Gita dan yang lainnya sudah kembali lagi ke Bandung. Mereka sangat sibuk, karena perayaan hari Jadi angkasa Group tinggal 3 hari lagi.
Semua dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Karena kakek Rama, sang pendiri perusahaan akan menghadiri acara tersebut. Semuanya harus sempurna, karena akan ada hal yang mengejutkan menurut gosip yang beredar di perusahaan.
"Git, kamu kasih laporan ini ke ruangan pak Direktur ya. Saya harus menghadap ke bagian analis dulu. Masih banyak yang harus saya kerjakan." Ujar Bu Dian.
"Baik, Bu" Gita mengacungkan jempolnya.
Mendengar ruang Direktur hati Gita merasa berbunga-bunga. Entah kenapa ia sangat bersemangat sekali.
Sampai diruangan Direktur, ia meminta izin pada sekretarisnya untuk masuk. Ia pun diperbolehkan masuk.
"Selamat pagi Pak Direktur" Sapa Gita ramah
"Apa yang membawamu kesini tuan puteri?" Tanya Rama dengan girang
"Aku harus menyerahkan laporan ini padamu, Pak. Bu Dian hari ini sangat sibuk sekali. Jadi aku yang mengantarnya." Gita tersenyum
"Sepertinya aku harus memberi bonus pada Bu Dian itu." Kata Rama
"Memangnya kenapa pak?" tanya Gita
"Karena dia, kau bisa datang lagi keruanganku" Ucap Rama bahagia.
"Pak Rama memang orang yang baik" Gita tersenyum
Kau cantik sekali" Rama menatap Gita
"Terima kasih pak" Gita tersipu malu
"Wajahmu selalu terngiang-ngiang dalam mimpi indahku" Rama gombal
"Tolong fokus saja pada pekerjaan kita. Ini masih jam kerja Pak." Gita tegas tapi masih tersenyum
"Kau tahu? Ini adalah perusahaan ayah dan kakekku. Terserah aku saja, suka-suka hatiku saja" Rama sombong.
"Baiklah, terserah anda saja Pak. Saya permisi akan kembali keruangan saya. Terimakasih" Gita membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Rama.
Tetapi, Rama menahan tangan Gita..
"Kau mau kemana? Kenapa buru-buru? Padahal aku masih merindukanmu." Rama memohon
"Pak...." Gita merasa sesuatu mengalir lebih cepat ketika Rama memegangnya
"Semoga kau bisa sabar menunggu. Setelah hari jadi perusahaan, aku akan membereskan masalah ini." Jawab Rama tenang
"Maksudnya Pak?" Gita tak mengerti
"Kau mungkin menganggap aku hanya bercanda denganmu. Tapi, itu salah. Aku akan menyelesaikan semua urusanku dengan Siska. Aku akan melepaskannya dan akan memperjuangkan cintaku untukmu. Aku tak ingin kau pergi dariku, hatiku takkan sanggup lama-lama jauh denganmu. Tunggulah sebentar lagi, aku akan datang menjemput cinta kita" Tegas Rama
Gita sangat bahagia. Hatinya merasa benar-benar terkejut mendengar Rama mengucapkan hal itu. Gita senang, tapi ada kesedihan dalam raut wajahnya. Apa melepaskan Siska akan semudah itu? Apa dia akan diterima oleh keluarga besar Rama? Ketakutan masih hinggap dihatinya.
"Kak, tapi aku..." Gita terhenti. Rama menutup mulut Gita dengan mulutnya lagi
Ciuman hangat dan lembut itu terjadi lagi. Kali ini Rama sangat bergairah melihat Gita. Senyum manis yang merekah dibibirnya, tak dapat Rama tahan, ingin segara melahapnya dengan penuh rasa cinta dan kehangatan.
Rama tak mau mendengar Gita berbicara kata "tapi" Dia tau itu sanggahan yang akan menurunkan rasa semangatnya untuk mendapatkan Gita. Gita selalu saja membuat Rama tak tahan ingin menciumnya.
