Kenyataan pahit

Gita dan yang lainnya sudah kembali lagi ke Bandung. Mereka sangat sibuk, karena perayaan hari Jadi angkasa Group tinggal 3 hari lagi.

Semua dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Karena kakek Rama, sang pendiri perusahaan akan menghadiri acara tersebut. Semuanya harus sempurna, karena akan ada hal yang mengejutkan menurut gosip yang beredar di perusahaan.

"Git, kamu kasih laporan ini ke ruangan pak Direktur ya. Saya harus menghadap ke bagian analis dulu. Masih banyak yang harus saya kerjakan." Ujar Bu Dian.

"Baik, Bu" Gita mengacungkan jempolnya.

Mendengar ruang Direktur hati Gita merasa berbunga-bunga. Entah kenapa ia sangat bersemangat sekali.

Sampai diruangan Direktur, ia meminta izin pada sekretarisnya untuk masuk. Ia pun diperbolehkan masuk.

"Selamat pagi Pak Direktur" Sapa Gita ramah

"Apa yang membawamu kesini tuan puteri?" Tanya Rama dengan girang

"Aku harus menyerahkan laporan ini padamu, Pak. Bu Dian hari ini sangat sibuk sekali. Jadi aku yang mengantarnya." Gita tersenyum

"Sepertinya aku harus memberi bonus pada Bu Dian itu." Kata Rama

"Memangnya kenapa pak?" tanya Gita

"Karena dia, kau bisa datang lagi keruanganku" Ucap Rama bahagia.

"Pak Rama memang orang yang baik" Gita tersenyum

Kau cantik sekali" Rama menatap Gita

"Terima kasih pak" Gita tersipu malu

"Wajahmu selalu terngiang-ngiang dalam mimpi indahku" Rama gombal

"Tolong fokus saja pada pekerjaan kita. Ini masih jam kerja Pak." Gita tegas tapi masih tersenyum

"Kau tahu? Ini adalah perusahaan ayah dan kakekku. Terserah aku saja, suka-suka hatiku saja" Rama sombong.

"Baiklah, terserah anda saja Pak. Saya permisi akan kembali keruangan saya. Terimakasih" Gita membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Rama.

Tetapi, Rama menahan tangan Gita..

"Kau mau kemana? Kenapa buru-buru? Padahal aku masih merindukanmu." Rama memohon

"Pak...." Gita merasa sesuatu mengalir lebih cepat ketika Rama memegangnya

"Semoga kau bisa sabar menunggu. Setelah hari jadi perusahaan, aku akan membereskan masalah ini." Jawab Rama tenang

"Maksudnya Pak?" Gita tak mengerti

"Kau mungkin menganggap aku hanya bercanda denganmu. Tapi, itu salah. Aku akan menyelesaikan semua urusanku dengan Siska. Aku akan melepaskannya dan akan memperjuangkan cintaku untukmu. Aku tak ingin kau pergi dariku, hatiku takkan sanggup lama-lama jauh denganmu. Tunggulah sebentar lagi, aku akan datang menjemput cinta kita" Tegas Rama

Gita sangat bahagia. Hatinya merasa benar-benar terkejut mendengar Rama mengucapkan hal itu. Gita senang, tapi ada kesedihan dalam raut wajahnya. Apa melepaskan Siska akan semudah itu? Apa dia akan diterima oleh keluarga besar Rama? Ketakutan masih hinggap dihatinya.

"Kak, tapi aku..." Gita terhenti. Rama menutup mulut Gita dengan mulutnya lagi

Ciuman hangat dan lembut itu terjadi lagi. Kali ini Rama sangat bergairah melihat Gita. Senyum manis yang merekah dibibirnya, tak dapat Rama tahan, ingin segara melahapnya dengan penuh rasa cinta dan kehangatan.

Rama tak mau mendengar Gita berbicara kata "tapi" Dia tau itu sanggahan yang akan menurunkan rasa semangatnya untuk mendapatkan Gita. Gita selalu saja membuat Rama tak tahan ingin menciumnya.

