jabatan baru. Apa gue bisa ya?" Rama gugup
"Gue yakin lo pasti bisa. Setelah semua pencapaian lo, setelah semua investor balik lagi ke perusahaan kita, dewan direksi juga pasti dukung lo kan. Apalagi lo satu-satunya penerus keluarga lo. gue yakin lo pasti bisa."
"Thanks Dim. Lo selalu nyemangatin gue" Rama menepuk pundak Dimas
"Oke Ram. Gue pasti dukung lo. Siska gimana? Dia ada kesini?" Dimas penasaran
"Gak tau gue, dia gak ada nelepon gue. Cuma bilang selamat aja. Bodo amat ah. Sebentar lagi juga gue bakal putusin pertunangan ini." Celetuk Rama
"Serius lo? Emang bisa? Pasti semua ini karena Gita kan?" Dimas terkejut
"Gue bakal bersimpuh didepan kaki semua keluarga gue dan Siska, gue bakal minta maaf yang sebesar-besarnya. Gue lakuin ini karena gue sayang sama Gita. Gue gak mau kehilangan Gita" Rama jujur
"Tapi, apa bakalan semudah itu Ram? Lo harus mikirin juga nasib Gita kedepannya. Apa lo yakin dia bakal aman-aman aja?" Dimas khawatir.
"Gue pastikan Gita bakal berada diposisi aman. Gak akan ada yang berani nyakitin dia. Gue harus lindungin dia."
"Gue percaya sama lo. Semoga semuanya berjalan dengan lancar. Gue yakin, Gita pasti bahagia. Asal lo tahu, Cinta dia ke elu tuh lebih besar daripada cinta lu sama dia!" Tegas Dimas
"Bohong banget lu. Jelas-jelas dia begitu sama gue. Gak pernah sekalipun dia bilang suka sama gue. Tapi gua yakin sih ini semua karena ikatan gue sama Siska. Jadi dia gak berani ungkapin." Rama percaya diri
"Siapa bilang? Gue yang tahu dia. Dia suka sama lu sejak kita masih satu sekolah. Lu ga peka orangnya. Liat aja dulu perlakuan dia ke elu sama perlakuan dia ke gue. Kalau sama gue, dia becanda ketawa ngakak ketahuan jeleknya dia gak malu. Beda sama sifat dia ke elu. Dia selalu jaim dan terlihat manis kalau didepan lu Kenapa lu gak sadar sih? Gue memang suka sama Gita, tapi gue gak berani nyatain karena gue tau dia sukanya sama elu. Tapi elu jadi orang gobloknya dipiara aja, cewe udah kasih kode gitu lu nya gak peka-peka." Dimas menjelaskan.
"Serius lu? masa sih? Gue yakin lu pasti bohong. Dulu, gue kira dia suka sama lo. Lagian, sampe sekarang aja dia masih suka cuek-cuek gitu sama gue" Rama polos
"Dia terlalu malu mengungkapkan perasaannya ke elu. Gue selalu liat sorot matanya kalau lagi menatap lu, dalem banget. Lu itu cinta pertamanya dia Ram!" Dimas menerangkan
"Kenapa gue bisa gak sadar sampai sekarang ya? Peri cantik itu kenapa gak jujur aja sama gue sih?" Rama heran
"Karena sekarang lu udah terikat sama pertunangan. Apalagi lu bos nya dia, ya dia hormat sama lu dong. Gak bisa seenaknya gitu." Dimas menjelaskan lagi
"Tapi, dia hadir gak ya hari ini? Kemarin dia bilang sama gue lagi sakit katanya" Ucap Rama
"Masa sih?"
"Serius. Gue harap hari ini dia hadir." Ucap Rama
"Tapi kata si Intan Gita pergi ke rumah kakeknya di Bogor." Dimas mengernyitkan dahinya.
"Masa sih? Dia bilang ke gue lagi sakit, gak enak badan. Gue telepon aja dia. Memastikan yang sebenarnya terjadi." Rama mengeluarkan handphonenya.
*Anggita Nindya Calling
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Silahkan coba beberapa saat lagi*."