Wanita cantik itu menolak sebuah ciuman yang diberikan Rama padanya. Ia sangat takut, disini adalah kantornya tempat bekerja, ia takut dimarahi dan dipecat oleh atasan yang lain. Sungguh Gita sudah seperti masuk dalam jurang kalau sampai ada yang tahu mengenai hal ini.
Gita tak menyangka cintanya dengan Rama akan serumit ini. Kenapa Rama harus menjadi atasannya? Kenapa Rama harus orang yang mempunyai perusahaan ini? Sepertinya semuanya tak akan berjalan dengan mudah. Gita harus siap akan resiko yang terjadi.
"Pak, tolong. Jangan lakukan hal seperti ini dikantor. Aku sangat takut." Gita menunduk
"Kenapa kau takut? Waktu didalam mobil kau jelas-jelas membalas ciumanku." Tegas Rama
"Aku bawahanmu disini, aku takut dipecat telah bertindak bodoh seperti itu" Gita sangat takut
"Memang siapa yang berani memecatmu? Adakah orang disini yang berani denganku?" Rama sok kuasa
"Kau memang berkuasa pak, tapi aku hanya orang biasa disini. Ketakutan selalu hinggap pada diriku. Jadi kumohon jangan lakukan hal seperti itu lagi disini." Gita memohon.
"Baiklah. Kalau di kantor tidak boleh, berarti diluar aku bisa menciummu, begitu? Rama genit
" NGGAKKKKK!" Gita kesal
"Baiklah, baiklah. Maafkan aku. Kenapa sensitif sekali sih?" Rama tersenyum
"Terserah saja, sesuka hatimu mengumpati aku. Aku tak akan marah disini. Lihat saja, Akan ku balas nanti diluar kantor!" Gita tak mau kalah
" Baiklah, aku sangat menantikannya. Maksudmu membalas ciumanku diluar kantor, begitu?" Rama tertawa
"Pak Ramaaaaaaaa. Arrghhhh" Gita geram
Gita kesal dengan tingkah laku Rama. Tak menyangka ia menyebalkan seperti itu ketika dikantor. Gita kembali keruangannya dan mulai mengerjakan tugasnya yang lain. Hari ini benar-benar menyita waktu. Sampai pada akhirnya Gita harus lembur dua jam.
Hari sudah menujukan pukul lima sore. Gita telah selesai dengan pekerjaannya dan bergegas segera pulang. Sore itu sangat dingin sekali. Jalanan tidak seramai seperti biasanya. Gita teringat ketika pertama kali Rama mengajaknya pulang, ia sungguh merindukan hal itu.
10 menit ia menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapannya. Gita kaget, mereka membekap dan memaksa Gita masuk kedalam mobil. Gita menangis dan meminta tolong, tapi tak ada yang mendengarnya. Ia tak mengerti kenapa hal seperti ini terjadi padanya. Orang-orang itu memakai masker dan kacamata hitam, Gita tak bisa mengenali mereka. Mulut Gita ditutup rapat, sehingga ia berteriak pun tak akan ada yang mendengarnya, apalagi mobil melaju sangat kencang sekali.
Mengapa nasib buruk menimpanya? Apa yang terjadi padanya? Siapa orang-orang ini? Apa yang mereka inginkan dari Gita? Gita menangis, takut, dan tidak percaya ia bisa mengalami hal seperti ini.
"Kalau kau ingin selamat, cukup diam saja dan jangan banyak bicara." Bentak pria kejam tersebut.
Oh Tuhan, kenapa ini? Aku tak mengerti. Apa yang terjadi padaku? Apa yang mereka inginkan dariku? Kenapa dunia sekejam ini padaku? Lindungi aku yaAllah, jangan sampai orang-orang jahat ini mencelakaiku. Aku sungguh tak bisa melihat Ibuku menangis.
Mobil berhenti disebuah rumah megah. Sepertinya rumah itu kosong. Terlihat dari tidak terurusnya halaman didepan rumah. Gita dipaksa masuk, ia diseret dan dipaksa. Gita sangat ketakutan, entah apa yang akan terjadi padanya.