Wanita cantik itu menolak sebuah ciuman yang diberikan Rama padanya. Ia sangat takut, disini adalah kantornya tempat bekerja, ia takut dimarahi dan dipecat oleh atasan yang lain. Sungguh Gita sudah seperti masuk dalam jurang kalau sampai ada yang tahu mengenai hal ini.

Gita tak menyangka cintanya dengan Rama akan serumit ini. Kenapa Rama harus menjadi atasannya? Kenapa Rama harus orang yang mempunyai perusahaan ini? Sepertinya semuanya tak akan berjalan dengan mudah. Gita harus siap akan resiko yang terjadi.

"Pak, tolong. Jangan lakukan hal seperti ini dikantor. Aku sangat takut." Gita menunduk

"Kenapa kau takut? Waktu didalam mobil kau jelas-jelas membalas ciumanku." Tegas Rama

"Aku bawahanmu disini, aku takut dipecat telah bertindak bodoh seperti itu" Gita sangat takut

"Memang siapa yang berani memecatmu? Adakah orang disini yang berani denganku?" Rama sok kuasa

"Kau memang berkuasa pak, tapi aku hanya orang biasa disini. Ketakutan selalu hinggap pada diriku. Jadi kumohon jangan lakukan hal seperti itu lagi disini." Gita memohon.

"Baiklah. Kalau di kantor tidak boleh, berarti diluar aku bisa menciummu, begitu? Rama genit

" NGGAKKKKK!" Gita kesal

"Baiklah, baiklah. Maafkan aku. Kenapa sensitif sekali sih?" Rama tersenyum

"Terserah saja, sesuka hatimu mengumpati aku. Aku tak akan marah disini. Lihat saja, Akan ku balas nanti diluar kantor!" Gita tak mau kalah

" Baiklah, aku sangat menantikannya. Maksudmu membalas ciumanku diluar kantor, begitu?" Rama tertawa

"Pak Ramaaaaaaaa. Arrghhhh" Gita geram

Gita kesal dengan tingkah laku Rama. Tak menyangka ia menyebalkan seperti itu ketika dikantor. Gita kembali keruangannya dan mulai mengerjakan tugasnya yang lain. Hari ini benar-benar menyita waktu. Sampai pada akhirnya Gita harus lembur dua jam.

Hari sudah menujukan pukul lima sore. Gita telah selesai dengan pekerjaannya dan bergegas segera pulang. Sore itu sangat dingin sekali. Jalanan tidak seramai seperti biasanya. Gita teringat ketika pertama kali Rama mengajaknya pulang, ia sungguh merindukan hal itu.

10 menit ia menunggu angkutan umum yang tak kunjung datang, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapannya. Gita kaget, mereka membekap dan memaksa Gita masuk kedalam mobil. Gita menangis dan meminta tolong, tapi tak ada yang mendengarnya. Ia tak mengerti kenapa hal seperti ini terjadi padanya. Orang-orang itu memakai masker dan kacamata hitam, Gita tak bisa mengenali mereka. Mulut Gita ditutup rapat, sehingga ia berteriak pun tak akan ada yang mendengarnya, apalagi mobil melaju sangat kencang sekali.

Mengapa nasib buruk menimpanya? Apa yang terjadi padanya? Siapa orang-orang ini? Apa yang mereka inginkan dari Gita? Gita menangis, takut, dan tidak percaya ia bisa mengalami hal seperti ini.

"Kalau kau ingin selamat, cukup diam saja dan jangan banyak bicara." Bentak pria kejam tersebut.

Oh Tuhan, kenapa ini? Aku tak mengerti. Apa yang terjadi padaku? Apa yang mereka inginkan dariku? Kenapa dunia sekejam ini padaku? Lindungi aku yaAllah, jangan sampai orang-orang jahat ini mencelakaiku. Aku sungguh tak bisa melihat Ibuku menangis.

Mobil berhenti disebuah rumah megah. Sepertinya rumah itu kosong. Terlihat dari tidak terurusnya halaman didepan rumah. Gita dipaksa masuk, ia diseret dan dipaksa. Gita sangat ketakutan, entah apa yang akan terjadi padanya.

"Dia? Wanita ini?" Suara wanita paruh baya itu menggelegar

"Iya, nyonya."

