Gita dan Rama telah kembali duduk dikursi mereka. Mereka berdua terlihat sangat canggung. Gita pun bingung harus berkata apa kepada Rama. Lidahnya terasa kaku, tak bisa berkata-kata. Rama pun kikuk, entah apa yang harus ia jelaskan pada Gita atas perbuatannya barusan.
Seperti mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya, tetapi Rama tahu tak mungkin Gita membalas perasaannya. Kenapa Rama jadi se-ceroboh itu? Terlalu menghayati isi dalam lagu yang ia nyanyikan. Sehingga ia seperti terhipnotis dan melakukan hal yang diluar dugaannya.
"Aku minta maaf Git. Bukan maksud.." Rama terhenti
"Tidak apa-apa Kak. Aku memahami perasaanmu saat ini." Gita tersenyum.
Memahami perasaanku? Maksudmu? Rama heran.
"Aku tak paham maksudmu" Rama bingung
"Aku mengerti, saat ini perasaan kakak sedang kacau. Kak Rama sedang merindukan tunangan kakak kan? Pasti berat rasanya ditinggalkan seseorang yang kita sayang. Aku memakluminya kok. Kakak tak perlu minta maaf, aku senang bisa membantu kak Rama tadi " Jelas Gita
"Menurutmu begitu?" Rama menghela nafas lega.
"Iya kak, aku sangat sangat mengerti perasaan kak Rama. Kak Siska pasti menjadi wanita terbahagia karena memiliki kakak." Ujar Gita
Gadis polos dan lugu ini tak menyadarinya. Dia mengira aku menyanyikan lagu dan menyatakan perasaanku tadi untuk Siska. Mana bisa begitu? Jelas-jelas dia yang ada dihadapanku, aku memegang tangannya, aku memeluknya, dan aku mencium keningnya, jelas itu ungkapanku untuknya. Aku tak sedikitpun memikirkan Siska, Mengapa gadis ini tak tersentuh sedikitpun dengan perkataanku? Mengapa Gita?
"Kalau ternyata yang aku ucapkan itu untuk kamu gimana?" Tanya Rama
Gita tersedak, "Mm, ya gak mungkin lah kak. Aku tahu kakak menyayangi kak Siska."
Itu dulu. Aku memang sempat menyayangi Siska, tapi setelah perselingkuhan Siska, hatiku memudar. Arogansi ku selalu menguasai diriku. Sampai akhirnya kau datang, hatiku lebih tenang dan nyaman. Belum lama aku mengenalmu, tapi kamu telah melunakkan hatiku.
"Tapi perkataan aku tadi itu memang untukmu." Rama jujur
Gita terperangah. Mana mungkin yang diucapkannya tadi itu untukku? Kenapa dia selalu saja menggodaku dan tak lama menjatuhkanku? Memangnya aku ini mainannya apa?
Gita tak menjawab perkataan Rama. Gita hanya memberikan ekspresi tak percaya atas perkataan Rama barusan. Waktu hampir malam, akhirnya mereka berdua pun pulang.
Diperjalanan, Rama dan Gita diam tanpa kata. Tak ada obrolan apapun selama ddidalam mobil. Entah apa yang mereka rasakan saat ini. Hati Rama jelas berkecamuk, Gita tak menyadari pengakuannya tadi.
Tiga puluh menit berlalu, Rama telah sampai mengantarkan Gita sampai rumahnya.
"Git, terimakasih atas waktumu malam ini. " Ucap Rama
"Sama-sama kak. Aku juga seneng kok diajak kakak jalan-jalan."
"Aku lebih seneng karena kamu yang menemaniku malam ini" Jelas Rama
"Apaan sih kak, aneh-aneh aja deh." Gita malu
"Aku beneran Git. Aku nyaman bareng sama kamu" Rama meraih tangan Gita
"Kakkk.." Gita kaget
"Aku tahu, ini semua tak mungkin diantara kita. Tapi, kumohon izinkan aku untuk tetap seperti ini denganmu. Izinkan aku tertawa bahagia bersamamu, izinkan aku selalu bertemu denganmu, izinkan aku untuk melihat senyummu yang indah."Rama masih memegang tangan Gita.
" Kak Ramaaa..." Guta menitikkan air mata.
"Maafkan aku telah berbuat lancang seperti ini. tapi kumohon kau jangan membenciku. kumohon bersikap biasalah kepadaku, aku hanya ingin tertawa bersamamu saja, seperti ini pun aku sudah sangat bahagia." Terang Rama.
"Aku tak tahu harus berkata apa.."
"Kau tidak perlu mengatakan apapun. Karena aku tau apa yang ingin kau bicarakan. Aku tahu kau memiliki Dimas dihatimu, aku tahu kau menyayangi Dimas, tapi maafkan aku. Aku pun tak tahu kenapa hatiku bisa memilihmu? Aku nyaman bersamamu. Kita memang tak bisa bersatu, tapi tolong izinkan saja aku untuk mencintaimu seperti ini." Rama menghela nafas.