"Dia? Wanita ini?" Suara wanita paruh baya itu menggelegar
"Iya, nyonya."
"Buka bekapan mulutnya, dan ikat dia di kursi itu. Aku akan berbicara dengannya."
Mereka melaksanakan perintah wanita tua tersebut. Gita takut, siapa orang ini? Apa hubungannya dia dengan orang itu? Mengapa Gita harus mengalami hal menakutkan seperti ini?
"Kenapa? Siapa kau? Kenapa kau menculikku seperti ini hah?" Bentak Gita
"Kau punya keberanian juga. Kau tak takut denganku?"
"Siapapun kau. Aku tak takut, apa mau mu hah? Lepaskan aku" Gita menggerak-gerakkan kursi
"Kalau aku Ibunya Rama, apa kau akan takut padaku?" Wanita itu ternyata Ibunya Rama
"I..iibunya Kak Rama? Ada urusan apa anda dengan saya? Saya tak pernah ada urusan dengan anda!" Gita tak menyangka wanita itu ibunya Rama
"Kau mendekati putraku, itu urusanku!" Ujar Ibu Rama.
"Aku? Aku tidak mendekati putramu! Dia yang mendekatiku. Dia yang selalu menggangguku. Dia yang selalu mengajakku, aku tak pernah meminta apa-apa darinya!" Bentak Gita
"Kau tak perlu membentakku seperti itu. Aku disini hanya ingin menolongmu."
"Memangnya aku bisa percaya dengan kata-katamu? Kau hanya wanita kejam yang tega menculikku." Tegas Gita
"Dengarkan aku, kau harus pergi kemanapun kau mau. Jangan hadir di acara hari jadi perusahaan. Tolong kau pergi saja, berlibur atau kemanapun selama hari itu. Itu akan menyelamatkanmu!" Ujar Ibu Rama
"Kenapa aku harus melakukan itu? Apa alasanmu menyuruhku seperti itu?" Gita bertanya-tanya.
"Aku tidak akan memberi tahu apa alasanku. Tolong kau berlibur saja. Cuti. Setelah itu, kau bisa kembali bekerja seperti biasanya. Bukankan menyenangkan pergi berlibur? Akan kuurus semuanya" Terang Ibu Rama
"Mana mungkin aku bisa percaya padamu. Aku tak akan melakukannya!" Gita bersikeras
"Kenapa kau ini keras kepala sekali?" Ibu Rama mulai geram
"Aku tak mengerti apa maksudmu. Aku ingin kau jelaskan padaku mengapa aku harus melakukan itu. Maaf, aku lancang terhadap mu, meskipun kau Ibu kak Rama, tapi kau juga sudah tega menculikku seperti ini" Gita
"Kau mencintainya kan?" Tanya Ibu Rama
"Ya, aku mencintainya. Tapi, dia tak tahu. Aku menutupinya selama ini. Aku takkan sampai hati menghancurkan hubungannya dengan wanita tunangannya." Jelas Gita
"Itu kau tahu. Kenapa masih saja berani dekat dengan Rama?" Ibu Rama tegas
"Aku tidak akan mengganggu Rama kalau putramu tak menggangguku." Gita melawan
"Baiklah, akan kuberi tahu kau. Dihari jadi perusahaan, Mertuaku akan menghadiri acara tersebut. Suamiku akan mengundurkan diri, dan Rama yang akan menggantikan posisi suamiku, sebagai pimpinan tertinggi perusahaan." Ucap ibu Rama
"Lalu?" Gita masih tak paham.
"Dihari peresmian itu, Siska akan datang tanpa sepengetahuan Rama, Suamiku akan memberitahukan hari pernikahan mereka. Sesegera mungkin pernikahan itu akan dilaksanakan. Kau kaget kan? Kalau kau ada dihari itu, apa kau akan sanggup? Lebih baik kau tak ada disana pada hari itu, karena kutahu rasanya akan amat menyakitkan. Apalagi Rama, dia tak akan konsentrasi jika kau ada disana hari itu. Kehadiran kau akan menghancurkan acara kami. Kumohon kau mengerti.“ Ibu Rama memperingatkan.