"Buka bekapan mulutnya, dan ikat dia di kursi itu. Aku akan berbicara dengannya."

Mereka melaksanakan perintah wanita tua tersebut. Gita takut, siapa orang ini? Apa hubungannya dia dengan orang itu? Mengapa Gita harus mengalami hal menakutkan seperti ini?

"Kenapa? Siapa kau? Kenapa kau menculikku seperti ini hah?" Bentak Gita

"Kau punya keberanian juga. Kau tak takut denganku?"

"Siapapun kau. Aku tak takut, apa mau mu hah? Lepaskan aku" Gita menggerak-gerakkan kursi

"Kalau aku Ibunya Rama, apa kau akan takut padaku?" Wanita itu ternyata Ibunya Rama

"I..iibunya Kak Rama? Ada urusan apa anda dengan saya? Saya tak pernah ada urusan dengan anda!" Gita tak menyangka wanita itu ibunya Rama

"Kau mendekati putraku, itu urusanku!" Ujar Ibu Rama.

"Aku? Aku tidak mendekati putramu! Dia yang mendekatiku. Dia yang selalu menggangguku. Dia yang selalu mengajakku, aku tak pernah meminta apa-apa darinya!" Bentak Gita

"Kau tak perlu membentakku seperti itu. Aku disini hanya ingin menolongmu."

"Memangnya aku bisa percaya dengan kata-katamu? Kau hanya wanita kejam yang tega menculikku." Tegas Gita

"Dengarkan aku, kau harus pergi kemanapun kau mau. Jangan hadir di acara hari jadi perusahaan. Tolong kau pergi saja, berlibur atau kemanapun selama hari itu. Itu akan menyelamatkanmu!" Ujar Ibu Rama

"Kenapa aku harus melakukan itu? Apa alasanmu menyuruhku seperti itu?" Gita bertanya-tanya.

"Aku tidak akan memberi tahu apa alasanku. Tolong kau berlibur saja. Cuti. Setelah itu, kau bisa kembali bekerja seperti biasanya. Bukankan menyenangkan pergi berlibur? Akan kuurus semuanya" Terang Ibu Rama

"Mana mungkin aku bisa percaya padamu. Aku tak akan melakukannya!" Gita bersikeras

"Kenapa kau ini keras kepala sekali?" Ibu Rama mulai geram

"Aku tak mengerti apa maksudmu. Aku ingin kau jelaskan padaku mengapa aku harus melakukan itu. Maaf, aku lancang terhadap mu, meskipun kau Ibu kak Rama, tapi kau juga sudah tega menculikku seperti ini" Gita

"Kau mencintainya kan?" Tanya Ibu Rama

"Ya, aku mencintainya. Tapi, dia tak tahu. Aku menutupinya selama ini. Aku takkan sampai hati menghancurkan hubungannya dengan wanita tunangannya." Jelas Gita

"Itu kau tahu. Kenapa masih saja berani dekat dengan Rama?" Ibu Rama tegas

"Aku tidak akan mengganggu Rama kalau putramu tak menggangguku." Gita melawan

"Baiklah, akan kuberi tahu kau. Dihari jadi perusahaan, Mertuaku akan menghadiri acara tersebut. Suamiku akan mengundurkan diri, dan Rama yang akan menggantikan posisi suamiku, sebagai pimpinan tertinggi perusahaan." Ucap ibu Rama

"Lalu?" Gita masih tak paham.

"Dihari peresmian itu, Siska akan datang tanpa sepengetahuan Rama, Suamiku akan memberitahukan hari pernikahan mereka. Sesegera mungkin pernikahan itu akan dilaksanakan. Kau kaget kan? Kalau kau ada dihari itu, apa kau akan sanggup? Lebih baik kau tak ada disana pada hari itu, karena kutahu rasanya akan amat menyakitkan. Apalagi Rama, dia tak akan konsentrasi jika kau ada disana hari itu. Kehadiran kau akan menghancurkan acara kami. Kumohon kau mengerti.“ Ibu Rama memperingatkan.