"Kok gak aktif sih Dim? Gita kemana sih? Gue harus cari dia sekarang." Rama tak sabar
"Ram! Lo harus fokus dulu kali ini. Biar gue yang cari tahu keberadaan Gita, lo jangan sampai lewatkan acara ini. Ini penting buat masa depan lo. Lo yang tenang, biar sekarang gue coba cari Gita. Oke?" Dimas menenangkan Rama
"Baiklah, tolong pastikan dia baik-baik saja Dim!"
"Siap"
Acara pun dimulai. Semua tamu undangan sudah duduk di kursinya masing-masing. Kata sambutan telah disampaikan oleh MC yang memimpin berlangsungnya acara tersebut. Acara demi acara, hiburan dan juga musik sudah ditampilkan. Kini acara yang sesungguhnya akan dimulai sebentar lagi.
"Terima kasih kepada semua tamu undangan yang telah berkenan hadir di acara megah ini. Kita semua suka cita menyambut hari jadi perusahaan yang ke -56. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan selalu memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Sekarang, mari kita dengarkan sambutan dari Pendiri Perusahaan Angkasa Putra Group. Mari kepada semua tamu undangan beri sambutan yang meriah kepada Ketua Prima Hanggara selaku founder Angkasa Putra Group"
prokk..prokk..prokkk
"Terimakasih, salam hangat semua tamu undangan yang telah berkenan hadir ditempat kami. Saya tak menyangka Angkasa Putra Group bisa menjadi sebesar ini. Selamat hari jadi kita semua yang ke-56. Saya berterima kasih kepada seluruh investor, seluruh direksi dan seluruh karyawan yang telah membantu perusahaan ini sampai seperti ini. Seperti yang kalian ketahui, saya sudah tak cukup umur mengurus perusahaan sebesar ini, maka dari itu saya pasrahkan kepada Anak tertua saya Angga Hanggara. Dan Angga pun tak patah arang, dia tahu kemampuannya bersaing dalam bisnis menurun, sehingga Cucu ku lah yang berhasil menarik kembali investor dan menggerakkan hati dewan direksi sampai akhirnya kita bisa bangkit kembali. Anakku dan cucuku mempunyai peran yang penting dalam perusahaan ini. Cucuku, Rama Hanggara Putra, sang penerus sekaligus pimpinan tertinggi kalian. Aku akan memasrahkan perusahaan ku padanya. Aku yakin, dengan dedikasi tinggi Rama kepada perusahaan ini, perusahaan akan lebih maju dan menunjukan progress yang semakin baik."
"Baik, silahkan Pak Rama Hanggara Putra naik keatas panggung bersama Kakek tercinta" MC itu menyuruh Rama naik keatas panggung.
Rama naik keatas mendampingi kakekhya yang duduk menggunakan kursi roda.
"Selamat malam, salam sejahtera bagi kalian semua. Terimakasih banyak atas partisipasi kalian yang telah berkenan hadir ditempat ini. Maafkan kekurangan kami selama ini. Terimakasih telah mempercayai saya selama ini. Saya akan berusaha dengan sekuat tenaga menjadikan perusahaan kita menjadi semakin lebih baik lagi. Tentu saja ini semua juga berkat kerja keras kalian semua, tanpa kalian semua apalah saya. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih atas dedikasinya pada perusahaan."
Prokk..prokk..prokk..... Riuh tepuk tangan tamu undangan yang bangga dengan Rama Hanggara.
"Disini, hari ini saya akan membuat pengumuman penting yang harus kalian ketahui. Saya sebagai kakek yang sudah tua, ingin sekali melihat cucu saya menikah dan menimang buyut untukku. Sudah kalian semua ketahui, Cucu saya telah bertunangan dengan keturunan Keluarga Priambodo, Yaitu Siska Gavanny. Saya ingin mereka menuju jenjang yang lebih serius lagi. Saya akan memberitahukan bahwa cucu saya Rama sebentar lagi akan menikah. Saya perkirakan waktunya satu bulan lagi. Tanggal dan tempat nanti saya beritahukan kembali." Kakek Rama menjelaskan
Rama marah, tak percaya. Tapi, ini didepan umum. Sebisa mungkin dia tahan dahulu.
"Dan mari kita sambut keatas panggung mewah ini Keluarga Priambodo dan Tunangan Pak Rama Hanggara, yaitu Siska Gavanny.."
prokk..prokk..prokk.. semua bertepuk tangan melihatnya. mereka kagum sekaligus bangga.