Gita menangis, tak menjawab apapun. Gita tak menyangka, ia tak percaya. Harapannya pupus sudah. Lantas apa yang dikatakan Rama tadi padanya? Apakah itu hanya bualan semata? Mengapa Rama memberi harapan kalau ternyata harapan itu tak bisa terwujud.
"Kau tak perlu khawatir dengan pekerjaanmu. Kau masih tetap bekerja disana. Hanya, lupakan Rama dan menurutlah. Tidak akan ada yang bisa mengganggu Rama dan Siska. Kerjasama antar dua keluarga kami, sudah terjalin sejak dulu. Kau harus tahu itu" Maya, namanya. Ibu Rama menjelaskan sedetail mungkin.
"Apa kak Rama tahu mengenai hal ini?" Tanya Gita
"Tanpa diberi tahu, dia pasti sudah tahu. Tapi, dia tak mempedulikannya setelah kau terlibat dengannya. Dia hanya memikirkan kau, Itu yang ku khawatirkan. Aku tak ingin rencana kami gagal karena kehadiranmu. Aku tak akan melakukan apapun padamu, tapi kumohon kau bekerja samalah dengan kami. Semua akan baik-baik saja sampai pengumuman resmi pernikahan anakku." Jelas Maya
"Baiklah, berikan uangmu dan aku akan berlibur sesuka hatiku. Tapi, satu permintaanku. Aku ingin kau mengirim video saat dimana peresmian dan pengumuman pernikahan itu dimulai, kumohon." Pinta Gita
"Baiklah, ajudanku akan mengurusnya nanti. Kau tak perlu melakukan apapun. Setelah kau kembali, bersikaplah seperti biasa, seolah-olah tak ada yang terjadi. Setelah peresmian, Rama akan sangat sibuk jadi kurasa dia tak akan mengganggumu." Tegas Ibu Rama
"Baiklah" Gita pasrah
"Jangan sampai Rama tahu akan hal ini. Ingat, bersikaplah seperti biasanya, kau jangan melakukan sesuatu yang aneh"
"Baiklah"
Gita pulang dengan hati dan tatapan yang kosong. Peresmian pimpinan tertinggi, dan pengumuman pernikahan? Ternyata dunia mereka sangat kejam. Gita menangis dikamarnya, tak menyangka hal ini akan terjadi. Kukira Rama akan memperjuangkan ku, dan meninggalkan Siska. Tapi ternyata ia takkan bisa melakukan apa-apa kalau keluarganya sudah campur tangan.
Mungkinkah selama ini aku di mata-matai oleh mereka? Bagaimana mereka menemukanku? Apa mungkin mereka juga tahu kalau Kak Rama pernah menciumku? Memang orang kaya bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. -Gita dalam hati-
Gita menitikkan air mata, hatinya hancur. Harusnya dulu ia tak berikan Rama kesempatan untuk menyukainya. Mungkin tak akan terjadi hal sekacau ini. Gita harus menutup rapat hatinya untuk Rama. Sudah tak ada kesempatan bagi Gita untuk bersama Rama. Gita yang sedang menangis dikagetkan dengan chatting dari orang yang sangat ingin ia hindari, yaitu Rama.
🙋♂ Rama Hanggara : Peri cantik yang baik hati 🤗
Gita hanya melihatnya, ia enggan membalas. Hatinya sakit, tak ada semangat untuknya walaupun hanya sekedar chatting dengan Rama.
🙋♂ Rama Hanggara : Kenapa tak dibalas?
Tapi, Gita berfikir. Kalau dia tak membalas Rama pasti akan curiga. Rama tak boleh curiga, ia harus terlihat biasa saja.
👸 Anggita Nindya : Ya, ada apa kak?
🙋♂ Rama Hanggara : Aku lupa meminta no handphone mu. Selama ini kita hanya chatting on facebook saja kan?
👸 Anggita Nindya : Ini kak 08123454321*
🙋♂ Rama Hanggara : Terimakasih. Kau belum tidur?