Gita menangis, tak menjawab apapun. Gita tak menyangka, ia tak percaya. Harapannya pupus sudah. Lantas apa yang dikatakan Rama tadi padanya? Apakah itu hanya bualan semata? Mengapa Rama memberi harapan kalau ternyata harapan itu tak bisa terwujud.

"Kau tak perlu khawatir dengan pekerjaanmu. Kau masih tetap bekerja disana. Hanya, lupakan Rama dan menurutlah. Tidak akan ada yang bisa mengganggu Rama dan Siska. Kerjasama antar dua keluarga kami, sudah terjalin sejak dulu. Kau harus tahu itu" Maya, namanya. Ibu Rama menjelaskan sedetail mungkin.

"Apa kak Rama tahu mengenai hal ini?" Tanya Gita

"Tanpa diberi tahu, dia pasti sudah tahu. Tapi, dia tak mempedulikannya setelah kau terlibat dengannya. Dia hanya memikirkan kau, Itu yang ku khawatirkan. Aku tak ingin rencana kami gagal karena kehadiranmu. Aku tak akan melakukan apapun padamu, tapi kumohon kau bekerja samalah dengan kami. Semua akan baik-baik saja sampai pengumuman resmi pernikahan anakku." Jelas Maya

"Baiklah, berikan uangmu dan aku akan berlibur sesuka hatiku. Tapi, satu permintaanku. Aku ingin kau mengirim video saat dimana peresmian dan pengumuman pernikahan itu dimulai, kumohon." Pinta Gita

"Baiklah, ajudanku akan mengurusnya nanti. Kau tak perlu melakukan apapun. Setelah kau kembali, bersikaplah seperti biasa, seolah-olah tak ada yang terjadi. Setelah peresmian, Rama akan sangat sibuk jadi kurasa dia tak akan mengganggumu." Tegas Ibu Rama

"Baiklah" Gita pasrah

"Jangan sampai Rama tahu akan hal ini. Ingat, bersikaplah seperti biasanya, kau jangan melakukan sesuatu yang aneh"

"Baiklah"

Gita pulang dengan hati dan tatapan yang kosong. Peresmian pimpinan tertinggi, dan pengumuman pernikahan? Ternyata dunia mereka sangat kejam. Gita menangis dikamarnya, tak menyangka hal ini akan terjadi. Kukira Rama akan memperjuangkan ku, dan meninggalkan Siska. Tapi ternyata ia takkan bisa melakukan apa-apa kalau keluarganya sudah campur tangan.

Mungkinkah selama ini aku di mata-matai oleh mereka? Bagaimana mereka menemukanku? Apa mungkin mereka juga tahu kalau Kak Rama pernah menciumku? Memang orang kaya bisa melakukan apapun yang mereka inginkan. -Gita dalam hati-

Gita menitikkan air mata, hatinya hancur. Harusnya dulu ia tak berikan Rama kesempatan untuk menyukainya. Mungkin tak akan terjadi hal sekacau ini. Gita harus menutup rapat hatinya untuk Rama. Sudah tak ada kesempatan bagi Gita untuk bersama Rama. Gita yang sedang menangis dikagetkan dengan chatting dari orang yang sangat ingin ia hindari, yaitu Rama.

🙋‍♂ Rama Hanggara : Peri cantik yang baik hati 🤗

Gita hanya melihatnya, ia enggan membalas. Hatinya sakit, tak ada semangat untuknya walaupun hanya sekedar chatting dengan Rama.

🙋‍♂ Rama Hanggara : Kenapa tak dibalas?

Tapi, Gita berfikir. Kalau dia tak membalas Rama pasti akan curiga. Rama tak boleh curiga, ia harus terlihat biasa saja.

👸 Anggita Nindya : Ya, ada apa kak?

🙋‍♂ Rama Hanggara : Aku lupa meminta no handphone mu. Selama ini kita hanya chatting on facebook saja kan?

👸 Anggita Nindya : Ini kak 08123454321*

🙋‍♂ Rama Hanggara : Terimakasih. Kau belum tidur?

👸 Anggita Nindya : Belum, aku tak enak badan, aku tak bisa tidur

🙋‍♂ Rama Hanggara : Aku vidcall kamu ya sekarang?