"Terimakasih telah berkenan hadir di acara ini. Selamat dan sukses. Semoga pernikahan kalian nanti berjalan lancar. Dan kalian akan menjadi pasangan yang bahagia. Adakah yang Ingin Siska sampaikan pada sang kekasih?" Ucap MC itu.
"Terimakasih sayangku kau selalu ada untukku. Aku bahagia bisa menemani hari-harimu, aku bahagia bisa tertawa bersamamu. Terimakasih atas cintamu selama ini. Aku adalah wanita paling beruntung yang bisa memilikimu. Tak terasa sebentar lagi kita akan menikah. Aku akan menjadi bidadari paling cantik dan kau akan menjadi pangeran yang paling tampan. Aku sangat menantikan hal itu. I love u Rama Hanggara, tunanganku" Ucap Siska sambil memeluk Rama.
Rama tak tahan dengan semua ini. Ia merasa dibohongi oleh keluarganya. Tak ada satupun yang memberitahunya soal hal ini. Tapi ia berusaha keras mencoba untuk tetap tenang. Ia tak mau menghancurkan acara ini. Ia pun mengikuti permainan keluarganya.
"Baiklah Pak Rama. Ada yang ingin anda sampaikan kepada tunangan anda?" Tanya MC tersebut
Rama menjawab dengan tenang. Ia cukup pandai berakting. Padahal hatinya amatlah hancur kesal dan marah.
"Aku sangat menantikannya. Dan I love u tooo"
Rama tak mampu melanjutkan kata-katanya. Tetapi semua orang menilai itu sesuatu yang jentle. Riuh tepuk tangan tamu undangan yang merasa baper dengan keromantisan mereka. Padahal Rama tak mengucapkan itu dengan hatinya. Ia hanya tak mau menghancurkan acara tersebut.
Ia mengingat Gita. Bagaimana hati Gita nanti? Kalau ia melihat, Gita pasti sangat sedih sekali. Yang Rama pikirkan hanyalah Gita, dirinya diatas panggung bersama Siska, tetapi hatinya melayang mencari Gita. Acara kini tinggal hiburan saja, Rama mencari informasi kepada dimas dan asistennya, Rama segera mencari Gita. Rama bertanya dan akhirnya ia mengetahui keberadaan Gita.
-Dikediaman Kakek Gita, Bogor-
Gita telah melihat video yang dikirim asisten Ibunya Rama. Gita menangis terisak sendirian di kebun teh. Ia memandangi kebun teh yang sangat indah, tapi tak berhasil meredakan tangisnya. Tangisnya malah semakin menjadi. Ia memang tak pantas bersanding dengan Rama, ia hanya orang biasa yang tak punya apa-apa. Bodohnya dia harus percaya dengan kata-kata Rama yang akan memperjuangkannya. Rama tak mungkin bisa memperjuangkan cintanya dengan Gita, malam ini saja dia malah kecolongan. Pernikahannya akan digelar sebentar lagi. Nasi sudah menjadi bubur, tak akan kembali menjadi nasi, kecuali kalau ia buang bubur itu dan membuat nasi kembali.
Gita menikmati udara dingin di puncak sendirian. Kalau ia sedih, ia senang menyendiri. Ia senang ditemani angin malam dan pemandangan yang indah. Gita menyadari dirinya siapa. Kali ini ia akan bersungguh-sungguh membuang Rama dalam hati dan hidupnya. Ia tak mau jadi penghancur lagi, ia takut akan ancaman keluarga Rama padanya.
"Kenapa kau senang menyendiri seperti ini?" Suara Rama tiba-tiba datang dengan perasaan khawatir
Selalu saja Rama bisa menemukannya. Bahkan kali ini Gita tak ingin melihatnya. Kenapa dia harus jauh-jauh datang kesini? Apa maksudnya selalu saja seperti ini? Sungguh, bunuh saja aku daripada harus berurusan denganmu.
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Zabaha Danisa
semangat terus rama, perjuangkan cintamu
2021-10-08
0
Mufy Husna
sakittt thor..kyk dtusuk jarum hiks
2021-03-02
0
KomaLia
nyesek banget
2021-02-11
0