👸 Anggita Nindya : Belum, aku tak enak badan, aku tak bisa tidur
🙋♂ Rama Hanggara : Aku vidcall kamu ya sekarang?
👸 Anggita Nindya : Jangan kak. Nanti Ibu dengar. Oh iya, sepertinya besok aku tidak akan masuk kerja. Karena badanku sakit semua.
🙋♂ Rama Hanggara : Kau sakit? Yasudah kau istirahat saja. Besok sepulang kerja aku akan menengokmu.
👸 Anggita Nindya : Jangan, nanti Ibu bisa marah
🙋♂ Rama Hanggara : Memangnya umurmu berapa? Sudah seharusnya kau mengenalkan lelakimu pada Ibumu kan?
👸 Anggita Nindya : Memangnya kau lelakiku?
🙋♂ Rama Hanggara : Saat ini belum, tapi nanti aku akan meyakinkan Ibumu dan keluargaku kalau kaulah wanitaku, dan aku adalah lelakimu. Kita hanya perlu bersabar sedikit saja.
Gita menangis tak kuasa membaca pesan dari Rama. Seyakin itukah dia? Padahal keluarganya lebih pintar darinya. Itu tak akan mungkin terjadi, kak.
👸 Anggita Nindya : Aku harap kaka tidak memaksa. Tapi aku benar-benar ingin istirahat. Kakak tak perlu menengokku, ya?
🙋♂ Rama Hanggara : Baiklah kalau itu maumu. Kuharap kau segera sembuh ya. Aku tak ingin melihat kau sakit, hatiku pun ikut sakit mendengarnya.
👸 Anggita Nindya : Iya kak, pasti. Aku ngantuk, aku tidur dulu ya..
🙋♂ Rama Hanggara : Iya, peri cantikku yang baik hati. Kau memang harus tidur sekarang juga. Semoga tidurmu nyenyak, semoga mimpimu indah malam ini. Sebut aku dalam tidurmu, aku akan datang kedalam mimpimu saat itu juga.
I love u Git❤
Gita tak kuasa menahan tangis. Dia tak ingin membalasnya lagi. Itu sudah cukup menyakitkan. Rama tak sadar bahwa dia akan segera menikah. Mungkin kalau Rama tahu dihari jadi itu ia akan segera menikah dengan Siska, ia pasti berontak, dan tak tahu apa yang akan terjadi.
Malam itu Gita membereskan beberapa baju. Dia akan segera pergi berlibur sesuai intruksi Ibunya Rama. Ia tak ingin pergi, tapi ia harus tetap pergi. Kemanapun ia pergi, tak ada yang peduli. Gita harus mengajak ibunya. Berat rasanya tidak menghadiri acara mewah tersebut, tapi cara peresmian nanti akan kacau balau karena kehadirannya.
Gita mengajak Ibunya pergi ke kampung halaman kakeknya. Ibunya pun sempat heran, tapi karena Gita memaksa Ibunya mengalah dan menuruti kemauan Gita. Gita dan Ibunya akan berangkat esok hari.
Harapanku....
tinggal tenggelam
Cinta datang menyakitkan
Jangan tanyakan mengapa
Hati ini telah membisu
Cinta....
Tak bisa ditebak, apa hasratnya
Kapan ia akan datang? Kapan ia akan pergi?
Mungkinkah cinta itu menetap?
Bukan Cinta...
Kalau tak ada perjuangan
Bukan Cinta...
Kalau tak ada air mata
Cinta melengkapi semua
jalan berliku, ombak menerjang
Dia akan menepi pada tempatnya
Disaat waktu telah mengizinkannya
Menaiki puncak yang terjal
mengarungi bahtera menghanyutkan
menginjak kerikil tajam menyakitkan
Cinta tak semudah kau kira
*bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Ning cute
mestinya...wajahmu selalu terbayang bayang...suaramu terngiang ngiang ...🤔🥺
2023-05-30
0
Adreena
apa keluarga Rama gak tahu ya...jika cln istri Rama hny menganggap Rama ATM berjalan
2021-05-29
0
Reni Nurasyiah
baper😭😭😭
2021-04-24
0