👸 Anggita Nindya : Jangan kak. Nanti Ibu dengar. Oh iya, sepertinya besok aku tidak akan masuk kerja. Karena badanku sakit semua.

🙋‍♂ Rama Hanggara : Kau sakit? Yasudah kau istirahat saja. Besok sepulang kerja aku akan menengokmu.

👸 Anggita Nindya : Jangan, nanti Ibu bisa marah

🙋‍♂ Rama Hanggara : Memangnya umurmu berapa? Sudah seharusnya kau mengenalkan lelakimu pada Ibumu kan?

👸 Anggita Nindya : Memangnya kau lelakiku?

🙋‍♂ Rama Hanggara : Saat ini belum, tapi nanti aku akan meyakinkan Ibumu dan keluargaku kalau kaulah wanitaku, dan aku adalah lelakimu. Kita hanya perlu bersabar sedikit saja.

Gita menangis tak kuasa membaca pesan dari Rama. Seyakin itukah dia? Padahal keluarganya lebih pintar darinya. Itu tak akan mungkin terjadi, kak.

👸 Anggita Nindya : Aku harap kaka tidak memaksa. Tapi aku benar-benar ingin istirahat. Kakak tak perlu menengokku, ya?

🙋‍♂ Rama Hanggara : Baiklah kalau itu maumu. Kuharap kau segera sembuh ya. Aku tak ingin melihat kau sakit, hatiku pun ikut sakit mendengarnya.

👸 Anggita Nindya : Iya kak, pasti. Aku ngantuk, aku tidur dulu ya..

🙋‍♂ Rama Hanggara : Iya, peri cantikku yang baik hati. Kau memang harus tidur sekarang juga. Semoga tidurmu nyenyak, semoga mimpimu indah malam ini. Sebut aku dalam tidurmu, aku akan datang kedalam mimpimu saat itu juga.

I love u Git❤

Gita tak kuasa menahan tangis. Dia tak ingin membalasnya lagi. Itu sudah cukup menyakitkan. Rama tak sadar bahwa dia akan segera menikah. Mungkin kalau Rama tahu dihari jadi itu ia akan segera menikah dengan Siska, ia pasti berontak, dan tak tahu apa yang akan terjadi.

Malam itu Gita membereskan beberapa baju. Dia akan segera pergi berlibur sesuai intruksi Ibunya Rama. Ia tak ingin pergi, tapi ia harus tetap pergi. Kemanapun ia pergi, tak ada yang peduli. Gita harus mengajak ibunya. Berat rasanya tidak menghadiri acara mewah tersebut, tapi cara peresmian nanti akan kacau balau karena kehadirannya.

Gita mengajak Ibunya pergi ke kampung halaman kakeknya. Ibunya pun sempat heran, tapi karena Gita memaksa Ibunya mengalah dan menuruti kemauan Gita. Gita dan Ibunya akan berangkat esok hari.

Harapanku....

tinggal tenggelam

Cinta datang menyakitkan

Jangan tanyakan mengapa

Hati ini telah membisu

Cinta....

Tak bisa ditebak, apa hasratnya

Kapan ia akan datang? Kapan ia akan pergi?

Mungkinkah cinta itu menetap?

Bukan Cinta...

Kalau tak ada perjuangan

Bukan Cinta...

Kalau tak ada air mata

Cinta melengkapi semua

jalan berliku, ombak menerjang

Dia akan menepi pada tempatnya

Disaat waktu telah mengizinkannya

Menaiki puncak yang terjal

mengarungi bahtera menghanyutkan

menginjak kerikil tajam menyakitkan

Cinta tak semudah kau kira

*bersambung*

Terpopuler

Comments

Ning cute

Ning cute

mestinya...wajahmu selalu terbayang bayang...suaramu terngiang ngiang ...🤔🥺

2023-05-30

0

Adreena

Adreena

apa keluarga Rama gak tahu ya...jika cln istri Rama hny menganggap Rama ATM berjalan