Bukan seperti itu Kak.... Bukan Dimas, Bukan karena hatiku memiliki Dimas, tapi karena KAU. Karena kau yang telah menjalin hubungan serius, itu yang aku takutkan. Karena kau yang bertunangan, tak ada celah bagiku untuk bersamamu. Kau tak tahu isi hatiku, kau tak tahu bahwa aku menyukaimu, kau tak tahu betapa besarnya rasa cintaku kepadamu, kau tak tahu sejak duku yanh ada dihatiku hanyalah kau, Rama Hanggara. Kalau kau tahu perasaanku yang sesungguhnya, Akan bagaimana nasib tunanganmu? Tapi, perlu kau ketahui, aku tidak sejahat itu. Aku tidak akan merebut milik orang lain. Aku rela hatiku hancur berkeping-keping asalkan aku tak membuat orang lain menangis karena ulahku. Aku tak mau merebut Siska darimu. Harusnya kau paham itu Kak.
"Jangan membuat orang lain menangis" Tegas Gita
"Aku tidak membuatmu menangis"
"Kau membuat Siska menangis, kak"
"Hatiku sudah pudar untuknya. aku harus apa?"
"Kau pertahankan Cintamu. Kembalikan lagi kebahagianmu dan dia. Kalian akan saling mencintai lagi." Jelas Gita.
"Lantas kau bagaimana?" Tanya Rama
"Memangnya aku kenapa? Apa aku terlihat sedih? Aku tidak apa-apa."
"Kau tidak memiliki perasaan untukku?"
"Maaf kak, ini sudah terlalu malam. Aku harus masuk kerumahku."
Lagi-lagi Rama menarik lengan Gita, mendekatkan tubuhnya lalu hal yang sama terulang lagi.
Rama mencium bibir manis Gita. Kali ini ciumannya sedikit ganas, hingga Gita sulit bernafas. Rama membiarkan ciuman ini sedikit lama, Menghanyutkan perasaan hatinya yang membludak sejak tadi. Hati Gita menolak, tetapi tubuhnya menikmati ciuman yang diberikan Rama. Gita membalas ciuman hangat Rama. Rama kaget, mengira Gita tak akan membalas ciumannya. Bibir mereka berpagut cukup lama, Merasakan gairah cinta yang mendalam. Ciuman Rama sangat hangat dan membuat hati Gita bergetar.
Biarkan cinta berpihak padaku kali ini, biarkan aku berdosa sekali ini saja. Biarkan dia menciumku, biarkan aku menikmatinya. Ini kesalahan termanis yang aku dan dia lakukan. Ini akan menjadi yang terakhir, aku memberanikan diriku membalas ciumannya. Aku tak akan mengulanginya lagi. Aku sudah merasa seperti wanita perebut laki-laki orang lain. Gita bersedih.
"Maafkan aku." Gita menunduk
"Kenapa kau harus meminta maaf?"
"Tolong lupakan semua yang terjadi diantara kita. Ada hati yang harus kita jaga. Aku mohon kak." Ucap Gita.
"Kau mencintaiku kan?" Selidik Rama
"Aku mencintai Dimas. Tolong jangan kau goyahkan hatiku lagi kak."
"Tapi aku mencintaimu,"
"Tolong jangan katakan hal menjijikan seperti ini lagi. Aku sudah merasa menjadi wanita perebut lelaki orang lain. Cukup kak, hentikan perbuatan gila kita ini. Aku sungguh muak." Gita menegaskan
"Maaf kalau ini membuatmu tak nyaman. Tapi sungguh, aku tak bisa kalau harus jauh darimu."
"Kita akan selalu bersama, sebagai teman. Buang perasaan menjijikan itu dan aku tak mau lagi hal seperti ini terulang kembali."
"Baiklah, kalau itu maumu. maafkan aku"
Rama telah pergi meninggalkan Gita. Perih, hancur, dan sakit hati Gita mendengar jawaban pasrah dari Rama. Sejujurnya ia tak ingin mengatakan hal kasar kepada Rama, tetapi mau bagaimana lagi, kalau hal ini diteruskan akan membuat masalah besar yang baru. Gita harus benar-benar membuang Rama.
Hati terpikat, jiwa terikat
Cinta malapetaka datang
Membuat goyah seisi jiwa
Menangis, duka mendalam
Ibarat kata cinta itu kertas
Lenyaplah dibasahi air
Pergilah ketempat yang ingin kau tuju
Atau kau akan habis dimakan air
Gita menahan segalanya, agar tak ada hati yang tersakiti. Biarlah dia yang sakit, tetapi jangan sampai orang lain yang harus tersakiti karena ulahnya. Gita harua belajar mencintai Dimas, agar Gita dapat melupakan Rama. Dimas adalah caranya agar ia bisa terlepas dari Rama. Gita tak mau larut dalam kesalahannya dengan Rama.
Apakah ini yang terbaik? Haruskah aku benar-benar mencintai Kak Dimas? Agar kak rama dan tunangannya bahagia. Aku pun bisa menemukan kebahagiaanku sendiri tanpa menyakiti hati orang lain. Haruskah aku mulai belajar mencintai Kak Dimas?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Leni Fatmawati Fatmawati
nangis Bombay aku thor
2022-01-21
0
Nhikmah
jngan sampek gita jadian sama dimas thor
2022-01-13
0
Nhikmah
aq g setuju thor kl gita jadian sama dimas
2022-01-13
0