2021-05-29

0

Reni Nurasyiah

Reni Nurasyiah

baper😭😭😭

2021-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Pandangan Pertama
2 Akhirnya bertemu
3 Fakta mengejutkan
4 Cinta itu rumit
5 Kisah Rama
6 Reuni
7 Berdua denganmu
8 Chatting on facebook
9 Full time with you
10 perasaanku sesungguhnya
11 Kesalahan termanis
12 On the way Bali
13 Di Pantai itu..
14 Memories at the sea
15 Kenyataan pahit
16 pengumuman pernikahan
17 Menemukanmu
18 Dirumah Sakit
19 kembali ke bandung
20 Rencana jahat Siska
21 Jebakan Siska
22 Maafkan aku Gita
23 Jangan tinggalkan aku
24 Sepertinya.......
25 Meet Siska, Meet Vina.
26 Maaf, aku pergi.
27 Gita, dimana kau?
28 Perkenalan
29 Isi hati
30 dekat denganmu & kegilaan Siska
31 Selalu saja bayangmu
32 Jalan-jalan with Gilvan
33 Aku mencintaimu
34 Hubungan serius
35 Kejujuranku
36 Mendesak Siska
37 Pengakuan
38 Pengakuan 2
39 Makan malam
40 Kerumah Gita
41 Menuju Malaysia
42 bertemu Vina
43 pertemuan denganmu
44 bertemu di rumah sakit
45 bertemu Ibunya
46 dirumah Gita
47 periksa kandungan
48 melahirkan buah hati
49 perseteruan
50 Vina
51 salam perpisahan
52 Kembali lagi
53 pulang
54 Tentang Siska
55 Pengawal Rey
56 Masalah baru
57 menuju hari bahagia
58 Permintaan Siska
59 Bayi Siska
60 surprise
61 Dikamar itu
62 Gilvan dan vina?
63 Menua bersamamu
64 Happy wedding
65 Malam itu
66 Baju Renang
67 kejujuran hati
68 Gara-gara Dimas
69 Tentang Nakka
70 Kehadiran Gilvan
71 Kesalahan terbesar
72 Rama usil
73 Hancurnya Vina
74 teka-teki
75 malam kedua
76 Rahasia Vina
77 POV Vina
78 Malam panjang
79 Bekerja hari 1
80 Ke rumah Vina
81 Sebenarnya.....
82 All about Vina
83 Hati yang terluka
84 meeting
85 Aku cemburu
86 H-1 Malaysia
87 Berangkat bersamaan
88 Malaysia dan Bandung
89 Lathi Challenge
90 Honeymoon part 1
91 Hari kedua
92 Kisah romantis
93 Ancaman
94 Ada aku untukmu
95 Bertemu GILVAN
96 Terluka
97 Sakit hati..
98 Kenapa harus Gita?
99 DILEMA
100 Melemparkan sahabatmu!
101 Ingatkah?
102 Maafkan aku, ya!
103 New York
104 Miaaaaaa
105 Merayu
106 Ingin bertemu
107 pembantu
108 Tas branded
109 Gita & Rama
110 apartemen
111 kebun binatang
112 POV Vina dan Gilvan
113 POV 2 Couple
114 Cinta
115 Cinta pertama
116 New York hari 1
117 New York 2
118 New York 3
119 New York 4
120 Mengungkap Fakta
121 kejujuran yang menyakitkan
122 Merelakan kepergian
123 Terakhir
124 Ekstra Part
125 Ekstra Part 2
126 Season 2 1. Surat Wasiat
127 S2 2. Gilvan kemana?
128 3. Bayi Perempuan
129 4. Siapa itu?
130 5. Teman baru
131 S2 6. GILVAN
132 Makan malam
133 Pertemuan
134 penjelasan
135 Perasaan ini?
136 bertemu gita
137 curhat
138 restoran
139 Gelisah
140 datang kembali
141 Anak itu..
142 Gita dan Rama
143 Mungkinkah dia?
144 melihat buaya
145 Siapa dia?
146 Vina masih egois
147 bertemu bersama
148 BUKTI
149 Pelayan baru
150 Akhirnya, aku tahu
151 Bantu aku
152 Apa maumu?
153 Kepala batu!
154 Tak ingat!
155 Ayo, pergi
156 Aku rindu
157 Maafkan kesalahanku
158 bertemu buaya lagi
159 Harus bagaimana?
160 Tak ku sangka
161 Terima kasih
162 Ketahuan
163 Aku jelaskan!
164 Ini untukmu..
165 Kepergok
166 Terbongkar
167 Jawaban
168 Lebih cepat lebih baik, tapi?
169 pertemuan pertama
170 One step Closer
171 perjodohan
172 Lampu hijau
173 Itu cucuku
174 bertemu!!!
175 Lamaran dan kemarahan
176 Perjanjian
177 Dilema kah?
178 Melihat kamu dan dia.
179 Menjelang..
180 Cie, Vina.
181 Perfect wedding
182 Yang kedua kalinya
183 Ada apa denganmu, Raina?
184 Lusa?
185 Membeli Mahar.
186 Hari pertama SAH
187 Masih saja, jutek.
188 Raina-ku
189 Lika-liku Raina.
190 Istri Fadli kah?
191 Wanita pintar ngeles
192 Belikan apa ya?
193 Tidur di sampingmu
194 Aku akan mencobanya!
195 Ke restoran Fadli.
196 Ketakutan Raina.
197 Duo gengsi
198 Tutorial dan referensi
199 Kita putus!
200 Aku hanya iseng!
201 Gimana rasanya?
202 Tahu ritme, gak sih?
203 Bertemu orang tuamu
204 Ada apa denganmu?
205 Melihat matahari terbenam.
206 Kasihan kamu, Fadli.
207 Keceplosan deh!
208 Romance Dinner
209 Bercinta dengan cinta
210 Mulai berani.
211 Menemui mu.
212 Menuju kebahagiaan
213 Wisuda
214 Akhir sebuah kisah.
215 Bonus chapter 1
216 Bonus Chapter 2.
217 Bonus Chapter 3, TAMAT.
218 Novel baru Kanayya & Kanakka
219 PENGUMUMAN JUDUL KANAKKA
220 Baca Yukkkkk
Episodes

Updated 220 Episodes

1
Pandangan Pertama
2
Akhirnya bertemu
3
Fakta mengejutkan
4
Cinta itu rumit
5
Kisah Rama
6
Reuni
7
Berdua denganmu
8
Chatting on facebook
9
Full time with you
10
perasaanku sesungguhnya
11
Kesalahan termanis
12
On the way Bali
13
Di Pantai itu..
14
Memories at the sea
15
Kenyataan pahit
16
pengumuman pernikahan
17
Menemukanmu
18
Dirumah Sakit
19
kembali ke bandung
20
Rencana jahat Siska
21
Jebakan Siska
22
Maafkan aku Gita
23
Jangan tinggalkan aku
24
Sepertinya.......
25
Meet Siska, Meet Vina.
26
Maaf, aku pergi.
27
Gita, dimana kau?
28
Perkenalan
29
Isi hati
30
dekat denganmu & kegilaan Siska
31
Selalu saja bayangmu
32
Jalan-jalan with Gilvan
33
Aku mencintaimu
34
Hubungan serius
35
Kejujuranku
36
Mendesak Siska
37
Pengakuan
38
Pengakuan 2
39
Makan malam
40
Kerumah Gita
41
Menuju Malaysia
42
bertemu Vina
43
pertemuan denganmu
44
bertemu di rumah sakit
45
bertemu Ibunya
46
dirumah Gita
47
periksa kandungan
48
melahirkan buah hati
49
perseteruan
50
Vina
51
salam perpisahan
52
Kembali lagi
53
pulang
54
Tentang Siska
55
Pengawal Rey
56
Masalah baru
57
menuju hari bahagia
58
Permintaan Siska
59
Bayi Siska
60
surprise
61
Dikamar itu
62
Gilvan dan vina?
63
Menua bersamamu
64
Happy wedding
65
Malam itu
66
Baju Renang
67
kejujuran hati
68
Gara-gara Dimas
69
Tentang Nakka
70
Kehadiran Gilvan
71
Kesalahan terbesar
72
Rama usil
73
Hancurnya Vina
74
teka-teki
75
malam kedua
76
Rahasia Vina
77
POV Vina
78
Malam panjang
79
Bekerja hari 1
80
Ke rumah Vina
81
Sebenarnya.....
82
All about Vina
83
Hati yang terluka
84
meeting
85
Aku cemburu
86
H-1 Malaysia
87
Berangkat bersamaan
88
Malaysia dan Bandung
89
Lathi Challenge
90
Honeymoon part 1
91
Hari kedua
92
Kisah romantis
93
Ancaman
94
Ada aku untukmu
95
Bertemu GILVAN
96
Terluka
97
Sakit hati..
98
Kenapa harus Gita?
99
DILEMA
100
Melemparkan sahabatmu!
101
Ingatkah?
102
Maafkan aku, ya!
103
New York
104
Miaaaaaa
105
Merayu
106
Ingin bertemu
107
pembantu
108
Tas branded
109
Gita & Rama
110
apartemen
111
kebun binatang
112
POV Vina dan Gilvan
113
POV 2 Couple
114
Cinta
115
Cinta pertama
116
New York hari 1
117
New York 2
118
New York 3
119
New York 4
120
Mengungkap Fakta
121
kejujuran yang menyakitkan
122
Merelakan kepergian
123
Terakhir
124
Ekstra Part
125
Ekstra Part 2
126
Season 2 1. Surat Wasiat
127
S2 2. Gilvan kemana?
128
3. Bayi Perempuan
129
4. Siapa itu?
130
5. Teman baru
131
S2 6. GILVAN
132
Makan malam
133
Pertemuan
134
penjelasan
135
Perasaan ini?
136
bertemu gita
137
curhat
138
restoran
139
Gelisah
140
datang kembali
141
Anak itu..
142
Gita dan Rama
143
Mungkinkah dia?
144
melihat buaya
145
Siapa dia?
146
Vina masih egois
147
bertemu bersama
148
BUKTI
149
Pelayan baru
150
Akhirnya, aku tahu
151
Bantu aku
152
Apa maumu?
153
Kepala batu!
154
Tak ingat!
155
Ayo, pergi
156
Aku rindu
157
Maafkan kesalahanku
158
bertemu buaya lagi
159
Harus bagaimana?
160
Tak ku sangka
161
Terima kasih
162
Ketahuan
163
Aku jelaskan!
164
Ini untukmu..
165
Kepergok
166
Terbongkar
167
Jawaban
168
Lebih cepat lebih baik, tapi?
169
pertemuan pertama
170
One step Closer
171
perjodohan
172
Lampu hijau
173
Itu cucuku
174
bertemu!!!
175
Lamaran dan kemarahan
176
Perjanjian
177
Dilema kah?
178
Melihat kamu dan dia.
179
Menjelang..
180
Cie, Vina.
181
Perfect wedding
182
Yang kedua kalinya
183
Ada apa denganmu, Raina?
184
Lusa?
185
Membeli Mahar.
186
Hari pertama SAH
187
Masih saja, jutek.
188
Raina-ku
189
Lika-liku Raina.
190
Istri Fadli kah?
191
Wanita pintar ngeles
192
Belikan apa ya?
193
Tidur di sampingmu
194
Aku akan mencobanya!
195
Ke restoran Fadli.
196
Ketakutan Raina.
197
Duo gengsi
198
Tutorial dan referensi
199
Kita putus!
200
Aku hanya iseng!
201
Gimana rasanya?
202
Tahu ritme, gak sih?
203
Bertemu orang tuamu
204
Ada apa denganmu?
205
Melihat matahari terbenam.
206
Kasihan kamu, Fadli.
207
Keceplosan deh!
208
Romance Dinner
209
Bercinta dengan cinta
210
Mulai berani.
211
Menemui mu.
212
Menuju kebahagiaan
213
Wisuda
214
Akhir sebuah kisah.
215
Bonus chapter 1
216
Bonus Chapter 2.
217
Bonus Chapter 3, TAMAT.
218
Novel baru Kanayya & Kanakka
219
PENGUMUMAN JUDUL KANAKKA
220
Baca Yukkkkk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!